Anda di halaman 1dari 7

BUKU PANDUAN

FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) OPTIMALISASI INFORMASI


PUBLIK MELALUI JARINGAN DOKUMEN INFORMASI HUKUM
(JDIH) UNIVERSITAS LAMPUNG

LP3M

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020
FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) OPTIMALISASI INFORMASI
PUBLIK MELALUI JARINGAN DOKUMEN INFORMASI HUKUM
(JDIH) UNIVERSITAS LAMPUNG

A. LATAR BELAKANG
Keterbukaan informasi publik adalah salah satu tanggungjwab pemerintah, yang
amna merupakan konsekuensi yang nyata atas penyelenggaraan negara dan
pemerintahan. Keterbukaan informasi good goverment yang merupakan tujuan
dari reformasi birokrasi tidak akan bisa terwujud tanpa adanya keterbukaan
karena, transparansi yang salah satunya terwujud dalam bentuk keterbukaan
informasi. Definisi governance sendiri mengandung tiga topik sentral yaitu
akuntabilitas, legitimasi, dan transparansi (Kuper, 2008, h.417). Dari definisi
tersebut terlihat hubungan yang erat antara akuntabilitas, legitimasi, dan
transparansi.

Negara hukum dan demokratis memberikan jaminan keterbukaan informasi


sebagaimana ditegaskan Pasal 1 Ayat (2) dan Ayat (3) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Tujuan utama keterbukaan
informasi publik adalah memastikan bahwa lembaga publik akan lebih akuntabel
dan kredibel dengan menyediakan informasi dan dokumen sesuai permintaan
publik. Oleh sebab itu, keterbukaan informasi menjadi syarat dalam mewujudkan
tata pemerintahan yang baik (good goverment). Artinya, pemerintahan yang baik
sudah seharusnya memberikan jaminan kepada masyarakatnya untuk bebas
mendapatkan informasi publik yang sesungguhnya merupakan bagian dari hak
asasi manusia. Hak untuk memperoleh informasi atau hak untuk tahu merupakan
hak asasi setiap insan yang dijamin dalam UUD 1945 Pasal 28F, yaitu: “Setiap
orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.”
Mengakomodir kebutuhan warga negara mengenai informasi publik, Pemerintah
Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) yang disahkan pada tanggal 30 April
2008 dan berlaku efektif pada tanggal 1 Mei 2010. UU KIP merupakan bagian
dari implementasi semangat transparansi dan pemenuhan Hak Asasi Warga
Negara untuk mengetahui informasi publik (righttoknow). Pemberlakuan secara
efektif UU KIP meniadakan alasan untuk mempertahankan ketertutupan
pemerintah. Bahkan implementasi UU KIP merupakan sebuah titik masuk
(entrypoint) menuju peningkatan kualitas tata kelola badan-badan publik.
Pemberlakuan UU KIP juga merupakan sebuah konsensus (kesepakatan dan
kebijakan pemerintah yang lahir melalui musyawarah) yang mengatur pemenuhan
hak informasi publik, dan pada hakikatnya juga mengatur “ruang publik” dalam
kehidupan berdemokrasi.

UU KIP mengatur dua domain besar, yakni kepentingan badan publik disatu sisi
dan kepentingan masyarakat akan hak informasi publik disisi lain. Hal ini
tercermin dalam UU KIP pada Bab IV tentang “Informasi Yang Wajib Disediakan
dan Diumumkan” dan Bab V tentang “Informasi Yang Dikecualian”. Fakta hukum
ini tentunya akan berimplikasi pada pencapaian tujuan dari semangat keterbukaan
informasi publik.

Universitas Lampung (UNILA) dalam mewujudkan dan mengakomodir


kebutuhan akan informasi terhadap publik pada masyarakat Indonesia secara
keseluruhan pada umumnya, masyarakat Lampung pada khususnya, dan lebih
kekhususan lagi kepada para staf pengajar/dosen/peneliti serta staf kepegawaian
dan mahasiswa di lingkungan UNILA, kemudian berusaha untuk mengaplikasikan
kebutuhan tersebut ke dalam Jaringan Dokumen Informasi Hukum (JDIH)
UNILA oleh Bagian Hukum dan Tata Laksana (HTL) UNILA.

Tujuan pengaplikasian JDIH UNILA pun sejalan dengan tujuan dari Bagian HTL
UNILA yaitu:
1. Mengembangkan, menyusun, dan menyempurnakan sistem pengendalian
peraturan perundang-undangan dalam penyelenggaraan tridarma
Perguruan Tinggi;
2. Meningkatkan pelayanan akses informasi hukum yang udah, cepat, dan
akurat dalam menjalankan organisasi tata kelola UNILA yang baik (good
university goevernance);
3. Meningkatkan budaya sadar hukum dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan.

Dalam mendukung pengaplikasian dan penggunaan secara lebih optimal terhadap


JDIH UNILA, maka dipandang dalam untuk mengadakan FGD mengenai:
Optimalisasi Informasi Publik Melalui Jaringan Dokumen Informasi Hukum
(JDIH) Universitas Lampung, yang terpusat pada para staf pengajar/dosen/peneliti
serta staf kepegawaian dan mahasiswa di lingkungan UNILA.

B. DASAR KEGIATAN

1. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2008


tentang Keterbukaan Informasi Publik;
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan
Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;
4. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manuasia Republik Indonesia
Nomor 02 Tahun 2013 Tentang Standarisasi Pengelolaan Teknis
Dokumentasi dan Informasi Hukum.

C. TUJUAN KEGIATAN

Adapun Focus Group Discussion (FGD) ini bertujuan sebagai berikut:

1. Agar dapat memberikan pengetahuan bagi para staf


pengajar/dosen/peneliti serta staf kepegawaian dan mahasiswa di
lingkungan UNILA akan JDIH UNILA.
2. Agar dapat memberikan masukan dalam pengembangan, penyusunan,
dan penyempurnaan sistem pengendalian peraturan perundang-
undangan dalam penyelenggaraan tridarma Perguruan Tinggi;
3. Agar dapat meningkatkan pelayanan akses informasi hukum yang
mudah, cepat, dan akurat dalam menjalankan organisasi tata kelola
UNILA yang baik (good university goevernance) dengan menggunakan
JDIH UNILA;
4. Agar dapat meningkatkan budaya sadar hukum dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan.

C. TEKNIK KEGIATAN
Untuk mencapai tujuan kegiatan FGD, dilakukan dengan teknik sebagai
berikut:
1. Pemaparan dan transfer informasi mengenai keterbukaan informasi dan
optimalisasi informasi publik melalui jaringan dokumen informasi
hukum (JDIH) Universitas Lampung.
2. Focus Group Discussion

D. Indikator ketercapaian FGD


Indikator ketercapaian Focus Group Discussion, yaitu:
1. Mengembangkan kerjasama yang efektif antara pusat jaringan, anggota
jaringan di masing-masing unit kerja serta staf kepegawaian dan
civitas akademika di lingkungan UNILA;
2. Mampu meningkatkan kualitas informasi dan pelayanan informasi
hukum sebagai bentuk akuntabilitas, transparansi, keterbukaan
Universitas Lampung;
3. Adanya ketersediaan dan pengelolaan informasi terpadu yang
dapat diakses dengan mudah dan cepat.

E. SASARAN
Peserta terdiri dari tamu undangan yang merupakan para staf pengajar/
dosen/peneliti masing-masing Fakultas serta staf kepegawaian dan
mahasiswa di lingkungan UNILA.

F. TATA TERTIB PESERTA

Selama pelatihan, para peserta diwajibkan;

a. Hadir tepat waktu (15 menit sebelum acara dimulai);


b. Menandatangani daftar hadir yang disediakan dan mengunpulkan tugas
pelatihan kepada panitia;
c. Peserta wajib mengikuti protokol kesehatan pencegahan covid-19 dengan
memakai masker dan menjaga jarak;
d. Mematikan nada dering telepon genggam di dalam ruang Focus Group
Discussion;
e. Dilarang menerima telepon didalam ruang pelatihan;
f. Tidak merokok di dalam ruang pelatihan ;
g. Mengikuti seluruh acara Focus Group Discussion (FGD) dengan aktif dan
tertib;

G. PELAKSANAAN
a. Focus Group Discussion, dilaksanakan pada:
Hari : Sabtu
Tanggal : 22 Agustus 2020
Jam : 09.00 WIB - selesai
Tempat :

Jadwal dan Pemateri Kegiatan Focus Group Discussion (FGD)


Waktu Kegiatan Kegiatan Penanggung Jawab
09.15-09.30 WIB Registrasi Peserta Panitia
Pembukaan
Sambutan:
09.30-09.45 WIB Panitia
1) Laporan Ketua Panitia
2) Sambutan Rektor Unila
09.45-10.00 WIB CoffeBreak Panitia
10.00-10.30 WIB Pentingnya Keterbukaan
Informasi Publik (Undang-
Undang nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi
Publik)
10.30-11.00 WIB

11.00-12.00 WIB

12.00-12.30 WIB
12.30- selesai Penutup

Anda mungkin juga menyukai