Anda di halaman 1dari 5

Alelopati

Yoby Muchtam* dan Apriyani Ekowati


Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
*Corresponding author: yobymuchtam@gmail.com

Abstrak
Alelopati merupakan peristiwa pengeluaran senyawa kimia (alelokimia) yang berperan dalam
menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kompetitornya. Alelopati dalam ekologi dapat
disebut dengan peristiwa intraspesifik atau interspesifik jika mempengaruhi pertumbuhan tanaman lain
yang berada didekatnya. Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari pengaruh alelopati tanaman
alang-alang, akasia, petai cina, kersen dan singkong karet terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.
Praktikum ini dilakukan dengan memberikan perlakuan (penyiraman) menggunakan ekstrak daun (alangalang, akasia, petai cina, kersen dan singkong karet) terhadap kecambah berumur satu minggu dengan
mengukur laju pertumbuhannya antar masing-masing perlakuan selama 5 hari. Berdasarkan hasil yang
diperoleh, semua perlakuan ekstrak daun mengalami penurunan laju pertumbuhan dibandingkan tanaman
kontrol, serta daya hambat paling besar terdapat pada tanaman alang-alang. Berdasarkan data tersebut,
disimpulkan bahwa larutan alelopati ekstrak daun (alang-alang, akasia, petai cina, kersen dan singkong
karet) terbukti mampu menurunkan laju pertumbuhan tanaman kacang hijau, terutama tanaman alangalang yang merupakan jenis tanaman gulma.
Kata kunci:

Pendahuluan
Suatu ekosistem selalu
melakukan hubungan interaksi
satu sama lain baik bersifat
intraspesifik dan interspesifik.
Mekanisme ini dilakukan suatu
tanaman
untuk
memperoleh
bahan
kehidupannya
berupa
unsur hara yang terdapat di
tanah maupun udara, air dan
sinar matahari serta ruangan
untuk tumbuh dan berkembang.
Mekanisme pertahanan diri ini
sering
merangsang
tanaman
untuk
melakukan
suatu
metabolisme
sekunder
yang
produknya
biasa
diendapkan
dalam tubuh organ tumbuhan
tersebut
maupun
dieksudat
keluar untuk menolak kompetitor
lainnya.
Hay
et
al.
(1991)
mengungkapkan
bahwa
fenomena alelopati mencakup
semua tipe interaksi kimia antar
tumbuhan,
antar
mikroorganisme,
atau
antara

tumbuhan dan mikroorganisme.


Interaksi
tersebut
meliputi
penghambatan dan pemacuan
secara langsung atau tidak
langsung suatu senyawa kimia
yang
dibentuk
oleh
suatu
organisme (tumbuhan, hewan
atau
mikroba)
terhadap
pertumbuhan dan perkembangan
organisme lain. Senyawa kimia
yang berperan dalam mekanisme
itu disebut alelokimia. Pengaruh
alelokimia bersifat selektif, yaitu
berpengaruh
terhadap
jenis
organisme tertentu namun tidak
terhadap organisme lain. Sukman
(1991)
menyatakan
bahwa
tanaman yang rentan terhadap
senyawa alelokimia dari tanaman
lainnya
dapat
mengalami
gangguan
pada
proses
perkecambahan, pertumbuhan,
serta
perkembangannya.
Perubahan
morfologis
yang
sering terjadi akibat paparan
senyawa
alelokimia
adalah

perlambatan atau penghambatan


perkecambahan
biji,
perpanjangan koleoptil, radikula,
tunas, dan akar.
Senyawa-senyawa
kimia
yang
mempunyai
potensi
alelopati dapat ditemukan di
semua
jaringan
tumbuhtumbuhan
termasuk
daun,
batang, akar, rhizoma, bunga,
buah
dan
biji.
Konsentrasi
senyawa
yang
dihasilkan
berbeda pada setiap jaringan
tumbuhan (Sastroutomo, 1990).
Wiroatmodjo
et
al.
(1993)

mengemukakan bahwa senyawasenyawa


alelopati
dapat
dilepaskan dari jaringan tumbuhtumbuhan dalam berbagai cara
yaitu dapat melalui penguapan,
eksudat akar, pencucian dan
pembusukan
bagian-bagian
organ yang mati.
Praktikum ini bertujuan
untuk mempelajari pengaruh
alelopati tanaman alang-alang,
akasia, petai cina, kersen dan
singkong
karet
terhadap
pertumbuhan tanaman kacang
hijau.

Metode
Praktikum
alelopati
ini
dilakukan pada tanggal 18 april 2016, di
Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Praktikum dimulai
dengan mempersiapkan alat dan bahan
seperti:
kertas
saring,
pipet,
mortar/blender, corong penyaring, gelas
ukur 50 ml, gelas piala, neraca analitik,
polybag, daun alang-alang, daun akasia,
daun petai cina, daun kersen, dan daun
singkong karet.
Praktikum
dimulai
dengan
memilih biji kacang hijau yang baik dan

direndam selama 24 jam. Kemudian biji


ditanam dalam polybag dan dipilih tiga
tanaman berumur satu minggu dengan
pertumbuhan yang baik. Lalu tanaman
diberi perlakuan kontrol dan larutan
alelopati (daun alang-alang, akasia,
petai cina, kersen dan singkong karet)
dengan penyiraman 50 ml cairan
alelopati.
Kemudian
diamati
pertumbuhannya, catat dan ukur tinggi
tanaman selama lima hari pada tiap
harinya.

Hasil dan Pembahasan


Grafik 1. Pengaruh alelopati terhadap tingkat pertumbuhan tanaman

140
120
100

Cabai
Kersen

80

Singkong karet
Akasia

60

Petai cina
Alang-alang

40

Kontrol

20
0
1

Tabel 1. Pengaruh alelopati terhadap tinggi tanaman.

Kelompo
k
Kontrol
1
2
3
4
5
6

Perlakuan
Alang-alang
Petai cina
Akasia
Singkong karet
Kersen
Cabai

Tinggi Tanaman pada Hari ke. (cm)


2
3
4
5
6

0
21,05
5,2
12
15
1,6
0,9

Berdasarkan
hasil
yang
diperoleh, dapat dilihat bahwa tanaman
kontrol mengalami laju pertumbuhan
yang terus meningkat, sedangkan pada
tanaman yang diberikan perlakuan
ekstrak daun (alang-alang, akasia, petai
cina, kersen dan singkong karet)
mengalami
penurunan.
Hal
ini
disebabkan oleh alelokimia yang
dilepaskan tanaman dapat menghambat
pertumbuhan
tanaman
lain.
Wiroatmodjo (1993) mengungkapkan
bahwa mekanisme pengaruh alelokimia
terhadap tanaman sasaran berjalan
melalui proses yang sangat kompleks.

2,5
21,10
6,1
15,5
16
7,5
1,2

11
21,15
14,57
18,6
20
8,8
4,6

20
21,30
16,78
21,3
21
9,4
5,9

23,5
21,76
16,89
23,4
21
9,75
11,2

24
18,5
23,8
10,15
-

Proses diawali di membran plasma


dengan terjadi kekacauan struktur,
modifikasi saluran membran, atau
hilangnya fungsi enzim ATR ase, dan
pada
akhirnya
mengganggu
pembelahan dan pembesaran sel.
Allelopati memiliki pengaruh
yaitu antara lain senyawa allelopati
dapat menghambat penyerapan hara
yaitu dengan menurunkan kecepatan
penyerapan ion-ion oleh tumbuhan,
beberapa
allelopat
menghambat
pembelahan
sel-sel
akar
tumbuhan,mempengaruhi pembesaran
sel tumbuhan, menghambat respirasi

akar, menghambat sintesa protein,


menurunkan
daya
pemeabilitas
membran pada sel tumbuhan dan dapat
mengahambat
aktivitas
enzim.
(Naughton, 1992).
Selain itu, berdasarkan tabel 1
dapat dilihat bahwa tanaman kacang
hijau yang diberi perlakuan ekstrak
alang-alang memiliki laju pertumbuhan
yang paling rendah dibandingkan
perlakuan
lainnya.
Utomo
dan
Hermawan (1985) menyatakan bahwa
ekstrak alang-alang akan mereduksi
bobot kering bagian bawah tanaman
kedelai sebesar 61% pada konsentrasi
20
g/l,
dengan
menurunnya
pembentukan bintil akar maka akan
berpengaruh dalam mensuplai unsur
hara bagi tanaman.
Rice (1984) menyatakan bahwa
senyawa alelopati akan menurunkan
berat
brangkasan
kedelai
yang
sebanding dengan penurunan secara
nyata dengan jumlah klorofil a dan
klorofil b serta total klorofil pada daun
kedelai. Hal ini diduga bahwa alelopati
menghambat
pertumbuhan
dan

perkembangan sel daun, dimana sel


daun terkandung klorofil yang berperan
dalam memfiksasi cahaya matahari.
Alelopati
akan
mengurangi
terbentuknya fotosintat yang diperlukan
bagi tanaman pertumbuhan dan
perkembangan jaringan tanaman.
Senyawa Allelopati merupakan
produksi substansi (zat) oleh suatu
tanaman yang merugikan tanaman lain.
Allelopati ini juga merupakan peristiwa
yang terjadi karena adanya pengaruh zat
alelopat yang dikeluarkan tumbuhan
tertentu untuk dapat menghambat
pertumbuhan tumbuhan jenis lain yang
tumbuh di sekitarnya. Sifat hambat zat
alelopat berbeda-beda antar tanaman.
Tetapi tumbuhan gulma seperti alangalang memiliki daya hambat lebih besar
dibanding tanaman lain.
Larutan alelopati ekstrak daun
(alang-alang, akasia, petai cina, kersen
dan singkong karet) terbukti mampu
menurunkan laju pertumbuhan tanaman
kacang hijau, terutama tanaman alangalang yang merupakan jenis tanaman
gulma.

Daftar Pustaka
Hay, R.K. M dan Fitter. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Rice, E. L. 1984. Allelophaty. New York: Academic Press. 422p.
S.J. MC. Naughton, Larry L. Wolf. 1992. Ekologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Sastroutomo, S. S. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Sukman, Y., & Yakub. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Jakarta: Rajawali
Pers
Utomo, I. H. dan Hermawan, W. 1985. Allelopati. Laporan Penelitian Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 47 hal.
Wiroatmodjo, J., I. H. Utomo, R. Daos dan Warma. 1993. Studi Allelopati Borreria
alata Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai dan Padi Gogo.
Bul Agron. 21(2): 39-49.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai