Anda di halaman 1dari 103

HAND OUT

ANATOMI KEPALA DAN LEHER


SEMESTER I PROGRAM STUDI D IV
Alih jenjang
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

Disusun oleh:
drg. Karin Tika Fitria
drg. Mira Sri Gumilar

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
2014/2015
Mata Kuliah : Anatomi Kepala dan Leher

BAB I
Kode Mata Kuliah : HT.A.02
Beban Studi : 2 SKS (1 teori, 1 praktek)
Topik : Nomenklatur Anatomi
Sub Topik :
 Pengertian Anatomi
 Sikap Anatomi
 Istilah Anatomi
Objektif Perilaku Siswa (OPS) :
Setelah membaca hand out ini mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan tentang
nomenklatur atau istilah-istilah yang digunakan dalam anatomi
Dosen : drg. Naning NH, M.Kes
drg. Rina Kurnianti, M.Pd
drg. Mira Sri Gumilar
Rujukan :
1. Putz R & Pabst R. 2008. Sobotta. Atlas of Human Anatomy.14thed. Elsevier. Munchen
2. McMinn RMH & Hutchings RT. 1993. Atlas Anatomi Tubuh Manusia. Edisi 2. Widya Medika. Jakarta

A. PENGERTIAN ANATOMI

Anatomi berasal dari bahasa Latin. ANA = bagian, memisahkan dan


TOMI = iris atau potong. Jadi ANATOMI adalah ilmu yang mempelajari bentuk
dan susunan tubuh, baik secara keseluruhan maupun bagian- bagian serta hubungan
alat tubuh yang satu dengan yang lainnya.

B. SIKAP ANATOMI
Manusia berdiri tegak, pandangan lurus ke depan, kedua tangan di samping
badan dengan telapak tangan menghadap ke depan, dan kedua kaki sejajar. Sikap ini
ditentukan agar seragam dalam menentukan letak alat tubuh.

C. ISTILAH ANATOMI
Istilah khusus yang digunakan dalam anatomi disebut juga nomenklatur.
Nomenklatur ini menggambarkan secara singkat dan tepat, tidak membingungkan.
Berasal dari kata latin dan Yunani. Nomenklatur digunakan untuk menentukan bagian
dari suatu tubuh atau alat-alat tubuh juga untuk menentukan arah dan letak alat-alat
tubuh tersebut dipergunakan secara universal.
Gambar 1. Sikap anatomi

1. Istilah untuk membagi badan


Gambar 2. Bidang yang membagi badan

a) Bidang median/mid sagital/ median sagital


bidang datar melalui tengah-tengah tubuh dan membagi menjadi 2 bagian yang simetris,
yaitu bagian sebelah kiri (sinester) dan bagian sebelah kanan (dexter)
b) Bidang frontal/coronal
Bidang tegak lurus thd bidang median melalui sumbu tubuh, dan membagi tubuh kita
menjadi bagian sebelah depan (anterior) dan bagian sebelah belakang (posterior)
c) Bidang tranversal (horisontal)
Bidang tegak lurus thd bidang median dan
juga tegak lurus dengan bidang frontal.
Bidang ini membagi tubuh menjadi bagian
sebelah atas (superior) dan bagian sebelah
bawah (inferior)
d) Bidang sagital
yaitu bidang yang sejajar dengan bidang
median.
2. Istilah arah dan hubungan antar struktur
tubuh,dilihat dari posisi anatomi
a) Superior (cranial) : menuju/ lebih dekat
ke arah kepala
b) Inferior (caudal) : menjauhi kepala,
menuju ekor, lebih dekat ke kaki
c) Anterior (ventral) : menuju/lebih dekat
ke arah depan badan/perut
d) Posterior (dorsal) : menuju/lebih dekat
ke punggung
e) Medial  : menuju ke garis tengah
tubuh Gambar 3. Istilah arah hubungan struktur
f) Lateral  : menjauhi garis tengah tubuh tubuh
3. Istilah untuk membandingkan satu posisi/letak struktur tubuh
yang  satu dengan yang lain
a) Proximal dan distal: proximal berarti mendekati/lebih
dekat ke badan (untuk ekstremitas) atau tempat asal
(untuk pembuluh darah, syaraf dan organ). Distal berarti
sebaliknya menjauhi badan atau tempat asal.
b) Superfisial dan profundal: superfisial berarti lebih dekat
dari permukaan luar tubuh, sedangkan profundal berarti
jauh dari permukaan luar tubuh (lebih ke dalam).
c) External dan internal: external berarti menuju pada
sebelah luar organ atau rongga, sedangkan internal berarti
lebih dekat atau di sebelah dalam dari organ atau rongga.

Gambar 4. Istilah untuk membandingkan satu posisi/letak struktur tubuh yang


satu dengan yang lain

4. Istilah-Istilah Pada Anggota Badan

Gambar 5. Istilah-istilah pada anggota badan


5. Istilah anatomis untuk tonjolan
Tuber : suatu tonjolan yang membulat dan membesar (tuberositas iliaca)
Tuberculum : tuber yang kecil (tubercullum majus dan minus) oss humerus
Caput : kepala, caput humeri
Capitulum : caput yang kecil (capitulum humeri)
Condylus : suatu bulatan pada ujung tulang dekat persendian yang merupakan bagian
dari persendian itu. cth: Condylus medialis (oss femur)
Spina : suatu tonjolan seperti duri. cth: Spina ischiadica (pelvis)
Processus : suatu tonjolan yang kecil dan runcing. cth: processus articularis superior
Crista : suatu rigi/tepi yang meninggi. cth: Crista iliaca (oss ilium)
Eminentia : suatu daerah yang meninggi di sekitar suatu daratan. ex: Eminentia
illiopectinea
Labium : bibir . cth: Labium mediale (oss femur)
Linea : garis . cth: Linea intercondyloidea (oss femur)

6. Istilah Anatomis untuk lekukan dan lubang


1. Fovea : suatu cekungan , pit
2. Fissura : suatu celah
3. Incisura : suatu benda tipis, ada cekungan (lekukan) atau takik. Ex: Incisura scapulae
4. Sulcus : suatu parit
5. Fossa: suatu daerah seperti lembah yang luas. Ex:Fossa radialis
6. Foramen : lubang

7. Istilah Untuk Saluran Dan Rongga


1. Canalis : saluran
2. Canaliculus : canalis yang berukuran kecil
3. Ductus : pipa
4. Tubulus : pipa yang berukuran agak kecil
5. Cavum : rongga
6. Cavitas : cavum yang berukuran kecil
7. Sinus : rongga tertutup yang biasanya berisi udara/cairan
8. Cellula : rongga kecil dalam tulang yang berisi udara
Mata Kuliah : Anatomi Kepala dan Leher

BAB II
Kode Mata Kuliah : HT.A.02
Beban Studi : 2 SKS (1 teori, 1 praktek)
Topik : Osteologi
Sub Topik :
 Pengertian Osteologi
 Fungsi tulang
 Pembagian tulang
 Persendian
 Kelompok Tulang Aksial
 Kelompok Tulang Apendikular
Objektif Perilaku Siswa (OPS) :
Setelah membaca hand out ini mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan tentang osteologi,
fungsi tulang, macam-macam pembagian tulang manusia serta macam-macam tulang aksial maupun
apendikular.
Dosen : drg. Naning NH, M.Kes
drg. Rina Kurnianti, M.Pd
drg. Mira Sri Gumilar
Rujukan :
1. Putz R & Pabst R. 2008. Sobotta. Atlas of Human Anatomy.14thed. Elsevier. Munchen
2. McMinn RMH & Hutchings RT. 1993. Atlas Anatomi Tubuh Manusia. Edisi 2. Widya Medika.
Jakarta

A. PENGERTIAN OSTEOLOGI
Kata osteologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari “osteon”(tulang ) dan
“logos”( ilmu ). Osteologi adalah ilmu anatomi yang mempelajari tentang tulang. Sementara
skeletal berarti kerangka.

B. FUNGSI TULANG
Rangka tubuh manusia memiliki fungsi utama sebagai berikut:
1. Memberi bentuk tubuh
Rangka menyediakan kerangka bagi tubuh sehingga menyokong dan menjaga bentuk tubuh.
2. Tempat melekatnya otot
Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia menjadi tempat melekatnya otot. Tulang
dan otot ini bersama-sama memungkinkan terjadinya pergerakan pada manusia.
3. Alat gerak pasif
Bergantung kepada otot rangka, yang melekat pada rangka tulang.
4. Sistem kekebalan tubuh
Sumsum tulang menghasilkan beberapa sel-sel imunitas. contohnya adalah     limfosit B yang
membentuk antibodi.
5. Perlindungan
Rangka tubuh melindungi beberapa organ vital yakni:Tulang tengkorak melindungi otak, mata,
telinga bagian tengah dan dalam. Tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang.
Tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang dada melindungi paru-paru dan jantung.
6. Produksi sel darah
Rangka tubuh adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu tempat pembentukan sel darah.
Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel darah.
7. Penyimpanan
Matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan terlibat dalam metabolisme kalsium. Sumsum
tulang mampu menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin dan terlibat dalam metabolisme zat
besi.
C. PEMBAGIAN TULANG

1. Histologis:
a. Tulang rawan
b. tulang kompak
2. Susunan:
a. Substantia compacta, yaitu tulang yang padat dan tebal
b. Substantia spongiosa, yaitu tulang yang berongga, longgar, dan lunak
3. Bentuk:
a. os longum (tulang panjang/pipa)
cth : os humerus, os femur
b. os brevis/brevia (tulang pendek)
cth: vertrebrae, ossa
metacarpalia (telapak tangan),
digitimanus (jari tangan), ossa
metatarsalia (telapak kaki), digiti
pedis (jari kaki)
c. os plannum/planna (tulang pipih)
cth: os scapula (tulang belikat),
os cranium (tulang kepala)
d. os irregularis (tulang tak
beraturan) cth : os palatinum
(tulang langit-langit atas), os
vertebra
e. os pneumaticum (tulang Gambar 6. Tulang femur yang merupakan contoh
tulang panjang/pipa
berongga) cth: os parietale (tulang pelipis),
os maxilaris
4. Letak:
a. Aksial/poros tubuh = 80 buah
b. Apendikular / alat gerak = 126 buah
Gambar 7. Skeletal aksial dan apendikular
D. SENDI
Sendi, Persambungan, atau artikulatio adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk
pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka
Klasifikasi
1. Fungsi
 Synarthroses - sendi yang tidak dapat digerakkan (cth. sternocostal, tibiofibular)
 Amphiarthroses – dapat digerakkan sedikit (cth. Os vertebral, os pubic)
 Diarthroses – bergerak bebas (kebanyakan pada tulang appendicular)

2. Struktur
a. Fibrosa. Beberapa sedikit dapat digerakkan, namun kebanyakan tidak dapat digerakkan
 Sutura - cth. skull, sutura berisi jaringan fibrosa. Namun ketika dewasa mengalami
osifikasi dan menjadi pertemuan tulang.
 Syndesmosa – tulang terhubung oleh lembar filament (membran interoseus atau
ligament) (cth. Tibiofibular)
 Gomphosa – antara gigi dengan soket alveolar (periodontal ligament)
b. Kartilago
Contoh: simpisis pubis
c. Sinovial . Hubungan antar tulang ini memungkinkan terjadinya gerak karena pada ujung-
ujung tulang terdapat lapisan tulang rawan hyalin, yang dilumasi dengan cairan synovial
Gambar 8. Klasifikasi persendian
Gambar 9. Sendi synovial/diarthrosis

Macam:
1. Sendi Putar (pivot joint): gerakan rotasi dengan satu poros. cth: tulang hasta dengan
pengumpil, tulang kepala dengan tulang atlas, hubungan antara tulang betis dan kering.
2. Sendi Engsel (hinge joint): Gerakannya hanya satu arah seperti gerak engsel pintu.
Cth: antara ruas-ruas jari, siku, lutut
3. Sendi Pelana(saddle joint): sendi seperti pelana dan berporos dua. Memungkinkan gerakan
kedua arah. Cth: persendian pada ibu jari, metakarpal dan karpal, pergelangan kaki dengan
telapak kaki, pergelangan tangan dengan telapak tangan
4. Sendi Peluru(ball &socket): kedua ujung tulang berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini
memungkinkan gerakan bebas ke segala arah dan berporos tiga. Cth: tulang lengan dengan
gelang bahu, tulang paha dengan gelang panggul
5. Sendi luncur/Geser(gliding joint): kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan
gerakan menggeser. tidak berporos. Cth: antar tulang-tulang pergelangan kaki, antar tulang-
tulang, pergelangan tangan, antar tulang selangka dan tulang belikat
6. Sendi kondiloid(ellipsoid joint): gerakan berporos dua. Gerakan ke kiri dan ke kanan, ke
depan dan ke belakang. Ujung tulang yang satu berbentuk oval dan masuk ke dalam suatu
lekuk berbentuk elips. Cth: antara tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan.

E. AXIAL SKELETAL (80)


Terdiri dari:
1. Tengkorak/ skull (22)
2. Tulang hyoid (1) dan tulang telinga / ossicle (6)
3. Tulang belakang/ vertebral column (spine, sacrum, and coccyx) (26)
4. Tulang dada: sternum(1) dan Tulang iga/ribs (24)
Gambar 10. Tulang Temgkorak

1. Tulang tengkorak/skull (22)


a.Tulang Kranial (8)
1) Parietal (2)
2) Temporal (2)
3) Frontal (1)
4) Occipital (1)
5) Ethmoid (1)
6) Sphenoid (1)

Gambar 11. Tulang Kranial

b. Tulang wajah/ facial (14)


1) Maxilla (2)
2) Zygomatic (2)
3) Mandible (1)
4) Nasal (2)
5) Platine (2)
6) Inferior nasal concha (2)
7) Lacrimal (2)
8) Vomer (1)

Gambar 12. Tulang Facial

2. Hyoid & Ossicles (6 )

Gambar 13. Os hyoide dan os ossicles

a. Os Hyoid U-shape bone


b. Os Ossicles
1) Malleus (2)
2) Incus (2)
3) Stapes (2)

3. Tulang belakang/ Vertebral Column (26)


a. Cervical vertebrae (7)
b. Thoracic vertebrae (12)
c. Lumbar vertebrae (5)
d. Sacrum (1) (5 saat lahir, menyatu saat
dewasa)
e. Coccyx (1) (4 saat lahir, menyatu saat dewasa)

Gambar 14. Columna vertebra

4. Kerangka dada
a. Tulang dada/ os Sternum 
Tulang dada berbentuk pipih
dengan panjang kurang lebih 15
cm, terletak di bagian tengah dada
dan merupakan tempat
melekatnya tulang rusuk
sejati, pada sisi kiri dan kanan
tulang dada terdapat tempat lekat
dari rusuk, bersama-sama dengan
rusuk, tulang dada memberikan
perlindungan pada jantung, paru-
paru dan pembuluh darah besar
dari kerusakan.
 Manubrium (1)/tulang
hulu
 Body of sternum (1)/tulang badan Gambar 15. Columna vertebra

 Xiphoid process (1)/tulang pedang-pedangan


b. Rusuk (24)/ Kostae = Tulang iga = tulang rusuk yang tergolong tulang panjang, memiliki 2
ujung yaitu ujung vertebral atau posterior
 Rusuk sejati (7 pasang)
 Rusuk palsu (3 pasang)
 Rusuk melayang (2 pasang)

F. APPENDIKULAR SKELETON
1. Pectoral Gridle (gelang bahu)
2. Tulang Ekstrimitas atas (lengan atas, lengan bawah, tangan)
3. pelvis Gridle (gelang pinggul)
4. Tulang Ekstrimitas bawah (paha, lutut, tungkai dan kaki)
Gambar 16. Apendikular skeleton

1. Pectoral Gridle (gelang bahu)


Tulang gelang bahu terdiri dari:
 2 tulang belikat (scapula)
 2 tulang selangka (clavicula).
2. Tulang Ekstrimitas atas (lengan atas, lengan bawah,
tangan)
Lengan terdiri atas:
 2 tulang lengan atas (humerus),
 2 tulang pengumpil (ulna),
 2 batang hasta (radius),
 16 tulang pergelangan tangan (os carpal),
 10 tulang telapak tangan (os metacarpal),
 28 ruas tulang jari tangan (phalanges) Gambar 17. Gelang bahu dan ekstrimitas atas
Gambar 18. Tulang tangan

3. pelvis Gridle (gelang panggul)


Tulang gelang panggul terdiri dari
 2 tulang usus (os ilium),
 2 tulang duduk (os ichium),
 2 tulang kemaluan (os pubis).
4. Tulang Ekstrimitas bawah (paha, lutut, tungkai
dan kaki)
Tungkai terdiri atas:
 2 tulang paha (femur),
 2 tulang tempurung lutut (patella),
 2 tulang kering (tibia),
 2 tulang betis (fibula),
 14 tulang pergelangan kaki (tarsal),
 10 tulang telapak kaki (metatarsal),
 28 ruas tulang jari kaki (phalanges).
Gambar 18. Gelang panggul
Gambar 19. ekstrimitas bawah

1 a. Sebutkan nama tulang yang ditunjuk tanda panah !


b.Sebutkan nama tulang yang ditunjuk tanda panah !
Gambar 20. Tulang kaki tampak lateral
Gambar 21. Tulang kaki
Mata Kuliah : Anatomi Kepala dan Leher

BAB III
Kode Mata Kuliah : HT.A.02
Beban Studi : 2 SKS (1 teori, 1 praktek)
Topik : Craniologi
Sub Topik :
 Pengertian Cranium
 Bagian dari tulang Cranium

Objektif Perilaku Siswa (OPS) :


Setelah membaca hand out ini mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan tentang tulang
pembentuk cranium dan bagian-bagiannya
Dosen : drg. Naning NH, M.Kes
drg. Rina Kurnianti, M.Pd
drg. Mira Sri Gumilar
Rujukan :
3. Putz R & Pabst R. 2008. Sobotta. Atlas of Human Anatomy.14thed. Elsevier. Munchen
4. McMinn RMH & Hutchings RT. 1993. Atlas Anatomi Tubuh Manusia. Edisi 2. Widya Medika. Jakarta

BAGIAN DARI TULANG CRANIUM (TENGKORAK)


Otak merupakan jaringan yang konsistensinya kenyal menyerupai agar-agar dan terletak di
dalam ruangan yang tertutup yang disebut cranium atau tulang tengkorak, yang secara absolut
tidak dapat bertambah volumenya, terutama pada orang dewasa. Jaringan otak dilindungi oleh
beberapa pelindung mulai dari permukaan luar adalah rambut, kulit kepala tulang tengkorak,
lapisan meningen dan cairan serebro spinalis.

Tulang tengkorak berbentuk pipih , saling berhubungan , dan membentuk rongga. Tulang
tulang ini mengelilingi dan melindungi otak . Tulang tengkorak terdiri atas tulang tengkorak
bagian kepala (tempurung kepala) dan tulang tengkorak bagian muka (wajah) .

A.Tulang tengkorak bagian kepala (Os.


Neurocranium) tersusun atas:
 1 tulang dahi (os.frontale)
 2 tulang ubun-ubun (os.parietale)
 1 tulang kepala belakang (os.occipitale)
 2 tulang baji (os.sphenoidale)
 2 tulang pelipis (os.temporale)
 2 tulang tapis (os.ethmoidale)

Gambar 22. Tulang Kranial


Gambar 23. Sutura tulang Kranial

Sutura dan foramen yang terdapat pada tulang Kranial :


 Sutura coronalis - foramen parietal
 Sutura sagitalis
 Sutura lambdoidea
 Sutura squamousa
Fossa dan foramen di dasar tulang kepala
 Anterior cranial fossa
 Middle cranial fossa
 Posterior cranial fossa

Gambar 24. Fossa dasar kepala


Gambar 25. Fossa dan foramen dasar kepal

B.Bagian muka/wajah
(Os.Viscerocranium/Splanchnocranium )
 2 tulang rahang atas (os.maxilla)
 2 tulang rahang bawah (os.mandibula)
 2 tulang pipi (os.zygomaticum)
 1 os vomer
 2 tulang hidung (os.nasale)
 2 tulang air mata (os.lacrimale)

Gambar 26: Tulang wajah


Gambar 27. Tulang Wajah dan Maxilla
Gambar 28. Tulang Facial dan Maxilla

C. Sutura dan foramen dari Maxilla :


 Sutura frontonasal
 Sutura internasal
 Sutura nasomaxillaris
 Sutura intermaxillaris
 Sutura frontomaxillaris
 Foramen supra orbital
 Foramen infra orbital
Gambar 29. Tulang Mandibula Pandangan Lateral

Gambar 30. Tulang Mandibula Pandangan Depan


Kuliah : Anatomi Kepala dan Leher
Kode Mata Kuliah :

BAB IV
Topik : Anatomi Otot Wajah
Sub Topik : Mengetahui Kaitan Anatomi Otot Wajah
dengan Kesehatan Gigi
Mengetahui Jenis Otot secara umum
Mengetahui Jenis-Jenis Otot yang ada di kepala
Mengetahui Fungsi Otot Wajah
Mengetahui Jenis-Jenis Otot Wajah sebagai Pengunyah
Mengetahui Jenis-Jenis Otot Wajah sebagai Mimik
Mengetahui Letak Anatomis Otot Kepala
Objektif Perilaku Siswa (OPS): Setelah membaca hand out ini mahasiswa mampu memahami seluruh
sub topik dalam pertemuan ini.
Dosen : drg. Naning NH, M.Kes
drg. Rina Kurnianti, M.Pd
drg. Mira Sri Gumilar

Sumber Pustaka :
i. R. Putz & R. Pabst, Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2000.
ii. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisisologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004.
iii. Ganong, F. Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1999.

1.1. Pendahuluan
Pengetahuan mengenai otot pada kepala dan leher merupakan salah satu bagian yang
perlu dipelajari dalam kesehatan gigi. Beberapa kelainan pada mulut dapat terkait dengan
otot-otot yang ada di kepala seperti kanker atau proses penyebaran suatu penyakit.
Jaringan otot di dalam tubuh manusia mencapai 40% sampai 50% berat tubuh, pada
umumnya tersusun dari sel-sel kontraktil yang disebut serabut otot. Melalui Kontraksi, sel-sel
otot menghasilkan pergerakkan dan melakukan pekerjaan.

1.2. Materi
1.2.1. Jenis-jenis Otot secara umum
Anatomi kepala terdiri dari struktur tulang, otak, otot, sistem pembuluh darah,
kelenjar getah bening, sistem saraf, serta organ-organ seperti mata dan lidah.
Pembuluh Darah Os. Cranium
Arteri

Otot yang melekat


pada cranium
Otak

Pembuluh Darah Vena

Bola Mata

Tulang Wajah

Otot Wajah
Otot Lidah

Sistem Saraf : Sumsum


Tulang Belakang

Gambar 31 : Penampang Kepala Leher

1.2.2. Jenis-Jenis Otot yang ada di Kepala


Pada pertemuan ini akan dibahas mengenai otot kepala. Sebelum memasuki
materi mengenai otot yang ada di kepala sebelumnya perlu diketahui jenis otot secara
mikroskopis dan fungsinya. Dalam tubuh manusia secara mikroskopis otot dibagi atas
3 jenis yaitu : otot rangka, otot polos, dan Otot Jantung. Berikut merupakan
perbedaan dari ketiga tipe otot tersebut:
a. Otot rangka memiliki ciri serat otot berserat, memiliki banyak inti, dipersarafi oleh
saraf motorik somatik (volunter) dan melekat pada tulang sehingga kontraksi otot
rangka akan menyebabkan pergerakan pada tulang. Aktifitas yang ditimbulkan oleh
adanya kontraksi otot rangka adalah aktifitas motorik. Beberapa fungsi otot rangka:
- Otot rangka sbg penunjang homeostasis: mengunyah, menelan makanan,
bernapas, menghindari bahaya, dll
- Otot rangka untuk aktivitas non-homeostasis : menari, mengoperasikan
komputer, dll
b. Otot polos memiliki ciri serat otot polos (tidak berserat), memiliki 1 inti yg berada
di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), terdapat di organ dalam
tubuh (viserall) yaitu di dinding organ-organ berongga dan saluran di dalam tubuh.
Kontraksi otot polos dapat mengatur aliran darah, menggerakan makanan di sal
cerna, berperan dalam aliran udara, aliran urin, dan lain-lain
c. Otot jantung merupakan otot polos yang bekerja involunter, berserat, memiliki 1
inti, dipersarafi oleh saraf otonom (involunter). Otot jantung memiliki peran yang
besar dalam mekanisme aliran darah.

Otot pada kepala dibagi menjadi tiga bagian yaitu :


a. Otot yang melekat pada cranium
b. Otot wajah terbagi atas:
- Otot mata (muskulus rektus okuli) dan otot bola mata
- Otot mulut bibir dan pipi
- Otot pengunyah/otot yang bekerja waktu mengunyah
c. Otot lidah sangat berguna sebagai pancaindra dan untuk proses mengunyah, otot
pada lidah terbagi menjadi otot-otot intrinsik dan otot-otot ekstrinsik. ini terdiri
dari Muskulus genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depandan Muskulus
stiloglosus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang
Gambar 32 : Penampang Otot Lidah

1.2.3. Mengetahui Fungsi Otot Wajah


Otot yang melekat pada wajah dibagi berdasarkan fungsinya, yaitu otot yang
berfungsi sebagai mimik dan otot yang berfungsi sebagai pengunyah. Otot wajah yang
berfungsi sebagai mimik jika kontraksi menyebabkan penggeseran kulit. Penggeseran
tersebut mengakibatkan lipatan-lipatan dan kerutan, inilah yang merupakan dasar dari
ekspresi wajah seseorang. Sehingga orang dapat memperlihatkan wajah gembira atau
sedih dan sebagainya. Ekpresi wajah tersebut tergantung pada banyak factor,
diantaranya usia, intelektual, sifat ras dan lainnya. Otot-otot kulit kepala merupakan
epikranius, sangat longgar dan berikatan dengan kulit kepala. Terutama pada venter
anteriornya dapat menimbulkan kerutan-kerutan pada dahi, selain itu kontraksi
kontraksi kedua venter frontalis dapat mengangkat alis mata dan kelopak mata atas.
Otot Pengunyah di dalam kesehatan gigi memiliki peran dalam kebersihan gigi yaitu
sebagai self cleansing terutama pasca pencabutan atau tindakan operasi pada gigi.

1.2.4. Jenis Otot Wajah yang berfungsi sebagai Pengunyah


Otot yang memiliki peran dalam proses pengunyahan terdiri dari Musculus,
Musculus Temporalis, Musculus Pterygoideus medialis, dan Musculus Pterygoideus
lateralis.
Musculus Masetter adalah otot yang paling kuat apabila dilihat dari ukurannya
pada tubuh. Otot ini memiliki fungsi mengangkat mandibula untuk merapatkan bibir
saat mengunyah.
Musculus temporalis memiliki fungsi mengembalikan posisis mandibula.
Musculus Pterygoideus lateralis berfungsi menarik collum mandibulae ke depan
sedangkan Musculus Pterygoideus medialis memiliki fungsi untuk mengangkat
mandibula.

Gambar 33 : Otot-otot pengunyah

1.2.5. Jenis Otot Wajah yang berfungsi sebagai Mimik


Salah satu fungsi otot wajah adalah untuk membentuk ekspresi pada wajah, berikut
merupakan jenis otot yang membentuk ekspresi pada wajah :
Ekspresi Wajah Otot yang berperan dan Fungsinya

Musculus Occipitofrontalis :
Menggerakkan kulit kepala, menciptakan kerut miring di dahi

M. Corrugator Supercilii
Menggerakkan kulit dahi dan alis mata ke arah pangkal hidung,
menciptakan kerut vertikal
tepat di atas pangkal hidung

M.procerus
Menarik turun kulit dahi dan alis mata
M. Nasalis Pars Transversa
mengecilkan lubang hidung

M. Orbicularis Oculli
Menutup kelopak mata, menekan saccus lacrimalis,
menggerakkan alis mata

M.levator labii superioris :


Menarik bibir atas ke lateral dan ke atas
M. Nasalis Pars Alaris
membuka lebar cuping hidung
M. Buccinator
Menegangkan bibir, meningkatkan tekanan intraoral (ketika meniup
dan mengunyah)
M. Orbicularis Oris :
Menutup bibir, sehingga juga menggerakkan cuping hidung, pipi
dan kulit dagu

M. Zygomaticus Mayor :
Menarik sudut mulut ke arah lateral dan ke atas
M. Zygomaticus Minor :
Menggerakkan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu,
memperdalam sulcus nasolabialis

M. Risorius
Menarik sudut mulut ke lateral dan atas, membentuk lesung pipi

M. Risorius
Menarik sudut mulut ke lateral dan atas, membentuk lesung pipi
M. Depressor Labii Inferior
Menarik bibir bawah ke lateral dan ke bawah

M. Levator Labii Superior


Menggerakkan bibir, alae nasi, pipi dan kulit dagu
M. Depressor Labii
Menarik bibir bawah ke lateral dan ke bawah
M. Risorius
Menarik sudut mulut ke lateral dan atas, membentuk lesung pipi
M. Levator Labii Superior
Menggerakkan bibir, alae nasi, pipi dan kulit dagu

M. Orbicularis Oris
Menutup bibir, sehingga juga menggerakkan cuping hidung, pipi
dan kulit dagu

M. Depressor Anguli Oris :


Menarik sudut mulut ke bawah

M. Mentalis :
Membentuk lekuk di dagu, eversi bibir bawah (bersama dengan
m.orbicularis oris)

Tabel 34 : Jenis Otot dan ekspresi Wajah


1.2.6. Letak Anatomi Otot Wajah

M. Temporalis

M. Occipitofrontalis

M. Orbicularis Oculli
M. Procerus

M.Nasalis Pars
Alaris

M. Zygomaticus M. Nasalis
Minor Pars Transversa
M.Levator
Labii Sup.
M. Zygomaticus
Mayor
M. Orbicularis
Oris

M. Bucinator
M. Risorius

Platysma

Gambar 35: Otot-Otot Wajah Tampak Lateral


M. Procerus

M.Occipitofrontalis
M.Temporalis

M. Orbicularis Oculli M. Corrugator


Supercillii

M. Nasalis Pars Alaris


M. Nasalis Pars Tranversa
M. Levator Labii Sup. M. Zygomaticus Minor
M. Zygomaticus Mayor
M. Masseter
M. Risorius
M. Buccinator
M. Orbicularis Oris
M. Depressor Anguli Oris

M. Mentalis

Gambar 36 : Otot-otot Wajah Penampakan Ventral


1.3. Penutup
Telah dijelaskan jenis-jenis otot wajah berdasarkan fungsinya. Mahasiswa diharapkan
memahami secara garis besar inti dari mata kuliah ini sehingga lebih mudah dalam memahami
bab-bab yang akan diberikan dalam pertemuan berikutnya dan sebagai dasar pengetahuan
yang mendukung saat menangani kasus-kasus pada kesehatan gigi.

1.4. Evaluasi
Diberikan tugas kepada mahasiswa untuk mempelajari diktat untuk pertemuan
berikutnya

BAB V
Mata Kuliah : Anatomi Kepala dan Leher
Kode Mata Kuliah :
Topik : Anatomi Otot Leher
Sub Topik : Anatomi Penyusun Leher dan fungsi Leher
Pembagian Area Pada Leher
Otot Leher dan fungsinya
Letak Anatomis Otot Leher
Objektif Perilaku Siswa (OPS): Setelah membaca hand out ini mahasiswa mampu memahami
seluruh sub topik dalam pertemuan ini.
Dosen :
Sumber Pustaka :
i. R. Putz & R. Pabst, Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2000.
ii. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisisologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2004.
iii. Ganong, F. Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 1999.

1.1. Pendahuluan
Leher merupakan bagian dari tubuh yang memisahkan kepala dan tubuh. Dalam
bahasa latin leher adalah cervical. Selain membantu dalam proses sirkulasi darah ke otak, dan
membantu proses pengunyahan, Leher menyokong kepala dan memiliki fleksibilitas yang
tinggi memudahkan kepala untuk bergerak ke arah yang berbeda-beda. Berdasarkan fungsi-
fungsi tersebut, maka Pada tindakan yang melibatakan daerah oral keberadaan otot-otot
leher memiliki peran yang penting.
1.2. Materi
1.2.1 Anatomi Penyusun Leher dan fungsi Leher
Rangka tulang leher disusun oleh tulang vertebrae cervicalis mulai dari
vertebrae cervicalis 1 sampai vertebrae cervicalis 7. Vertebrae cervicalis memeiliki
karakteristik yang berbeda dengan tulang vertebra lainnya. Otot yang terdapat pada
leher merupakan suatu jaringan yang dapat menghasilkan gerakan saat berkontraksi.
Otot leher memanjang dari dasar tengkorak sampai ke punggung dan sternum.
Gerakan otot leher dibagi ke dalam empat gerakkan yaitu : rotasi, flexi lateral, flexi
dan hiperekstensi.
Di leher terdapat kelenjar penting yaitu kelenjar tiroid dan paratiroid. Kelenjar
ini menghasilkan hormon tiroid dan paratiroid yang sangat menting dalam
metabolisme tubuh manusia. Selain itu leher dilewati oleh beberapa sistem saraf
penting seperti sistem saraf cranialis dan plexus cervicalis. Terdapat pembuluh darah
penting yang melewati leher yaitu arteri carotis dan vena jugularis.
Gambar 37 : Anatomi Otot Leher

1.2.2 Area Triangular dan quadrangular di leher


Leher apabila dilihat dari lateral berbentuk empat persegi panjang, yang oleh
m.sternomastoideus dibagi dua yaitu trigonum colli anterior dan trigonum colli
posterior. Trigonum colli anterior, oleh m.omohyodeus dibagi menjadi 4 trigonum :
Trigonum submentalis, Trigonum submandibulans, trigonum caroticum, dan trigonum
musculare. Trigonum colli posterior oleh venter inferior m.omohyoideus dibagi 2
bagian yaitu trigonum occipitalis dan trigonum suprasciavicularis.
1. M. Sternomastoideus
2. Trigonum submentalis
3. trigonum musculare
4. Trigonum submandibulans,
5. trigonum caroticum
6. Trigonum colli posterior

Gambar 38 : Pembegian Regio Leher

1.2.3. Otot Leher dan Fungsinya


Otot-otot leher dibedakan menjadi:
A. Otot-otot Superfisial yaitu:
a. Platysma : Otot ini berbentuk kuadrangularis, tipis dan sangat Iebar, terletak
tepat di bawah kulit leher ke sampai sudut mata dan bibir bawah sedang ke
bawah sampai regio pectoralis (daerah claviula). Fungsi otot ini adalah
mengerutkan kulit di daerah Ieher dan menarik sudut mulut kelaterokaudal
Gambar 39 : Penampang otot platysma

b. M.Sternocleidomastoideus. : Otot ini


berbentuk panjang, Iebar dan bulat, terletak
di leher dan Iaterokranial (processus
mastoideus) ke medio kaudal (sternum),
tertutup platysma. Otot ini dibagi menjadi 3
yaitu: pars descendens, pars horizontalis
dan pars descendens. Fungsinya adalah
mengangkat clavicula ke dorsal cranial.

Gambar 40:Otot sternocleidomastoideus


c. m. trapezius berfungsi untuk mengangkat dan menarik sendi bahu

d. Otot-otot Suprahyoideus:
- M.Digastricus Fungsi:apabila os hyoideum difiksasi maka menarik
mandibula ke bawah, Sebaliknya bila mandibula difiksasi menarik os
hyoideum ke atas
- M.Stylohyoideus Fungsi:menarik Os hyoideum ke dorsokranial
- Mylohyoideus merupakan dasar dan cavitas oris. Fungsi:apabila
mandibula difiksasi os hyoideum akan tertarik ke kranial, tetapi apabila os
hyoideum difiksasi mandibulae tertarik ke bawah (membuka mulut)
- M.Geniohyoideus Fungsi;seperti m.mylohyoideus

Gambar 41 : Penampang ventral otot leher

Os. Manidbula
Os. Manidbula

M. Digastricus,
anterior belly
M. Mylohyoideus
M. Stylohyoideus
Mylohyoid rape M. Digatricus
posterior belly
M. Genohyoid Ansa Tendinis

Gambar 42: Penampang otot suprahyoideus

e. Otot-otot infrahyoideus :
- M. Sternohyoideus
- M. Omohyoideus
- M. Thyrohyoideus
- M. Sternothyreoideus
Fungsi:otot-otot infrahyoideus menarik os hydeum ke kaudal
M. Omohyoideus
8a. Nama tulang
rawan ini adalah.....
M. Thyrohyoideus

8b. Disebut juga


dengan nama......
M. Sternothyroideus

M. Sternohyoideus
B. Otot-otot yang profundi:
a. Otot-otot scaleni
- M. Scaleni Anterior
- Scalenus Medius Fungsi:kedua Otot di atas mengangkat ke atas Costa II
- M.ScaIenus Posterior Fungsi:mengangkat Costa 2
b. Otot-otot praevertebralis
- M.Longus Capitis yang berfungsi untuk antefleksi kepala
- Longus CoIli Otot ini dibagi dua bagian, bagian medial dan bagian lateral
berfungsi untuk antefleksl dan laterofleksi kepala.
c. Otot-otot larynx dan pharynx
d. Otot-otot tengkuk (erector trunci) dan m.levator scapulae.

1.3. Penutup
Dengan memberikan penjelasan mengenai Anatomi Fisisologi Otot-otot wajah
diharapkan mahasiswa memahami secara garis besar inti dari mata kuliah ini sehingga lebih
mudah dalam memahami bab-bab yang akan diberikan dalam pertemuan berikutnya.
1.4. Evaluasi
Diberikan tugas kepada mahasiswa untuk mempelajari diktat untuk pertemuan
berikutnya
Mata Kuliah : Anatomi Kepala dan Leher

BAB V
Kode Mata Kuliah :
Topik : Anatomi Faring
Sub Topik : Fungsi Laring
Anatomi Laring
Kartilago Laring
Otot Pada Laring
Anatomi Laring Bagian Dalam dan Beberapa bagian penting
dari dalam laring
Objektif Perilaku Siswa (OPS): Setelah membaca hand out ini mahasiswa mampu
memahami seluruh sub topik dalam pertemuan ini.
Dosen :
Sumber Pustaka :
i. R. Putz & R. Pabst, Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2000.
ii. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisisologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2004.
iii. Ganong, F. Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1999.

1.1. Pendahuluan
Faring merupakan suatu saluran fibromuscular yang menghubungkan cavitas nasi
dengan laring dan cavitas oris dengan esofagus. Faring terhubung baik dengan sistem
pencernaan maupun sistem respiratorius. Bagian atas Faring berada di area dasar tengkorak
dan bagian akhirnya ada diareakartilago krikoidea (C6). Faring terbagi menjadi tiga bagian
yaitu : Nasofaring, Orofaring, dan laringofaring (dari bagian atas sampai ke bawah). Faring
memiliki otot dan dilewati oleh pembuluh darah dan sistem saraf baik untuk saraf sensoris
maupun saraf motorik.

Gambar 43 : Anatomi Faring

1.2. Materi
1.2.1. Otot pada Faring
Terdapat dua tipe otot yang membentuk dinding faring yaitu otot-otot
longitudinal dan otot- otot sirkular. Kedua otot tersebut diinervasi oleh nervus vagus
kecuali musculus stylopharyngeus yang diinervasi oleh nervus glossopharyngeal.
Otot sirkular berkontraksi secara berurutan dari bagian atas kebagian bawa
untuk membuat lumen berkontriksi dan mendorong bolus makanan ke dalam
esofagus. Otot sirkular tersusun bertumpuk dan merupakan lingkaran otot yang tidak
lengkap bagian depan otot ini melekat pada struktur leher.
Seluruh otot sirkuler ini diinervasi oleh nervus vagus. Otot sirkuler terdiri dari :
A. M. Superior pharyngeal constrictor ditemukan di orofaring
B. M. Middle pharyngeal constrictor ditemukan di laringofaring
C. M. Inferior pharyngeal constrictor ditemukan di laringofaring dan memiliki dua
komponen. Komponen superior (thyrofaringeus) merupakan serta oblique yang
melekat pada kartilago thriodea dan komponen bawah (cricopharyngeus)
merupakan serat horizontal yang melekat pada kartilago krikoidea.

m. Constrictor
pharingis Superior

m. Constrictor
pharingis Medium

m. Constrictor
pharingis Inferior

Otot longitodinal lebih pendek dan melebarkan faring serta mengangkat faring
saat proses menelan. Otot longitudinal terdiri dari:
A. M. Stylopharyngeus
B. M. Palatopharyngeus
C. M. Salpingopharyngeus: Selain berperan dalam proses menelan, otot ini berperan
dalam membuka tuba eustachieus untuk menyeimbangkan tekanan di dalam
telinga dengan lingkungan luar.
1.2.2. Persarafan
Sebagian besar saraf pada faring dilakukan oleh plexus faringeal yang terdiri
dari :
A. Cabang nervus glossopharyngeal (CN IX)
B. Cabang nervus vagus (CN X)
C. Serat somatis dari ganglion servical bagian superior
Untuk saraf sensoris masing-masing dari tiga bagian faring memiliki persarafan
yang berbeda-beda:
A. nasopharynx dipersarafi oleh nervus maxillaris (CN V2).
B. oropharynx dipersarafi oleh nervus glossopharyngeal (CN IX).
C. laryngopharynx dipersarafi oleh nervus vagus (CN X).
Untuk saraf Motorik: semua otot faring dipersarafi oleh nervus vagus (CN X),
kecuali stylopharyngeus, yang dipersarafi oleh nervus glossopharyngeal (CN IX).
1.2.3. Pembuluh Darah di Faring
Suplai pembuluh darah arteri merupakan cabang dari arteri caroticus externus
sedangkan pembuluh darah vena berasal dari faringeal flexus venosus.

V. Jugularis
Internus

A Carotis
A Carotis Internus
Eksternus

A Carotis
Communis
1.2.4. Pembagian Faring
A. Nasofaring

Nasofaring ditemukan antara bagian dasar tulang tengkorak dana


palatum mole, bagian ini merupakan kelanjutan dari cavitas nasi. Bagian memiliki
fungsi dalam respirasi dengan melembapkan udara inspirasi dan menruskannya
ke dalam laring. Bagian posterior dari nasofaring terdapat tonsil adenoid yang
yang memiliki ukuran besar pada usia 3 – 8 tahun dan kemudian mengecil.

B. Orofaring
Orofaring merupakan bagian tengah dari faring terletak diantara palatum
molle dan batas atas epiglottis. Bagian ini terdiri dari :
a. 1/3 posterior lidah
b. Tonsila lingualis
c. Tonsila Palatina
d. Otot-otot konstriktor bagian atas
Orofaring berperan dalam fase volunter dan involunter dalam proses
menelan.
C. Laryngofaring
Sebagian besar bagian distal dari faring, terletak antara batas atas epiglottis dan
batas bawah dari kartilago krikoidea (C6), yang dalam batas ini akan berlanjut
menjadi esofagus. Bagian laryngofaring berada di belakang laring.
1.3. Penutup
Dengan memberikan penjelasan mengenai Anatomi Fisisologi Otot-otot wajah
diharapkan mahasiswa memahami secara garis besar inti dari mata kuliah ini sehingga lebih
mudah dalam memahami bab-bab yang akan diberikan dalam pertemuan berikutnya.
1.4. Evaluasi
Diberikan tugas kepada mahasiswa untuk mempelajari diktat untuk pertemuan
berikutnya
Mata Kuliah : Anatomi Kepala dan Leher
Kode Mata Kuliah :
Topik
Sub Topik
: Anatomi Laring
: Fungsi Laring
Anatomi Laring
BAB VI
Kartilago Laring
Otot Pada Laring
Anatomi Laring Bagian Dalam dan Beberapa bagian penting dari
dalam laring
Objektif Perilaku Siswa (OPS): Setelah membaca hand out ini mahasiswa mampu memahami
seluruh sub topik dalam pertemuan ini.
Dosen :
Sumber Pustaka :
i. R. Putz & R. Pabst, Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2000.
ii. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisisologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2004.
iii. Ganong, F. Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 1999.
iv. Brown Scott : Orolaryngology. 6th ed. Vol. 1. Butterworth, Butterworth & Co Ltd. 1997. page
1/12/1-1/12/18 Ballenger, J.J. Anatomy of the larynx. In : Diseases of the nose, throat, ear,
head and neck.13th ed. Philadelphia, Lea & Febiger. 1993
v. Lee, K.J. Cancer of the Larynx. In; Essential Otolaryngology Head and Neck Surgery. Eight
edition. Connecticut. McGraw-Hill, 2003: 724-736, 747, 755-760.

1.1. Pendahuluan
Laring
adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan suatu
rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong dan terletak setinggi vertebra cervicalis IV – VI,
dimana pada anak-anak dan wanita letaknya relatif lebih tinggi. Laring pada umumnya selalu
terbuka, hanya kadang-kadang saja tertutup bila sedang menelan makanan.
Lokasi laring dapat ditentukan dengan inspeksi dan palpasi dimana didapatkannya
kartilago tiroid yang pada pria dewasa lebih menonjol kedepan dan disebut Prominensia
Laring atau disebut juga Adam’s apple atau jakun
1.2. Materi
1.2.1. Fungsi Laring
Laring mempunyai 3 (tiga) fungsi dasar yaitu fonasi, respirasi dan proteksi disamping beberapa
fungsi lainnya seperti terlihat pada uraian berikut :
A. Fungsi Fonasi : Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang paling
kompleks. Suara dibentuk karena adanya aliran udara respirasi yang konstan dan
adanya interaksi antara udara dan pita suara. Otot intrinsik laring berperan
penting dalam penyesuaian tinggi nada. Ada 2 teori yang mengemukakan
bagaimana suara terbentuk yaitu Teori Myoelastik – Aerodinamik dan Teori
Neuromuskular.
B. Fungsi Proteksi : Benda asing tidak dapat masuk ke dalam laring dengan adanya
reflek otot-otot yang bersifat adduksi, sehingga rima glotis tertutup. Pada waktu
menelan, pernafasan berhenti sejenak sfingter dan epiglotis menutup. Gerakan
laring ke atas dan ke depan menyebabkan celah proksimal laring tertutup oleh
dasar lidah. Struktur ini mengalihkan makanan ke lateral menjauhi aditus dan
masuk ke sinus piriformis lalu ke introitus esofagus.
C. Fungsi Respirasi
D. Fungsi Sirkulasi : Pembukaan dan penutupan laring menyebabkan penurunan dan
peninggian tekanan intratorakal yang berpengaruh pada venous return.
E. Fungsi Fiksasi : Berhubungan dengan mempertahankan tekanan intratorakal agar
tetap tinggi, misalnya batuk, bersin dan mengedan.
F. Fungsi Menelan. Terdapat 3 (tiga) kejadian yang berhubungan dengan laring pada
saat berlangsungnya proses menelan, yaitu :
a. Pada waktu menelan faring bagian bawah ngalami kontraksi sepanjang
kartilago krikoidea dan kartilago tiroidea, serta menarik laring ke atas
menuju basis lidah, kemudian makanan terdorong ke bawah dan terjadi
pembukaan faringoesofageal.
b. Laring menutup untuk mencegah makanan atau minuman masuk ke saluran
pernafasan dengan jalan menkontraksikan orifisium dan penutupan laring
oleh epiglotis. Epiglotis menjadi lebih datar membentuk semacam papan
penutup aditus laringeus, sehingga makanan atau minuman terdorong ke
lateral menjauhi aditus laring dan maduk ke sinus piriformis lalu ke hiatus
esofagus.
G. Fungsi Batuk : Bentuk plika vokalis palsu memungkinkan laring berfungsi sebagai
katup, sehingga tekanan intratorakal meningkat. Pelepasan tekanan secara
mendadak menimbulkan batuk yang berguna untuk mempertahankan laring dari
ekspansi benda asing atau membersihkan sekret yang merangsang reseptor atau
iritasi pada mukosa laring.
H. Fungsi Ekspektorasi : Dengan adanya benda asing pada laring, maka sekresi
kelenjar berusaha mengeluarkan benda asing tersebut.
I. Fungsi Emosi : Perubahan emosi dapat meneybabkan perubahan fungsi laring,
misalnya pada waktu menangis, kesakitan, menggigit dan ketakutan.

1.2.2. Anatomi Laring


Laring merupakan salah satu organ dalam pernafasan, salah satu fungsi
pentingya adalah mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernafasan. Laring
tersusun oleh jaringan kartilago, otot, Pembuluh darah, saraf dan persendiaan.

Gambar 43 : Letak Laring dalam tubuh manusia

1.2.3. Kartilago Laring


Kartilago laring terbagi atas 2 (dua) kelompok, yaitu :
A. Kelompok kartilago mayor, terdiri dari :
a. Kartilago Tiroidea, 1 buah : merupakan kartilago yang terbesar. Terdiri dari
2 (dua) sayap (ala tiroidea) berbentuk seperti perisai yang terbuka
dibelakangnya tetapi bersatu di bagian depan dan membentuk sudut
sehingga menonjol ke depan disebut Adam’s apple. Sudut ini pada pria
dewasa kira-kira 90 derajat dan pada wanita 120 derajat. Di sebelah dalam
perisai kartilago tiroidea terdapat bagian dalam laring, yaitu : pita suara,
ventrikel, otot-otot dan ligamenta, kartilago aritenoidea, kuneiforme serta
kornikulata. Kartilago ini mengalami osifikasi pada umur 20 – 30 tahun.
b. Kartilago Krikoidea, 1 buah : Kartilago ini merupakan bagian terbawah dari
dinding laring. Merupakan suatu kartilago hialin yang berbentuk cincin
stempel (signet ring). Pada keadaan darurat dapat dilakukan tindakan
trakeostomi emergensi atau krikotomi atau koniotomi pada konus
elastikus. Kartilago krikoidea pada dewasa terletak setinggi vertebra
servikalis VI – VII dan pada anak-anak setinggi vertebra servikalis III – IV.
Kartilago ini mengalami osifikasi setelah kartilago tiroidea.
c. Kartilago Aritenoidea, 2 buah : Ligamentum vokalis terbentuk dari setiap
prosesus vokalis dan berinsersi pada garis tengah kartilago tiroidea
membentuk tiga per lima bagaian membranosa atau vibratorius pada pita
suara. Tepi dan permukaan atas dari pita suara ini disebut glottis. Kartilago
aritenoidea dapat bergerak ke arah dalam dan luar dengan sumbu
sentralnya tetap, karena ujung posterior pita suara melekat pada prosesus
vokalis dari aritenoid maka gerakan kartilago ini dapat menyebabkan
terbuka dan tertutupnya glotis.
B. Kartilago minor, terdiri dari :
a. Kartilago Kornikulata Santorini, 2 buah : Merupakan kartilago fibroelastis,
disebut juga kartilago Santorini dan merupakan kartilago kecil di atas
aritenoid serta di dalam plika ariepiglotika.
b. Kartilago Kuneiforme Wrisberg, 2 buah : Merupakan kartilago fibroelastis
dari Wrisberg dan merupakan kartilago kecil yang terletak di dalam plika
ariepiglotika.
c. Kartilago Epiglotis, 1 buah : Kartilago epiglotis mempunyai fungsi sebagai
pembatas yang mendorong makanan ke sebelah menyebelah laring.
Keterangan
A. Epiglottis                          
B. Os. Hyoidea             
C. Thyrohyoid membrane      
D. Cartilago Thyroidea               
E. prominentia Laryngea      
F. Cartilago Cricoidea
G. Cartilago Trachealis
H. Trachea
I. Cartilago Cuneiformis
J. Cartilago Corniculata
K. Cartilago Arytenoidea
L. vocal ligament
M. cricothyroid membrane
N. vestibular ligament
O. Fat
P. Laring

1.2.4. Otot Pada Laring


Otot–otot laring terbagi dalam 2 (dua) kelompok besar yaitu otot-otot
ekstrinsik dan otot-otot intrinsik yang masing-masing mempunyai fungsi yang
berbeda.
Otot-otot ekstrinsik, Otot-otot ini menghubungkan laring dengan struktur
disekitarnya. Kelompok otot ini menggerakkan laring secara keseluruhan. Terbagi
atas :
A. Otot-otot suprahioid / otot-otot elevator laring, yaitu :
a. M. Stilohioideus
b. M. Milohioideus
c. M. Geniohioideus
d. M. Digastrikus
e. M. Genioglosus
f. M. Hioglosus
B. Otot-otot infrahioid / otot-otot depresor laring, yaitu :
a. M. Omohioideus
b. M. Sternokleidomastoideus
c. M. Tirohioideus
Kelompok otot-otot depresor penting untuk proses menelan (deglutisi) dan
pembentukan suara (fonasi).
Gambar 44 : Penampang otot ekstrinsik pada laring
Otot-otot intrinsik, otot-otot ini menghubungkan kartilago satu dengan yang
lainnya dan berfungsi menggerakkan struktur yang ada di dalam laring terutama untuk
membentuk suara dan bernafas. Otot-otot pada kelompok ini berpasangan kecuali
m. interaritenoideus yang serabutnya berjalan transversal dan oblik. Fungsi
otot ini dalam proses pembentukkan suara, proses menelan dan bernafas. Bila m.
interaritenoideus berkontraksi, maka otot ini akan bersatu di garis tengah sehingga
menyebabkan adduksi pita suara. Yang termasuk dalam kelompok otot intrinsik adalah
:
A. Otot-otot adduktor :
a. M. arytenoidea transversus dan obliquus
b. M. Krikotiroideus
c. M. Krikotiroideus lateral
Berfungsi untuk menutup pita suara.
B. Otot-otot abduktor :
M. Krikoaritenoideus posterior yang berfungsi untuk membuka pita suara.
C. Otot-otot tensor :
a. Tensor Internus : M. Tiroaritenoideus dan M. Vokalis
b. Tensor Eksternus : M. Krikotiroideus
Mempunyai fungsi untuk menegangkan pita suara. Pada orang tua, m.
tensor internus kehilangan sebagian tonusnya sehingga pita suara melengkung ke
lateral mengakibatkan suara menjadi lemah dan serak.

Gambar 44 : Penampang Superior Musculus Intrinsik Laring


Gambar 45 : penampanga postero-lateral Otot-otot Intrisnik Laring

Gambar 46 : Penampang Anterolateral Otot-otot Instrinsik Laring


1.2.5. Persendian Pada Laring
Artikulasio Krikotiroidea : Sendi ini berfungsi untuk pergerakan rotasi pada
bidang tiroidea, oleh karena itu kerusakan atau fiksasi sendi ini akan mengurangi efek
m. krikotiroidea yaitu untuk menegangkan pita suara.
Artikulasio Krikoaritenoidea : Pergerakan sendi tersebut penting dalam
perubahan suara dari nada rendah menjadi nada tinggi.

Gambar 47 : Persendian pada laring

1.2.6. Anatomi Laring Bagian Dalam dan Beberapa bagian penting dari dalam laring
Cavum laring dapat dibagi menjadi sebagai berikut :
A. Supraglotis (vestibulum superior),
B. Glotis (pars media), pita suara palsu dengan pita suara sejati serta membentuk
rongga yang disebut ventrikel laring Morgagni.
C. Infraglotis (pars inferior)
Beberapa bagian penting dari dalam laring :
A. Aditus Laringeus : Pintu masuk ke dalam laring
B. Rima Glottis
C. Plika Vestibularis (pita suara palsu) : yaitu pita suara palsu yang bergerak bersama-
sama dengan kartilago aritenoidea untuk menutup glottis dalam keadaan terpaksa,
merupakan dua lipatan tebal dari selaput lendir dengan jaringan ikat tipis di
tengahnya.
D. Plika Vokalis (pita suara sejati) : terdapat di bagian bawah laring. Tiga per lima
bagian dibentuk oleh ligamentum vokalis dan celahnya disebut intermembranous
portion, dan dua per lima belakang dibentuk oleh prosesus vokalis dari kartilago
aritenoidea dan disebut intercartilagenous portion.

Epiglotis

Plica Vestibularis Rima Glotis

Cartilago
Aritenoidea

Epiglotis

Plica Vocalis Rima Glotis

Aditus Laringeus Cartilago


Aritenoidea

1.3. Penutup
Dengan memberikan penjelasan mengenai Anatomi Laring diharapkan mahasiswa
memahami secara garis besar inti dari mata kuliah ini sehingga lebih mudah dalam memahami
bab-bab yang akan diberikan dalam pertemuan berikutnya.
1.4. Evaluasi
Diberikan tugas kepada mahasiswa untuk mempelajari diktat untuk pertemuan
berikutnya
Gambar ...... : Anatomi Otot Leher

2.2.2 Area Triangular dan quadrangular di leher


Leher apabila dilihat dari lateral berbentuk empat persegi panjang, yang
oleh m.sternomastoideus dibagi dua yaitu trigonum colli anterior dan trigonum
colli posterior. Trigonum colli anterior, oleh m.omohyodeus dibagi menjadi 4
trigonum : Trigonum submentalis, Trigonum submandibulans, trigonum
caroticum, dan trigonum musculare. Trigonum colli posterior oleh venter
inferior m.omohyoideus dibagi 2 bagian yaitu trigonum occipitalis dan
trigonum suprasciavicularis.
7. M. Sternomastoideus
8. Trigonum submentalis
9. trigonum musculare
10. Trigonum
submandibulans,
11. trigonum caroticum
12. Trigonum colli posterior

Gambar ..... : Pembegian Regio Leher

2.2.3. Otot Leher dan Fungsinya


Otot-otot leher dibedakan menjadi:
C. Otot-otot Superfisial yaitu:
b. Platysma : Otot ini berbentuk kuadrangularis, tipis dan sangat Iebar, terletak
tepat di bawah kulit leher ke sampai sudut mata dan bibir bawah sedang ke
bawah sampai regio pectoralis (daerah claviula). Fungsi otot ini adalah
mengerutkan kulit di daerah Ieher dan menarik sudut mulut kelaterokaudal
Gambar ..... : Penampang otot platysma

c. M.Sternocleidomastoideus. : Otot ini


berbentuk panjang, Iebar dan bulat,
terletak di leher dan Iaterokranial
(processus mastoideus) ke medio kaudal
(sternum), tertutup platysma. Otot ini
dibagi menjadi 3 yaitu: pars descendens,
pars horizontalis dan pars descendens.
Fungsinya adalah mengangkat clavicula ke
Gambar...: otot
dorsal cranial.
sternocleidomastoideus

f. m. trapezius berfungsi untuk mengangkat dan menarik sendi bahu


g. Otot-otot Suprahyoideus:
- M.Digastricus Fungsi:apabila os hyoideum difiksasi maka
menarik mandibula ke bawah, Sebaliknya bila mandibula
difiksasi menarik os hyoideum ke atas
- M.Stylohyoideus Fungsi:menarik Os hyoideum ke
dorsokranial
- Mylohyoideus merupakan dasar dan cavitas oris.
Fungsi:apabila mandibula difiksasi os hyoideum akan tertarik
ke kranial, tetapi apabila os hyoideum difiksasi mandibulae
tertarik ke bawah (membuka mulut)
- M.Geniohyoideus Fungsi;seperti m.mylohyoideus
3

Gambar .... : Penampang ventral otot leher

Os. Manidbula

Os. Manidbula

M. Digastricus,
anterior belly
M. Mylohyoideus
M. Stylohyoideus
Mylohyoid rape M. Digatricus
posterior belly
M. Genohyoid Ansa Tendinis
Gambar .... ; Penampang otot suprahyoideus

h. Otot-otot infrahyoideus :
- M. Sternohyoideus
- M. Omohyoideus
- M. Thyrohyoideus
- M. Sternothyreoideus
Fungsi:otot-otot infrahyoideus menarik os hydeum ke kaudal

M. Omohyoideus

M. Thyrohyoideus

M. Sternothyroideus

M. Sternohyoideus

D. Otot-otot yang profundi:

e. Otot-otot scaleni
- M. Scaleni Anterior
- Scalenus Medius Fungsi:kedua Otot di atas mengangkat ke atas
Costa II
- M.ScaIenus Posterior Fungsi:mengangkat Costa 2
f. Otot-otot praevertebralis
- M.Longus Capitis yang berfungsi untuk antefleksi kepala
- Longus CoIli Otot ini dibagi dua bagian, bagian medial dan bagian
lateral berfungsi untuk antefleksl dan laterofleksi kepala.
g. Otot-otot larynx dan pharynx
h. Otot-otot tengkuk (erector trunci) dan m.levator scapulae.
1.3. Penutup
Dengan memberikan penjelasan mengenai Anatomi Fisisologi Otot-otot wajah
diharapkan mahasiswa memahami secara garis besar inti dari mata kuliah ini sehingga
lebih mudah dalam memahami bab-bab yang akan diberikan dalam pertemuan
berikutnya.
1.4. Evaluasi
Diberikan tugas kepada mahasiswa untuk mempelajari diktat untuk pertemuan
berikutnya
Mata Kuliah : Anatomi Kepala dan Leher

BAB XIV
Kode Mata Kuliah :
Topik : Anatomi Faring
Sub Topik : Fungsi Laring
Anatomi Laring
Kartilago Laring
Otot Pada Laring
Anatomi Laring Bagian Dalam dan Beberapa bagian penting
dari dalam laring
Objektif Perilaku Siswa (OPS): Setelah membaca hand out ini mahasiswa mampu
memahami seluruh sub topik dalam pertemuan ini.
Dosen :
Sumber Pustaka :
iv. R. Putz & R. Pabst, Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2000.
v. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisisologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2004.
vi. Ganong, F. Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1999.

1.2. Pendahuluan
Faring merupakan suatu saluran fibromuscular yang menghubungkan cavitas
nasi dengan laring dan cavitas oris dengan esofagus. Faring terhubung baik dengan
sistem pencernaan maupun sistem respiratorius. Bagian atas Faring berada di area
dasar tengkorak dan bagian akhirnya ada diareakartilago krikoidea (C6). Faring terbagi
menjadi tiga bagian yaitu : Nasofaring, Orofaring, dan laringofaring (dari bagian atas
sampai ke bawah). Faring memiliki otot dan dilewati oleh pembuluh darah dan sistem
saraf baik untuk saraf sensoris maupun saraf motorik.
7a. Rongga ini
adalah....
7a. Bagian ini
adalah......

Gambar .... : Anatomi Faring


1.2. Materi
1.2.5. Otot pada Faring
Terdapat dua tipe otot yang membentuk dinding faring yaitu otot-otot
longitudinal dan otot- otot sirkular. Kedua otot tersebut diinervasi oleh nervus
vagus kecuali musculus stylopharyngeus yang diinervasi oleh nervus
glossopharyngeal.
Otot sirkular berkontraksi secara berurutan dari bagian atas kebagian
bawa untuk membuat lumen berkontriksi dan mendorong bolus makanan ke
dalam esofagus. Otot sirkular tersusun bertumpuk dan merupakan lingkaran
otot yang tidak lengkap bagian depan otot ini melekat pada struktur leher.
Seluruh otot sirkuler ini diinervasi oleh nervus vagus. Otot sirkuler
terdiri dari :
D. M. Superior pharyngeal constrictor ditemukan di orofaring
E. M. Middle pharyngeal constrictor ditemukan di laringofaring
F. M. Inferior pharyngeal constrictor ditemukan di laringofaring dan memiliki
dua komponen. Komponen superior (thyrofaringeus) merupakan serta
oblique yang melekat pada kartilago thriodea dan komponen bawah
(cricopharyngeus) merupakan serat horizontal yang melekat pada kartilago
krikoidea.
m. Constrictor
pharingis Superior

m. Constrictor
pharingis Medium

m. Constrictor
pharingis Inferior

Otot longitodinal lebih pendek dan melebarkan faring serta


mengangkat faring saat proses menelan. Otot longitudinal terdiri dari:
D. M. Stylopharyngeus
E. M. Palatopharyngeus
F. M. Salpingopharyngeus: Selain berperan dalam proses menelan, otot ini
berperan dalam membuka tuba eustachieus untuk menyeimbangkan
tekanan di dalam telinga dengan lingkungan luar.
1.2.6. Persarafan
Sebagian besar saraf pada faring dilakukan oleh plexus faringeal yang
terdiri dari :
D. Cabang nervus glossopharyngeal (CN IX)
E. Cabang nervus vagus (CN X)
F. Serat somatis dari ganglion servical bagian superior
Untuk saraf sensoris masing-masing dari tiga bagian faring memiliki
persarafan yang berbeda-beda:
D. nasopharynx dipersarafi oleh nervus maxillaris (CN V2).
E. oropharynx dipersarafi oleh nervus glossopharyngeal (CN IX).
F. laryngopharynx dipersarafi oleh nervus vagus (CN X).
Untuk saraf Motorik: semua otot faring dipersarafi oleh nervus vagus
(CN X), kecuali stylopharyngeus, yang dipersarafi oleh nervus glossopharyngeal
(CN IX).
1.2.7. Pembuluh Darah di Faring
Suplai pembuluh darah arteri merupakan cabang dari arteri caroticus
externus sedangkan pembuluh darah vena berasal dari faringeal flexus
venosus.

V. Jugularis
Internus

A Carotis
A Carotis Internus
Eksternus

A Carotis
Communis

1.2.8. Pembagian Faring


D. Nasofaring

Nasofaring ditemukan antara bagian dasar tulang tengkorak dana


palatum mole, bagian ini merupakan kelanjutan dari cavitas nasi. Bagian
memiliki fungsi dalam respirasi dengan melembapkan udara inspirasi dan
menruskannya ke dalam laring. Bagian posterior dari nasofaring terdapat
tonsil adenoid yang yang memiliki ukuran besar pada usia 3 – 8 tahun dan
kemudian mengecil.
E. Orofaring
Orofaring merupakan bagian tengah dari faring terletak diantara
palatum molle dan batas atas epiglottis. Bagian ini terdiri dari :
e. 1/3 posterior lidah
f. Tonsila lingualis
g. Tonsila Palatina
h. Otot-otot konstriktor bagian atas
Orofaring berperan dalam fase volunter dan involunter dalam
proses menelan.
F. Laryngofaring
Sebagian besar bagian distal dari faring, terletak antara batas atas
epiglottis dan batas bawah dari kartilago krikoidea (C6), yang dalam batas
ini akan berlanjut menjadi esofagus. Bagian laryngofaring berada di
belakang laring.
1.3. Penutup
Dengan memberikan penjelasan mengenai Anatomi Fisisologi Otot-otot wajah
diharapkan mahasiswa memahami secara garis besar inti dari mata kuliah ini sehingga
lebih mudah dalam memahami bab-bab yang akan diberikan dalam pertemuan
berikutnya.
1.4. Evaluasi
Diberikan tugas kepada mahasiswa untuk mempelajari diktat untuk pertemuan
berikutnya
Mata Kuliah : Anatomi Kepala dan Leher
Kode Mata Kuliah :
Topik
Sub Topik
: Anatomi Laring
: Fungsi Laring
Anatomi Laring
BAB XV
Kartilago Laring
Otot Pada Laring
Anatomi Laring Bagian Dalam dan Beberapa bagian penting
dari dalam laring
Objektif Perilaku Siswa (OPS): Setelah membaca hand out ini mahasiswa mampu
memahami seluruh sub topik dalam pertemuan ini.
Dosen :
Sumber Pustaka :
vi. R. Putz & R. Pabst, Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2000.
vii. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisisologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2004.
viii. Ganong, F. Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1999.
ix. Brown Scott : Orolaryngology. 6th ed. Vol. 1. Butterworth, Butterworth & Co Ltd.
1997. page 1/12/1-1/12/18 Ballenger, J.J. Anatomy of the larynx. In : Diseases of the
nose, throat, ear, head and neck.13th ed. Philadelphia, Lea & Febiger. 1993
x. Lee, K.J. Cancer of the Larynx. In; Essential Otolaryngology Head and Neck Surgery.
Eight edition. Connecticut. McGraw-Hill, 2003: 724-736, 747, 755-760.

1.3. Pendahuluan
Laring
adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan
suatu rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong dan terletak setinggi vertebra
cervicalis IV – VI, dimana pada anak-anak dan wanita letaknya relatif lebih tinggi.
Laring pada umumnya selalu terbuka, hanya kadang-kadang saja tertutup bila sedang
menelan makanan.
Lokasi laring dapat ditentukan dengan inspeksi dan palpasi dimana
didapatkannya kartilago tiroid yang pada pria dewasa lebih menonjol kedepan dan
disebut Prominensia Laring atau disebut juga Adam’s apple atau jakun

1.4. Materi
1.2.2. Fungsi Laring
Laring mempunyai 3 (tiga) fungsi dasar yaitu fonasi, respirasi dan
proteksi disamping beberapa fungsi lainnya seperti terlihat pada uraian berikut
:
J. Fungsi Fonasi : Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang paling
kompleks. Suara dibentuk karena adanya aliran udara respirasi yang
konstan dan adanya interaksi antara udara dan pita suara. Otot intrinsik
laring berperan penting dalam penyesuaian tinggi nada. Ada 2 teori yang
mengemukakan bagaimana suara terbentuk yaitu Teori Myoelastik –
Aerodinamik dan Teori Neuromuskular.
K. Fungsi Proteksi : Benda asing tidak dapat masuk ke dalam laring dengan
adanya reflek otot-otot yang bersifat adduksi, sehingga rima glotis
tertutup. Pada waktu menelan, pernafasan berhenti sejenak sfingter dan
epiglotis menutup. Gerakan laring ke atas dan ke depan menyebabkan
celah proksimal laring tertutup oleh dasar lidah. Struktur ini mengalihkan
makanan ke lateral menjauhi aditus dan masuk ke sinus piriformis lalu ke
introitus esofagus.
L. Fungsi Respirasi
M. Fungsi Sirkulasi : Pembukaan dan penutupan laring menyebabkan
penurunan dan peninggian tekanan intratorakal yang berpengaruh pada
venous return.
N. Fungsi Fiksasi : Berhubungan dengan mempertahankan tekanan
intratorakal agar tetap tinggi, misalnya batuk, bersin dan mengedan.
O. Fungsi Menelan. Terdapat 3 (tiga) kejadian yang berhubungan dengan
laring pada saat berlangsungnya proses menelan, yaitu :
c. Pada waktu menelan faring bagian bawah ngalami kontraksi
sepanjang kartilago krikoidea dan kartilago tiroidea, serta menarik
laring ke atas menuju basis lidah, kemudian makanan terdorong ke
bawah dan terjadi pembukaan faringoesofageal.
d. Laring menutup untuk mencegah makanan atau minuman masuk ke
saluran pernafasan dengan jalan menkontraksikan orifisium dan
penutupan laring oleh epiglotis. Epiglotis menjadi lebih datar
membentuk semacam papan penutup aditus laringeus, sehingga
makanan atau minuman terdorong ke lateral menjauhi aditus laring
dan maduk ke sinus piriformis lalu ke hiatus esofagus.
P. Fungsi Batuk : Bentuk plika vokalis palsu memungkinkan laring berfungsi
sebagai katup, sehingga tekanan intratorakal meningkat. Pelepasan
tekanan secara mendadak menimbulkan batuk yang berguna untuk
mempertahankan laring dari ekspansi benda asing atau membersihkan
sekret yang merangsang reseptor atau iritasi pada mukosa laring.
Q. Fungsi Ekspektorasi : Dengan adanya benda asing pada laring, maka
sekresi kelenjar berusaha mengeluarkan benda asing tersebut.
R. Fungsi Emosi : Perubahan emosi dapat meneybabkan perubahan fungsi
laring, misalnya pada waktu menangis, kesakitan, menggigit dan
ketakutan.

1.2.2. Anatomi Laring


Laring merupakan salah satu organ dalam pernafasan, salah satu fungsi
pentingya adalah mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernafasan.
Laring tersusun oleh jaringan kartilago, otot, Pembuluh darah, saraf dan
persendiaan.
Gambar ..... : Letak Laring dalam tubuh manusia

1.2.3. Kartilago Laring


Kartilago laring terbagi atas 2 (dua) kelompok, yaitu :
C. Kelompok kartilago mayor, terdiri dari :
d. Kartilago Tiroidea, 1 buah : merupakan kartilago yang terbesar.
Terdiri dari 2 (dua) sayap (ala tiroidea) berbentuk seperti perisai yang
terbuka dibelakangnya tetapi bersatu di bagian depan dan
membentuk sudut sehingga menonjol ke depan disebut Adam’s
apple. Sudut ini pada pria dewasa kira-kira 90 derajat dan pada
wanita 120 derajat. Di sebelah dalam perisai kartilago tiroidea
terdapat bagian dalam laring, yaitu : pita suara, ventrikel, otot-otot
dan ligamenta, kartilago aritenoidea, kuneiforme serta kornikulata.
Kartilago ini mengalami osifikasi pada umur 20 – 30 tahun.
e. Kartilago Krikoidea, 1 buah : Kartilago ini merupakan bagian
terbawah dari dinding laring. Merupakan suatu kartilago hialin yang
berbentuk cincin stempel (signet ring). Pada keadaan darurat dapat
dilakukan tindakan trakeostomi emergensi atau krikotomi atau
koniotomi pada konus elastikus. Kartilago krikoidea pada dewasa
terletak setinggi vertebra servikalis VI – VII dan pada anak-anak
setinggi vertebra servikalis III – IV. Kartilago ini mengalami osifikasi
setelah kartilago tiroidea.
f. Kartilago Aritenoidea, 2 buah : Ligamentum vokalis terbentuk dari
setiap prosesus vokalis dan berinsersi pada garis tengah kartilago
tiroidea membentuk tiga per lima bagaian membranosa atau
vibratorius pada pita suara. Tepi dan permukaan atas dari pita suara
ini disebut glottis. Kartilago aritenoidea dapat bergerak ke arah
dalam dan luar dengan sumbu sentralnya tetap, karena ujung
posterior pita suara melekat pada prosesus vokalis dari aritenoid
maka gerakan kartilago ini dapat menyebabkan terbuka dan
tertutupnya glotis.
D. Kartilago minor, terdiri dari :
d. Kartilago Kornikulata Santorini, 2 buah : Merupakan kartilago
fibroelastis, disebut juga kartilago Santorini dan merupakan kartilago
kecil di atas aritenoid serta di dalam plika ariepiglotika.
e. Kartilago Kuneiforme Wrisberg, 2 buah : Merupakan kartilago
fibroelastis dari Wrisberg dan merupakan kartilago kecil yang
terletak di dalam plika ariepiglotika.
f. Kartilago Epiglotis, 1 buah : Kartilago epiglotis mempunyai fungsi
sebagai pembatas yang mendorong makanan ke sebelah
menyebelah laring.

Keterangan
Q. Epiglottis                          
R. Os. Hyoidea             
S. Thyrohyoid membrane      
T. Cartilago Thyroidea               
U. prominentia Laryngea      
V. Cartilago Cricoidea
W. Cartilago Trachealis
X. Trachea
Y. Cartilago Cuneiformis
Z. Cartilago Corniculata
AA.Cartilago Arytenoidea
BB. vocal ligament
CC. cricothyroid membrane
DD.vestibular ligament
EE. Fat
FF. Laring

1.2.4. Otot Pada Laring


Otot–otot laring terbagi dalam 2 (dua) kelompok besar yaitu otot-otot
ekstrinsik dan otot-otot intrinsik yang masing-masing mempunyai fungsi yang
berbeda.
Otot-otot ekstrinsik, Otot-otot ini menghubungkan laring dengan
struktur disekitarnya. Kelompok otot ini menggerakkan laring secara
keseluruhan. Terbagi atas :
C. Otot-otot suprahioid / otot-otot elevator laring, yaitu :
g. M. Stilohioideus
h. M. Milohioideus
i. M. Geniohioideus
j. M. Digastrikus
k. M. Genioglosus
l. M. Hioglosus
D. Otot-otot infrahioid / otot-otot depresor laring, yaitu :
d. M. Omohioideus
e. M. Sternokleidomastoideus
f. M. Tirohioideus
Kelompok otot-otot depresor penting untuk proses menelan (deglutisi) dan
pembentukan suara (fonasi).
Gambar .... : Penampang otot ekstrinsik pada laring
Otot-otot intrinsik, otot-otot ini menghubungkan kartilago satu dengan
yang lainnya dan berfungsi menggerakkan struktur yang ada di dalam laring
terutama untuk membentuk suara dan bernafas. Otot-otot pada kelompok ini
berpasangan kecuali m. interaritenoideus yang serabutnya berjalan transversal
dan oblik. Fungsi otot ini dalam proses pembentukkan suara, proses menelan
dan bernafas. Bila m. interaritenoideus berkontraksi, maka otot ini akan
bersatu di garis tengah sehingga menyebabkan adduksi pita suara. Yang
termasuk dalam kelompok otot intrinsik adalah :
D. Otot-otot adduktor :
d. M. arytenoidea transversus dan obliquus
e. M. Krikotiroideus
f. M. Krikotiroideus lateral
Berfungsi untuk menutup pita suara.
E. Otot-otot abduktor :
M. Krikoaritenoideus posterior yang berfungsi untuk membuka pita suara.
F. Otot-otot tensor :
c. Tensor Internus : M. Tiroaritenoideus dan M. Vokalis
d. Tensor Eksternus : M. Krikotiroideus
Mempunyai fungsi untuk menegangkan pita suara. Pada orang tua,
m. tensor internus kehilangan sebagian tonusnya sehingga pita suara
melengkung ke lateral mengakibatkan suara menjadi lemah dan serak.

Gambar... : Penampang Superior Musculus Intrinsik Laring


Gambar .... : penampanga postero-lateral Otot-otot Intrisnik Laring

Gambar ..... : Penampang Anterolateral Otot-otot Instrinsik Laring


1.2.5. Persendian Pada Laring
Artikulasio Krikotiroidea : Sendi ini berfungsi untuk pergerakan rotasi
pada bidang tiroidea, oleh karena itu kerusakan atau fiksasi sendi ini akan
mengurangi efek m. krikotiroidea yaitu untuk menegangkan pita suara.
Artikulasio Krikoaritenoidea : Pergerakan sendi tersebut penting dalam
perubahan suara dari nada rendah menjadi nada tinggi.

Gambar .... : Persendian pada laring

1.2.6. Anatomi Laring Bagian Dalam dan Beberapa bagian penting dari dalam laring
Cavum laring dapat dibagi menjadi sebagai berikut :
D. Supraglotis (vestibulum superior),
E. Glotis (pars media), pita suara palsu dengan pita suara sejati serta
membentuk rongga yang disebut ventrikel laring Morgagni.
F. Infraglotis (pars inferior)
Beberapa bagian penting dari dalam laring :
E. Aditus Laringeus : Pintu masuk ke dalam laring
F. Rima Glottis
G. Plika Vestibularis (pita suara palsu) : yaitu pita suara palsu yang bergerak
bersama-sama dengan kartilago aritenoidea untuk menutup glottis dalam
keadaan terpaksa, merupakan dua lipatan tebal dari selaput lendir dengan
jaringan ikat tipis di tengahnya.
H. Plika Vokalis (pita suara sejati) : terdapat di bagian bawah laring. Tiga per
lima bagian dibentuk oleh ligamentum vokalis dan celahnya disebut
intermembranous portion, dan dua per lima belakang dibentuk oleh
prosesus vokalis dari kartilago aritenoidea dan disebut intercartilagenous
portion.

Epiglotis

Plica Vestibularis Rima Glotis

Cartilago
Aritenoidea

Epiglotis

Plica Vocalis Rima Glotis

Aditus Laringeus Cartilago


Aritenoidea

1.3. Penutup
Dengan memberikan penjelasan mengenai Anatomi Laring diharapkan
mahasiswa memahami secara garis besar inti dari mata kuliah ini sehingga lebih
mudah dalam memahami bab-bab yang akan diberikan dalam pertemuan berikutnya.
1.4. Evaluasi
Diberikan tugas kepada mahasiswa untuk mempelajari diktat untuk pertemuan
berikutnya
TULANG TENGKORAK

   Tulang tengkorak bagian kepala (tempurung kepala) terdiri atas :

1. tulang kepala belakang (1 buah)


2. tulang ubun-ubun (2 buah)
3. tulang dahi (1 buah)
4. tulang baji (2 buah)
5. tulang pelipis (2 buah)
6. tulang tapis (2 buah)

   Tulang tengkorak bagian muka (wajah) terdiri atas :

1. tulang rahang atas (2 buah)


2. tulang rahang bawah (2 buah)
3. tulang langit-langit (2 buah)
4. tulang hidung (2 buah)

5. tulang pipi (2 buah)


6. tulang mata (2 buah)
7. tulang pangkal lidah (1 buah)
  Dan hubungan antar tulang tempurung kepala merupakan hubungan tulang
yang tidah dapat digerakkan . lalu pada bayi yang baru lahir, kedua tulang ubun-
ubun di kiri dan kanan belum bersatu sempurna. dan dalam pertumbuhannya,
tulang tengkorak bayi akan menyatu sempurna.

satunya tulang yang dapat digerakkan pada bagian kepala.


Tulang Badan
 Tulang badan berfungsi menopang tubuh secara keseluruhan. Terdiri dari:1.
Tulang belakangberperan untuk menyangga tulang tengkorak, menyokong
tubuh, menjaga kestabilan tubuh, dan tempat melekatnyatulang-tulang rusuk.
Tulang belakang terdiri dari 33 ruas tulang belakang yaitu 7 ruas tulang leher,
12 ruas tulangpunggung, 5 ruas tulang pinggang, 5 ruas tulang kelangkang yang
menyatu, dan 4 ruas tulang ekor yang menyatu.
Tulang Tengkorak (Cranium)
Tulang tengkorak terbagi atas 2 bagian, yaitu:
1. Neurocranium yang merupakan bagian tengkorak yang melindungi otak,
terdiri dari:
Os. Frontale (1)
Os. Parietale (2)
Os. Occipitale (1)
Os. Temporale (2)
Os. Sphenoidale (1)
Os. Ethmoidale (1)

2. Splanchnocranium yang merupakan bagian tengkorak yang membentuk


kerangka wajah, terdiri dari:
Os. Maxillaris (2)
Os. Mandibularis (1)
Os. Nasalis (2)
Os. Palatina (2)
Os. Lacrimalis (2)
Os. Vomer (1)
Os. Concha nasalis inf. (2)
Os. Zygomaticum (2)

Dengan demikian jumlah tulang tengkorak adalah 8(neurocranium) +


14(splanchnocranium) = 22 tulang.
4 a. Apa nama bagian yang ditunjuk panah?
b.Apa nama frenulum yang ditunjuk panah?

9b. Nama tulang ini


adalah.....

9a. Nama tulang ini


adalah.......

Anda mungkin juga menyukai