Disusun oleh:
drg. Karin Tika Fitria
drg. Mira Sri Gumilar
BAB I
Kode Mata Kuliah : HT.A.02
Beban Studi : 2 SKS (1 teori, 1 praktek)
Topik : Nomenklatur Anatomi
Sub Topik :
Pengertian Anatomi
Sikap Anatomi
Istilah Anatomi
Objektif Perilaku Siswa (OPS) :
Setelah membaca hand out ini mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan tentang
nomenklatur atau istilah-istilah yang digunakan dalam anatomi
Dosen : drg. Naning NH, M.Kes
drg. Rina Kurnianti, M.Pd
drg. Mira Sri Gumilar
Rujukan :
1. Putz R & Pabst R. 2008. Sobotta. Atlas of Human Anatomy.14thed. Elsevier. Munchen
2. McMinn RMH & Hutchings RT. 1993. Atlas Anatomi Tubuh Manusia. Edisi 2. Widya Medika. Jakarta
A. PENGERTIAN ANATOMI
B. SIKAP ANATOMI
Manusia berdiri tegak, pandangan lurus ke depan, kedua tangan di samping
badan dengan telapak tangan menghadap ke depan, dan kedua kaki sejajar. Sikap ini
ditentukan agar seragam dalam menentukan letak alat tubuh.
C. ISTILAH ANATOMI
Istilah khusus yang digunakan dalam anatomi disebut juga nomenklatur.
Nomenklatur ini menggambarkan secara singkat dan tepat, tidak membingungkan.
Berasal dari kata latin dan Yunani. Nomenklatur digunakan untuk menentukan bagian
dari suatu tubuh atau alat-alat tubuh juga untuk menentukan arah dan letak alat-alat
tubuh tersebut dipergunakan secara universal.
Gambar 1. Sikap anatomi
BAB II
Kode Mata Kuliah : HT.A.02
Beban Studi : 2 SKS (1 teori, 1 praktek)
Topik : Osteologi
Sub Topik :
Pengertian Osteologi
Fungsi tulang
Pembagian tulang
Persendian
Kelompok Tulang Aksial
Kelompok Tulang Apendikular
Objektif Perilaku Siswa (OPS) :
Setelah membaca hand out ini mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan tentang osteologi,
fungsi tulang, macam-macam pembagian tulang manusia serta macam-macam tulang aksial maupun
apendikular.
Dosen : drg. Naning NH, M.Kes
drg. Rina Kurnianti, M.Pd
drg. Mira Sri Gumilar
Rujukan :
1. Putz R & Pabst R. 2008. Sobotta. Atlas of Human Anatomy.14thed. Elsevier. Munchen
2. McMinn RMH & Hutchings RT. 1993. Atlas Anatomi Tubuh Manusia. Edisi 2. Widya Medika.
Jakarta
A. PENGERTIAN OSTEOLOGI
Kata osteologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari “osteon”(tulang ) dan
“logos”( ilmu ). Osteologi adalah ilmu anatomi yang mempelajari tentang tulang. Sementara
skeletal berarti kerangka.
B. FUNGSI TULANG
Rangka tubuh manusia memiliki fungsi utama sebagai berikut:
1. Memberi bentuk tubuh
Rangka menyediakan kerangka bagi tubuh sehingga menyokong dan menjaga bentuk tubuh.
2. Tempat melekatnya otot
Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia menjadi tempat melekatnya otot. Tulang
dan otot ini bersama-sama memungkinkan terjadinya pergerakan pada manusia.
3. Alat gerak pasif
Bergantung kepada otot rangka, yang melekat pada rangka tulang.
4. Sistem kekebalan tubuh
Sumsum tulang menghasilkan beberapa sel-sel imunitas. contohnya adalah limfosit B yang
membentuk antibodi.
5. Perlindungan
Rangka tubuh melindungi beberapa organ vital yakni:Tulang tengkorak melindungi otak, mata,
telinga bagian tengah dan dalam. Tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang.
Tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang dada melindungi paru-paru dan jantung.
6. Produksi sel darah
Rangka tubuh adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu tempat pembentukan sel darah.
Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel darah.
7. Penyimpanan
Matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan terlibat dalam metabolisme kalsium. Sumsum
tulang mampu menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin dan terlibat dalam metabolisme zat
besi.
C. PEMBAGIAN TULANG
1. Histologis:
a. Tulang rawan
b. tulang kompak
2. Susunan:
a. Substantia compacta, yaitu tulang yang padat dan tebal
b. Substantia spongiosa, yaitu tulang yang berongga, longgar, dan lunak
3. Bentuk:
a. os longum (tulang panjang/pipa)
cth : os humerus, os femur
b. os brevis/brevia (tulang pendek)
cth: vertrebrae, ossa
metacarpalia (telapak tangan),
digitimanus (jari tangan), ossa
metatarsalia (telapak kaki), digiti
pedis (jari kaki)
c. os plannum/planna (tulang pipih)
cth: os scapula (tulang belikat),
os cranium (tulang kepala)
d. os irregularis (tulang tak
beraturan) cth : os palatinum
(tulang langit-langit atas), os
vertebra
e. os pneumaticum (tulang Gambar 6. Tulang femur yang merupakan contoh
tulang panjang/pipa
berongga) cth: os parietale (tulang pelipis),
os maxilaris
4. Letak:
a. Aksial/poros tubuh = 80 buah
b. Apendikular / alat gerak = 126 buah
Gambar 7. Skeletal aksial dan apendikular
D. SENDI
Sendi, Persambungan, atau artikulatio adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk
pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka
Klasifikasi
1. Fungsi
Synarthroses - sendi yang tidak dapat digerakkan (cth. sternocostal, tibiofibular)
Amphiarthroses – dapat digerakkan sedikit (cth. Os vertebral, os pubic)
Diarthroses – bergerak bebas (kebanyakan pada tulang appendicular)
2. Struktur
a. Fibrosa. Beberapa sedikit dapat digerakkan, namun kebanyakan tidak dapat digerakkan
Sutura - cth. skull, sutura berisi jaringan fibrosa. Namun ketika dewasa mengalami
osifikasi dan menjadi pertemuan tulang.
Syndesmosa – tulang terhubung oleh lembar filament (membran interoseus atau
ligament) (cth. Tibiofibular)
Gomphosa – antara gigi dengan soket alveolar (periodontal ligament)
b. Kartilago
Contoh: simpisis pubis
c. Sinovial . Hubungan antar tulang ini memungkinkan terjadinya gerak karena pada ujung-
ujung tulang terdapat lapisan tulang rawan hyalin, yang dilumasi dengan cairan synovial
Gambar 8. Klasifikasi persendian
Gambar 9. Sendi synovial/diarthrosis
Macam:
1. Sendi Putar (pivot joint): gerakan rotasi dengan satu poros. cth: tulang hasta dengan
pengumpil, tulang kepala dengan tulang atlas, hubungan antara tulang betis dan kering.
2. Sendi Engsel (hinge joint): Gerakannya hanya satu arah seperti gerak engsel pintu.
Cth: antara ruas-ruas jari, siku, lutut
3. Sendi Pelana(saddle joint): sendi seperti pelana dan berporos dua. Memungkinkan gerakan
kedua arah. Cth: persendian pada ibu jari, metakarpal dan karpal, pergelangan kaki dengan
telapak kaki, pergelangan tangan dengan telapak tangan
4. Sendi Peluru(ball &socket): kedua ujung tulang berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini
memungkinkan gerakan bebas ke segala arah dan berporos tiga. Cth: tulang lengan dengan
gelang bahu, tulang paha dengan gelang panggul
5. Sendi luncur/Geser(gliding joint): kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan
gerakan menggeser. tidak berporos. Cth: antar tulang-tulang pergelangan kaki, antar tulang-
tulang, pergelangan tangan, antar tulang selangka dan tulang belikat
6. Sendi kondiloid(ellipsoid joint): gerakan berporos dua. Gerakan ke kiri dan ke kanan, ke
depan dan ke belakang. Ujung tulang yang satu berbentuk oval dan masuk ke dalam suatu
lekuk berbentuk elips. Cth: antara tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan.
4. Kerangka dada
a. Tulang dada/ os Sternum
Tulang dada berbentuk pipih
dengan panjang kurang lebih 15
cm, terletak di bagian tengah dada
dan merupakan tempat
melekatnya tulang rusuk
sejati, pada sisi kiri dan kanan
tulang dada terdapat tempat lekat
dari rusuk, bersama-sama dengan
rusuk, tulang dada memberikan
perlindungan pada jantung, paru-
paru dan pembuluh darah besar
dari kerusakan.
Manubrium (1)/tulang
hulu
Body of sternum (1)/tulang badan Gambar 15. Columna vertebra
F. APPENDIKULAR SKELETON
1. Pectoral Gridle (gelang bahu)
2. Tulang Ekstrimitas atas (lengan atas, lengan bawah, tangan)
3. pelvis Gridle (gelang pinggul)
4. Tulang Ekstrimitas bawah (paha, lutut, tungkai dan kaki)
Gambar 16. Apendikular skeleton
BAB III
Kode Mata Kuliah : HT.A.02
Beban Studi : 2 SKS (1 teori, 1 praktek)
Topik : Craniologi
Sub Topik :
Pengertian Cranium
Bagian dari tulang Cranium
Tulang tengkorak berbentuk pipih , saling berhubungan , dan membentuk rongga. Tulang
tulang ini mengelilingi dan melindungi otak . Tulang tengkorak terdiri atas tulang tengkorak
bagian kepala (tempurung kepala) dan tulang tengkorak bagian muka (wajah) .
B.Bagian muka/wajah
(Os.Viscerocranium/Splanchnocranium )
2 tulang rahang atas (os.maxilla)
2 tulang rahang bawah (os.mandibula)
2 tulang pipi (os.zygomaticum)
1 os vomer
2 tulang hidung (os.nasale)
2 tulang air mata (os.lacrimale)
BAB IV
Topik : Anatomi Otot Wajah
Sub Topik : Mengetahui Kaitan Anatomi Otot Wajah
dengan Kesehatan Gigi
Mengetahui Jenis Otot secara umum
Mengetahui Jenis-Jenis Otot yang ada di kepala
Mengetahui Fungsi Otot Wajah
Mengetahui Jenis-Jenis Otot Wajah sebagai Pengunyah
Mengetahui Jenis-Jenis Otot Wajah sebagai Mimik
Mengetahui Letak Anatomis Otot Kepala
Objektif Perilaku Siswa (OPS): Setelah membaca hand out ini mahasiswa mampu memahami seluruh
sub topik dalam pertemuan ini.
Dosen : drg. Naning NH, M.Kes
drg. Rina Kurnianti, M.Pd
drg. Mira Sri Gumilar
Sumber Pustaka :
i. R. Putz & R. Pabst, Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2000.
ii. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisisologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004.
iii. Ganong, F. Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1999.
1.1. Pendahuluan
Pengetahuan mengenai otot pada kepala dan leher merupakan salah satu bagian yang
perlu dipelajari dalam kesehatan gigi. Beberapa kelainan pada mulut dapat terkait dengan
otot-otot yang ada di kepala seperti kanker atau proses penyebaran suatu penyakit.
Jaringan otot di dalam tubuh manusia mencapai 40% sampai 50% berat tubuh, pada
umumnya tersusun dari sel-sel kontraktil yang disebut serabut otot. Melalui Kontraksi, sel-sel
otot menghasilkan pergerakkan dan melakukan pekerjaan.
1.2. Materi
1.2.1. Jenis-jenis Otot secara umum
Anatomi kepala terdiri dari struktur tulang, otak, otot, sistem pembuluh darah,
kelenjar getah bening, sistem saraf, serta organ-organ seperti mata dan lidah.
Pembuluh Darah Os. Cranium
Arteri
Bola Mata
Tulang Wajah
Otot Wajah
Otot Lidah
Musculus Occipitofrontalis :
Menggerakkan kulit kepala, menciptakan kerut miring di dahi
M. Corrugator Supercilii
Menggerakkan kulit dahi dan alis mata ke arah pangkal hidung,
menciptakan kerut vertikal
tepat di atas pangkal hidung
M.procerus
Menarik turun kulit dahi dan alis mata
M. Nasalis Pars Transversa
mengecilkan lubang hidung
M. Orbicularis Oculli
Menutup kelopak mata, menekan saccus lacrimalis,
menggerakkan alis mata
M. Zygomaticus Mayor :
Menarik sudut mulut ke arah lateral dan ke atas
M. Zygomaticus Minor :
Menggerakkan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu,
memperdalam sulcus nasolabialis
M. Risorius
Menarik sudut mulut ke lateral dan atas, membentuk lesung pipi
M. Risorius
Menarik sudut mulut ke lateral dan atas, membentuk lesung pipi
M. Depressor Labii Inferior
Menarik bibir bawah ke lateral dan ke bawah
M. Orbicularis Oris
Menutup bibir, sehingga juga menggerakkan cuping hidung, pipi
dan kulit dagu
M. Mentalis :
Membentuk lekuk di dagu, eversi bibir bawah (bersama dengan
m.orbicularis oris)
M. Temporalis
M. Occipitofrontalis
M. Orbicularis Oculli
M. Procerus
M.Nasalis Pars
Alaris
M. Zygomaticus M. Nasalis
Minor Pars Transversa
M.Levator
Labii Sup.
M. Zygomaticus
Mayor
M. Orbicularis
Oris
M. Bucinator
M. Risorius
Platysma
M.Occipitofrontalis
M.Temporalis
M. Mentalis
1.4. Evaluasi
Diberikan tugas kepada mahasiswa untuk mempelajari diktat untuk pertemuan
berikutnya
BAB V
Mata Kuliah : Anatomi Kepala dan Leher
Kode Mata Kuliah :
Topik : Anatomi Otot Leher
Sub Topik : Anatomi Penyusun Leher dan fungsi Leher
Pembagian Area Pada Leher
Otot Leher dan fungsinya
Letak Anatomis Otot Leher
Objektif Perilaku Siswa (OPS): Setelah membaca hand out ini mahasiswa mampu memahami
seluruh sub topik dalam pertemuan ini.
Dosen :
Sumber Pustaka :
i. R. Putz & R. Pabst, Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2000.
ii. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisisologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2004.
iii. Ganong, F. Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 1999.
1.1. Pendahuluan
Leher merupakan bagian dari tubuh yang memisahkan kepala dan tubuh. Dalam
bahasa latin leher adalah cervical. Selain membantu dalam proses sirkulasi darah ke otak, dan
membantu proses pengunyahan, Leher menyokong kepala dan memiliki fleksibilitas yang
tinggi memudahkan kepala untuk bergerak ke arah yang berbeda-beda. Berdasarkan fungsi-
fungsi tersebut, maka Pada tindakan yang melibatakan daerah oral keberadaan otot-otot
leher memiliki peran yang penting.
1.2. Materi
1.2.1 Anatomi Penyusun Leher dan fungsi Leher
Rangka tulang leher disusun oleh tulang vertebrae cervicalis mulai dari
vertebrae cervicalis 1 sampai vertebrae cervicalis 7. Vertebrae cervicalis memeiliki
karakteristik yang berbeda dengan tulang vertebra lainnya. Otot yang terdapat pada
leher merupakan suatu jaringan yang dapat menghasilkan gerakan saat berkontraksi.
Otot leher memanjang dari dasar tengkorak sampai ke punggung dan sternum.
Gerakan otot leher dibagi ke dalam empat gerakkan yaitu : rotasi, flexi lateral, flexi
dan hiperekstensi.
Di leher terdapat kelenjar penting yaitu kelenjar tiroid dan paratiroid. Kelenjar
ini menghasilkan hormon tiroid dan paratiroid yang sangat menting dalam
metabolisme tubuh manusia. Selain itu leher dilewati oleh beberapa sistem saraf
penting seperti sistem saraf cranialis dan plexus cervicalis. Terdapat pembuluh darah
penting yang melewati leher yaitu arteri carotis dan vena jugularis.
Gambar 37 : Anatomi Otot Leher
d. Otot-otot Suprahyoideus:
- M.Digastricus Fungsi:apabila os hyoideum difiksasi maka menarik
mandibula ke bawah, Sebaliknya bila mandibula difiksasi menarik os
hyoideum ke atas
- M.Stylohyoideus Fungsi:menarik Os hyoideum ke dorsokranial
- Mylohyoideus merupakan dasar dan cavitas oris. Fungsi:apabila
mandibula difiksasi os hyoideum akan tertarik ke kranial, tetapi apabila os
hyoideum difiksasi mandibulae tertarik ke bawah (membuka mulut)
- M.Geniohyoideus Fungsi;seperti m.mylohyoideus
Os. Manidbula
Os. Manidbula
M. Digastricus,
anterior belly
M. Mylohyoideus
M. Stylohyoideus
Mylohyoid rape M. Digatricus
posterior belly
M. Genohyoid Ansa Tendinis
e. Otot-otot infrahyoideus :
- M. Sternohyoideus
- M. Omohyoideus
- M. Thyrohyoideus
- M. Sternothyreoideus
Fungsi:otot-otot infrahyoideus menarik os hydeum ke kaudal
M. Omohyoideus
8a. Nama tulang
rawan ini adalah.....
M. Thyrohyoideus
M. Sternohyoideus
B. Otot-otot yang profundi:
a. Otot-otot scaleni
- M. Scaleni Anterior
- Scalenus Medius Fungsi:kedua Otot di atas mengangkat ke atas Costa II
- M.ScaIenus Posterior Fungsi:mengangkat Costa 2
b. Otot-otot praevertebralis
- M.Longus Capitis yang berfungsi untuk antefleksi kepala
- Longus CoIli Otot ini dibagi dua bagian, bagian medial dan bagian lateral
berfungsi untuk antefleksl dan laterofleksi kepala.
c. Otot-otot larynx dan pharynx
d. Otot-otot tengkuk (erector trunci) dan m.levator scapulae.
1.3. Penutup
Dengan memberikan penjelasan mengenai Anatomi Fisisologi Otot-otot wajah
diharapkan mahasiswa memahami secara garis besar inti dari mata kuliah ini sehingga lebih
mudah dalam memahami bab-bab yang akan diberikan dalam pertemuan berikutnya.
1.4. Evaluasi
Diberikan tugas kepada mahasiswa untuk mempelajari diktat untuk pertemuan
berikutnya
Mata Kuliah : Anatomi Kepala dan Leher
BAB V
Kode Mata Kuliah :
Topik : Anatomi Faring
Sub Topik : Fungsi Laring
Anatomi Laring
Kartilago Laring
Otot Pada Laring
Anatomi Laring Bagian Dalam dan Beberapa bagian penting
dari dalam laring
Objektif Perilaku Siswa (OPS): Setelah membaca hand out ini mahasiswa mampu
memahami seluruh sub topik dalam pertemuan ini.
Dosen :
Sumber Pustaka :
i. R. Putz & R. Pabst, Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2000.
ii. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisisologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2004.
iii. Ganong, F. Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1999.
1.1. Pendahuluan
Faring merupakan suatu saluran fibromuscular yang menghubungkan cavitas nasi
dengan laring dan cavitas oris dengan esofagus. Faring terhubung baik dengan sistem
pencernaan maupun sistem respiratorius. Bagian atas Faring berada di area dasar tengkorak
dan bagian akhirnya ada diareakartilago krikoidea (C6). Faring terbagi menjadi tiga bagian
yaitu : Nasofaring, Orofaring, dan laringofaring (dari bagian atas sampai ke bawah). Faring
memiliki otot dan dilewati oleh pembuluh darah dan sistem saraf baik untuk saraf sensoris
maupun saraf motorik.
1.2. Materi
1.2.1. Otot pada Faring
Terdapat dua tipe otot yang membentuk dinding faring yaitu otot-otot
longitudinal dan otot- otot sirkular. Kedua otot tersebut diinervasi oleh nervus vagus
kecuali musculus stylopharyngeus yang diinervasi oleh nervus glossopharyngeal.
Otot sirkular berkontraksi secara berurutan dari bagian atas kebagian bawa
untuk membuat lumen berkontriksi dan mendorong bolus makanan ke dalam
esofagus. Otot sirkular tersusun bertumpuk dan merupakan lingkaran otot yang tidak
lengkap bagian depan otot ini melekat pada struktur leher.
Seluruh otot sirkuler ini diinervasi oleh nervus vagus. Otot sirkuler terdiri dari :
A. M. Superior pharyngeal constrictor ditemukan di orofaring
B. M. Middle pharyngeal constrictor ditemukan di laringofaring
C. M. Inferior pharyngeal constrictor ditemukan di laringofaring dan memiliki dua
komponen. Komponen superior (thyrofaringeus) merupakan serta oblique yang
melekat pada kartilago thriodea dan komponen bawah (cricopharyngeus)
merupakan serat horizontal yang melekat pada kartilago krikoidea.
m. Constrictor
pharingis Superior
m. Constrictor
pharingis Medium
m. Constrictor
pharingis Inferior
Otot longitodinal lebih pendek dan melebarkan faring serta mengangkat faring
saat proses menelan. Otot longitudinal terdiri dari:
A. M. Stylopharyngeus
B. M. Palatopharyngeus
C. M. Salpingopharyngeus: Selain berperan dalam proses menelan, otot ini berperan
dalam membuka tuba eustachieus untuk menyeimbangkan tekanan di dalam
telinga dengan lingkungan luar.
1.2.2. Persarafan
Sebagian besar saraf pada faring dilakukan oleh plexus faringeal yang terdiri
dari :
A. Cabang nervus glossopharyngeal (CN IX)
B. Cabang nervus vagus (CN X)
C. Serat somatis dari ganglion servical bagian superior
Untuk saraf sensoris masing-masing dari tiga bagian faring memiliki persarafan
yang berbeda-beda:
A. nasopharynx dipersarafi oleh nervus maxillaris (CN V2).
B. oropharynx dipersarafi oleh nervus glossopharyngeal (CN IX).
C. laryngopharynx dipersarafi oleh nervus vagus (CN X).
Untuk saraf Motorik: semua otot faring dipersarafi oleh nervus vagus (CN X),
kecuali stylopharyngeus, yang dipersarafi oleh nervus glossopharyngeal (CN IX).
1.2.3. Pembuluh Darah di Faring
Suplai pembuluh darah arteri merupakan cabang dari arteri caroticus externus
sedangkan pembuluh darah vena berasal dari faringeal flexus venosus.
V. Jugularis
Internus
A Carotis
A Carotis Internus
Eksternus
A Carotis
Communis
1.2.4. Pembagian Faring
A. Nasofaring
B. Orofaring
Orofaring merupakan bagian tengah dari faring terletak diantara palatum
molle dan batas atas epiglottis. Bagian ini terdiri dari :
a. 1/3 posterior lidah
b. Tonsila lingualis
c. Tonsila Palatina
d. Otot-otot konstriktor bagian atas
Orofaring berperan dalam fase volunter dan involunter dalam proses
menelan.
C. Laryngofaring
Sebagian besar bagian distal dari faring, terletak antara batas atas epiglottis dan
batas bawah dari kartilago krikoidea (C6), yang dalam batas ini akan berlanjut
menjadi esofagus. Bagian laryngofaring berada di belakang laring.
1.3. Penutup
Dengan memberikan penjelasan mengenai Anatomi Fisisologi Otot-otot wajah
diharapkan mahasiswa memahami secara garis besar inti dari mata kuliah ini sehingga lebih
mudah dalam memahami bab-bab yang akan diberikan dalam pertemuan berikutnya.
1.4. Evaluasi
Diberikan tugas kepada mahasiswa untuk mempelajari diktat untuk pertemuan
berikutnya
Mata Kuliah : Anatomi Kepala dan Leher
Kode Mata Kuliah :
Topik
Sub Topik
: Anatomi Laring
: Fungsi Laring
Anatomi Laring
BAB VI
Kartilago Laring
Otot Pada Laring
Anatomi Laring Bagian Dalam dan Beberapa bagian penting dari
dalam laring
Objektif Perilaku Siswa (OPS): Setelah membaca hand out ini mahasiswa mampu memahami
seluruh sub topik dalam pertemuan ini.
Dosen :
Sumber Pustaka :
i. R. Putz & R. Pabst, Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2000.
ii. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisisologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2004.
iii. Ganong, F. Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 1999.
iv. Brown Scott : Orolaryngology. 6th ed. Vol. 1. Butterworth, Butterworth & Co Ltd. 1997. page
1/12/1-1/12/18 Ballenger, J.J. Anatomy of the larynx. In : Diseases of the nose, throat, ear,
head and neck.13th ed. Philadelphia, Lea & Febiger. 1993
v. Lee, K.J. Cancer of the Larynx. In; Essential Otolaryngology Head and Neck Surgery. Eight
edition. Connecticut. McGraw-Hill, 2003: 724-736, 747, 755-760.
1.1. Pendahuluan
Laring
adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan suatu
rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong dan terletak setinggi vertebra cervicalis IV – VI,
dimana pada anak-anak dan wanita letaknya relatif lebih tinggi. Laring pada umumnya selalu
terbuka, hanya kadang-kadang saja tertutup bila sedang menelan makanan.
Lokasi laring dapat ditentukan dengan inspeksi dan palpasi dimana didapatkannya
kartilago tiroid yang pada pria dewasa lebih menonjol kedepan dan disebut Prominensia
Laring atau disebut juga Adam’s apple atau jakun
1.2. Materi
1.2.1. Fungsi Laring
Laring mempunyai 3 (tiga) fungsi dasar yaitu fonasi, respirasi dan proteksi disamping beberapa
fungsi lainnya seperti terlihat pada uraian berikut :
A. Fungsi Fonasi : Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang paling
kompleks. Suara dibentuk karena adanya aliran udara respirasi yang konstan dan
adanya interaksi antara udara dan pita suara. Otot intrinsik laring berperan
penting dalam penyesuaian tinggi nada. Ada 2 teori yang mengemukakan
bagaimana suara terbentuk yaitu Teori Myoelastik – Aerodinamik dan Teori
Neuromuskular.
B. Fungsi Proteksi : Benda asing tidak dapat masuk ke dalam laring dengan adanya
reflek otot-otot yang bersifat adduksi, sehingga rima glotis tertutup. Pada waktu
menelan, pernafasan berhenti sejenak sfingter dan epiglotis menutup. Gerakan
laring ke atas dan ke depan menyebabkan celah proksimal laring tertutup oleh
dasar lidah. Struktur ini mengalihkan makanan ke lateral menjauhi aditus dan
masuk ke sinus piriformis lalu ke introitus esofagus.
C. Fungsi Respirasi
D. Fungsi Sirkulasi : Pembukaan dan penutupan laring menyebabkan penurunan dan
peninggian tekanan intratorakal yang berpengaruh pada venous return.
E. Fungsi Fiksasi : Berhubungan dengan mempertahankan tekanan intratorakal agar
tetap tinggi, misalnya batuk, bersin dan mengedan.
F. Fungsi Menelan. Terdapat 3 (tiga) kejadian yang berhubungan dengan laring pada
saat berlangsungnya proses menelan, yaitu :
a. Pada waktu menelan faring bagian bawah ngalami kontraksi sepanjang
kartilago krikoidea dan kartilago tiroidea, serta menarik laring ke atas
menuju basis lidah, kemudian makanan terdorong ke bawah dan terjadi
pembukaan faringoesofageal.
b. Laring menutup untuk mencegah makanan atau minuman masuk ke saluran
pernafasan dengan jalan menkontraksikan orifisium dan penutupan laring
oleh epiglotis. Epiglotis menjadi lebih datar membentuk semacam papan
penutup aditus laringeus, sehingga makanan atau minuman terdorong ke
lateral menjauhi aditus laring dan maduk ke sinus piriformis lalu ke hiatus
esofagus.
G. Fungsi Batuk : Bentuk plika vokalis palsu memungkinkan laring berfungsi sebagai
katup, sehingga tekanan intratorakal meningkat. Pelepasan tekanan secara
mendadak menimbulkan batuk yang berguna untuk mempertahankan laring dari
ekspansi benda asing atau membersihkan sekret yang merangsang reseptor atau
iritasi pada mukosa laring.
H. Fungsi Ekspektorasi : Dengan adanya benda asing pada laring, maka sekresi
kelenjar berusaha mengeluarkan benda asing tersebut.
I. Fungsi Emosi : Perubahan emosi dapat meneybabkan perubahan fungsi laring,
misalnya pada waktu menangis, kesakitan, menggigit dan ketakutan.
1.2.6. Anatomi Laring Bagian Dalam dan Beberapa bagian penting dari dalam laring
Cavum laring dapat dibagi menjadi sebagai berikut :
A. Supraglotis (vestibulum superior),
B. Glotis (pars media), pita suara palsu dengan pita suara sejati serta membentuk
rongga yang disebut ventrikel laring Morgagni.
C. Infraglotis (pars inferior)
Beberapa bagian penting dari dalam laring :
A. Aditus Laringeus : Pintu masuk ke dalam laring
B. Rima Glottis
C. Plika Vestibularis (pita suara palsu) : yaitu pita suara palsu yang bergerak bersama-
sama dengan kartilago aritenoidea untuk menutup glottis dalam keadaan terpaksa,
merupakan dua lipatan tebal dari selaput lendir dengan jaringan ikat tipis di
tengahnya.
D. Plika Vokalis (pita suara sejati) : terdapat di bagian bawah laring. Tiga per lima
bagian dibentuk oleh ligamentum vokalis dan celahnya disebut intermembranous
portion, dan dua per lima belakang dibentuk oleh prosesus vokalis dari kartilago
aritenoidea dan disebut intercartilagenous portion.
Epiglotis
Cartilago
Aritenoidea
Epiglotis
1.3. Penutup
Dengan memberikan penjelasan mengenai Anatomi Laring diharapkan mahasiswa
memahami secara garis besar inti dari mata kuliah ini sehingga lebih mudah dalam memahami
bab-bab yang akan diberikan dalam pertemuan berikutnya.
1.4. Evaluasi
Diberikan tugas kepada mahasiswa untuk mempelajari diktat untuk pertemuan
berikutnya
Gambar ...... : Anatomi Otot Leher
Os. Manidbula
Os. Manidbula
M. Digastricus,
anterior belly
M. Mylohyoideus
M. Stylohyoideus
Mylohyoid rape M. Digatricus
posterior belly
M. Genohyoid Ansa Tendinis
Gambar .... ; Penampang otot suprahyoideus
h. Otot-otot infrahyoideus :
- M. Sternohyoideus
- M. Omohyoideus
- M. Thyrohyoideus
- M. Sternothyreoideus
Fungsi:otot-otot infrahyoideus menarik os hydeum ke kaudal
M. Omohyoideus
M. Thyrohyoideus
M. Sternothyroideus
M. Sternohyoideus
e. Otot-otot scaleni
- M. Scaleni Anterior
- Scalenus Medius Fungsi:kedua Otot di atas mengangkat ke atas
Costa II
- M.ScaIenus Posterior Fungsi:mengangkat Costa 2
f. Otot-otot praevertebralis
- M.Longus Capitis yang berfungsi untuk antefleksi kepala
- Longus CoIli Otot ini dibagi dua bagian, bagian medial dan bagian
lateral berfungsi untuk antefleksl dan laterofleksi kepala.
g. Otot-otot larynx dan pharynx
h. Otot-otot tengkuk (erector trunci) dan m.levator scapulae.
1.3. Penutup
Dengan memberikan penjelasan mengenai Anatomi Fisisologi Otot-otot wajah
diharapkan mahasiswa memahami secara garis besar inti dari mata kuliah ini sehingga
lebih mudah dalam memahami bab-bab yang akan diberikan dalam pertemuan
berikutnya.
1.4. Evaluasi
Diberikan tugas kepada mahasiswa untuk mempelajari diktat untuk pertemuan
berikutnya
Mata Kuliah : Anatomi Kepala dan Leher
BAB XIV
Kode Mata Kuliah :
Topik : Anatomi Faring
Sub Topik : Fungsi Laring
Anatomi Laring
Kartilago Laring
Otot Pada Laring
Anatomi Laring Bagian Dalam dan Beberapa bagian penting
dari dalam laring
Objektif Perilaku Siswa (OPS): Setelah membaca hand out ini mahasiswa mampu
memahami seluruh sub topik dalam pertemuan ini.
Dosen :
Sumber Pustaka :
iv. R. Putz & R. Pabst, Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2000.
v. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisisologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2004.
vi. Ganong, F. Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1999.
1.2. Pendahuluan
Faring merupakan suatu saluran fibromuscular yang menghubungkan cavitas
nasi dengan laring dan cavitas oris dengan esofagus. Faring terhubung baik dengan
sistem pencernaan maupun sistem respiratorius. Bagian atas Faring berada di area
dasar tengkorak dan bagian akhirnya ada diareakartilago krikoidea (C6). Faring terbagi
menjadi tiga bagian yaitu : Nasofaring, Orofaring, dan laringofaring (dari bagian atas
sampai ke bawah). Faring memiliki otot dan dilewati oleh pembuluh darah dan sistem
saraf baik untuk saraf sensoris maupun saraf motorik.
7a. Rongga ini
adalah....
7a. Bagian ini
adalah......
m. Constrictor
pharingis Medium
m. Constrictor
pharingis Inferior
V. Jugularis
Internus
A Carotis
A Carotis Internus
Eksternus
A Carotis
Communis
1.3. Pendahuluan
Laring
adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan
suatu rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong dan terletak setinggi vertebra
cervicalis IV – VI, dimana pada anak-anak dan wanita letaknya relatif lebih tinggi.
Laring pada umumnya selalu terbuka, hanya kadang-kadang saja tertutup bila sedang
menelan makanan.
Lokasi laring dapat ditentukan dengan inspeksi dan palpasi dimana
didapatkannya kartilago tiroid yang pada pria dewasa lebih menonjol kedepan dan
disebut Prominensia Laring atau disebut juga Adam’s apple atau jakun
1.4. Materi
1.2.2. Fungsi Laring
Laring mempunyai 3 (tiga) fungsi dasar yaitu fonasi, respirasi dan
proteksi disamping beberapa fungsi lainnya seperti terlihat pada uraian berikut
:
J. Fungsi Fonasi : Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang paling
kompleks. Suara dibentuk karena adanya aliran udara respirasi yang
konstan dan adanya interaksi antara udara dan pita suara. Otot intrinsik
laring berperan penting dalam penyesuaian tinggi nada. Ada 2 teori yang
mengemukakan bagaimana suara terbentuk yaitu Teori Myoelastik –
Aerodinamik dan Teori Neuromuskular.
K. Fungsi Proteksi : Benda asing tidak dapat masuk ke dalam laring dengan
adanya reflek otot-otot yang bersifat adduksi, sehingga rima glotis
tertutup. Pada waktu menelan, pernafasan berhenti sejenak sfingter dan
epiglotis menutup. Gerakan laring ke atas dan ke depan menyebabkan
celah proksimal laring tertutup oleh dasar lidah. Struktur ini mengalihkan
makanan ke lateral menjauhi aditus dan masuk ke sinus piriformis lalu ke
introitus esofagus.
L. Fungsi Respirasi
M. Fungsi Sirkulasi : Pembukaan dan penutupan laring menyebabkan
penurunan dan peninggian tekanan intratorakal yang berpengaruh pada
venous return.
N. Fungsi Fiksasi : Berhubungan dengan mempertahankan tekanan
intratorakal agar tetap tinggi, misalnya batuk, bersin dan mengedan.
O. Fungsi Menelan. Terdapat 3 (tiga) kejadian yang berhubungan dengan
laring pada saat berlangsungnya proses menelan, yaitu :
c. Pada waktu menelan faring bagian bawah ngalami kontraksi
sepanjang kartilago krikoidea dan kartilago tiroidea, serta menarik
laring ke atas menuju basis lidah, kemudian makanan terdorong ke
bawah dan terjadi pembukaan faringoesofageal.
d. Laring menutup untuk mencegah makanan atau minuman masuk ke
saluran pernafasan dengan jalan menkontraksikan orifisium dan
penutupan laring oleh epiglotis. Epiglotis menjadi lebih datar
membentuk semacam papan penutup aditus laringeus, sehingga
makanan atau minuman terdorong ke lateral menjauhi aditus laring
dan maduk ke sinus piriformis lalu ke hiatus esofagus.
P. Fungsi Batuk : Bentuk plika vokalis palsu memungkinkan laring berfungsi
sebagai katup, sehingga tekanan intratorakal meningkat. Pelepasan
tekanan secara mendadak menimbulkan batuk yang berguna untuk
mempertahankan laring dari ekspansi benda asing atau membersihkan
sekret yang merangsang reseptor atau iritasi pada mukosa laring.
Q. Fungsi Ekspektorasi : Dengan adanya benda asing pada laring, maka
sekresi kelenjar berusaha mengeluarkan benda asing tersebut.
R. Fungsi Emosi : Perubahan emosi dapat meneybabkan perubahan fungsi
laring, misalnya pada waktu menangis, kesakitan, menggigit dan
ketakutan.
Keterangan
Q. Epiglottis
R. Os. Hyoidea
S. Thyrohyoid membrane
T. Cartilago Thyroidea
U. prominentia Laryngea
V. Cartilago Cricoidea
W. Cartilago Trachealis
X. Trachea
Y. Cartilago Cuneiformis
Z. Cartilago Corniculata
AA.Cartilago Arytenoidea
BB. vocal ligament
CC. cricothyroid membrane
DD.vestibular ligament
EE. Fat
FF. Laring
1.2.6. Anatomi Laring Bagian Dalam dan Beberapa bagian penting dari dalam laring
Cavum laring dapat dibagi menjadi sebagai berikut :
D. Supraglotis (vestibulum superior),
E. Glotis (pars media), pita suara palsu dengan pita suara sejati serta
membentuk rongga yang disebut ventrikel laring Morgagni.
F. Infraglotis (pars inferior)
Beberapa bagian penting dari dalam laring :
E. Aditus Laringeus : Pintu masuk ke dalam laring
F. Rima Glottis
G. Plika Vestibularis (pita suara palsu) : yaitu pita suara palsu yang bergerak
bersama-sama dengan kartilago aritenoidea untuk menutup glottis dalam
keadaan terpaksa, merupakan dua lipatan tebal dari selaput lendir dengan
jaringan ikat tipis di tengahnya.
H. Plika Vokalis (pita suara sejati) : terdapat di bagian bawah laring. Tiga per
lima bagian dibentuk oleh ligamentum vokalis dan celahnya disebut
intermembranous portion, dan dua per lima belakang dibentuk oleh
prosesus vokalis dari kartilago aritenoidea dan disebut intercartilagenous
portion.
Epiglotis
Cartilago
Aritenoidea
Epiglotis
1.3. Penutup
Dengan memberikan penjelasan mengenai Anatomi Laring diharapkan
mahasiswa memahami secara garis besar inti dari mata kuliah ini sehingga lebih
mudah dalam memahami bab-bab yang akan diberikan dalam pertemuan berikutnya.
1.4. Evaluasi
Diberikan tugas kepada mahasiswa untuk mempelajari diktat untuk pertemuan
berikutnya
TULANG TENGKORAK