Anda di halaman 1dari 3

Dataran tinggi Dieng 

atau Plato Dieng adalah sebuah wilayah di pusat Jawa Tengah yang


memiliki ciri geologi, sejarah, dan pertanian yang dinilai khas.[oleh siapa?] Dataran ini diapit oleh
jajaran perbukitan di sisi utara dan selatannya, yang berasal dari aktivitas vulkanik yang sama
dan disebut Pegunungan Dieng. Pegunungan Dieng sendiri secara geografis berada di antara
kompleks Puncak Rogojembangan di sebelah barat dan pasangan Gunung Sindoro dan Gunung
Sumbing di sisi timurnya. Secara kasar dapat dikatakan bahwa wilayah Dataran tinggi Dieng
menempati kawasan berukuran lebar (utara–selatan) 4–6 km dan panjang (barat–timur) 11 km.[1]
Secara administrasi, dataran tinggi Dieng berada dalam wilayah Kecamatan Batur dan
sebagian Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo, dan bagian selatan dari Desa Pranten, Bawang, Kabupaten Batang, dengan inti
kawasan wisata berada pada wilayah Desa Dieng Kulon (di Banjarnegara) dan
Desa Dieng ("Dieng Wetan" di Wonosobo). Ketinggian dataran berada pada 1600 sampai 2100
mdpl dengan arah aliran permukaan ke barat daya,[1] menuju ke lembah Sungai Serayu. Dengan
suhu udara berkisar 12–20 °C di siang hari dan 6–10 °C di malam hari, meskipun pada musim
kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari, iklim di dataran tinggi
Dieng termasuk iklim subtropis dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat
disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.
Meskipun cukup terpencil, dataran tinggi Dieng telah lama menjadi kawasan pemukiman.
Sejumlah bangunan peninggalan abad ke-8 masih dapat ditemukan, baik dalam keadaan masih
berdiri ataupun telah menjadi reruntuhan. Diperkirakan, bangunan-bangunan ini berasal dari
masa Mataram Kuno awal. Terdapat indikasi bahwa penduduk kawasan ini berada pada
pengaruh Kerajaan Sunda Galuh kuno sebelum kemudian dikuasai Medang.[butuh rujukan]
Pertanian di Dieng menjadi sumber mata pencaharian utama penduduk. Penanaman sayur-
mayur khas pegunungan menjadi aktivitas utama, seperti kentang, wortel, lobak, kubis
bunga, bit, dan berbagai bawang-bawangan. Dataran tinggi Dieng adalah penghasil kentang
terluas di Indonesia. Tanaman klembak dan purwoceng adalah tanaman penyegar yang khas
Dieng, karena hanya cocok untuk tumbuh di kawasan ini.

Etimologi[sunting | sunting sumber]
Nama "Dieng" berasal dari turunan kata bahasa Proto-Melayu-Polinesia: di yang berarti "tempat"
dan hyang yang bermakna "leluhur". Dengan demikian, "dihyang" berarti pegunungan tempat
para leluhur atau persemayaman para dewa.[2][3]
Sebuah prasasti mengungkapkan bahwa di dataran tinggi Dieng, orang Jawa Kuno telah
mendiami wilayah tersebut dan digunakan untuk beribadah. Disebutkan dalam Prasasti Gunung
Wule tahun 861 Masehi seseorang diperintahkan memelihara bangunan suci di daerah yang
bernama Dihyang.

Iklim[sunting | sunting sumber]
Dataran tinggi Dieng memiliki iklim sedang tetapi hangat. Berdasarkan klasifikasi iklim Köppen,
Dieng masuk dalam golongan Cwb, dengan musim kemarau yang dingin dan musim hujan yang
relatif lebih hangat. Rata-rata suhu tahunan di Dieng adalah 14,0 °C.[4]

sembunyiData iklim Dieng


Tahu
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
n
Rata-rata 17.9 18.5 18.6 18.4 18.5 18.5 18.2 18.0 18.5 18.8 19.2 18.8 18.49
tertinggi (64.2 (65.3 (65.5 (65. (65. (65. (64. (64. (65. (65. (66. (65.8 (65.2
°C (°F) ) ) ) 1) 3) 3) 8) 4) 3) 8) 6) ) 8)
Rata-rata 13.9 14.3 14.4 14.4 14.3 13.8 13.2 12.8 13.6 14.2 14.7 14.4 14
harian °C (57) (57.7 (57.9 (57. (57. (56. (55. (55) (56. (57. (58. (57.9 (57.1
(°F) ) ) 9) 7) 8) 8) 5) 6) 5) ) 9)
Rata-rata 10.1 10.3 10.4 10.1 9.2 8.3 7.6 8.7 9.6 10.3 10.1 9.56
10.0
terendah (50.2 (50.5 (50. (50. (48. (46. (45. (47. (49. (50. (50.2 (49.2
(50)
°C (°F) ) ) 7) 2) 6) 9) 7) 7) 3) 5) ) 1)
370 430 434 249 153 83 53 35 57 170 230 388 2.652
Presipitasi 
(14.5 (16.9 (17.0 (9.8 (6.0 (3.2 (2.0 (1.3 (2.2 (6.6 (9.0 (15.2 (104,
mm (inci)
7) 3) 9) ) 2) 7) 9) 8) 4) 9) 6) 8) 42)

Sumber:  [4]

Geologi[sunting | sunting sumber]
Lihat pula: Pegunungan Dieng
Pada dasarnya dataran tinggi Dieng adalah kaldera yang dikelilingi oleh gunung-gunung di
sekitarnya, antara lain Gunung Prahu (2.565 m) di sebelah timur laut kaldera,
Bukit Sikunir (2.463 m), Gunung Pakuwaja (2.595 m), Gunung Bismo (2.365 m) di sebelah
selatan kaldera, serta kompleks Gunung Butak-Dringo-Petarangan (di sebelah barat laut). Di
bawah permukaan kaldera terdapat aktivitas vulkanik, seperti
halnya Yellowstone ataupun dataran tinggi Tengger. Di sini terdapat banyak kawah (crater)
dan rekahan (vent) yang mengeluarkan hasil aktivitas geologi dalam berbagai
wujud: fumarola, solfatara,sumber gas (CO2 maupun CO), dan mata air (panas maupun
dingin), serta danau vulkanik. Beberapa kawah masih sangat aktif, seperti Sileri,
Candradimuka, dan Sikidang, dijadikan objek wisata alam.
Kondisi ini memiliki potensi bahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah tersebut. Kasus
terakhir yang merenggut ratusan nyawa adalah bencana letusan gas Kawah Sinila pada
tahun 1979. Tidak hanya gas beracun dan erupsi, tetapi juga dapat dimungkinkan
terjadi gempa bumi (vulkanik), erupsi lumpur, tanah longsor, dan banjir. Selain kawah,
terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air bercampur belerang sehingga memiliki
warna khas kuning kehijauan.
Dari sisi biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena di air-air panas di dekat kawah
ditemukan beberapa spesies mikroorganisme termofilik ("penyuka panas") yang berpotensi
menyingkap kehidupan awal di Bumi. Dieng juga memiliki beberapa spesies tumbuhan khas
yang jarang dijumpai di tempat lain akibat kombinasi kondisi iklim dan geotermalnya yang
unik.

Kawah-kawah[sunting | sunting sumber]

Kawah Sikidang dilihat dari atas.


Kawah-kawah aktif di dataran tinggi Dieng menunjukkan adanya aktivitas vulkanik yang
tinggi di bawah permukaan tanah. Selain semburan gas atau uap air, bentuk aktivitas lainnya
adalah letusan (erupsi) maupun gempa bumi. Bencana sekunder yang dapat terjadi
adalah banjir dan aliran lahar. Pemantauan aktivitas dilakukan oleh PVMBG melalui Pos
Pengamatan Gunung Api (PGA) Dieng di Desa Karangtengah. Berikut adalah kawah-kawah
aktif yang ditemukan di dataran tinggi Dieng.
Kawasan Utara[sunting | sunting sumber]
Kumpulan kawah ini berada di sekitar Gunung Sipandu.

 Sileri
 Pagerkandang
 Sipandu

Anda mungkin juga menyukai