Anda di halaman 1dari 2

RINITIS VASOMOTOR

No. : SOP/UKP/BIH/
Dokumen 000
SOP No. Revisi :
HJ. OMBAH
Tgl. Terbit : 02 Januari 2019 HANIPAH, SKM
Halaman : 1/2

KLINIK PRATAMA
BINA INSANI
HUSADA

1. Pengertian Rinitis vasomotor adalah salah satu bentuk rinitis kronik yang
tidak diketahui penyebabnya (idiopatik), tanpa adanya infeksi,
alergi, eosinofilia, perubahan hormonal, dan pajanan obat
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga klinis Klinik dalam
penatalaksanaan rinitis vasomotor.

3. Kebijakan SK Kepala Klinik Nomor

4. Referensi 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004


tentang Praktik Kedokteran.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama.
5. Prosedur 1. Petugas Medis / dokter mempersilahkan pasien masuk
ruang periksa.
2. Petugas Medis / dokter menanyakan nama dan alamat
sesuai dengan yang tertera di buku rekam medis dan kertas
resep.
3. Petugas Medis / dokter melakukan allo/auto anamnesis :
a. Menanyakan Keluhan Utama dan Riwayat Penyakit
Sekarang : Hidung tersumbat, bergantian kiri dan kanan
tergantung posisi tidur pasien, memburuk pada pagi hari,
rinore, bersin-bersin.
b. Faktor Risiko : Pajanan partikel seperti asap rokok, faktor
psikis seperti rasa cemas, stres.
4. Petugas Medis / dokter melakukan pemeriksaan fisik:
a. Rinoskopi anterior : konka inferior membesar, sekret
serosa
5. Petugas Medis / dokter menegakkan diagnosis berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Hal. 1|2
6. Petugas Medis / dokter memberikan penjelasan pada
pasien mengenai keadaan pasien.
7. Petugas Medis / dokter memberikan tatalaksana berupa :
a. Non-farmakologi : kauterisasi konka yang hipertofi dapat
menggunakan larutan AgNO3 25% atau trikloroasetat
pekat
b. Farmakologis :
1) kortikosteroid topikal : Budesonide 1-2 x/hari dengan
dosis 100-200 mcg/hari
2) antikolinergik topikal Ipratropium Bromide.
3) terapi oral dapat menggunakan preparat
simpatomimetik golongan agonis alfa (Pseudoefedrin,
Fenilpropanolamin, Fenilefrin).
8. Petugas Medis / dokter menulis pada rekam medis, resep
obat dan buku register pasien.
9. Petugas Medis / dokter menyerahkan resep kepada pasien.
6. Bagan Alir (bila diperlukan)

7. Hal-hal yang Petugas Medis / dokter dapat merujuk pasien ke RS bila


Perlu pasien memerlukan penanganan lebih lanjut, atau keluhan
diperhatikan tidak berkurang setelah tatalaksana.
8. Unit Terkait Unit Pelayanan Umum

9. Dokumen Rekam Medis, Resep Obat, Buku Register Pasien


Terkait
10. Rekaman
Historis No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Perubahan Diberlakukan

Hal. 2|2

Anda mungkin juga menyukai