Anda di halaman 1dari 78

No. HK.02.

03/BBWS-PJ/PPK-PP/22/IV/2015
Ø Rencana pembangunan Bendungan Padangeng merupakan proyek
tepadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) untuk mendukung
peningkatan produksi pertanian beririgasi, air baku, energi listrik,
pengendalian banjir, dan pariwisata Sulawesi Selatan khususnya
Kabupaten Soppeng.

Ø Peran sektor pertanian di Provinsi Sulawesi Selatan sangat besar.


Sektor pertanian memberikan kontribusi sekitar 42% terhadap
pendapatan regional bruto dan mampu menyerap tenaga kerja
sebesar 60% hal ini dapat dilihat dari produksi padi mencapai 4,34
juta ton.

Untuk itu adanya suatu rekayasa teknis dengan membuat sarana


penyimpanan air seperti tampungan
2 waduk sangat diperlukan.
melakukan studi kelayakan Bendungan Padangeng yang dilengkapi dengan
desain pendahuluan bendungan

• Menyeleksi dan menentukan pilihan terbaik terhadap alternatif-alternatif


rencana pembangunan Bendungan Padangeng berdasar pertimbangan
kelayakan teknik, ekonomi, sosial dan lingkungan.
• Memperoleh desain pendahuluan Bendungan Padangeng yang aman,
ekonomis, selaras dengan ekologi dan lingkungan.
• Mengkaji : kesiapan masyarakat dalam menerima rencana pembangunan
bendungan, keterpaduan antar sektor, kesiapan pembiayaan, kesiapan
kelembagaan.

Terpenuhi dokumen mengenai kelayakan sosial, kelayakan lingkungan,


kelayakan teknis, dan kelayakan ekonomi untuk menunjang kebutuhan air
baik irigasi, air baku, dan energi sesuai kapasitas tampungan Waduk
Padangeng Kabupaten Soppeng 3
Nama Sungai : Salo Padangeng
Desa : Sering
Kecamatan : Donri – donri
Kabupaten : Soppeng
Prov : Sulawesi Selatan

dari Kota Wattansoppeng menuju


ke arah lokasi bendungan dengan
menempuh jarak kurang lebih 45
km, ke arah Kec. Donri-donri.

4
Area Rencana Lokasi Alternatif
As Bendungan Padangeng
Salo Padangeng

Jalan Akses + 45 km

Watansoppeng
5
LOKASI
BENDUNG
PADANGENG

6
Kabupaten Sopeng beriklim tropis yang kering, dengan suhu rata-rata 25,83oC.
Dalam satu tahun ada dua musim, yaitu
• musim kemarau (April – September)
• musim hujan (Oktober - Maret).
Curah hujan bulanan rata-rata di Kabupaten Soppeng sepanjang tahun bervariasi
antara 2 mm – 625 mm, dengan jumlah hari hujan antara 6 – 19 hari tiap bulan.

Rata-
Data Unit Jan Feb Mar Apr May Jun Jul. Aug Sep Oct Nov Dec
rata
Suhu oC 25.4 25.3 25.9 25.8 25.5 25.3 25.4 26.3 26.0 26.5 26.8 25.9 25.8

Kelembabab
% 85.7 86.2 85.6 87.8 87.7 86.9 87.8 87.4 83.8 84.0 85.8 87.6 86.4
Udara (RH)
Penyinaran
Jam/hr 5.99 6.3 6.7 6.8 7.1 6.7 7.6 8.2 8.1 7.9 7.1 5.5 7.00
Matahari
Kecepatan
km/j 4.1 3.1 2.7 2.3 3.0 3.2 3.3 3.7 3.6 4.5 3.3 3.9 3.37
Angin 7
q Aspek-Aspek yang Perlu Dipertimbangkan Dalam
Pemilihan Lokasi Bendungan.

(1) Keadaan topografi.


(2) Kondisi geologi pondasi
(3) Aspek Kondisi Sosial Masyarakat dan Lingkungan
(4) Pertimbangan lainnya, seperti :
- Kesesuaian dengan rencana pengembangan wilayah,
- Hubungannya dengan masyarakat dan ekonomi,
- Pelaksanaan konstruksi,
- Pelestarian lingkungan

8
9
Dihadiri oleh:
1. Camat
2. Tripika Kec. Donri-Donri
3. BBWS Pompengan Jeneberang
4. Dinas PSDPE Kab. Soppeng
5. Masyarakat
6. Konsultan PT. Indra Karya10
q Desa Sering adalah kawasan yang memperoleh dampak langsung atas pembangunan
bendungan Padangeng, harapan masyarakat adalah Bendungan Padangeng dapat diterima
masyarakat, dengan catatan :
• Tidak menenggelamkan kawasan pemukiman
• Tidak menenggelamkan kawasan pertanian sawah produktif
• Tidak menenggelamkan kawasan situs dan makan leluhur
• Tidak ada relokasi penduduk
• Masyarakat Desa Sering setuju dibangun Bendungan dengan catatan lokasi digeser ke arah
hulu
• Tokoh masyarakat, dan aparat desa, serta pengurus kelembagaan masyarakat desa Sering
memberikan persetujuan dan bersedia membantu atas dibangunnya bendungan
• Bendungan dibangun memberikan dampak manfaat peningkatan kesejahteraan masyarakat
Desa Sering khususnya maupun kawasan lainnya.
• Pihak-pihak yang terkait dengan rencana pembangunan Bendungan mensepakati hasil
pertemuan yang diadakan pada tanggal 1 Agustus 2015.

q Potensi Desa Sering dalam prespektif sosial, ekonomi, pendidikan dan; lingkungan hanya
pada kawasan dusun Wanuatoa dimana realitas kehidupan masyarakatnya lebih baik
dibanding dengan tiga dusun lainnya.
q Adanya pembangunan bendungan akan berdampak terhadap perbaikan badan jalan dan
jembatan.
q Biaya transportasi masyarakat dalam pengangkutan hasil produksi pertanian menjadi lebih
murah dan mempercepat jangkauan akses.
11
12
Alternatif
No. Uraian
ALT-1 ALT-2 ALT-3 ALT-4 ALT-5
1. Aspek Topografi
 Aksesbilitas
 Panjang jalan masuk 3,1 km 0,50 km 0,45 km 7,0 km 4,5 km
 Topografi lembah sungai
 Bentuk lembah bentuk U bentuk U bentuk U bentuk U bentuk U
 Lebar sungai 35,0 m 45,0 m 50,0 m 25,0 m 25,0 m
 Kemiringan sandaran 10°-15° 20°-30° 20°-30° 20°-39° 34°-40°
 Waduk
 Luas DAS 86,86 km2 93,59 km2 98,43 km2 31,61 km2 45,48 km2
 Vol.tampungan total 14,37 juta m3 27,24 juta m3 24,29 juta m3 15,96 juta m3 17,03 juta m3
 Vol.tampungan mati 7,58 juta m3 8,71 juta m3 9,02 juta m3 3,02 juta m3 4,31 juta m3
 Vol.tampungan efektif 6,79 juta m3 18,53 juta m3 15,24 juta m3 12,94 juta m3 12.72 juta m3
 Luas genangan pd HWL 121,78 ha 62,25 ha 61,70 ha 62,25 ha 61,70 ha
 Bendungan
 Panjang puncak 447,10 m 586,0 m 834,0 m 348,0 m 229,50 m
 Elev. dasar sungai El. 57,0 m El. 54,00 m El. 47,00 m El. 79,00 m El. 54,00 m
 Elev. puncak El. 95.00 m El. 85,00 m El. 79,00 m El. 150,00 m El. 128,00 m
 Tinggi (dari dasar sungai) 38,0 m 31,0 m 32,0 m 71,0 m 74,0 m
2. Aspek Geologi Breksi Vulkanik dan Lava, tidak ada sesar
3. Aspek Sosial Masyarakat
 Pembebasan Lahan
 Sawah / Kebun 40,37 ha 46,40 ha 52,3 ha - -
 Pemukiman, Jalan, dll 2,45 ha 6,0 ha 6,0 ha - -
 Hutan 79,15 ha 105,60 ha 130,25 ha 68,50 ha 68,34 ha
 Kondisi lain Terdapat situs - - - -
 Tanggapan Masyarakat Ditolak Ditolak Ditolak Diterima Diterima
4. Kesesuaian dgn pengembangan wilayah
 Luas daerah Irigasi yg dilayani 2.044 Ha 3.223 Ha 3.134 Ha 1.315 Ha 1.580 Ha
 Jarak dgn daerah Irigasi terdekat 4,20 km 4,20 km 4,20 km 0,94 km 7,5 km
yg dilayani (DI. Dao’e) (DI. Dao’e) (DI. Dao’e) (DI. Yajang Jenne) (DI. Dao’e)
5. Pelaksanaan Konstruksi
13
 Jarak sumber material timbunan 2,24 km 2,56 km 2,91 km 6,4 km 1,0 km
Tidak Tidak Tidak Menjadi Menjadi
REKOMENDASI
14
Datum / Titik refferensi TTG 198
Lokasi Titik N1.1405

Titik N1.1090

Koordinat UTM
No. Nama Titik Penggu-naan Lintang Bujur Elevasi Keterangan Lokasi
(S) (T) (m)
N1.4025 Ref. di SDN 7 Solotungo Ds. Lalabat Tarilau Kec.
1 4021’47” S 119053’49”T 152,11
(TTG.0201) Horizontal Lalabata, WattanSoppeng Kab. Soppeng
4o13’57” 119o53’13.9” di Rumah M. Tang Ds. Lalabatariaja Kec. Donri-
3 TTG.197 Ref. Vertikal 30,622
(-4,23250) (119,88720) donri, Kab. Soppeng
4o16’23.9” 119o52’12” di KP. Tajuncu (Pilar PUTL P3SA SDS 28) Ds.
4 TTG.198 Ref. Vertikal 43,223
(-4,27330) (119,87000) Donri-donri Kec. Donri-donri, Kab. Soppeng
4o18’57.9” 119o52’18.8” di KP. Ukkee (Pilar PUTL P3SA SDS 27) Ds.
5 TTG.199 Ref. Vertikal 15 123,44
(-4,31610) (119,87190) Solie Kec. Lalabata, Kab. Soppeng
DISKRIPSI BENCH MARK DISKRIPSI BENCH MARK
INFORMASI INFORMASI

No. Titik BM-1 No. Titik BM-2


Lokasi pada rencana Bendungan ALT-1 Lokasi pada rencana Bendungan ALT -1
Absis ( X ) 816,931.817 (Sandaran Kiri) (Sandaran Kanan)
Absis ( X ) 816,373.082
Ordinat ( Y ) 9,527,364.127 Ordinat ( Y ) 9,527,335.345
Elevasi ( Z ) + 74.65 m Elevasi ( Z ) + 82,79 m
Desa Sering Kelurahan Sering
Kecamatan Donri-Donri Kecamatan Donri-Donri
Kabupaten Soppeng Kotamadya Soppeng
Propinsi Sulawesi Selatan Propinsi Sulawesi Selatan

FOTO SKET FOTO SKET

69.95
R2

BM.2

82.79
89.17
CP2
BM.1
74.25
CP1
74.65

16 Foto Patok BM & CP


1. KETERSEDIAAN DATA

• Data debit yang digunakan untuk perhitungan debit aliran rendah digunakan data AWLR Sungai
Padangeng tahun 1995-2013 yang terletak di hulu lokasi calon bendungan alternatif 1 dan di hilir
bendungan altrenatif 4.
• Data hujan yang digunakan stasiun Leworeng dan stasiun Lepajung

Analisa hujan di daerah SWS Padangeng di perhitungkan dengan metode Thiesen dengan
menggunakan data hujan tahun 1986-2014 (29 tahun).

17
18
Data hidrologi  harus dilakukan pengujian = data screening.
Apabila suatu deret berkala setelah diuji ternyata menunjukkan:
• Tidak menunjukkan adanya trend
• Stasioner, berarti varian dan rata-ratanya homogen/stabil/sama jenis
• Bersifat acak (randomnes), independent atau tidak adanya persistensi

Maka data deret berkala tersebut selanjutnya baru disarankan dapat


digunakan untuk analisis hidrologi lanjutan, misalkan analisa peluang,
dan simulasi. Hasil pengujian menunjukkan data hidroklimatologi untuk
studi bendungan Paddangeng memenuhi syarat untuk digunakan.

19
CURAH HUJAN RENCANA
Hasil perhitungan uji Smirnov Kolmogorof dan Chi Square menunjukkan distribusi yang
sesuai adalah distribusi Gumbel karena tingkat kesalahannya kecil antara empiris
terhadap teoritis.

HUJAN RANCANGAN (mm)


KALA ULANG
NO ALTERNATIF ALTERNATIF ALTERNATIF ALTERNATIF ALTERNATIF
(Tahun)
1 2 3 4 5
1 2 73.54 73.13 73.45 91.266 73.944
2 5 102.518 101.95 102.2 117.883 102.803
3 10 121.704 121.03 121.24 135.506 121.91
4 20 140.107 139.34 139.51 152.411 140.238
5 25 145.945 145.14 145.3 157.773 146.051
6 50 163.929 163.03 163.14 174.292 163.961
7 100 181.78 180.78 180.86 190.689 181.739
8 500 223.03 221.81 221.79 228.579 222.82
9 1000 240.764 239.45 239.39 244.869 240.481

20
Metode analisa PMP digunakan Metode Hershfield. Dari hasil analisa
didapatkan hujan maksimum boleh jadi (PMP) adalah :
No Lokasi PMP (mm/hari)
1 Alternatif 1 519.616
2 Alternatif 2 537.292
3 Alternatif 3 534.895
4 Alternatif 4 524.767
5 Alternatif 5 546.309

21
Ø Data distribusi hujan jam-jaman tidak ada di lokasi calon bendungan,
maka distribusi hujan rencana di daerah aliran sungai tiap jamnya
ditetapkan berdasarkan PSA 007.
Ø Durasi hujan yang menghasilkan banjir tertinggi di waduk adalah 12 jam.

22
Dalam analisa koefisien pengaliran untuk DAS Padangeng, hasil perhitungan
berdasarkan perbandingan limpasan terhadap hujan (C = 0,75) direratakan
dengan hasil perhitungan metode Kawakami.

Untuk menentukan tipe HSS yang mewakili DAS, hasil HSS dibandingkan dengan
hasil hidrograf observasi. Hidrograf observasi yang diambil adalah peristiwa banjir
besar yang tercatat pada AWLR Padangeng yaitu pada tanggal 23-12-2003 dengan
debit sebesar 325,98 m3/dt yang diakibatkan curah hujan 117 mm (setara hujan
kala ulang 10 tahun). Hasil perbandingan ketiga metode HSS dapat dilihat pada
tabel berikut.
Debit puncak HSS Debit puncak Kesalahan
No Metode
(m3/dt) observasi (m3/dt) relatif (%)
1 HSS Nakayasu 381.39 325,98 17.00
2 HSS Gama 1 145.23 325,98 55.45
3 HSS ITB 325.98 325,98 0.00
Tabel Debit Maksimum Banjir Rancangan Terpakai (Metode HSS ITB)

Kala
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Alternatif 5
Ulang
2 176.24 188.38 199.16 117.16 91.61
5 270.89 289.35 304.69 161.95 143.75
10 337.44 360.63 379.41 192.46 179.75
25 422.30 451.51 474.68 231.27 225.68
50 485.66 519.39 545.82 260.21 259.99
100 548.85 587.07 616.76 289.03 294.22
500 695.68 744.37 781.64 355.96 373.79
1000 759.09 812.30 852.84 384.84 408.17
PMF 1881.62 2110.43 2214.17 906.99 1045.00

24
Analisa tampungan  menetapkan kapasitas bendungan berdasarkan hasil
simulasi pengoperasian waduk untuk berbagai kebutuhan sebagaimana
yang direncanakan, seperti air irigasi dan air baku penduduk dan lain-lain.

• Kebutuhan air irigasi, dengan Pola Tata Tanam Padi – Padi – Palawija
• Kebutuhan air untuk Air Baku sebesar 0.02 m3/dt
• Maintenance Flow diambil sebesar 0.1 m3/dt
• Kehilangan air akibat Evaporasi 25

Hasil simulasi kapasitas tampungan waduk Paddangeng selama 28 tahun


diperoleh probabilitas kegagalan 20% sehingga dapat disimpulkan kapasitas
tampungan memenuhi syarat.

25
Alternatif 4

Alternatif 5

26
Rekapitulasi Hasil Analisa Kapasitas Waduk
ALTERNATIF ALTERNATIF ALTERNATIF ALTERNATIF ALTERNATIF
NO URAIAN Satuan
1 2 3 4 5
I INFLOW
1 Debit Inflow Minimum m3/dt 0.01 0.02 0.02 0.01 0.01
2 Debit Inlow rata-rata m3/dt 3.54 3.81 4.00 1.37 1.79
3 Debit Inflow Maksimum m3/dt 76.02 81.79 86.01 27.63 39.74
4 Volume inflow tahunan m3 111.125.420 119.554.329 125.720.795 43.024.057 56.282.798
II OUTFLOW
5 Luas Areal Irigasi MT I (100 %) ha 2.043.6 3.222.9 3.133.9 1.314.9 1.579.3
6 Luas Areal Irigasi MT II (100 %) ha 2.043.6 3.222.9 3.133.9 1.314.9 1.579.3
7 Luas Areal Irigasi MT III (100 %) ha 2.043.6 3.222.9 3.133.9 1.314.9 1.579.3
8 Outflow Irigasi Minimum m3/dt 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
9 Outflow Irigasi Rata-rata m3/dt 1.85 2.91 2.83 1.19 1.43
10 Outflow Irigasi Maksimum m3/dt 4.24 6.68 6.50 2.73 3.28
11 Volume Irigasi Tahunan m3 57.976.654 91.435.321 88.907.768 37.302.614 44.804.500
12 Outflow Air Baku m3/dt 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
13 Maintenance Flow m3/dt 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10
14 Total outflow maksimum m3/dt 4.79 7.47 7.26 3.12 3.71
15 Total outflow rata-rata m3/dt 1.88 3.09 3.01 1.33 1.56
16 Total Outflow minimum m3/dt 0.17 0.19 0.19 0.14 0.14
17 Volume Air Baku Tahunan m3 690,785.3 690.785.3 690.785.3 690.785.3 690.785.3
18 Volume Evaporasi Waduk Tahunan m3 1,513,575.7 2.253.526.3 2.182.128.7 729.357.2 661.687.4
19 Rata-rata Spill Out Tahunan m3/dt 4.37 4.60 4.84 1.68 2.28
III RASIO Q80 out rerata / Q80 in rerata
IV HASIL ANALISA TAMPUNGAN
20 Volume Tampungan Mati (sedimen) m3 7,578,903 8.705.930 9.024.247 3.015.042 4.308.239
21 Volume Tampungan Efektif m3 6,791,240 18.531.938 15.244.562 12.944.783 12.719.512
22 Volume Tampungan Total m3 14,370,143.30 27.237.868 24.268.809 15.959.826 17.027.751
23 Elevasi Muka Air NWL m 77.00 80.00 74.00 145.00 123.00
24 Elevasi Muka Air Waduk Rata-rata m 74.57 74.17 69.44 128.89 109.66
25 Elevasi Muka Air LWL m 70.30 66.94 63.45 112.38 95.57
27
Alt. 4 = 1,315 Hektar 0,027 m3/det Alt. 4 = 0,75 MW

Alt. 5 = 1,579 Hektar Alt. 5 = 1,10 MW

28
ALTERNATIF ALTERNATIF
NO URAIAN Satuan
4 5

IRIGASI DAN AIR BAKU


1 Luas Areal Irigasi MT I (100%) ha 1.314,9 1.579,3
2 Luas Areal Irigasi MT II (100%) ha 1.314,9 1.579,3
3 Luas Areal Irigasi MT III (75%) ha 986,25 1.184,25
4 Outflow Irigasi Rata-rata m3/dt 1,19 1.43
5 Outflow Irigasi Maksimum m3/dt 2,73 3.28
6 Volume Irigasi Tahunan m3 37.302.614 44.804.500
7 Outflow Air Baku m3/dt 0,022 0,022

PLTM
8 Kapasitas MW 0,75 1,10
9 Energi Tahunan GWh 6,61 9,50

29
Peta geologi Pulau Sulawesi yang telah
30
disederhanakan berdasarkan pembagian
provinsi tektoniknya (Hall & Wilson, 2000)
Batugamping
F. Camba

F. Walanae

Batuan
Gunungapi
F Camba Batuan
Gunungapi
Soppeng
Aluvial
Batuan
Beku
Trakit

LOKASI
BENDUNGAN F. Walanae

Anggota Tacipi F.
F. Camba Walanae

31
Diambil dari : Pada Peta Geologi Regional Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian Barat, Sulawesi, oleh RAB
Sukamto, skala 1:250.000 yang diterbitkan oleh Direktorat Geologi Bandung, 1982
Morfologi rencana lokasi Bendungan Padangeng dan Daerah Genangan
dapat dibagi menjadi 3 Satuan :
1. Satuan Morfologi Perbukitan Terjal
2. Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang
3. Satuan Morfologi Dataran

1. Batuan Gunungapi Soppeng (Tmsv)


 breksi dan lava
2. Bahan Rombakan (campuran Bongkah breksi-lempung)
3. Aluvial (kerikil-bongkah breksi dan batuan beku)

32
33
34
Alternatif 4 Alternatif 5
- Aspek morfologi dari tipe sungai - Aspek morfologi dari tipe sungai
menurut genesisnya adalah termasuk menurut genesisnya adalah termasuk
sungai Alluvial Stream sungai Bedrock Stream
- Aspek geologi tapak bendungan (dasar - Aspek geologi tapak bendungan (dasar
sungai) bagian atas river deposit sungai) bagian atas river deposit
dengan ketebalan 3.0 meter dan bagian dengan ketebalan 1.0 meter dan bagian
bawah/bedrock utamanya terdiri dari bawah/bedrock utamanya terdiri dari
breksi volkanik dan lava, terkekarkan breksi volkanik dan lava, terkekarkan
teriisi kalsit dan mineral lempung. teriisi kalsit dan mineral lempung.
- Asumsi kedalaman galian: pada bagian - Asumsi kedalaman galian: pada bagian
tapak bendungan (dasar sungai) tapak bendungan (dasar sungai)
berkisar 3.0 meter, tumpuan kiri berkisar 3.0 meter, tumpuan kiri
berkisar 4.0 ~ 10.0 meter, dan tumpuan berkisar 5.0 ~ 10.0 meter, dan tumpuan
kanan berkisar 5.0 ~ 7.0 meter. kanan berkisar 5.0 ~ 7.0 meter.
- Struktur bangunan pelimpah diletakkan - Struktur bangunan pelimpah diletakkan
dibukit sandaran kiri, akan bertumpu dibukit sandaran kiri, akan bertumpu
pada batuan breksi volkanik dan lava pada batuan breksi volkanik dan lava
yang bagus dan masif dengan rock yang bagus dan masif dengan rock
grade CM. 35 grade CM.
Klasifikasi Batuan Pondasi
Bendungan Padangeng

Volume Ketersediaan Quarry material batu di Alternatif-4

Volume Ketersediaan Quarry material batu di Alternatif-5

36
Stratigrafi Regional (P3GSM,1982) Daerah Padangeng :

F OR MA S I S I MBOL LI TOLO GI D A N KE T E BA LA N

Batuan Beku Merupakan batuan beku terobosan yang berumur Miosen


t
Trakit Akhir

Adalah merupakan batuan gunungapi terdiri dari lava dan


Formasi Soppeng Tmsv
breksi yang berumur Miosen Awal sampai Tengah

Batugamping Adalah merupakan batuan sedimen laut dangkal yang


Temt
Formasi Camba berumur Eosen sampai Miosen.

Adalah merupakan batuan gunungapi yang terdisi dari lava,


Batuan Gunungapi
Tmcv breksi, tufa dan konglomerat. Batuan ini diperkirakan
Formasi Camba
berumur Miosen Tengah

Anggota Tacipi Adalah batuan laut dangkal Anggota Formasi Walanae


Tmpt
Formasi Walanae yang berupa batugamping, berumur Pliosen

Terdiri dari agregasi lepas pasir, kerikil dan kerakal dari


berbagai macam batuan, terdapat pada dataran banjir
Alluvium Qac
sungai besar. Lempung pasiran dan lumpur hitam terdapat
di daerah rawa-rawa dan dataran pantai.

37
Faktor beban akibat gempa yang digunakan dalam perencanaan didasarkan
pada peta gempa tahun 2010.

Peta Zona Gempa Tahun 2010, Periode


Gempa (T) 100 Tahun

Peta Zona Gempa Tahun 2010, Periode


Gempa (T) 10.000 Tahun

38
Berdasarkan tabel faktor amplikasi untuk PGA (FPGA), diperoleh faktor
kegempaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
• Gempa OBE digunakan koefisien gempa terkoreksi (k) sebesar 0,113.
• Gempa MDE digunakan koefisien gempa terkoreksi (k) sebesar 0,460.

39
PETA TITIK BOR ALT-4

P4-2 (25 m) P4-1 (45 m) P4-5 (30 m)

P4-2 (65 m)

P4-7 (20 m)

P4-6 (15 m)
P4-3 (45 m)

40
PETA GEOLOGI ALT-4

41
PETA GEOLOGI TEKNIK ALT-4

42
PROFIL GEOLOGI BENDUNGAN ALT-4

43
PROFIL GEOLOGI TEKNIK BENDUNGAN ALT-4

44
PROFIL GEOLOGI LUGEON ALT-4

45
PROFIL GEOLOGI PELIMPAH ALT-4

46
PROFIL GEOLOGI TEKNIK PELIMPAH ALT-4

47
PROFIL LUGEON PELIMPAH ALT-4

48
PROFIL GEOLOGI TEROWONG PENGELAK ALT-4

49
PROFIL GEOLOGI TEKNIK TEROWONG PENGELAK ALT-4

50
PROFIL LUGEON TEROWONG PENGELAK ALT-4

51
PETA TITIK BOR ALT-5

P5 – 5 (30,00 m)

P5 – 1 (45,00 m)

P5 – 7 (20,00 m)

P5 – 2 (70,00 m)

P5 – 4 (25,00 m)

P5 – 3 (45,00 m)
EL.96.00

P6 – 3 (15,00 m)

52
PETA GEOLOGI TEKNIK ALT-5

53
PROFIL GEOLOGI BENDUNGAN ALT-5

54
PROFIL GEOLOGI MEMANJANG INTAKE

55
PROFIL GEOLOGI TEKNIK MEMANJANG INTAKE

56
PROFIL GEOLOGI MEMANJANG PELIMPAH

57
PROFIL GEOLOGI MEMANJANG PELIMPAH

58
PROFIL LUGEON MEMANJANG PELIMPAH

59
ALT. 4
ALT. 1

BA 5-4
BA 4-3
BA 4-1
BA 5-3
ALT. 5
BA 4-2 Q.1
BA 5-1
BA 5-2

Q.2
60
Q.2
61
Skema Bangunan Bendung Eksisting di Sepanjang Aliran Sungai Padangeng

Bendungan Alt.4
Q = 2,73 m3/det

Danau
Tempe

Bendungan Alt.5
Q = 3,28 m3/det

62
Tipe Bendungan
Bendungan beton Bendungan urugan Bendungan urugan Bendungan Urugan
No. Uraian
(gravity dam) tanah (homogen) batu (zonal inti Batu Membran Beton
tegak/miring) (CFRD)
1. Tinggi bendungan
- > 30 m Cocok Tidak cocok Cocok Cocok
- Sifat meredam rembesan Baik Kurang baik Baik Baik
- Kekuatan material Kuat tekannya tinggi Rawan longsor Kuat gesernya tinggi Kuat gesernya tinggi
2. Material yang tersedia
Material batu tersedia
Material batu tersedia
Material semen harus Material tanah di sekitar lokasi
di sekitar lokasi
- Material timbunan/ isian mendatangkan dari tersedia di sekitar bendungan, tapi
bendungan dan
luar lokasi bendungan volume material inti
melimpah.
kurang mencukupi
3. Keadaan topgrafi
Tidak cocok, Cocok, dapat Cocok, dapat Cocok, dapat
- Lebar palung sungai ± 25 – 30 m tumpuan sebaiknya memberikan area kerja memberikan area memberikan area kerja
terjal yang luas. kerja yang luas. yang luas.
4. Keadaan geologi
Cocok, dimana zona
Cocok, dimana zona
- Pondasi berupa breksi vulkanik lava, kedap air dan
Cocok Tidak Cocok inti akan bertumpu di
termasuk batuan dgn kekerasan baik. timbunan bertum-pu
batuan breksi lava
di batuan breksi lava
5. Tujuan pembangunan
Dpt menahan
Kurang dpt menahan Dpt menahan fluktuasi Dpt menahan fluktuasi
- Utk bendungan multi guna, shg operasi fluktuasi (rapid draw
fluktuasi muka air (draw-down) muka air (draw-down) muka air
muka air waduk berfluk-tuasi. down) muka air
waduk. waduk. waduk.
waduk.
6. Kondisi meteorologi
Tidak berpengaruh
- Hujan tahunan rata-rata di lokasi Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh
terhadap Berpengaruh terhadap
bendungan cukup tinggi (1700-3000 terhadap pelaksanaan terhadap pelaksanaan
pelaksanaan timb. pelak.timbunan tanah
mm/tahun). timbunan batu timbunan batu
beton
Penilaian Tidak dipilih 63 Tidak dipilih Tidak dipilih Dipilih
GENANGAN ALTERNATIF - 4

Area Genangan

Main Dam

64
TATA LETAK BENDUNGAN

Pelimpah Bangunan Fasilitas

Main Dam

Cofferdam
Outlet & PLTM

Intake

65
PENGELAK

66
POTONGAN BENDUNGAN

71,00 m

3C
3B

Concrete Face Rockfill Dam (CFRD)


67
PELIMPAH

EL.145.0

68
PENGAMBILAN

EL.105.0

69
INSTRUMENTASI

70
GENANGAN ALTERNATIF - 5

Main Dam

Area Genangan

71
TATA LETAK BENDUNGAN

Bangunan Fasilitas
Pelimpah

Outlet & PLTM


Cofferdam

Main Dam

Intake

72
PENGELAK

73
POTONGAN BENDUNGAN

74,00 m
CF : Concrete Face
2A : Fine Filter
2B : Coarse Filter
CF 3D 3A : Rockfill Transition Zone
3B : Rockfill Zone
2B 3C : Rockfill Zone
3D : Downstream Slope Protection
3A

3B 3C
2B 3B

74
3A 3D
PELIMPAH

EL.145.0

75
PENGAMBILAN

EL.96.00

76
ANALISA EKONOMI ALT. 4
PERHITUNGAN BIAYA PROYEK

ANALISA EKONOMI ALT. 5

77
MATRIKULASI ANALISA KELAYAKAN PROYEK

No Parameter Kelayakan Alternatif 4 Alternatif 5


1 Kelayakan Sosial
- Kondisi sosial - Masyarakat mendukung (tidak ada sawah - Masyarakat mendukung (tidak ada
dan pemukiman yang tergenang) sawah dan pemukiman yang tergenang)
- Lahan berupa hutan produksi - Lahan berupa hutan produksi
- Kelembagaan Stakeholder dan masyarakat desa mendukung Stakeholder dan masyarakat desa mendukung
terhadap rencana pembangunan bendungan terhadap rencana pembangunan bendungan
2 Kelayakan Lingkungan
- Sedimen Hulu waduk = hutan produksi, sedimentasi Hulu waduk = hutan produksi, sedimentasi
dapat dikontrol dapat dikontrol
- Air baku Kondisi air sungai Padangeng layak digunakan Kondisi air sungai Padangeng layak digunakan
untuk air baku untuk air baku
3 Kelayakan Teknis
- Hidrologi Sesuai hasil simulasi = tampungan cukup untuk Sesuai hasil simulasi = tampungan cukup
pola operasi waduk sepanjang tahun untuk pola operasi waduk sepanjang tahun
- Manfaat Intensifikasi irigasi 135%  280% (Luas 1315 Ha) Intensifikasi irigasi 135%  280% (Luas 1580 Ha)
Air baku, PLTM 0,75 MW Air baku, PLTM 1,10 MW
- Geologi - Pondasi terdiri dari batuan breksi vulkanik - Pondasi terdiri dari batuan breksi
dan lava = pondasi lebih aman. vulkanik dan lava = pondasi lebih aman.
- Material timbunan = area genangan dan - Material timbunan = area genangan dan
sekitar lokasi bendungan sekitar lokasi bendungan
4 Kelayakan Ekonomi
- BCR 0,570 1,396
- EIRR 7,09% 15,81%
5 Rekomendasi Kelayakan Tidak Direkomendasikan Direkomendasikan
78

Anda mungkin juga menyukai