Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

“PENGARUH ALLELOPATI BEBERAPA JENIS TANAMAN TERHADAP


PERKECAMBAH”

Disusun Oleh :

Pikri 2084205023

Kelas 6.1 P.Biologi

Kelompok 3

1. Rama Rizki Kurniawan 2084205028

2. Rivera Etris 2084205019

2. Claudini Junita bakkara 2084205018


3. Septia Ningsih 2084205002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN VOKASI

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

PEKANBARU
2023

BAB I

1.1 Latar Belakang

Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara


makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia.
Pendapat lain mengungkapkan bahwa alelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu
individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan
jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini diartikan
sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap
perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan untuk
menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu senyawa
kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan. (Estiti B Hidayat, 1995)

Zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat allelopati dilepaskan oleh
tumbuhan penghasilnya ke lingkungan tumbuhan lain melalui beberapa cara antara lain
melalui serasah yang telah jatuh kemudian membusuk, melalui pencucian daun atau
batang oleh air hujan, melalui penguapan dari permukaan organ-organ tumbuhan, dan
eksudasi melalui akar (root exudation) ke dalam tanah. Contoh jenis tumbuhan yang
mengeluarkan zat kimia bersifat allelopati melalui daun, misalnya Adenostena
fasciculatum, Eucalyptus globules, Camelina alyssum, Erenophylla mitchellii, yang
mengeluarkan zat allelopati melalui perakaran misalnya gandum, gandum hitam, dan
apel, sedangkan yang mengeluarkan zat allelopati melalui pembusukan misalnya
Helianthus, Aster, dan Agropyron repens (Indrianto 2006).

11. Tujuan Pratikum

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh allelopati dari


beberapa jenis tanaman terhadap perkecambahan/pertumbuhan tanaman.

1.2 Manfaat Pratikum


Mahasiswa dapat mempelajari pengaruh allelopati dari beberapa jenis
tanaman terhadap perkecambahan/pertumbuhan tanaman

BAB II

LANDASAN TEORI

Tumbuhan dapat menghasilkan senyawa alelokimia yang merupakan


metabolit sekunder di bagian akar, rizoma, daun, serbuk sari, bunga, batang, dan biji.
Fungsi dari senyawa alelokimia tersebut belum diketahui secara pasti, namun beberapa
senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai pertahanan terhadap herbivora dan patogen
tanaman. Tanaman yang rentan terhadap senyawa alelokimia dari tanaman lainnya
dapat mengalami gangguan pada proses perkecambahan, pertumbuhan, serta
perkembangannya. Perubahan morfologis yang sering terjadi akibat paparan senyawa
alelokimia adalah perlambatan atau penghambatan perkecambahan biji, perpanjangan
koleoptil, radikula, tunas, dan akar (Sukman, 1991).

Dalam persaingan antara individu-individu dari jenis yang sama atau jenis
yang berbeda untuk memperebutkan kebutuhan-kehbutuhan yang sama terhadap faktor-
faktor pertumbuhan, kadang-kadang suatu jenis tumbuhan mengeluarkan senyawa kimia
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dari anaknya sendiri. Peristiwa semacam ini
disebut allelopati. Allelopati terjadi karena adanya senyawa yang bersifat menghambat.
Senyawa tersebut tergolong senyawa sekunder karena timbulnya sporadis dan tidak
berperan dalam metabolisme primer organisme organisme. Hambatan dan gangguan
allelopati dapat terjadi pada perbandingan dan perpanjangan sel, aktivitas giberelin dan
IAA, penyerapan hara mineral, laju fotosintesis, respirasi, pembukaan stomata, sistem
protein, dan aktivitas enzim tanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya daya
hambat senyawa kimia penyebab allelopati dari tanaman antara lain jenis tanaman yang
menghasilkan, macam tanaman yang dipengaruhi, keadaan pada waktu sisa tanaman
mengalami perombakan (Odum, 1998).

Menurut Mc.Naughton and Wolf (1990; 132 ) menyatakan bahwa "Allelopati


dapat meningkatkan agresivitas gulma didalam hubungan interaksi antara gulma dan
tanaman melalui eksudat yang di keluarkannya, yang tercuci,yang teruapkan,atau
melalui hasil pembusukan bagian-bagian organ yang telah mati. Beberapa jenis tanaman
yang mempunyai efek allelopati adalah Pinus merkusii, Imperata silindrica, Musa spp,
dan Acacia mangium, dsb. Dalam pengaruhnya, Allelopati memiliki pengaruh yaitu
antara lain senyawa allelopati dapa menghambat penyerapan hara yaitu dengan
menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan, beberapa allelopat
menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan,mempengaruhi pembesaran sel
tumbuhan, menghambat respirasi akar, menghambat sintesa protein, menurunkan daya
pemeabilitas membran pada sel tumbuhan dan dapat mengahambat aktivitas enzim.
(Naughton, 1992).

Fenomena alelopati mencakup semua tipe interaksi kimia antar


tumbuhan,antar mikroorganisme, atau antara tumbuhan dan mikroorganisme Interaksi
tersebut meliputi penghambatan dan pemacuan secara langsung atau tidak langsung
suatu senyawa kimia. yang dibentuk oleh suatu organisme (tumbuhan, hewan atau
mikrobia) terhadap pertumbuhan dan perkembangan organisme lain. Senyawa kimia
yang berperan dalam mekanisme itu disebut alelokimia. Pengaruh alelokimia bersifat
selektif, yaitu berpengaruh terhadap jenis organisme tertentu namun tidak terhadap
organisme lain (Hay, R.K. M dan Fitter. 1991).

Zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat allelopathy dilepaskan oleh
tumbuhan penghasilnya ke lingkungan tumbuhan lain melalui beberapa cara antara lain
melalui serasah yang telah jatuh kemudian membusuk, melalui pencucian daun atau
batang oleh air hujan, melalui penguapan dari permukaan organ-organ tumbuhan, dan
eksudasi melalui akar (root exudation) ke dalam tanah. Contoh jenis tumbuhan yang
mengeluarkan zat kimia bersifat allelopatyy melalui daun, misalnya Adenostena
fasciculatum, Eucalyptus globules. Camelina alyssum. Erenophylla mitchellii, yang
mengeluarkan zat allelopathy melalui perakaran misalnya gandum, gandum hitam, dan
apel, sedangkan yang mengeluarkan zat Allelopathy melalui pembusukan nisalnya
Helianthus. Aster, dan Agropyron repens (Setyowati, 1999).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Bertempat di samping laboratorium Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan


dan Vokasi, Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru, Selasa, 2 Mei 2023.

3.2 Alat dan Bahan

Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

 Bagian akar atau daun alang-alang (Imperata cylindrica) dan rumput teki
(Cyprinus sp)
 Biji tanaman yang cepat berkecambah, misalnya biji kacang hijau, dan
jagung.
 Blender atau mangkok penggerus, cawan petri, kapas, kertas saring dan
kertas merang, gelas ukur, corong penyaring, pipet, dan pisau/gunting.

3.3 Cara Kerja

 Buatlah ekstrak alang-alang dan rumput teki dengan cara berikut:


 Hancurkan dan haluskan bagian tumbuhan yang dengan mangkok
penggerus atau blender. b) Buatlah ekstrak bagian tumbuhan tersebut
dengan air, dengan perbandingan bagian tumbuhan : air adalah 17, 1:
14, dan 1: 21. Saringlah ekstrak yang diperoleh dengan menggunakan
alat penyaring.
 Letakkan 10 atau biji kacang hijau diatas media kapas yang basah,
sebanyak 5 petri.
 Teteskan sebanyak 5 tetes ekstrak allelopati ke dalam cawan petri
yang telah berisi biji kacang hijau.
 Pilih kombinasi perlakuan, biji kacang hijau dengan perlakukan
(kontrol dan perlakukan ekstrak dengan salah satu konsentrasi 1 : 7
atau 1: 14 atau 1:21).
 Terdapat 3 (tiga) perlakukan dengan masing-masing perlakukan 3
(tiga) ulangan.
 Amati perkecambahan biji-biji tersebut selama 1 minggu, tentukan
persen kecambahnya dan ukur panjang kecambahnya.
 Dengan menggunakan rancangan percobaan acak lengkap gunakan
sidik ragam untuk mengetahui pengaruh perlakukan pemberian
ekstrak bahan allelopati terhadap respon pertumbuhan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


1.1 Hasil Pengamatan

Tabel 4.1 Data Hasil Praktikum tanggal 23 Mei 2023.

Gambar Panjang Kecambah ( cm ) dalam perlakuan


Kontrol Ilalang Akasia
1,9 cm - -
1,5 cm
1,1 cm

Rata-Rata 4,5 cm 0 0

1.2 Pembahasan

Selasa, 23 Mei 2023 didapatkan hasil dari praktium ini. Kelompok 1


mendapatkan hasil selama seminggu hanya kecambah kelas kontrol saja yang
mengalami pertumbuhan.Dan ada pun faktor yang menyebabkan kecambah tidak dapat
tumbuh. Yaitu, tidak memberikan tetesan air, ekstrak ilalang, dan ekstrak akasia selama
beberapa hari,dan kurang banyaknya air basahan kapas dari hari kamis tanggal 18 Mei
2023 hingga hari minggu tanggal 20 Mei 2023. Jadi hasil yang didapatkan oleh
kelompok saya dari 10 kecambah biji kacang hijau yang tumbuh hanya 3 buah
kecambah berukurang 1,9 cm,1,5 cm,1,1 cm.

Sedangkan pada hasil diberi ekstrak ilalang dan ekstrak akasia tidak ada
pertumbuhan pada kecambah biji kacang atau tidak ada yang tumbuh.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
 Jadi pada praktikum yang berjudul “Pengaruh bahwa tidak terjadi pertumbuhan
pada kecambah kacang hijau diberi ekstrak ilalang dan ekstrak akasia.
 Pada kecambah kacang hijau yang disirami air atau kelas kontrol tumbuh
sebanyak 3 buah dengan ukuran 1,9 cm,1,5 cm,1,1cm.

5.2 Saran
Demikianlah laporan praktikum yang telah saya susun, semoga bermanfaat
bagi pembaca dan saya sendiri. saya menyadari masih banyak kesalahan atau
kekurangan dalam penyusunan laporan praktikum ini, maka dari itu kritik dan
saran yang membangun sangat saya harapkan guna memperbaiki laporan
praktikum ini dan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Estiti B Hidayat. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB

Hay, R.K. M dan Fitter. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman.


Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Indriyanto 2006.Ekologi Hutan. Jakarta:Bumi Aksara.

Sukman, Y., & Yakub. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya.

Jakarta: Rajawali Pers.

S.J. MC. Naughton, Larry L. Wolf. 1992. Ekologi Umum.

Yogyakarta: Gajah Universitas

Press.

Setyowati dan Yuniarti (1999). Efikasi allelopati teki formulasi cairan terhadap
gulma.Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesi. (online)

(http://www.jurnal@indonesia.co.id, diakses pada tanggal 27 Desember 2014)

Anda mungkin juga menyukai