Anda di halaman 1dari 47

OPTIMALISASI LAYANAN ADMINISTRASI AKADEMIK DAN

KEMAHASISWAAN MELALUI PENGINTEGRASIAN SISTEM


INFORMASI AKADEMIK PADA POLITEKNIK SIBER DAN
SANDI NEGARA

Rancangan Aksi Perubahan (RAP)


di Subbagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Politeknik
Siber dan Sandi Negara

Pelatihan Kepemimpinan Pengawas

Disusun oleh:

Nama : Gita Rousica Hadi, S.E.


NIP : 197511301995122001
Jabatan : Kepala Subbagian Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan
Satuan Kerja : Politeknik Siber dan Sandi Negara
Angkatan : 1
Nomor Presensi : 16
Mentor : Sandhi Prasetyawan, S.ST., M.AP. Coach :
Dr. Tarman Budianto, M.Pd.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI 2023
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

Judul : Optimalisasi Layanan Administrasi Akademik dan


Kemahasiswaan melalui Pengintegrasian Sistem
Informasi Akademik pada Politeknik Siber dan Sandi
Negara
Nama : Gita Rousica Hadi, S.E.
NIP : 197511301995122001
Angkatan :1
Nomor Presensi : 16
Jabatan : Kepala Subbagian Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan
Unit Kerja : Politeknik Siber dan Sandi Negara, Badan Siber dan
Sandi Negara

Depok, 9 Juni 2023


Coach, Mentor,

Dr. Tarman Budianto, M.Pd. Sandhi Prasetyawan, S.ST., M.AP.


NIP. 198307042010011013 NIP. 198210102003121006
Penguji,

i
Miskuindu. AS. S.Pd., M.Pd
NIP. 196501281995031004
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya,


sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dan laporan ini. Rancangan Aksi
Perubahan ini berjudul “Optimalisasi Layanan Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan melalui Pengintegrasian Sistem Informasi Akademik pada
Politeknik Siber dan Sandi Negara” yang merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan I Tahun
2023 pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Penyusunan Rancangan Aksi Perubahan ini, penulis menyampaikan


isu pengelolaan layanan administrasi akademik, dimana dengan
pengembangan sistem informasi akademik akan menyempurnakan layanan
tersebut. Aksi perubahan ini memberikan solusi yang menawarkan
optimalisasi layanan akademik khususnya penilaian pendidikan yang
terintegrasi pada Subbagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan,
Politeknik Siber dan Sandi Negara.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih atas


bantuan berupa bimbingan, saran, dan petunjuk selama proses penyusunan
laporan dari sejumlah pihak, yaitu:

1) Bapak R. Tjahjo Khurniawan, S.T., M.Si., Direktur Politeknik Siber dan


Sandi Negara,

2) Bapak Dr. Tarman Budianto, M. Pd., Widyaiswara Ahli Muda selaku


pembimbing/coach,

3) Bapak Miskuindu. AS. S.Pd., M.Pd., Widyaiswara Ahli Madya selaku


penguji,

ii
4) Bapak Sandhi Prasetyawan, S.ST., M.AP., Kepala Bagian Administrasi
Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama, Politeknik Siber dan Sandi
Negara selaku mentor,

5) Tim Efektif Aksi Perubahan yang selalu siap bekerja, mendukung, dan
berperan serta dalam seluruh proses pembuatan dan penyusunan
laporan sampai dengan selesai,
6) Rekan-rekan peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan I
Tahun 2023 yang selalu melengkapi dan saling bekerja sama dengan baik.

Dalam penyusunan Rancangan Aksi Perubahan ini penulis menyadari


masih banyak kekurangan maka penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yangmembangun dan dapat lebih menyempurnakan Rancangan Aksi
Perubahan ini.

Depok, 9 Juni 2023

Penulis,

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................v
A. PENDAHULUAN...................................................................................................1
1. Latar Belakang................................................................................................1
2. Tujuan.............................................................................................................3
3. Manfaat........................................................................................................... 4
B. PROFIL KINERJA PELAYANAN...........................................................................5
1. Visi dan Misi....................................................................................................5
2. Struktur Organisasi..........................................................................................6
3. Tugas dan Fungsi............................................................................................6
C. ANALISA MASALAH PELAYANAN......................................................................7
1. Identifikasi Dan Analisis Masalah Pelayanan..................................................7
2. Sasaran Aksi Perubahan...............................................................................16
3. Alternatif Pemecahan Masalah......................................................................16
D. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH............................................................17
1. Terobosan / Inovasi.......................................................................................18
a. Jenis Inovasi yang dilakukan...................................................................18
b. Kriteria Inovasi.........................................................................................18
c. Adopsi Dan Adaptasi Hasil Studi Lapangan.............................................19
d. Bisnis Proses Inovasi Dalam Aksi Perubahan..........................................22
2. Tahapan Kegiatan.........................................................................................22
3. Sumberdaya (Peta Dan Pemanfaatan)..........................................................27
a. Tim Efektif Dan Struktur Organisasi Perubahan.......................................27
b. Identifikasi dan Pemetaan Stakeholder....................................................29
c. Strategi Mempengaruhi Stakeholder........................................................31
d. Mendayagunakan Sumber Daya Organisasi............................................32
4. Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan...................................................33
a. Teknik Pengendalian Mutu.......................................................................33
b. Rencana Pemantauan dan Pengendalian Mutu Pekerjaan......................34
c. Identifikasi Potensi Kendala, Risiko serta Strategi Mengatasinya.....35
5. Strategi Pengembangan Kompetensi Dalam Aksi Perubahan.......................36

iv
E. IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN POTENSI DIRI DALAM AKSI PERUBAHAN
32
DAFTAR TABEL

Tabel 1 - Analisis
APKL .................................................................................11 Tabel 2 -
Analisis USG ................................................................................. 13

Tabel 3 - Alternatif Pemecahan Masalah ..................................................


16
Tabel 4 - Adopsi dan Adaptasi Hasil Studi Lapangan ...................................
19
Tabel 5 - Bisnis Proses Inovasi ....................................................................
20
Tabel 6 - Tahapan Kegiatan / Milestone Jangka Pendek ..............................
21
Tabel 7 - Tahapan Kegiatan / Milestone Jangka Menengah .........................
22
Tabel 8 - Tahapan Kegiatan / Milestone Jangka Panjang .............................
23
Tabel 9 - Peran Tim Efektif ...........................................................................
24
Tabel 10 - Stakeholder Aksi Perubahan .......................................................
25
Tabel 11 - Strategi Komunikasi terhadap Stakeholder ..................................
27
Tabel 12 - Teknik Pengendalian Mutu ..........................................................
28
Tabel 13 - Rencana Pemantauan dan Pengendalian Mutu Pekerjaan .........
29
Tabel 14 - Identifikasi potensi kendala .........................................................
30
Tabel 15 - Rencana Strategi Pengembangan Kompetensi ...........................
31 DAFTAR GAMBAR

v
Gambar 1 - Struktur Organisasi ..................................................................... 6
Gambar 2 - Analisis Fishbone ......................................................................
14

Gambar 3 - Struktur Organisasi Tim Efektif ..................................................


23
Gambar 4 - Pemetaan Stakeholder ..............................................................
26
Gambar 5 - Rekap Nilai Akhir Sikap Perilaku Peserta ..................................
32
Gambar 6 - Rekap Nilai per Komponen ....................................................... 33

vi
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Badan Siber dan Sandi Negara Nomor 1
Tahun 2023 tentang Statuta Politeknik Siber dan Sandi Negara (Poltek
SSN) merupakan Perguruan Tinggi di lingkungan Badan Siber dan
Sandi Negara yang menyelenggarakan program pendidikan vokasi di
bidang keamanan siber dan sandi. Poltek SSN bertujuan untuk
menghasilkan sumber daya manusia terdidik yang memiliki kompetensi
khusus di bidang Keamanan Siber dan Persandian serta mempunyai
karakter kuat sesuai dengan Etos Sandi.

Dalam rangka mewujudkan visi Poltek SSN menjadi perguruan


tinggi berkelas dunia yang menghasilkan aparatur keamanan siber dan
sandi yang unggul dan berjiwa Pancasila serta untuk menjamin mutu
penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi dalam bidang
keamanan siber dan sandi, Poltek SSN perlu mendapatkan penilaian
kelayakan Perguruan Tinggi berdasarkan kriteria yang mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan Tinggi oleh Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT). Pemantauan dan evaluasi oleh BAN-PT
dilakukan berdasarkan data dan informasi salah satunya melalui
Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDDIKTI).

Beberapa indikator penilaian pemantauan dan evaluasi tersebut


antara lain adalah jumlah mahasiswa baru, jumlah lulusan, persentase
keberhasilan studi, dan lainnya yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pendidikan di Poltek SSN. Untuk memberikan
datadata tersebut, diperlukan sistem informasi akademik dan
kemahasiswaan yang terintegrasi, sehingga pada saat BAN-PT akan
melakukan pemantauan dan evaluasi, informasi akurat dapat diberikan
sebagai bukti dari indikator yang telah dilaporkan.

Saat ini penanganan sistem informasi akademik dan


kemahasiswaan Poltek SSN berada pada Subbagian Administrasi
Akademik dan Kemahasiswaan (Subbag AAK), Bagian Administrasi
Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama (BAAKK). Sistem

1
informasi akademik dan kemahasiswaan yang dimiliki oleh Poltek SSN,
telah dilakukan pengembangan dengan nama Manajemen Akademik
dan Kemahasiswaan Terintegrasi (MASTER).

Dalam penilaian pendidikan yang terdiri dari penilaian akademik,


penilaian sikap perilaku, dan penilaian samapta. MASTER sendiri telah
mengakomodir fungsi-fungsi penilaian tersebut, namun terdapat fungsi
yang belum diimplementasikan yaitu pengelolaan admistrasi
pengasuhan dan fungsi pemberian laporan kepada pimpinan dalam
bentuk daftar maupun grafik. Selain itu, beberapa data dukung
penilaian pendidikan seperti data aktivitas mahasiswa, data mental dan
psikologi mahasiswa, data kesehatan, data permasalahan akademik
mahasiswa serta data pendukung lainnya berada pada database yang
berbeda, sehingga saat data-data tersebut dibutuhkan guna
pengambilan keputusan oleh Pimpinan, maka perlu waktu untuk
mengumpulkannya.

Dampak dari belum terintegrasinya data-data tersebut, berikut


beberapa permasalahan yang akan muncul:

a. Terjadinya pengulangan data


Saat sistem informasi dikembangkan secara parsial, dapat
dipastikan akan terjadi duplikasi data, dimana saat memasukan
data yang sama ke beberapa aplikasi yang berbeda, sebenarnya
saat itu pula telah terjadi pengulangan data. Beberapa kerugian
yang ditimbulkan dari pengulangan data diantaranya adalah
pemborosan ruang penyimpanan, dan inkonsistensi data.

b. Sharing data antar aplikasi akan menjadi ribet


Jika sistem informasi memiliki database yang terpisah maka data
yang sama akan dimasukkan dalam database yang berbeda.

c. Alur adminitrasi akan menjadi rumit


Data yang digunakan sebagai rujukan input dapat tidak sama
karena tidak berada dalam satu database, maka kegiatan
pengolahan, dan perputaran informasi akan lambat.

2
d. Menyulitkan maintenance data
Kegiatan maintenance data merupakan salah satu hal yang
dilakukan secara berkala guna menyesuaikan dengan kebutuhan
perguruan tinggi, maupun memperbaiki data. Namun jika data
belum saling terintegrasi antar sistem maka akan mempersulit
pengelola sistem informasi tersebut dalam melakukan maintenance
data, selain itu pengembangan sistem pun akan menjadi sulit
karena basis datanya terpisah-pisah.

Memperhatikan dampak tersebut, dalam aksi perubahan ini, penulis


mencoba mengidentifikasi permasalahan tersebut dan memberikan
alternatif pemecahan masalah sekaligus inovasi perubahan yang dapat
menyelesaikan permasalahan tersebut.

Dalam dua bulan pelaksanaan aksi perubahan, penulis akan


melakukan pengintegrasian salah satu penilaian pendidikan yang
berada di sistem informasi berbeda, dengan langkah-langkah yang
akan dijelaskan lebih detail pada poin-poin dalam rancangan aksi
perubahan ini.

2. Tujuan
Berdasarkan durasi waktu pencapaiannya, tujuan
aksi perubahan ini diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Tujuan Jangka Pendek (Output) terwujudnya sistem administrasi


akademik dan kemahasiswaan yang terintegrasi dengan
menghasilkan rancangan sistem dan data yang terintegrasi untuk
mewujudkan akuntabilitas layanan dan memberikan kemudahan
akses bagi stakeholder Poltek SSN.

b. Tujuan Jangka Menengah (Outcome)


Tersedianya sistem informasi akademik dan kemahasiswaan
terintegrasi yang dapat meningkatkan kinerja layanan akademik.

c. Tujuan Jangka Panjang (Impact)

3
Menyelaraskan sistem informasi akademik dan kemahasiswaan
yang terintegrasi dengan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
(PDDIKTI).
3. Manfaat
Penyusunan aksi perubahan ini, penulis berharap dapat
memberikan manfaat baik internal maupun eksternal bagi kinerja
organisasi, individu, maupun pemangku kepentingan. Manfaat tersebut
antara lain:

a. Bagi individu,
Sebagai pihak yang paling membutuhkan solusi atas masalah yang
diangkat dalam aksi perubahan ini, tentu penulis sangat berharap
solusi tersebut dapat memberikan efek positif. Antara lain yaitu:

1) peningkatan kinerja, kompetensi, dan kapasitas kerja pada


Subbagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.

2) pengelolaan data penilaian pendidikan mahasiswa terorganisasi


dengan baik.

3) dapat dengan mudah melakukan pengendalian pekerjaan


secara terpadu.

b. Bagi organisasi,
Integrasi sistem informasi akademik diharapkan dapat bermanfaat
dalam pengelolaan manajemen perguruan tinggi, pengambilan
keputusan serta pelaporan di lingkungan perguruan tinggi serta
mendukung visi misi perguruan tinggi.

c. Bagi pemangku kepentingan


Hubungan kerja dengan stakeholder yaitu mahasiswa dan Dosen
internal maupun eksternal, serta pihak lainnya yang berkaitan
dengan sistem informasi akademik dapat terjalin secara efektif dan
efisien.

4
B. PROFIL KINERJA PELAYANAN
1. Visi dan Misi
Visi Poltek SSN yaitu menjadi perguruan tinggi berkelas dunia
yang menghasilkan aparatur keamanan siber dan sandi yang unggul
dan berjiwa Pancasila. Dalam rangka mewujudkan visi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27, Poltek SSN memiliki misi:
a. menyelenggarakan program pembelajaran berkualitas tinggi dalam
rangka penguasaan pengetahuan dan keahlian di bidang
keamanan siber dan sandi;

b. menyelenggarakan penelitian yang berkualitas tinggi dalam rangka


pengembangan dan penerapan pengetahuan dan keahlian di
bidang keamanan siber dan sandi;

c. menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berkualitas


tinggi dalam rangka penerapan pengetahuan dan keahlian di
bidang keamanan siber dan sandi; dan

d. menyiapkan dan membentuk aparatur keamanan siber dan sandi


yang tangguh, mandiri, kreatif, inovatif, dan memiliki daya saing
global di bidang keamanan siber dan sandi.

Tujuan Poltek SSN yaitu:


a. membentuk aparatur di bidang keamanan siber dan sandi yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. memberdayakan Sivitas Akademika melalui penyaluran aspirasi,


pengembangan potensi, pembuktian prestasi, dan pemberian
apresiasi dalam mewujudkan Poltek SSN sebagai pusat studi
keamanan siber dan sandi; dan

c. menyiapkan aparatur di bidang keamanan siber dan sandi yang


mampu mengembangkan diri sesuai tuntutan pekerjaan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5
2. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Badan Siber dan Sandi Negara Nomor
12 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kelola Politeknik Siber
dan Sandi Negara, Politeknik Siber dan Sandi Negara (Poltek SSN)
merupakan perguruan tinggi di lingkungan Badan Siber dan Sandi
Negara yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Badan Siber dan Sandi Negara.

Susunan organisasi Poltek SSN terdiri atas:


d. Direktur dan Wakil Direktur;
e. Senat;
f. Dewan Penyantun;
g. Satuan Pengawas Internal;
h. Bagian;
i. Jurusan;
j. Pusat;
k. Unit Penunjang; dan
l. Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar di bawah ini hanya memperlihatkan struktur organisasi dimana
penulis berada.
Direktur

Kepala Bagian
Administrasi Akademik, Kepala Bagian Keuangan
Kemahasiswaan, dan dan Umum
Kerjasama

Kepala Subbagian Kepala Subbagian Kepala Subbagian Kepala Subbagian Kepala Subbagian
Administrasi dan Kerjasama dan Hubungan Perencanaan dan Organisasi, Sumber Daya Pengelolaan Aset dan
Akademik Masyarakat Keuangan Manusia, dan Tata Usaha Rumah Tangga

Gambar 1 - Struktur Organisasi

3. Tugas dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Badan Siber dan Sandi Negara Nomor
12 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kelola Politeknik Siber

6
dan Sandi Negara, Bagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan
dan Kerja Sama mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
administrasi akademik, administrasi kemahasiswaan, kealumnian,
kerja sama, hukum dan hubungan masyarakat. Dalam melaksanakan
tugas tersebut, Bagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan
Kerja Sama menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan pelaksanaan program


perkuliahan dan administrasi akademik;

b. penyiapan bahan pelaksanaan pengelolaan data mahasiswa dan


alumni, seleksi, ujian, upacara kependidikan, dan administrasi
praktik kerja lapangan; dan
c. penyiapan bahan pelaksanaan kerja sama, hukum, dan hubungan
masyarakat.

Subbagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan sebagai


salah satu subbagian pada Bagian Administrasi Akademik,
Kemahasiswaan dan Kerja Sama, mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pelaksanaan program perkuliahan, administrasi
akademik, pengelolaan data mahasiswa dan alumni, seleksi, ujian,
upacara kependidikan, dan administrasi praktik kerja lapangan.

C. ANALISA MASALAH PELAYANAN


1. Identifikasi Dan Analisis Masalah Pelayanan
Dalam upaya meningkatkan layanan administrasi akademik dan
kemahasiswaan di Poltek SSN, masih terdapat beberapa kendala yang
ditemui penulis berdasarkan tugas dan fungsi yang telah dilaksanakan,
beberapa hasil identifikasi penulis adalah sebagai berikut:

a. Penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan penerimaan


mahasiswa belum optimal

Dalam pelaksanaan kegiatan penerimaan mahasiswa,


beberapa kendala yang muncul antara lain:

7
1) penerimaan mahasiswa belum berdasarkan program studi
(prodi) yang ada, pembagian prodi akan dilaksanakan setelah
mahasiswa diterima di Poltek SSN.

2) promosi Poltek SSN belum optimal untuk masing-masing


program studi, hal ini berkaitan dengan poin a.1) bahwa
penerimaan mahasiswa belum dilaksanakan sesuai program
studi, sehingga promosi hanya dilakukan secara umum tentang
profil Poltek SSN.

3) waktu pelaksanaan seleksi terlalu lama, hal ini dikarenakan


pada beberapa tahapan, pelaksanaan masih bergantung
dengan pihak ketiga yang membutuhkan waktu untuk
memproses hasil tes.

Idealnya, penentuan kebutuhan mahasiswa disesuaikan


dengan jumlah program studi yang ada sehingga saat lulus dapat
menduduki jabatan yang sesuai dengan formasi kebutuhan
pegawai di BSSN. Jika kendala tersebut tidak diatasi, maka dapat
terjadi mahasiswa tidak menjalankan pendidikan sesuai bidang
minatnya dan gagal menyelesaikan pendidikannya.

b. Belum terintegrasinya layanan administrasi akademik dan


kemahasiswaan

Saat ini layanan administrasi akademik dan kemahasiswaan


dilakukan melalui sistem informasi akademik MASTER (Manajemen
Data Akademik dan Kemahasiswaan Terintegrasi) dengan
fungsionalitas sebagai berikut:

1) mengelola data induk (mahasiswa, dosen, mata kuliah,


semester, jurusan);

2) mengelola administrasi akademik (penjadwalan, penilaian,


absensi, kelulusan);

3) mengelola administrasi pengasuhan (kelas pengasuhan,


penilaian, psikologi, laporan harian);

8
4) mengelola data kehadiran terintegrasi dengan mesin absensi;
dan

5) memberikan laporan terkait baik dalam bentuk daftar atau pun


grafik.

Dari fungsionalitas di atas, fungsi pengelolaan administrasi


dan pelaporan bagi pimpinan dalam bentuk daftar atau grafik yang
dapat memberikan informasi strategis kepada pimpinan, saat ini
belum dioptimalkan. Fungsi pengelolaan administrasi pengasuhan
saat ini dilakukan melalui manajemen sistem informasi yang
berbeda, sehingga demi efektivitas dan efisiensi kinerja organisasi,
harapan yang diinginkan adalah kedua sistem informasi tersebut
dapat diintegrasikan sehingga dapat menghasilkan manajemen
informasi akademik yang terintegrasi. Selain itu, masih terdapat
fungsi penting yang belum termasuk dalam manajemen informasi
tersebut, antara lain fungsi pemantauan pembibingan akademik,
pembinaan mental dan psikologi mahasiswa, serta data aktivitas
kemahasiswaan. Jika kendala ini tidak segera diselesaikan, akan
berdampak pada kelambatan penyajian bahan administrasi
akademik dan kemahasiswaan, terutama saat pimpinan
membutuhkan data tersebut untuk mengambil keputusan.

c. Belum optimalnya pengelolaan data alumni dan mahasiswa


Saat membicarakan layanan terhadap alumni, saat ini
beberapa kendala yang menyebabkan pengelolaan data alumni dan
mahasiswa belum optimal, yaitu:

1) layanan administrasi akademik bagi alumni masih dilaksanakan


secara manual,

2) pengelolaan data alumni saat ini masih dicatat menggunakan


aplikasi perkantoran sederhana.

Dalam pengelolaan data alumni dan mahasiswa, penulis


berharap dapat menerapkan manajemen alumni dimana perguruan
tinggi dapat membangun hubungan yang bermakna dengan alumni,

9
menyimpan data alumni dengan lebih teratur, mahasiswa dapat
melakukan crowdfunding dengan lebih mudah dan akuntabel, serta
informasi mengenai kegiatan yang dilakukan organisasi alumni
akan lebih dikelola dengan baik. Jika pengelolaan data alumni dan
mahasiswa tidak dilakukan peningkatan, maka proses
pengumpulan, penyimpanan, dan pemutakhiran data alumni serta
terbangunnya hubungan antara perguruan tinggi dengan alumni
menjadi terhambat.

d. Belum optimalnya penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan


ujian

Saat ini ujian di Poltek SSN dilaksanakan secara terjadwal


dan dilakukan secara mandiri oleh masing-masing Dosen
pengampu materi. Namun masih terdapat Dosen yang
melaksanakan ujian tidak sesuai dengan jadwal sehingga
mengganggu pelaksanaan ujian materi lain. Selain itu belum
adanya pemeriksaan kualitas soal ujian oleh Dosen dari kelompok
keilmuan yang sama sehingga kualitas soal belum sesuai dengan
standar.
Jika hal ini tidak segera diselesaikan, akan terjadi kekacauan
jadwal pelaksanaan ujian dan jika kualitas soal tidak sesuai dengan
standar, maka lulusan Poltek SSN perlu ditinjau kembali
kompetensinya.

e. Belum optimalnya penyiapan bahan kuliah


Saat ini beberapa hal yang mempengaruhi belum optimalnya
layanan ini adalah pelaksanaan perkuliahan terganggu oleh
banyaknya kegiatan yang harus diikuti oleh mahasiswa sesuai
agenda Poltek SSN maupun BSSN. Selain itu pelaksanaan kuliah
umum dilaksanakan tidak sesuai dengan kalender pendidikan, hal
ini dikarenakan penentuan narasumber tidak dilakukan pada saat
perencanaan kegiatan di tahun sebelumnya. Hal yang menunjang
lainnya adalah penyediaan seragam mahasiswa yang selalu
mengalami perubahan item, sehingga kegiatan pengadaan

10
seragam tidak dilaksanakan tidak sesuai dengan perencanaan
awal.

Berdasarkan isu yang telah diidentifikasi, selanjutnya dilakukan


proses penapisan isu menggunakan kriteria APKL. Kriteria APKL
merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu
masalah dengan memperhatikan empat faktor, diantaranya:

a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum


terselesaikan hingga masa sekarang.

b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar,


ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari
penyebab dan pemecahannya.

c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung


menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk
kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu saja.

d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung
jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu yang prioritas.

Hasil penapisan isu menggunakan teknik analisis APKL


disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 - Analisis APKL
Kriteria Keterangan
No. Isu
A P K L
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Penyiapan √ √ √ √ Memenuhi Syarat
bahan Aktual: hingga saat ini diharapkan
pelaksanaan penerimaan mahasiswa sudah sesuai
kegiatan dengan kebutuhan masing-masing
program studi agar dapat selaras
penerimaan
dengan kebutuhan formasi pegawai
mahasiswa BSSN
belum optimal Problematik: jika tidak diselesaikan,
maka mahasiswa menjalani pendidikan
tidak sesuai dengan bidang minatnya
dan lulusan tidak sesuai dengan formasi
kebutuhan BSSN.
Kekhalayakan: tidak hanya
menyangkut proses belajar mengajar

11
mahasiswa, namun juga berpengaruh
terhadap formasi kebutuhan pegawai
BSSN.
Layak: isu ini layak diangkat dan masuk
akal untuk dicarikan solusinya, yaitu
dengan melakukan analisis profil
masing-masing program studi
dihubungkan dengan latar belakang
pendidikan calon mahasiswa (SMA IPA
atau SMK jurusan tertentu)
2. Belum √ √ √ √ Memenuhi Syarat
terintegrasinya Aktual: saat ini kondisi tersebut sedang
layanan terjadi, penilaian akademik dilakukan
administrasi oleh dua sistem informasi yang berbeda
akademik Problematik: jika tidak segera
dilaksanakan pengintegrasian, maka
dan
data yang digunakan sebagai rujukan
kemahasiswaan tidak sama karena tidak berada dalam
satu database serta kegiatan
pengolahan, dan perputaran informasi
akan lambat.
Kekhalayakan: tidak hanya
menyangkut mahasiswa dan dosesn,
namun juga berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan oleh pimpinan.
Layak: isu ini layak diangkat dan masuk
akal untuk dicarikan solusinya, yaitu
dengan melakukan integrasi dari
masing-masing sistem informasi.
3. Belum √ √ √ √ Memenuhi Syarat
optimalnya Aktual: hingga saat ini isu ini masih
pengelolaan menjadi kendala dan perlu dicari
data alumni dan solusinya
mahasiswa Problematik: jika tidak diselesaikan,
maka pengumpulan, penyimpanan, dan
pemutakhiran data alumni serta
terbangunnya hubungan antara
perguruan tinggi dengan alumni menjadi
terhambat.
Kekhalayakan: tidak hanya
menyangkut mahasiswa, alumni,
subbag administrasi akademik dan
kemahasiswaan, isu ini pun menyangkut
hubungan Poltek SSN dengan
organisasi alumni.
Layak: isu ini layak diangkat dan masuk
akal untuk dicarikan solusinya, yaitu
dengan menambahkan portal alumni
pada laman Poltek SSN.
4. Belum √ √ x √ Tidak Memenuhi Syarat
optimalnya Aktual: isu ini masih terjadi hingga saat
penyiapan ini
bahan Problematik: jika tidak diselesaikan,

12
pelaksanaan maka pelaksanaan ujian tidak sesuai
kegiatan ujian dengan standar pelaksanaan ujian
Kekhalayakan: hanya terjadi pada
beberapa Dosen pengampu
Layak: isu ini layak diangkat dan masuk
akal untuk dicarikan solusinya, yaitu
dengan melakukan koordinasi dengan
dosen pengampu agar menyesuaikan
pelaksanaan ujian dengan jadwal yang
telah ditentukan serta menyarankan
agar setiap kelompok kelimuan
melakukan evaluasi kualitas soal ujian
5 Belum √ √ x √ Tidak Memenuhi Syarat
optimalnya Aktual: isu ini masih terjadi hingga saat
penyiapan ini
bahan kuliah Problematik: jika tidak diselesaikan,
maka tidak terpenuhinya layanan
administrasi akademik dan
kemahasiswaan sesuai dengan
indikator kinerja utama (IKU) Poltek
SSN Kekhalayakan: hanya berdampak
pada kebutuhan mahasiswa
Layak: isu ini layak diangkat dan masuk
akal untuk dicarikan solusinya, yaitu
dengan melakukan perencanaan lebih
matang.
Keterangan: A
= Aktual
P = Problematik
K = Kekhalayakan
L = Layak
(√) = Memenuhi Syarat (×) =
Tidak Memenuhi Syarat

dengan metode analisis APKL sebagaimana disajikan pada Tabel 2


diperoleh tiga isu yang memenuhi syarat, yaitu:

a. Penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan penerimaan mahasiswa


belum optimal
b. Belum optimalnya layanan administrasi akademik
dan kemahasiswaan

c. Belum optimalnya pengelolaan data alumni dan mahasiswa


Setelah didapatkan isu yang memenuhi kriteria APKL kemudian
dilanjutkan pemilihan isu menggunakan kriteria USG. Metode analisis
USG digunakan untuk menentukan permasalahan isu yang menjadi
prioritas utama. Urgency merupakan seberapa mendesak suatu isu

13
harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti. Seriousness adalah
seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan. Growth merupakan seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. Tabel 3
menunjukkan analisis pemilihan isu prioritas utama menggunakan
metode USG.

Tabel 2 - Analisis USG

Total
Skor USG Peringkat
No. Isu Skor
U S G
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Penyiapan bahan pelaksanaan 4 4 4 12 3
kegiatan penerimaan mahasiswa
belum optimal
2. Belum optimalnya layanan 5 5 5 15 1
administrasi akademik dan
kemahasiswaan
3. Belum optimalnya pengelolaan data 4 4 5 13 2
alumni dan mahasiswa
Keterangan:
U: Urgency
S: Seriousness G:
Growth
Interval Penskoran:
Angka 1: sangat tidak mendesak/gawat dan dampak
Angka 2: tidak mendesak/gawat dan dampak
Angka 3: cukup mendesak/gawat dan dampak
Angka 4: mendesak/gawat dan dampak
Angka 5: sangat mendesak/gawat dan dampak

Hasil penetapan isu dengan metode USG menunjukkan bahwa


permasalahan isu yang menjadi skala prioritas adalah “Belum
terintegrasinya layanan administrasi akademik dan kemahasiswaan”. Isu
ini perlu segera ditangani karena dengan adanya Peraturan BAN-PT
Nomor 1 Tahun 2022 tentang Mekanisme Akreditasi, maka data dan
informasi seharusnya telah terintegrasi, sehingga memudahkan pengelola
PDDIKTI pada Poltek SSN saat memasukkan data dan informasi tersebut
ke PDDIKTI.

Untuk mencari akar dari permasalahan tersebut dilakukan analisis


penyebab masalah melalui analisa tulang ikan (fishbone analysis),

14
elemen–elemen inilah nantinya yang akan digunakan sebagai dasar
penggalian inovasi untuk menjadi solusi dari permasalahan yang
ditetapkan. Elemen–elemen tersebut dapat digambarkan dalam diagram
Fishbone sebagai berikut.

Gambar 2 - Analisis Fishbone

Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui beberapa elemen


yang menjadi faktor penyebab permasalah, yaitu:

a. MAN, penyebab permasalahan terletak pada Sumber Daya Manusia


yang jumlahnya terbatas dan kompetensi pengelola sistem informasi
yang perlu dikembangkan.

b. METHOD, fungsi pada sistem informasi akademik belum seluruhnya


difungsikan dan belum dilaksanakan sesuai pedoman.
c. MACHINE, saat ini sistem informasi akademik belum terintegrasi
dikarenakan terdapat dua sistem informasi dengan framework yang
berbeda.

d. MATERIAL, data dan informasi mengenai nilai, profil mahasiswa,


dosen, aktivitas mahasiswa, berada pada platform sistem informasi
yang berbeda dan belum terintegrasi.

2. Sasaran Aksi Perubahan


Berdasarkan analisa pemecahan masalah, didapat bahwa
permasalahan yang akan diangkat oleh penulis pada aksi perubahan
ini adalah belum terintegrasinya sistem informasi administrasi
akademik dan kemahasiswaan di Poltek SSN. Sasaran strategi dari
aksi perubahan ini adalah terwujudnya sistem administrasi akademik
dan kemahasiswaan yang terintegrasi dengan menghasilkan

15
rancangan sistem dan data yang terintegrasi untuk mewujudkan
akuntabilitas layanan dan memberikan kemudahan akses bagi
stakeholder Poltek SSN.

Sehingga outcome yang ingin dicapai adalah pengelolaan


layanan administrasi akademik dan kemahasiswaan yang transparan
dan akuntabel sehingga mendorong peningkatan kinerja layanan
administrasi akademik dan kemahasiswaan yang memuaskan di Poltek
SSN.

3. Alternatif Pemecahan Masalah


Setelah mengetahui akar permasalahan belum teintegrasinya
layanan administrasi akademik dan kemahasiswaan, maka selanjutnya
penulis mengidentifikasi alternatif pemecahan masalahsebagai berikut:

a. peningkatan kompetensi pengelola sistem informasi untuk dapat


mengembangkan sistem informasi akademik dan kemahasiswaan.

b. mengintegrasikan sistem informasi akademik dan kemahasiswaan.


c. menganggarkan pengembangan sistem informasi akademik dan
kemahasiswaan sehingga dapat terhubungan dengan PDDIKTI.

d. mensosialisasikan pedoman penggunaan sistem informasi


akademik dan kemahasiswaan.
Untuk menentukan alternatif gagasan atau solusi isu yang tepat, maka
penulis menggunakan teori tapisan Mc Namara atau kriteria KBL

(kontribusi, biaya, dan layak)


Tabel 3 - Alternatif Pemecahan Masalah

No Solusi K B L Total Rank


1 peningkatan kompetensi pengelola sistem 3 2 4 9 4
informasi untuk dapat mengembangkan sistem
informasi akademik dan kemahasiswaan.
2 mengintegrasikan sistem informasi akademik dan 5 4 5 14 1
kemahasiswaan.
3 menganggarkan pengembangan sistem informasi 4 3 4 11 2
akademik dan kemahasiswaan sehingga dapat
terhubungan dengan PDDIKTI.
4 mensosialisasikan pedoman penggunaan sistem 3 3 4 10 3

16
informasi akademik dan kemahasiswaan.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode Mc. Namara di
atas, hasil gagasan pemecahan isu yang ditentukan adalah gagasan
kedua yaitu “mengintegrasikan sistem informasi akademik dan
kemahasiswaan”.

D. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH


Berdasarkan uraian pada poin-poin sebelumnya, penulis perlu
melakukan diagnosa organisasi dengan memaparkan alur berpikir
komprehensif, dimana bentuk diagnosa seperti ini dapat mempermudah
penulis menemukan solusi terhadap masalah pelayanan yang ada.

1. Terobosan / Inovasi
Aksi perubahan ini merupakan upaya peningkatan layanan
administrasi akademik dan kemahasiswawan yang lebih cepat, tepat,
efektif, dan efisien. Secara lebih detail, deskripsi inovasi
pengintegrasian sistem informasi administrasi akademik dan
kemahasiswaan Poltek SSN dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Jenis Inovasi yang dilakukan


Pada proses penerapan kemampuan berinovasi menurut
Kuratko, D.F. (2009: 141), inovasi terdiri dari empat jenis yaitu:
penemuan, pengembangan, duplikasi, dan sintesis. Aksi perubahan
yang dilaksanakan oleh penulis dapat dikategorikan sebagai inovasi
pengembangan, dimana inovasi ini merupakan kelanjutan atau
perbaikan dari penemuan, biasanya pengembangan dapat berupa
suatu produk, jasa, maupun proses yang sudah ada. Konsep
pengembangan ini cenderung mengaplikasikan sebuah ide pada
produk atau jasa yang sudah ada dengan cara yang berbeda.

b. Kriteria Inovasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 91 Tahun 2021 tentang
Pembinaan Inovasi Pelayanan Publik, maka pembinaan inovasi
dilakukan terhadap inovasi berdasarkan kriteria 1) memiliki

17
kebaruan; 2) efektif; 3) bermanfaat; 4) mudah disebarkan; dan 5)
berkelanjutan.

Untuk memastikan bahwa gagasan ini layak disebut sebagai


inovasi, maka penulis mencoba menguraikan inovasi dalam aksi
perubahan ini sebagai berikut:

1) inovasi dalam aksi perubahan ini dikatakan memiliki kebaruan


karena mengintegrasikan 2 (dua) sistem yang berbeda menjadi
sebuth sistem informasi akademik dan kemahasiswaan yang
menghasilkan penilaian akademik dalam satu platform.

2) aksi perubahan ini tentu saja efektif karena menghasilkan output


yang dapat meningkatkan layanan administrasi akademik dan
kemahasiswaan menjadi optimal.

3) aksi perubahan ini sangat bermanfaat bagi para stakeholder


untuk meningkatkan layanan administrasi akademik dan
kemahasiswaan.

4) aksi perubahan ini mudah disebarkan oleh para stakeholder


dengan penambahan pedoman pelaksanaan atas sistem
informasi baru yang telah terintegrasi.

5) integrasi sistem informasi akademik dan kemahasiswaan ini


tentu saja dapat terus dikembangkan setelah mendapatkan
umpan balik dari para stakeholder hingga akhirnya menjadi
sistem informasi yang terintegrasi dan dapat memudahkan
proses akreditasi perguruan tinggi maupun akreditasi program
studi.

c. Adopsi Dan Adaptasi Hasil Studi Lapangan


Melalui pengalaman pembelajaran studi lapangan (lesson
learnt) di Puskesmas Pancoran Mas, maka penulis mencoba
menjadikan apa yang dilihat dan dialami sebagai inspirasi dalam
menyusun aksi perubahan ini.

18
Adapun lesson learnt yang dapat diadopsi maupun yang
diadaptasikan dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

19
Tabel 4 - Adopsi dan Adaptasi Hasil Studi Lapangan

No. Keterangan Kondisi saat ini Kondisi Lokus Lesson learnt Adopsi Adaptasi
1 Peran Kepemimpinan Pimpinan BAAKK Pimpinan Puskesmas Seorang pemimpin Pimpinan mendukung Penyususnan
selalu mendorong sangat mendorong mempunyai komitmen penuh penerapan Rencana aksi dalam
adanya perubahan anggota timnya untuk untuk memulai teknologi dalam menjaga komitmen
dengan melakukan perubahan pelayanan pimpinan
berinovasi, khususnya
inovasi
pada masa pandemi
2 Inovasi Pelayanan Kurangnya motivasi Inovasi layanan Inovasi Mengubah pola pikir Adanya reward bagii
pegawai untuk berawal dari kondisi memberikan para stakeholder di para pegawai yang
membuat sebuah pandemi dampak positif Poltek SSN akan mempunyai kreatifitas
inovasi pentingnya inovasi dan inovasi
3 Penerapan Manajemen Panduan Terwujudnya Menghadapi tantangan Melakukan evaluasi Meningkatkan
Mutu, Pengawasan dan kegiatan sudah pelayanan prima ketatnya persaingan terhadap inovasi pelayanan dan
Pengendalian tersedia namun belum kesehatan masyarakat dan tuntutan secara terus menerus memberikan
Pelayanan Publik diimplementasikan dengan penerapan dan berkelanjutan pembinaan apabila
secara maksimal berbagai inovasi kinerja tidak sesuai
ekspektasi
4 Integrasi Data integrasi data penilaian Integrasi data Integrasi data yang Penerapan Sistem Pembangunan
pendidikan belum dilakukan dalam proses baik mempermudah Pemerintahan Berbasi integrasi data dapat
berjalan dengan baik pelayanan kesehatan pimpinan dalam Elektronik (SPBE) dimulai dari unit yang
karena belum dari mengambil kebijakan secara optimal di bertanggungjawab
dilaksanakan pendaftaran online Poltek SSN sesuai tusi dan
kemudian dapat
dimanfaatkan oleh
seluruh stakeholder
5 Pemanfaatan IT Teknologi Informasi Menggunakan Pemanfaatan Teknogi Teknologi informasi Teknologi Informasi
telah digunakan secara teknologi informasi informasi digunakan sesuai saat ini sangat
efektif dengan platform menyesuaikan kondisi dengan identifikasi diperlukan untuk dapat
sederahana (google di lokus kebutuhan di Poltek mempermudah dalam
form, pendaftaran SSN rangka memberikan
online berbasis web) pelayanan publik
19
d. Bisnis Proses Inovasi Dalam Aksi Perubahan
Tabel 5 - Bisnis Proses Inovasi

INPUT PROSES OUTPUT


Kebutuhan Pelayanan SOP Jenis Pelayanan
Informasi penilaian pendidikan Mekanisme kerja sistem MASTER menjadi sistem
secara utuh membantu informasi akan diperbarui saat informasi induk yang akan
meningkatkan layanan integrasi sistem dilaksanakan menjadi keluaran dari
administrasi akademik dan pelayanan administrasi
kemahasiswaan Struktur Kerja Pelayanan akademik dan kemahasiswaan
Pengumpulan dan
Standar Pelayanan pengorganisasian: identifikasi
Menyesuaikan dengan standar variabel data sebagai bagian
pelayanan yang berlaku di dari penambahan fitur pada
Kepuasan Pelanggan
perguruan tinggi sistem informasi Penilaian pendidikan dapat
dilihat menjadi nilai akhir dalam
Profil SDM Akses Pelayanan suatu platform sistem informasi
Sumber daya manusia yang Akses sistem informasi
memiliki kompetensi sangat diberikan kepada anggota
baik di bidang teknologi subbag AAK, Kasubbag AAK,
informasi dan manajemen Dosen, mahasiswa, KaJur,
KaProdi, Kanit PPM,
Kondisi Sosial Budaya KaBAAKK, Wadir, dan Direktur
Integrasi sistem informasi Poltek SSN dan tentu saja Unit
merupakan bagian dari TI sebagai pengelola teknologi
pembaruan di era society 5.0 informasi di Poltek SSN
yang merupakan sebuah dengan memperhatikan kaidah
konsep masyarakat yang keamanan informasi dan
berpusat pada manusia dan jaringan yang telah ditetapkan.
berbasis teknologi dimana
lebih menonjolkan sisi Pemanfaatan Teknologi
humanisme dalam Arsip digital disimpan dalam
menyelesaikan sistem penyimpanan yang
masalahmasalah sosial aman dan terkelola.
termasuk pendidikan dengan Penyimpanan dapat dilakukan
mengintegrasikan antara di server lokal atau cloud,
virtual dan realita tergantung pada kebutuhan
dan kebijakan organisasi.

2. Tahapan Kegiatan
Dalam upaya untuk mengoptimalkan layanan administrasi
akademik dan kemahasiswaan dengan pengintegrasian sistem
informasi akademik, maka dilakukan pentahapan pelaksanaan
kegiatan sebagai berikut:
20
a. Jangka pendek
Tabel 6 - Tahapan Kegiatan / Milestone Jangka Pendek

Juni Juli Agustus


No. Tahapan Kegiatan Output Evidence
2 3 4 1 2 3 4 1 2
1. konsolidasi awal kepada para a. melakukan koordinasi Penyelarasan Dokumentasi
pihak, terkait aksi perubahan dengan mentor tujuan kegiatan kegiatan
tentang Pengintegrasian sistem b. koordinasi dengan tim
informasi akademik efektif
c. memaparkan rencana
aksi perubahan kepada
stakeholder internal
2. penyusunan draft Surat Perintah a. membuat konsep SP tim Terbentuknya tim SP Tim Efektif
Tim Efektif efekif efektif
b. pengajuan konsep SP
Tim efektif kepada
Direktur memonitor
c.
penandatanganan SP
3. identifikasi variabel data a. melakukan rapat Variabel data Dokumentasi
pengintegrasian sistem koordinasi dengan tim kegiatan
informasi akademik efektif
b. inventarisir kebutuhan
variabel data untuk
integrasi
4. perumusan integrasi fitur nilai membuat alur yang Variabel data Dokuementasi
pengasuhan dan samapta pada digunakan untuk melakukan hasil
sistem informasi akademik integrasi identifikasi
5. validasi data dan penyusunan a. melakukan validasi data a. Dokumen Dokumentasi
rekomendasi kepada pihak b. melakukan rapat dengan validasi data kegiatan
terkait tentang integrasi fitur nilai tim efektif untuk b. Dokumen
pengasuhan dan samapta pada perumusan rekomendasi rekomendasi
sistem informasi akademik c. penyusunan rekomendasi integrasi
21

b. Jangka menengah
Tabel 7 - Tahapan Kegiatan / Milestone Jangka Menengah

No. Tahapan Waktu Kegiatan Output Evidence


1. evaluasi dan Triwulan 3 tahun a. Mengidentifikasi laporan progress Dokumentasi
penyempurnaan 2023 permasalahan kegiatan
pelaksanaan rencana jangka pendek b. Menganalisa penyebab dan Dokumentasi
melakukan perbaikan kegiatan
c. Membuat laporan ke mentor Dokumentasi
kegiatan
2. Uji coba integrasi fitur nilai Triwulan 4 tahun a. Koordinasi internal sistem terintegrasi Dokumentasi
pengasuhan dan samapta pada 2023 pelaksanaan uji coba sistem kegiatan
sistem informasi akademik MASTER b. Penyusunan Jadwal Uji Coba
dan Evaluasi Sistem
3. Melakukan evaluasi sistem dalam uji Triwulan 4 tahun d. Koordinasi internal dan Laporan evaluasi Dokumentasi
coba dan menyempurnakan data 2023 eksternal kegiatan
yang tersedia (proses sinkronisasi e. Inventarisir data
data)
4. Sosialisasi hasil integrasi sistem Januari 2024 a. menyusun jadwal sosialisasi Laporan kegiatan Dokumentasi
informasi akademik dan sistem layanan administrasi, sosialisasi kegiatan
kemahasiswaan kepada operator data
perguruan tinggi
b. mengundang stakeholder
internal
22
c. Jangka panjang
Tabel 8 - Tahapan Kegiatan / Milestone Jangka Panjang

No. Tahapan Waktu Kegiatan Output Evidence


1. Evaluasi program Semester a. mengidentifikasi Laporan dokumen
jangka pendek dan I 2024 permasalahan progress kegiatan
menengah untuk b. menganalisa
disempurnakan penyebab
secara c. melakukan
berkesinambungan perbaikan.
2. melanjutkan meng-update data data dokumen
pemanfaatan dan dan informasi penilaian kegiatan
pengembangan sistem pendidikan
sistem informasi
mahasiswa
akademik
dan
kemahasiswaan
yang telah
dibangun
3. monitoring dan Semester memastikan sistem Laporan dokumen
evaluasi sistem II 2024 informasi monitoring kegiatan
informasi berjalan dan
akademik dengan baik evaluasi
dan
kemahasiswaan
secara
berkelanjutan

3. Sumberdaya (Peta Dan Pemanfaatan)


a. Tim Efektif Dan Struktur Organisasi Perubahan
Dalam pelaksanaan aksi perubahan, dibutuhkan sumber
daya yang mendukung terwujudnya aksi perubahan tersebut.
Adapun beberapa sumber daya yang dibutuhkan antara lain
sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan sumber data
primer dan

27
sekunder.
Mentor:
Sandhi Prasetyawan,
S.ST., M.AP.
Coach:
Dr. Tarman
Budianto, M.Pd.
Project Leader:
Gita Rousica Hadi,
S.E.

Tim TI Tim Administrasi

Gambar 3 - Struktur Organisasi Tim Efektif


Dari struktur organisasi pelaksanaan rencana
aksi perubahan, peran masing-masing dapat dijelaskan
sebagai berikut:

Tabel 9 - Peran Tim Efektif

No. Jabatan Peran

1. Mentor 1. memberikan arahan strategis dan konsultasi terkait


aksi perubahan
2. menyelesaikan masalah koordinasi yang tidak dapat
ditangani oleh project leader
3. membantu project leader dalam menetapkan tujuan
kegiatan, perencanaan kerja, dan metode
pelaksanaan
4. memberikan motivasi pada project leader dan tim
efektif
2. Coach 1. memberi ide/pemikiran terkait penyusunan rencana
aksi perubahan;
2. membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi
oleh project leader dan tim efektif;
3. memberi motivasi pada project leader dan tim efektif;
4. menjadi mediator antara project leader dan mentor
apabila terjadi deadlock
3. Project Leader 1. memimpin dan bertanggung jawab dalam
pelaksanaan proyek perubahan
2. berkonsultasi dan melaporkan kemajuan aksi
perubahan pada mentor dan coach;
3. mengkoordinir pelaksanaan aksi perubahan kepada
stakeholder.

28
5. Tim Efektif 1. membantu pembuatan aplikasi sesuai kebutuhan,
sosialisasi dan pengembangan
2. asistensi desain integrasi aplikasi
3. asistensi menyusun petunjuk penggunaan aplikasi
yang mudah dipahami
4. asistensi pelaksanaan evaluasi efektivitas dan
realibilitas aplikasi
5. asistensi pengembangan aplikasi
6. Tim Administrasi membantu project leader untuk melakukan proses
pengadministrasian seperti undangan, notulen, absensi,
dokumentasi dan pertangungjawaban keuangan.

b. Identifikasi dan Pemetaan Stakeholder


Identifikasi dan pemetaan instansi/individu yang
berkepentingan dan memiliki sedikit banyak pengaruh terhadap
hasil akhir dari aksi perubahan, yaitu:

Tabel 10 - Stakeholder Aksi Perubahan

STAKEHOLDER INTERNAL STAKEHOLDER EKSTERNAL


1. Direktur Poltek SSN 1. Kemendikbud Ristek
2. Kepala Bagian Administrasi 2. Dosen eksternal
Akademik, Kemahasiswaan, dan 3. Biro Organisasi dan Sumber
Kerjasama Daya Manusia BSSN
3. Kepala Unit Pembinaan Mental
dan Kepribadian
4. Jurusan / Program Studi
5. Unit Penjaminan Mutu
6. Dosen
7. Mahasiswa
8. Anggota Subbag Administrasi
Akademik dan Kemahasiswaan
9. Anggota Unit Pembinaan Mental
dan Kepribadian

Dalam pelaksanaan rencana aksi perubahan, sangat


penting untuk mengetahui siapa saja stakeholder yang memiliki
kepentingan dan pengaruh terhadap proyek perubahan yang akan
dilakukan, apakah mereka menunjukkan sikap mendukung, tidak
peduli atau menolak. Untuk itu perlu melakukan analisis
stakeholder, yaitu dengan memetakan posisi stakeholder terhadap
program yang akan dirancang.

29
Dalam mewujudkan rencana aksi perubahan, project leader
harus mengetahui sejauh mana stakeholder mempunyai pengaruh
terhadap rencana aksi perubahan, maka stakeholder harus
dipetakan berdasarkan pengaruh dan kepentingannya, stakeholder
dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) kelompok sebagai berikut:

1. Promoters, yaitu stakeholder yang memiliki kepentingan besar


terhadap rencana aksi perubahan dan juga punya kekuatan
untuk membantu membuatnya berhasil atau sebaliknya;

2. Defenders, yaitu stakeholder yang memiliki kepentingan


individu/kelompok kecil dan dapat menyuarakan dukungannya
dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk
mempengaruhi rencana aksi perubahan;

3. Latents, yaitu stakeholder yang tidak memiliki kepentingan


khusus maupun terlibat dalam rencana aksi perubahan tetapi
memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi rencana aksi
perubahan jika mereka menjadi tertarik;

4. Apathetics, yaitu stakeholder yang kurang memiliki kepentingan


maupun kekuatan, bahkan mungkin tidak mengetahui adanya
rencana aksi perubahan dijalankan.

Pemetaan stakeholder tersebut, dapat dilihat pada Gambar X. di


bawah ini.

30
Gambar 4 - Pemetaan Stakeholder

c. Strategi Mempengaruhi Stakeholder


Berdasarkan pemetaan stakeholder pada poin 3.b.
diharapkan dapat memperoleh manfaat antara lain:
1. memunculkan rasa memiliki terhadap rencana aksi perubahan;
2. mendapatkan gambaran lebih jelas tentang potensi kesulitan;
3. mendapatkan lebih banyak gagasan pengembangan dan
implementasi rencana aksi perubahan; dan

4. mendukung/memperkuat posisi jika ada penolakan terhadap


program, sehingga meningkatkan peluang keberhasilan
rencana aksi perubahan.

Dalam upaya mendapatkan dukungan guna tercapainya


tujuan aksi perubahan, dilakukan pendekatan dengan menerapkan
strategi komunikasi yang tepat sesuai pengaruh dan kepentingan
masing-masing stakeholders terhadap proyek perubahan.
Hubungan serta strategi komunikasi terhadap masing-masing
stakeholder adalah sebagai berikut:

Tabel 11 - Strategi Komunikasi terhadap Stakeholder


No. Kelompok Strategi Komunikasi

31
Stakeholders
1. Promoters Strategi yang dilakukan adalah yang dapat
meningkatkan dukungan dan minat promoters
terhadap rencana aksi perubahan, antara lain
dengan cara: • Konsultasi secara
• Pelaporan secara
• Diskusi secara regular

2. Latents Strategi yang dilakukan adalah yang dapat


meningkatkan minat terhadap aksi perubahan yaitu
dengan diskusi dan pendekatan (mengundang rapat
dan mengadakan pertemuan informal) agar
mendukung/memberikan masukan terhadap
rencana aksi perubahan
3. Defenders Strategi yang dilakukan adalah yang dapat
meningkatkan diskusi informal dan mengundang
rapat
4. Apathetics Strategi komunikasi yang dilakukan adalah yang
dapat meningkatkan minat stakeholders agar
mendukung proyek perubahan yaitu dengan cara
diskusi informal

d. Mendayagunakan Sumber Daya Organisasi


Dalam mendukung aksi perubahan ini, dibutuhkan sumber
daya antara lain sumber daya manusia, anggaran, dan sarana
prasarana.

1) Sumber daya manusia


Sumber Daya Manusia (SDM) dibutuhkan sebagai tim kerja
yang efektif agar perwujudan Rancangan Aksi Perubahan
dapat berjalan sesuai rencana.

a) kompetensi anggota tim, setiap anggota tim mempunyai


standar kompetensi sesuai jangkauan kewenangannya
dalam tugasnya di Poltek SSN.

b) komitmen terpadu, setiap anggota dalam tim harus


memahami gagasan aksi perubahan yang akan diwujudkan,
dan menjadi tugas dari Ketua Tim untuk dapat
menyampaikan gagasan secara menyeluruh, dan detail,
sehingga dapat dipahami oleh setiap anggota tim.

32
c) kolaborasi, kolaborasi dibutuhkan dalam rangka
mematangkan komitmen yang telah disepakati, sehingga
setiap bagian dalam tim mengambil perannya
masingmasing.

2) Anggaran
Dalam pelaksanaan aksi perubahan ini, penulis belum
menganggarkan karena kegiatan ini tidak dianggarkan dalam
program kegiatan Poltek SSN.

3) Sarana dan prasarana


Aksi perubahan ini akan menggunakan peralatan berupa
perangkat keras, perangkat lunak, dan alat tulis dalam setiap
tahapannya. Perangkat keras yang akan digunakan yaitu
komputer/ laptop, printer, scanner, dan kamera dokumentasi.
Sedangkan perangkat lunak yang aakan digunakan
menyesuaikan dengan platform yang telah ada atau yang lebih
up to date.

4. Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan


a. Teknik Pengendalian Mutu
Mengacu pada tahapan kegiatan aksi perubahan,
manajemen mutu dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan dapat
dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 12 - Teknik Pengendalian Mutu

No Kegiatan Kendala Strategi mengatasi

1. konsolidasi awal kepada Waktu mentor dan rekan membahas konsep integrasi
para pihak, terkait aksi kerja yang tidak selaras sistem informasi
perubahan tentang
pengintegrasian sistem
informasi akademik
2. penyusunan draft Surat persetujuan Direktur belum konsultasi dengan mentor agar
Perintah Tim Efektif turun dapat menjembatani komunikasi
dengan Direktur
3. identifikasi variabel data variabel data yang melakukan diskusi intensif
pengintegrasian sistem diidentifikasi terlalu rumit dengan tim efektif agar mencari

33
informasi akademik alternatif solusi

No Kegiatan Kendala Strategi mengatasi

4. perumusan integrasi fitur framework yang digunakan berdiskusi dengan tim efektif untuk
nilai pengasuhan dan berbeda mencari solusi
samapta pada sistem
informasi akademik
5. validasi data dan a. data tidak dapat a. mengecek ulang data
penyusunan rekomendasi divalidasi tervalidasi
kepada pihak terkait b. penyusunan b. mengecek kembali hasil
tentang integrasi fitur nilai rekomendasi tidak penyusunan rekomendasi
pengasuhan dan samapta sesuai kaidah regulasi agar sesuai kaidah regulasi
pada sistem informasi
akademik

b. Rencana Pemantauan dan Pengendalian Mutu Pekerjaan


Tabel 13 - Rencana Pemantauan dan Pengendalian Mutu Pekerjaan
No Kegiatan Pemantauan
1. konsolidasi awal kepada para pihak, memastikan tim efektif siap untuk
terkait aksi perubahan tentang bekerjasama dalam kegiatan aksi
pengintegrasian sistem informasi perubahan
akademik
2. penyusunan draft Surat Perintah Tim a. memastikan koordinasi telah
Efektif dilakukan kepada tim efektif
b. memastikan konsep SP telah
disusun
c. berkoordinasi dengan staf tata
usaha untuk penerusan surat
d. memastikan SP ditandatangani
3. identifikasi variabel data pengintegrasian memastikan identifikasi variabel data
sistem informasi akademik dilakukan oleh tim teknis
4. perumusan integrasi fitur nilai pengasuhan memastikan alur dan framework yang
dan samapta pada sistem informasi digunakan sesuai dengan sistem
akademik informasi yang sudah ada
5. validasi data dan penyusunan Memastikan data dapat divalidasi dan
rekomendasi kepada pihak terkait tentang konsep rekomendasi disusun dan serta
integrasi fitur nilai pengasuhan dan ditetapkan
samapta pada sistem informasi akademik
Dengan rancangan manajemen pengendalian mutu
tersebut, diharapkan semua pemangku kepentingan dapat
memperoleh layanan perencanaan pembangunan yang terpadu,
sehingga hasil layanan berupa pembangunan dapat tepat guna
dan berhasil guna.

34
c. Identifikasi Potensi Kendala, Risiko serta
Strategi Mengatasinya

Mitigasi risiko merupakan tindakan terencana dan


berkelanjutan yang dilakukan oleh pemilik risiko agar dapat
mengurangi dampak dari suatu kejadian yang berpotensi atau
telah merugikan atau membahayakan pemilik risiko tersebut.
Adapun langkah-langkah yang diambil dalam menerapkan
manajemen risiko yang dilakukan oleh Subbagian Administrasi
Akademik dan Kemahasiswaan dapat dilihat pada Tabel X di
bawah ini: Tabel 14 - Identifikasi potensi kendala

No Kegiatan Output Potensi Risiko Rencana Mitigasi


1. konsolidasi awal Notulen rapat Waktu mentor dan a. menjadwalkan rapat dari
kepada para pihak, rekan kerja yang jauh hari dan
terkait aksi tidak selaras mengkomunikasikannya
perubahan tentang kepada seluruh tim
pengintegrasian b. memanfaatkan
sistem informasi teknologi informasi
akademik untuk melaksanakan
rapat
2. penyusunan draft SP Tim Efektif persetujuan melakukan koordinasi
Surat Perintah Tim Direktur dengan staf tata usaha dan
Efektif belum melakukan komunikasi
turun Direktur sebelum
menyampaikan konsep SP
3. identifikasi variabel hasil variabel data yang menganalisa kerumitan
data pengintegrasian identifikasi diidentifikasi terlalu variabel data yang akan
sistem informasi variabel data rumit diidentifikasi
akademik
4. perumusan integrasi Dokumen alur framework yang Koordinasi dengan tim TI
fitur nilai pengasuhan dan digunakan berbeda untuk menemukan
dan samapta pada perumusan framework yang tepat
sistem informasi integrasi
akademik
5. validasi data dan Dokumen a. data tidak membuat beberapa skenario
penyusunan validasi data dapat solusi
rekomendasi kepada dan dokumen divalidasi permasalahan
pihak terkait tentang rekomendasi b. penyusunan
integrasi fitur nilai rekomendasi
pengasuhan dan tidak sesuai
samapta pada sistem kaidah regulasi
informasi akademik

35
5. Strategi Pengembangan Kompetensi Dalam Aksi Perubahan
Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor
10 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri
Sipil, dinyatakan bahwa Pengembangan Kompetensi PNS merupakan
upaya untuk pemenuhan kebutuhan kompetensi PNS dengan standar
kompetensi Jabatan dan rencana pengembangan karier.
Bentuk pengembangan kompetensi dapat berupa pendidikan
dan/atau pelatihan. Pendidikan dilakukan dengan pemberian tugas
belajar pada pendidikan formal dalam jenjang pendidikan tinggi,
sedangkan Pelatihan dapat dilaksanakan berupa pelatihan klasikal
dan non klasikal.

Dalam melaksanakan aksi perubahan ini, setelah dilakukan


pemetaan stakeholder pada poin 3.a. dan 3.b., perlu diidentifikasi
pengembangan kompetensi masing-masing stakeholder guna
memastikan aksi perubahan dapat berhasil guna.

Tabel 15 - Rencana Strategi Pengembangan Kompetensi

Perubahan Cara Pengembangan


No Pihak
Kompetensi yang Kompetensi
. Terdampak (klasikal/non klasikal)
dibutuhkan
1. Tim teknis peningkatan mengarahkan tim untuk bekerja
kompetensi teknis sama dengan tim teknis dengan
tentang sistem mengadakan workshop agar
informasi pemahaman tim dalam
pengintegrasian sistem informasi
meningkat
2. Project leader peningkatan berkonsultasi dengan mentor
kompetensi dalam untuk dapat memahami tentang
mengelola perubahan gap kompetensi mengelola
perubahan dan menjadwalkan
program coaching dan mentoring
dalam mengelola perubahan
3. Tim administrasi peningkatan memberikan arahan tim
kompetensi tentang administrasi untuk melakukan
legal drafting pembelajaran mandiri ditambah
dengan melakukan coaching agar
kompetensi teknis tersebut dapat
ditingkatkan
4. Stakeholder pengetahuan tentang melakukan sosialisasi kepada
kebijakan stakeholder tentang kebijakan

36
terbaru sistem informasi
administrasi dan kemahasiswaan

E. IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN POTENSI DIRI DALAM AKSI


PERUBAHAN

REKAP NILAI AKHIR SIKAP PERILAKU PESERTA

Nama Peserta : Gita Rousica Hadi, S.E. Nama Mentor : Sandhi Prasetiawan, S.ST., M.AP.
NIP : 19751130 199512 2 001 NIP : 19821010 200312 1 006
Kepala Subbagian Administrasi Akademik
dan Kemahasiswaan, Bagian Administrasi Kepala Bagian Administrasi Akademik,
Jabatan : Akademik, Kemahasiswaan dan Jabatan : Kemahasiswaan dan Kerjasama, Politeknik
Kerjasama, Politeknik Siber dan Sandi Siber dan Sandi Negara
Negara
Instansi
: Badan Siber dan Sandi Negara Instansi : Badan Siber dan Sandi Negara

Program : Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Ak. I

Nilai Komponen
Sub Komponen Sub Komponen Sub Komponen Rata-Rata Total Kualifikasi Total
Integritas Kerjasama Mengelola Perubahan Sub Komponen Sub Komponen
Peserta 9.00 9.00 8.00 8.67 Baik
Mentor 8.00 8.00 7.60 7.87 Baik
Nilai Rata-Rata Per
8.30 8.30 7.72 8.11 Baik
Sub Komponen
Kualifikasi Per Sub
Komponen Baik Baik Baik Baik

Keterangan Kualifikasi Akhir Sikap Perilaku


9-10 Istimewa 8.11
7-8.99 Baik Kualifikasi:
5-6.99 Cukup Baik
3-4.99 Kurang
1-2.99 Sangat Kurang

Gambar 5 - Rekap Nilai Akhir Sikap Perilaku Peserta

Dalam penilaian pengembangan potensi diri, sesuai gambar X,


penulis mendapatkan nilai akhir sikap perilaku yaitu 8,11 dengan
kualifikasi Baik. Nilai tersebut berada pada ambang bawah penilaian Baik
dan masih memerlukan pengembangan atas potensi diri penulis. Secara
umum, dengan nilai Baik, rekomendasi pengembangan diri bagi penulis
adalah perlu diberikan pengayaan pengembangan potensi diri dalam
bentuk kegiatan-kegiatan yang terukur pada saat melaksanakan aksi
perubahannya dengan bimbingan dan pendampingan yang terjadwal
sebagai bekal pendalaman sikap perilaku dalam jabatan pimpinan
pengawas.

37
Jika melihat dari nilai rata-rata per sub komponen, maka dapat
dilihat bahwa sub komponen mengelola perubahan masih berada di
bawah nilai dua sub komponen lainnya, sehingga diperlukan langkah-
langkah dalam pengembangan diri dari sub komponen tersebut. Dalam
sub komponen mengelolan perubahan terdapat beberapa aspek yaitu
orientasi pelayanan, adaptabilitas, pengembangan diri dan orang lain,
orientasi pada hasil, dan inisiatif. Pada tabel di bawah ini, dapat dilihat
bahwa aspek pengembangan orang lain dan aspek orientasi pada hasil
perlu pengembangan lebih lanjut.

Komponen Sub Komponen Nilai Peserta Nilai Mentor Nilai Rata-Rata Kualifikasi
Tanggung jawab 9 8 8.30 Baik
Komitmen 9 8 8.30 Baik
Kedisplinan 9 8 8.30 Baik
Integritas Kejujuran 9 8 8.30 Baik
Konsistensi 9 8 8.30 Baik
Pengambilan Keputusan 9 8 8.30 Baik
Rata-Rata 9.00 8.00 8.30 Baik
Kerjasama Internal 9 8 8.30 Baik
Kerjasama Eksternal 9 8 8.30 Baik
Komunikasi 9 8 8.30 Baik
Kerjasama
Fleksibilitas 9 8 8.30 Baik
Komitmen dalam Tim 9 8 8.30 Baik
Rata-Rata 9.00 8.00 8.30 Baik
Pelayanan Publik 8 8 8.00 Baik
Adaptabilitas 8 8 8.00 Baik
Pengembangan orang lain 8 7 7.30 Baik
Mengelola
Perubahan Orientasi pada hasil 8 7 7.30 Baik
Inisiatif 8 8 8.00 Baik
Rata-Rata 8.00 7.60 7.72 Baik
Rata-Rata Nilai Sikap Perilaku : 8.67 7.87 8.11 Baik
Gambar 6 - Rekap Nilai per Komponen

Aspek pengembangan diri dan orang lain merupakan sensitivitas


terhadap peluang serta keinginan dalam hal pengembangan kompetensi
baik untuk diri sendiri maupun orang lain yang diikuti dengan upaya
pengembangan yang terencana serta terjamin kemanfaatannya.
Pengembangan tersebut dapat dilakukan secara mandiri maupun melalui
penugasan. Pengembangan secara mandiri dapat dilakukanan dengan
cara:

38
1. mengenali potensi diri melalui pemetaan diri (self assessment) untuk
kemudian membuat rencana pengembangan potensi sesuai minat dan
ukuran kapasitas diri yang relevan dengan target;

2. memperbanyak referensi pendukung dalam pengembangan potensi


diri yang selaras dengan minat dan kebutuhan organisasi, sehingga
mengasah kemampuan mengelola kompetensi orang lain di lingkup
unit yang dipimpin; dan
3. mengasah kemampuan mengelola tugas atau target unitnya dalam
rangka meningkatkan sensitivitas peluang pengembangan
kompetensi/ pemberdayaan anak buah.

Sedangkan pengembangan melalui penugasan dapat dilakukan


dengan cara memberikan:

1. penugasan sebagai ketua tim satuan tugas tertentu yang terdiri atas
berbagai karakter anggota, target jangka pendek sehingga mengasah
kemampuan membagi tugas sesuai kompetensi,

2. penugasan pada ranah kompetensi yang linear dengan minat


karirnya, sehingga terlihat upaya pengembangan diri yang dilakukan,
dan

3. penugasan spesifik dalam membuat tata kelola kerja/penugasan anak


buah yang melibatkan adanya penerapan reward dan punishment
untuk mengasah penghargaan terhadap kompetensi.

Aspek orientasi pada hasil merupakan konsistensi dalam


menetapkan target kinerja pada standar-standar kualitas yang telah
ditetapkan, disertai dengan upaya untuk mencari peluang perbaikan serta
melakukan perbaikan terhadap cara kerja untuk meningkatkan kualitas
hasil kerja. Pengembangan mandiri pada aspek ini adalah dengan cara
melakukan:

1. pembelajaran mengenai pentingnya aspek kualitas dalam Total


Quality Management dalam memelihara kultur standar kualitas

39
organisasi dan tuntutan pengembangannya mengikuti dinamika
eksternal organisasi;

2. pembelajaran mengenai perencanaan kerja sistematis dengan


mengedepankan nilai akuntabilitas serta penjaminan mutu keluaran
dan kemanfaatan (outcome); dan

3. pembelajaran mengenai monitoring dan evaluasi kerja dalam rangka


penjaminan tahapan kerja sesuai target periodik dalam rangka
membangun konsistensi orientasi kualitas.

Sedangkan pengembangan melalui penugasan dapat dilakukan


dengan cara memberikan:

1. penugasan pada satu atau beberapa tugas (disesuaikan dengan


kapasitas serta level kewenangan/jabatan) untuk disertai dengan
monitoring melekat atas target progress periodik atas kinerja pada
tugas tersebut;

2. penugasan dalam mengawal implementasi kebijakan atau produk


perubahan pada level tertentu (sesuai kapasitas atau jabatan) dalam
hal efektivitas untuk mencapai kondisi yang diharapkan (sesuai
standar pimpinan/kebijakan yang berlaku); dan

3. penugasan untuk memimpin sebuah tim/unit dalam memastikan


unsurunsur atau indikator keberhasilan agenda kerja tim
terdokumentasi dengan jelas dan sistematis atas program kerjanya.

40

Anda mungkin juga menyukai