PENDAHULUAN

Penyakit kulit yang sering terjadi di kalangan remaja maupun dewasa muda adalah acne atau biasa
disebut jerawat. Jerawat adalah penyakit kulit obstruktif dan inflamatif kronik pada pilosebasea. Faktor
utama penyebab munculnya jerawat adalah adanya peningkatan produksi sebum atau kelenjar minyak
pada kulit, peluruhan keratinosit serta adanya pertumbuhan bakteri disaluran pilosebasea yang secara
alami terkandung dalam kulit normal.Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau
bahkan mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan. Antibiotik
merupakan pilihan utama pengobatan jerawat namun dapat menimbulkan efek samping yaitu iritasi dan
resistensi sehingga perlu diperhatikan penggunaannya. Masalah yang ditimbulkan akibat penggunaan
antibiotik harus dicari alternatif lainnya, yakni dengan menggunakan tanaman herbal dengan harapan
dapat meminimalkan efek samping penggunaan obat

Tanaman yang dipercaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri salah satunya adalah tanaman
pepaya. Tanaman pepaya adalah tanaman yang berasal dari famili Caricaceae. Bagian pohon pepaya
seperti akar, batang, daun, daging buah, bahkan biji telah diteliti mempunyai aktivitas antibakteri
terhadap bakteri Gram positif maupun Gram negatif. Dari penelitian tersebut tidak menutup
kemungkinan bahwa kulit buah pepaya juga efektif sebagai antibakteri.Secara empiris, masyarakat
Papua Nugini menggunakan kulit buah pepaya sebagai bahan penyembuh untuk menanggulangi ruam
kulit, kulit yang terbakar sinar matahari, dan menghilangkan noda hitam di wajah yang mengganggu
penampilan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kulit buah pepaya mengandung senyawa
triterpenoid, alkaloid, antrakuinon, flavonoid.Beberapa studi melaporkan bahwa adanya aktivitas
antibakteri pada berbagai senyawa fenolik dan senyawa turunan lainnya.Berdasarkan latar belakang di
atas penulis ingin melakukan penelitian tentang uji aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah pepaya
terhadap bakteri penyebab jerawat (P. acnes)