Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP DAN TEORY NETWORK MANAGEMENT

Mata Kuliah : Manajemen Jejaring


Dosen Pengampu : Dadang Darmawan, S.Sos, M.Si

Disusun oleh kelompok 8 :


1. Betran Saputra Barus 218520031
2. Grecella Sipayung 218520053
3. Ayu Annisa Fitri Simanungkalit 218520003
4. Vini Argianti 218520029
5. Yusnita Marbun 218520021

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME, sebab atas


rahmat dan hidayah-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah dengan judul “Konsep dan Teory Network Management” ini
merupakan tugas kuliah yang berisi kesimpulan diskusi penyusun
mengenai bagaimana konsep dasar dan teori teori penjelasan mengenai
network management.

Kelompok kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak


Dadang Darmawan, S.Sos, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Kebijakan Kependudukan yang telah memberikan tugas untuk menyusun
makalah ini, sehingga penyusun memiliki kesempatan untuk menambah
wawasan dari sumber buku bacaan yang relevan maupun forum diskusi
kelompok yang telah dilakukan.

Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini


terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik
maupun sarannya. Sehingga di kemudian hari dapat menyusun lebih baik
lagi. Semoga makalah ini dapat digunakan dengan baik dan bermanfaat
bagi kita semua. Amin.

Medan, 10 Juli 2023

Penyusun
(Kelompok 8)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1. Latar Belakang..............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................1

1.3. Tujuan Masalah.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1. Indikator Dalam Menentukan Kesejahteraan Penduduk...............................3

2.2. Kondisi Kesejahteraan Penduduk di Indonesia.............................................5

2.3. Kebijakan Yang Dikeluarkan Pemerintah.....................................................6

2.4. Tantangan Serta Kendala Dalam Penerapan Kebijakan Peningkatan


Kesejahteraan Penduduk......................................................................................7

BAB III PENUTUP.................................................................................................9

3.1. Kesimpulan....................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mengubah
lanskap administrasi publik di seluruh dunia. Manajemen jejaring atau networking
telah menjadi elemen penting dalam mengoptimalkan kinerja dan efisiensi
administrasi publik. Dalam konteks administrasi publik, manajemen jejaring
melibatkan pengelolaan infrastruktur jaringan, perangkat lunak, dan kebijakan
yang mendukung pertukaran informasi, kolaborasi, dan pengambilan keputusan
yang efektif.
Namun, dalam konteks administrasi publik, manajemen jejaring juga
menghadapi tantangan seperti keamanan dan privasi data, pengelolaan risiko, dan
keterbatasan sumber daya. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang
konsep dan teori dalam manajemen jejaring sangat penting bagi para praktisi dan
pengambil keputusan di bidang administrasi publik. Dengan penerapan yang
efektif, manajemen jejaring dapat meningkatkan kinerja administrasi publik,
memperkuat pelayanan publik, dan mendukung terciptanya pemerintahan yang
efisien dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah awal mula networking managemen dibentuk?
2. Apa saja syarat, tujuan serta prinsip networking?
3. Bagaimana jejaring dalam administrasi publik?

1.3. Tujuan Masalah


4. Untuk mengetahui sejarah awal mula networking managemen dibentuk?
5. Untuk memahami definis, syarat, tujuan serta prinsip networking
6. Untuk dapat mengetahui bagaimana jejaring dalam administrasi publik

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Networking

Perjalanan sejarah munculnya jejaring di Indonesia dimulai dari


OPA (On-line Processing for Administrative Purpose) ke NPM (National Packet
Switching System), NPS (National Public Switched Network), dan terakhir PSN
(Pusat Sistem Nasional). Berikut adalah sejarahnya :
1. OPA (On-line Processing for Administrative Purpose)
Pada tahun 1970-an, pemerintah Indonesia mulai memperkenalkan OPA
sebagai salah satu langkah awal dalam penerapan teknologi informasi
dalam administrasi publik. OPA digunakan untuk memproses dan
mengelola data administrasi, seperti data kepegawaian, keuangan, dan
inventarisasi. Namun, OPA masih menggunakan sistem offline dan belum
terhubung secara luas.
2. NPM (National Packet Switching System)
Pada tahun 1980-an, pemerintah Indonesia memperkenalkan NPM, yaitu
sistem komunikasi paket nasional yang memungkinkan pertukaran data
melalui jaringan komputer. NPM memperluas kemampuan komunikasi
data dan memungkinkan transfer data antara kantor-kantor pemerintah di
berbagai wilayah.
3. NPS (National Public Switched Network)
Pada tahun 1990-an, pemerintah mengembangkan NPS sebagai jejaring
komunikasi yang lebih terintegrasi dan terpusat. NPS merupakan jaringan
telekomunikasi publik nasional yang menyediakan layanan telepon,
faksimili, dan data. NPS memungkinkan komunikasi suara dan data yang
lebih cepat dan efisien.
4. PSN (Pusat Sistem Nasional)
Pada tahun 2000-an, pemerintah Indonesia meluncurkan PSN sebagai
upaya untuk mengintegrasikan semua sistem informasi pemerintah yang
ada dan membangun infrastruktur jaringan yang lebih luas. PSN adalah
infrastruktur jaringan yang terpusat dan terpadu yang digunakan untuk

2
menghubungkan berbagai institusi pemerintah di seluruh Indonesia. PSN
bertujuan untuk meningkatkan komunikasi dan pertukaran data
antarlembaga, serta memfasilitasi penyediaan layanan publik secara
terintegrasi dan efisien.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, PSN terus


mengalami perkembangan dan peningkatan untuk memenuhi kebutuhan
administrasi publik yang semakin kompleks. PSN juga menjadi landasan untuk
pengembangan lebih lanjut dalam penerapan teknologi informasi dalam
administrasi publik di Indonesia.

Sejarah munculnya jejaring dalam konteks administrasi publik


dimulai seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
serta upaya pemerintah untuk memodernisasi dan meningkatkan efisiensi
administrasi publik. Berikut adalah rangkuman sejarah munculnya jejaring dalam
konteks administrasi publik :
1. Awal Penerapan TIK dalam Administrasi PubliK
Pada akhir abad ke-20, pemerintah mulai menyadari potensi teknologi
informasi dan komunikasi dalam memperbaiki kinerja administrasi publik.
Pemanfaatan komputer dan jaringan komunikasi awalnya digunakan untuk
mengotomatisasi proses administrasi, seperti pengolahan data,
penyimpanan informasi, dan pelaporan.
2. Penggunaan Internet dan E-Government
Pada tahun 1990-an, dengan munculnya internet, pemerintah mulai
memanfaatkannya sebagai alat untuk meningkatkan layanan publik dan
transparansi administrasi. Konsep e-government atau pemerintahan
elektronik berkembang, di mana pemerintah menggunakan jejaring
internet untuk memberikan layanan publik secara online, seperti
pendaftaran penduduk, pembayaran pajak, dan pengajuan dokumen.
3. Pembentukan Portal dan Sistem Terintegrasi
Pemerintah mulai mengembangkan portal dan sistem terintegrasi yang
memungkinkan akses terpusat ke berbagai layanan dan informasi publik.

3
Portal ini memungkinkan warga negara untuk mengakses berbagai
informasi pemerintah, mengajukan permohonan secara online, dan
berinteraksi dengan lembaga-lembaga pemerintah.
4. Kolaborasi Antarlembaga
Jejaring administrasi publik juga diperluas untuk mencakup kolaborasi
antarlembaga. Pemerintah bekerja sama dengan organisasi nirlaba, sektor
swasta, dan lembaga akademik untuk membangun kerjasama dan berbagi
informasi. Hal ini membantu dalam penyelenggaraan program dan proyek
yang melibatkan berbagai pihak.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan kebutuhan


masyarakat, jejaring administrasi publik terus berkembang. Pemerintah harus
beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan memanfaatkannya secara efektif
untuk memberikan layanan publik yang lebih baik, transparan, dan responsif
kepada masyarakat.

2.2. Pengertian Manajemen Jejaring (Networking Management)


Manajemen jejaring, dalam konteks teknologi informasi dan komunikasi
(TIK), mengacu pada pengelolaan infrastruktur jaringan, perangkat keras,
perangkat lunak, protokol, dan kebijakan yang terkait dengan operasional dan
keamanan jaringan. Manajemen jejaring bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja
jaringan, memastikan ketersediaan, keandalan, dan keamanan data, serta
meningkatkan efisiensi dalam pertukaran informasi dan komunikasi.

Manajemen jejaring pemerintah di sektor publik adalah pengelolaan


infrastruktur jaringan dan sistem informasi yang digunakan oleh pemerintah
dalam menjalankan fungsi administrasi publik. Tujuan utama dari manajemen
jejaring pemerintah adalah untuk meningkatkan koordinasi, kolaborasi, dan
pertukaran informasi antara lembaga pemerintah dalam penyelenggaraan
kebijakan, pengambilan keputusan, dan penyediaan layanan publik yang efisien.

Dalam konteks ini, manajemen jejaring pemerintah melibatkan


perencanaan, pengembangan, pengoperasian, dan pemeliharaan infrastruktur

4
jaringan, serta pengaturan kebijakan keamanan dan privasi data. Tujuan dari
manajemen jejaring pemerintah adalah untuk menciptakan sebuah sistem yang
terintegrasi dan dapat dipercaya yang mendukung komunikasi yang efektif dan
pengambilan keputusan berbasis data dalam administrasi publik.

2.3. Syarat, Tujuan serta Prinsip Manajemen Jejaring


A. Syarat Manajemen Jejaring dalam Jaringan Kerja Kemitraan
1. Kepercayaan dan Komitmen
Syarat utama dalam jaringan kerja kemitraan adalah adanya
kepercayaan antara mitra yang terlibat. Kepercayaan memungkinkan
kolaborasi yang efektif dan saling mendukung antarmitra. Selain itu,
adanya komitmen yang kuat dari semua pihak untuk berpartisipasi
aktif dan berkontribusi dalam jaringan.
2. Komplementaritas
Keberhasilan jaringan kerja kemitraan tergantung pada
komplementaritas antara mitra. Setiap mitra harus memiliki keahlian,
sumber daya, atau kapabilitas yang saling melengkapi untuk mencapai
tujuan bersama secara efektif.
3. Komunikasi dan Koordinasi yang Efektif: Komunikasi yang baik dan
koordinasi yang efektif menjadi syarat penting dalam jaringan kerja
kemitraan. Mitra harus dapat berkomunikasi dengan jelas dan terbuka,
membagikan informasi yang relevan, serta mengkoordinasikan
kegiatan dan tindakan untuk mencapai tujuan bersama.

B. Tujuan Manajemen Jejaring dalam Jaringan Kerja Kemitraan:


1. Pertukaran Informasi dan Pengetahuan
Tujuan utama manajemen jejaring dalam jaringan kerja kemitraan
adalah memfasilitasi pertukaran informasi dan pengetahuan antarmitra.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, pengambilan
keputusan yang terinformasi, dan kemampuan belajar bersama untuk
mencapai tujuan bersama.

5
2. Kolaborasi dan Sinergi
Tujuan lainnya adalah menciptakan kolaborasi yang saling
menguntungkan dan sinergi di antara mitra. Melalui manajemen
jejaring yang efektif, mitra dapat bekerja sama, berbagi sumber daya,
dan memanfaatkan keahlian masing-masing untuk mencapai tujuan
yang tidak dapat dicapai secara individual.
3. Keberlanjutan dan Inovasi
Manajemen jejaring dalam jaringan kerja kemitraan juga bertujuan
untuk menciptakan keberlanjutan dan inovasi. Dengan berbagi sumber
daya, pengetahuan, dan pengalaman, mitra dapat meningkatkan
kapabilitas mereka, beradaptasi dengan perubahan lingkungan, dan
menghasilkan inovasi yang lebih baik.

C. Prinsip Manajemen Jejaring dalam Jaringan Kerja Kemitraan:


1. Kepercayaan dan Transparansi: Prinsip kepercayaan dan transparansi
penting dalam manajemen jejaring dalam jaringan kerja kemitraan.
Mitra harus berkomitmen untuk membangun kepercayaan, berbagi
informasi secara terbuka, dan bertindak secara transparan dalam
mengelola jaringan.
2. Keterlibatan dan Partisipasi Aktif: Prinsip keterlibatan dan partisipasi
aktif mendorong mitra untuk berkontribusi secara aktif dalam jaringan
kerja kemitraan. Mitra harus terlibat dalam pengambilan keputusan,
mengambil peran yang sesuai, dan berbagi sumber daya dan
pengetahuan.
3. Fleksibilitas dan Adaptabilitas: Prinsip fleksibilitas dan adaptabilitas
penting untuk mengatasi perubahan yang terjadi di lingkungan atau
kebutuhan jaringan. Mitra harus memiliki kesiapan untuk beradaptasi
dengan perubahan, mengubah strategi, dan menyesuaikan kegiatan
sesuai dengan kebutuhan yang berkembang.
4. Manfaat Bersama: Prinsip manfaat bersama menekankan bahwa
jaringan kerja kemitraan harus menghasilkan manfaat yang adil dan

6
saling menguntungkan bagi semua mitra yang terlibat. Keberhasilan
jaringan terlihat dari pencapaian tujuan bersama yang menguntungkan
semua pihak secara seimbang.
5. Dengan mematuhi syarat, tujuan, dan prinsip manajemen jejaring
dalam jaringan kerja kemitraan, mitra dapat menciptakan kerja sama
yang kuat, meningkatkan efektivitas kolaborasi, dan mencapai hasil
yang optimal.

2.4. Jejaring dalam Administrasi Publik (Social Networking)


Dalam bidang administrasi, jejaring mengacu pada jaringan atau
hubungan antara individu, lembaga, dan organisasi yang saling terhubung untuk
mencapai tujuan bersama. Jejaring administrasi dapat terbentuk di antara
organisasi pemerintah, organisasi nirlaba, institusi pendidikan, dan sektor swasta
yang bekerja sama dalam penyelenggaraan layanan publik, proyek bersama, atau
pertukaran informasi. Jejaring dalam bidang administrasi memungkinkan
kolaborasi, pertukaran sumber daya, dan pembagian tanggung jawab
antarlembaga. Melalui jejaring ini, organisasi dapat memanfaatkan keahlian,
pengetahuan, dan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pihak untuk
mencapai hasil yang lebih baik secara kolektif. Dalam hal ini, manajemen jejaring
administrasi melibatkan upaya untuk membangun, mengelola, dan memperkuat
jejaring tersebut, termasuk mengatur komunikasi, koordinasi, dan alur informasi
antarlembaga. Manajemen jejaring administrasi bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas kerja sama antarorganisasi dalam mencapai tujuan
bersama dalam bidang administrasi.

Jejaring dalam administrasi publik (social networking) mengacu pada


penggunaan platform jejaring sosial dalam konteks administrasi publik untuk
meningkatkan interaksi dan komunikasi antara pemerintah, lembaga publik, dan
masyarakat. Ini melibatkan penggunaan media sosial seperti Facebook, Twitter,
Instagram, LinkedIn, dan platform lainnya sebagai alat untuk berinteraksi,
menyampaikan informasi, mendengarkan masukan, dan memfasilitasi partisipasi
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik.

7
Berikut adalah beberapa aspek penting dan manfaat jejaring dalam administrasi
publik :

1. Komunikasi dan Interaksi: Jejaring dalam administrasi publik


memungkinkan pemerintah dan lembaga publik untuk berkomunikasi
langsung dengan masyarakat. Mereka dapat menyampaikan informasi
penting, kebijakan publik, dan program pemerintah melalui postingan,
status, atau pesan langsung. Interaksi dua arah juga ditingkatkan,
memungkinkan masyarakat untuk memberikan umpan balik, bertanya,
atau memberikan masukan kepada pemerintah.
2. Partisipasi Masyarakat: Melalui jejaring dalam administrasi publik,
masyarakat dapat secara aktif berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan dan perencanaan kebijakan. Mereka dapat memberikan
masukan, menyuarakan pendapat, dan berdiskusi tentang isu-isu penting.
Ini membuka kesempatan untuk inklusi masyarakat dalam pembentukan
kebijakan publik dan dapat meningkatkan legitimasi dan akuntabilitas
pemerintah.
3. Transparansi dan Akuntabilitas: Jejaring dalam administrasi publik
memungkinkan pemerintah dan lembaga publik untuk lebih transparan
dalam menyampaikan informasi dan tindakan mereka. Masyarakat dapat
mengakses informasi yang relevan tentang kebijakan, keputusan, dan
penggunaan anggaran publik. Ini juga memungkinkan masyarakat untuk
memantau kinerja pemerintah dan memberikan umpan balik atau kritik
jika diperlukan.
4. Penyebaran Informasi dan Kesadaran Publik: Platform jejaring sosial
menjadi saluran efektif untuk menyebarkan informasi penting kepada
masyarakat dengan cepat. Pemerintah dapat menggunakan jejaring dalam
administrasi publik untuk memberikan peringatan dini, informasi bencana,
atau informasi kesehatan kepada masyarakat. Selain itu, platform jejaring
sosial juga digunakan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang

8
program-program pemerintah, kampanye sosial, atau kegiatan penting
lainnya.
5. Namun, dalam penerapan jejaring dalam administrasi publik, perlu
diperhatikan beberapa aspek, seperti privasi data, keamanan informasi, dan
perlindungan terhadap penyebaran informasi yang salah atau hoaks.
Penting bagi pemerintah dan lembaga publik untuk memiliki kebijakan
dan panduan yang jelas terkait penggunaan jejaring dalam administrasi
publik untuk memastikan penggunaan yang efektif dan bertanggung
jawab.

9
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Manajemen jejaring adalah aspek yang sangat penting dalam
mengelola jaringan dengan efektif dan efisien. Dalam konteks administrasi publik,
manajemen jejaring memiliki peran yang semakin penting dalam meningkatkan
komunikasi, kolaborasi, dan pelayanan publik. Dengan penggunaan teknologi
informasi dan platform jejaring sosial, pemerintah dapat memperluas jangkauan
komunikasi, meningkatkan partisipasi publik, dan menciptakan transparansi
dalam administrasi publik

Manajemen jejaring administrasi publik juga membutuhkan upaya yang


khusus. Dalam mengelola jejaring di sektor publik, penting untuk memperhatikan
syarat dan prinsip yang melibatkan infrastruktur jaringan yang memadai,
kebijakan dan prosedur yang jelas, serta personel yang terlatih. Tujuan
manajemen jejaring administrasi publik termasuk peningkatan kinerja jaringan,
keamanan dan perlindungan data, serta pengaturan dan pengelolaan sumber daya
jaringan secara efisien.

Secara keseluruhan, manajemen jejaring dan jejaring dalam administrasi


publik memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik, partisipasi masyarakat, dan transparansi dalam proses administrasi.
Dengan pemenuhan syarat, pencapaian tujuan, dan penerapan prinsip yang tepat,
manajemen jejaring dan jejaring dalam administrasi publik dapat menjadi
instrumen yang efektif dalam memajukan tata kelola pemerintahan yang modern
dan responsif.

10
DAFTAR PUSTAKA

HS, A. I. (2012). Strategi dan Usaha Peningkatan Kesejahteraan Hidup Nelayan


Tanggulsari Mungunharjo Tugu Semarang dalam Menghadapi Perubahan
Iklim. Jurnal Ristek, 27-37.

Nugraheni, A. (2022, Maret 9). Kesejahteraan Indonesia di Antara Negara


Dunia. Retrieved from Kompas.ID:
https://www.kompas.id/baca/telaah/2022/03/09/kesejahteraan-indonesia-
di-antara-negara-dunia

Rahman, A. (2018). Identifikasi Strategi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat


Di Kecamatan Sungaiambawang Kabupaten Keburaya Provinsi
Kalimantan Barat. Jurnal Manajemen Pembangunan, 17-36.

Suryono, A. (2014). Kebijakan Publik Untuk Kesejahteraan Rakyat. Jurnal Ilmiah


Ilmu Administrasi, 98-102.

11

Anda mungkin juga menyukai