Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah bagian yang terintegral dari kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) yang pada hakekatnya adalah pelaksanaan dari filsafat yang
berdasarkan pada Undang-Undang Dasar tahun 1945 dan Pemikiran bahwa semua Ilmu
Pengetahuan harus dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan yang nyata.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di lapangan adalah merupakan suatu
syarat dalam menyelesaikan studinya di Sekolah Menengah kejuruan (SMK).Dalam
melaksanakan Pratik Kerja Lapangan (PKL), setiap siswa wajib mengikuti segala tata tertib
dan aturan yang ada di Dunia Usaha tersebut.Setiap siswa juga harus mengisi daftar hadir
serta melaporkan Laporan mingguan dan laporan bulanan kepada guru pembimbing dan
kepada pamong PKL yang ada didunia usaha tersebut.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan atas dasar yang telah ditetapkan oleh:
1. UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan nasional.
2. UU Nomor 39 Tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam pendidikan
3. PP Nomor 29 Tahun 1990 Tentang Pendidikan menengah.
4. Keputusan Mendikbut Nomor 0490/U/1992 Tentang Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK).
5. Permen nomor 5 tahun 2015 tentang Kriterial Kelulusan dari peserta didik.
6. Hasil musyawarah komite sekolah dan para bapak dan ibu guru SMK Negeri 1 lotu

B. TUJUAN
Secara umum Praktik Kerja Lapangan (PKL) mempunyai 4 tujuan, yaitu :
1. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang berharga melalui keterlibatan pada Dunia
Usaha/instansi yang secara langsung menemukan, merumuskan, dan menanggulangi
permasalahan pembangunan yang pragmatis dan interdispliner.
2. Dunia Pendidikan bekerja sama dengan Dunia Usaha/instansi dapat memberikan
pemikiran berdasarkan Ilmu dan Teknologi dalam upaya menumbuhkan, mempercepat
gerak, dan mempersiapkan kader pembangunan.
3. Supaya lulusan SMK Negeri 1 Lotu menghasilkan lulusan yang dapat mengisi tekno-
struktur dalam masyarakat yang lebih menghayati kondisi gerak dan permasalahan
kompleks yang dihadapi oleh masyarakat dalam pembangunan. Dengan demikian, output

1
dari SMK Negeri 1 Lotu secara relatif menjadi lebih siap dipakai dan terlatih dalam
menanggulangi permasalahan pembangunan secara lebih pragmis dan interdispliner.
4. Meningkatkan hubungan antara Sekolah dengan Dunia Usaha/instansi sehingga dapat
lebih berperan dalam menyelesaikan masalah dan tuntutan nyata dari masyarakat yang
terus berkembang.

BAB II
SISTEMATIKA KERJA

A. Jadwal Pelaksanaan

2
Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dimulai tanggal 9 Januari 2023 s/d 17
April 2023 selama ± 3 (tiga) bulan dengan rincian sebagai berikut :
1. Pembekalan Siswa Praktik Kerja Lapangan tanggal 5 s/d 7 Januari 2023.
2. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan berlangsung dari tanggal 9 Januari 2023
(pemberangkatan) sampai dengan 17 April 2023 (penjemputan).

3. Kegiatan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) dibagi menjadi 2 shift, yaitu :


 Shift pagi      : 08.00 s/d 14.00 WIB.
 Shift sore     : 14.00 s/d 20.00 WIB

4. PKL di Dunia Industri selama 6 hari yaitu : Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan sabtu
5. Seminar Laporan Akhir PKL tanggal 3 s/d 5 2023

B. Program Pelaksanaan
Bulan
Pelaksa
naan Sarana yang Hasil yang di
No Nama Uraian program
digunakan harapkan
Program

— Mengukur TD  Tensimeter  Dapat


 Stetoskop menunjukan
 Thermometer kondisi
Pemeriksaan
 Jam kesehatan
1. Tanda-Tanda √ √ √ √
 Pulpen seseorang
Vital (TTV)
secara
 Buku catatan
umum
keperawata

2.

3
 Menyiapkan alat  Laken.  Memberikan
dan bahan yang  Perlak rasa nyaman
di gunakan  Steek laken selama
 Memasang laken  Boven laken pasien
 Memasang perlak  Selimut dalam masa

 Memasang steek perawatan


 Bantal dan
laken sarung bantal
Memperbede
 Memasang boven
3. n tempat tidur √ √ √ √  Over laken
laken
pasien
 Memasang
selimut
 Memasang
sarung bantal
 Memasang over
laken jika tempat
tidur tertutup

 Mengukur Berat  Timbangan  Status


Badan anak dan  Staturmeter keseimba-
Mengukur dewasa ngan Berat
Berat Badan  Mengukur Tinggi Badan dan
√ √ √ √
4. dan Tinggi Badan anak dan Tinggi
Badan anak dewasa Badan anak
dan dewasa dan dewasa
dapat di
ketahui

5. Pemasangan  Melakukan salam √ √ √ √  Infus set  Dapat


IVFD teraupetik kepada  Cairan infus membantu
pasien dan  Abocath kebutuhan
menjelaskan  Kapas cairan
kepada pasien alcohol tubuh dan
tindakan yang  Tourniquet elektrolit
akan dilakukan

4
 Menyiapkan alat  Plester pada
dan BMHP yang  Nierbeken pasien.
digunakan  Standart
 Mendekatkan alat infus
kepada pasien  Triway
 Mencuci tangan  Handscoon
dan memakai
handscoon
 Mengatur posisi
pasien (supinasi)
 Menyiapkan
cairan infus dan
menyambukan-
nya ke selang
infus. Setelah itu
gantungkan
cairan infus ke
standar infus
 Menentukan area
vena yang akan
ditusuk untuk
menyalurkan
infuse
 Memasang
tourniquet 10-15
cm di atas vena
yang hendak
ditusuk dan suruh
pasien tuntuk
mengepalkan
tangan
 Mencari vena
yang lurus dan

5
bagus untuk
ditusuk
 Mendesinfeksi
vena yang akan
ditusuk
 Menusuk vena
menggunakan
abocath dengan
sudut 300
 Memastikan
jarum abocath
benar-benar
masuk ke vena
(jika kelaur darah
maka berhasil)
 Lepaskan
tourniquet dan
suruh pasien
untuk membuka
kepalan
tangannya
 Menghubungkan
abocah dengan
infus set
 Memasang
plester
 Mengatur tetesan
infus
 Melakukan
evaluasi tindakan
 Melakukan
kontrak

6
selanjutnya
 Mengucapkan
salam teraupetik
 Merapikan alat
dan mencuci
tangan
 Mencatat atau
mendokumentasi-
kan kegiatan
dalam lembar
catatan
keperawatan

6 Injeksi  Menyiapkan alat  Spuit 3 cc  Obat dapat


Intramuskular dan BMHP yang  Obat Injeksi diserap
digunakan Cyanocoba- dengan
 Menyuntikan lamin cepat oleh
obat kedalam  Kapas pembuluh
lapisan otot alcohol darah
dengan sudut 900  Pulpen dan
 Mencabut jarum √ √ √ √ buku
injeksi dengan catatan
cepat tanpa keperawat-
masase, hanya an
penekanan
dengan kapas
alkohol pada area
yang disuntik

7 Injeksi  Menyiapkan alat √ √ √ √  Spuit 3 cc  Supaya


Subkutan dan BMHP yang  Obat Injeksi obat diserap
digunakan VAR tubuh
 Menyuntikan  Kapas dengan
obat kedalam alcohol cepat

7
lapisan otot  Pulpen dan
dengan sudut buku catatan
450
keperawatan
 Mencabut jarum
injeksi dengan
cepat tanpa
masase, hanya
penekanan
dengan kapas
alkohol pada area
yang disuntik

8 Injeksi  Menyiapkan alat  Spuit 3 cc  Mengalirk-


Intravena dan bahan yang  Obat Injeksi an obat atau
digunakan ( misalnya cairan
 Menyuntikan Ranitidine, langsung ke
obat kedalam Ketorolac) dalam
lapisan otot  Kapas darah
dengan sudut 200 alcohol
 Mencabut  Pulpen dan

jarum injeksi √ √ √ buku catatan
dengan cepat keperawatan
tanpa masase,
hanya
penekanan
dengan kapas
alkohol pada
area yang
disuntik

9 Injeksi  Menyiapkan alat √ √ √ √  Spuit 1 cc  Uji


Intrakutan dan bahan yang  Obat Injeksi sensitivitas
digunakan Ceftriaxone obat

8
 Menyuntikan 1 cc (misalnya
obat kedalam  Kapas antibiotik)
lapisan otot alcohol
dengan sudut  Pulpen dan
150 buku catatan
 Melakukan keperawatan
masase

C. Proses Pelaksanaan
Ada beberapa program yang telah kami laksanakan di RS Pratama, yaitu sebangai
berikut:

1. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital

Pemeriksaan tanda-tanda vital adalah tindakan pengukuran fungsi tubuh yang paling
mendasar, yang mana pengukuran Tanda-Tanda Vital ini terdiri dari pengukuran tekanan
darah,pengukuran suhu tubuh,pengukuran denyut nadi dan pengukuran pernapasan.

Dalam pemeriksaan tanda-tanda vital ini ada beberapa tahapan kegiatan yang kami
laksanakan,yaitu sebagai berikut :

 Pengukuran suhu tubuh :


 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
 Menjaga privaci pasien
 Memapersiapkan alat dengan tepat dan menempatkan dekat pasien
 Mengatur posisi pasien (supinasi)
 Kondisikan ruangan dan pencahayaan
 Bersihkan aksila pasien dengan tissue, buang kedalam bengkok
 Pasang thermometer pada aksila pasien , silangkan tangan pasien diatas dada dan tunggu
selama 5-10 menit
 Angkat thermometer dari aksila pasien

 Usap termometer dengan tissue kering kearah pangkal sampai ke ujung resovoir
 Bersihkan termometer dengan prinsip celupkan pada air sabun, air bersih dan air
desinfektan

9
 Catat hasil pengukuran suhu pada buku catatan
 Pengukuran tekanan darah :
 Lipat lengan baju pasien mengarah keatas
 Pasang manset 3 jari diatas medina cubiti (±5 – 7 cm), selang sejajar arteri brachialis
 Letakkan diafragma stetoskop diatas arteri tersebut
 Tutup sekrup balon, dan buka pengunsi air raksa
 Pompa manset hingga tidak teraba nadi radialis (tidak terdengar nadi brachialis) kemudian
naikkan pompa udara kedalam manset sekitar 10 – 20 mmHg.
 Pindahkan tangan kearah bel stetsokop dengan 2 jari, menekan sedikit sambil menahan,
buka sekrup balon perlahan-lahan sambil melihat turunnya air raksa atau jarum dan
mendengarkan bunyi denyut pertama (sistolik) dan bunyi terakhir (diastolik)
 Kunci air raksa (kunci sekrup) dan lepaskan manset
 Catat hasil pengukuran tekanan darah pada buku catatan
 Pengukuran denyut nadi :
 Raba denyut nadi dengan 2 atau 3 jari (telunjuk, tengah dan manis)
 Hitung denyut nadi selama 1 menit penuh
 Catat hasil pengukuran denyut nadi pada buku catatan
 Pengukuran pernapasan
 Hitung pernapasan selama satu menit (tanpa memberitahu pasien)
 Catat hasil pengukuran pernapasan pada buku catatan
 Buka handscoon
 Rapikan pasien
 Baca hasil pengukuran tanda-tanda vital kepada pasien

2. Pemasangan Oksigen
Pemasangan oksigen adalah tindakan pemberian oksigen kedalam tubuh yang di karenakan
oleh faktor tertentu yang menyebabkan sesak, sehingga seseorang harus segera menerima
asupan oksigen.

Dalam melakukan pemasangan oksigen ini ada beberapa tahapan kegiatan yang kami
laksanakan, yaitu sebagai berikut :

 Memberikan salam terapeutik


 Memperkenalkan diri kepada pasien
10
 Menjelaskan tujuan tindakan yang dilakukan
 Mempersiapkan alat dan bahan (tabung oksigen dan set regulator oksigen)
 Memberikan posisi nyaman kepada pasien
 Mencuci tangan
 Melihat ukuran tekanan oksigen (oxygen pressure gauge)
 Melihat tabung / kaca beruba jumlah air steril (bersih)
 Memasang nasal kanul dengan tepat
 Memutar knob dan mengecek out flowmeter
 Menginstruksikan pasien merasakan tekanan oksigen pada hidung
 Melakukan evaluasi tindakan
 Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
 Mengucapkan salam terapeutik mengakhiri kegiatan
 Merapikan pasien dan mencuci tangan

3. Memperbeden tempat tidur pasien

Memperbeden tempat tidur adalah tindakan keperawatan yang di lakukan dengan menyiapkan
tempat tidur pasien sebelum pasien datang, baik itu tempat tidur terbuka maupun tempat tidur
tertutup. Tujuannya yaitu supaya pasien merasa nyaman selama berada di rumah sakit dan
juga untuk mempercepat penyembuhan penyakit pasien selama berada di rumah sakit.

Dalam memperbeden tempet tidur pasien ini ada beberapa tahapan kegiatan yang kami
laksanakan, yaitu sebagai berikut :

 Memeriksa alat-alat yang digunakan


 Memastikan semua alat yang digunakan sudah lengkap.
 Alat tenun dipersiapkan dan tersusun rapi dikursi atau troli berdasarkan urutan pemakaian.
 Mencuci tangan
 Alat tilam diletakkan memanjang diatas kasur dengan lipatan tengahnya di tengah-tengah
kasur.
 Memasang laken dengan cara yang sama, mulai dari bagian kepala, laken lebih panjang
dari bagian kepala dari pada kaki, masukkan laken dibawah kasur kira-kira 50 cm dan
buatlah sudut. Demikian seterusnya pada bagian kaki dan sisinya diselesaikan.

11
 Letakkan perlak dan steek laken diatasnya kira-kira 50 cm dari bagian kepala dan
masukkan sekaligus ke bawah kasur.
 Letakkan boven laken secara terbalik dengan sisi atas sama dengan pinggir kasur bagian
kepala.
 Letakkan selimut diatas boven laken kira-kira 10-15 cm di pinggir kasur bagian kepala
dan bagian kaki dimasukkan ke bawah kasur, boven bagian atas dilipatkan diatas selimut.
 Bantal diberi sarung dan disusun dengan rapi.
 Setelah selesai, overlaken dipasang untuk menutup tempat tidur yang sudah rapi.
 Untuk tempat tidur terbuka, tidak perlu overlaken. Selimut dan boven laken dilipat kearah
kaki dengan rapi, sehingga tempat tidur siap untuk ditempati pasien.
 Memeriksa tempat tidur yang sudah dipasang, apakah sudah tepat atau tidak.
 Memeriksa etiket alat tenun yang sudah terpasang, apakah sudah sesuai atau tidak.
 Mengakhiri kegiatan dengan mencuci tangan kembali
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

4. Mengukur Berat badan dan Tinggi badan anak dan dewasa

Mengukur berat badan dan tinggi badan anak dan dewasa adalah tindakan keperawatan yang
dilakukan untuk mengetahui keseimbangan gizi pertumbuhan dan perkembangan seseorang.

Dalam mengukur Berat Badan dan Tinggi Badan anak dan dewasa ada beberapa tahapan
kegiatan yang kami laksanakan, yaitu sebagai berikut :

 Memberikan salam terapeutik


 Memperkenalkan diri kepada pasien
 Menjelaskan tujuan tindakan yang dilakukan
 Mempersipakan alat dan bahan (timbangan, staturmeter)
 Mencuci tangan
 Pastikan timbangan berfungsi dengan baik dengan cara mengatur petunjuk angka tepat
angka “nol”.
 Minta pasien melepas sepatu/sandal dan meletakkan barang bawaan yang berat.
 Minta pasien naik keatas timbangan, dengan posisi berhadapan dengan pemeriksaan.

12
 Perhatikan jarum penunjuk berhenti dari arah depan tegak lurus dengan angka dan baca
Berat Badan pasien yang didapat.
 Minta pasien berdiri tegak pada tiang pengukur.
 Menarik staturmeter kemudian meletakkan diatas ubun-ubun klien.
 Perhatikan angka yang ditunjukkan staturmeter dan baca Tinggi Badan pasien yang
didapatkan.
 Melakukan evaluasi tindakan
 Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
 Mengucapkan salam terapeutik mengakhiri kegiatan
 Merapikan pasien dan mencuci tangan

5. Pemasangan IVFD

Pemasangan infus merupakan suatau tindakan yang di lakukan untuk memasukkan bahan-
bahan larutan ke dalam tubuh secara kontinue atau sesaat untuk mendapatkan efek
pengobatan secara cepat.

Dalam pemasangan IVFD ini ada beberapa tahapan kegiatan yang kami laksanakan yaitu
sebagai berikut :

 Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan memasang infus
 Memberikan posisi nyaman pada pasien dan menjaga privasi pasien
 Memastikan semua alat yang di pakai sudah lengkap
 Memastikan pasien sudah siap untuk di lakukan tindakan
 Menutup tirai dan mendekatkan semua peralatan di dekat pasien
 Mencuci tangan
 Menggantungkan botol infus
 Klem di tutup jaraknya 2-4 cm di bawah tempat tetesan
 Menusukkan set infus ke dalam botol infus
 Mengisi ruang reservoir/tabung selang infus dengan cairan infus sampai garis batas yang
di tentukan (1/3-1/2)
 Selang infus di isi cairan tanpa ada udara dengan membuka klem secra perlahan-lahan
 Memakain handscoon
 Menentukan lokasi

13
 Melakukan pembendungan 2-4 cm di atas vena yang akan di punksi
 Melakukan desinfeksi sekali usap dari atas ke bawah di area penusukan vena
menggunakan kapas alkohol
 Menusukkan abocath dengan sudut 200, setelah darah keluar turunkan 150, mandrain di
keluarkan sedikit kemudian dorong pipet abocath lurus searah dengan vena
 Tekan di area vena atas ujung pipet abocath kemudian buka tourniquet dan sambungkan
dengan selang infus dan klem pengatur tetesan di buka
 Dareh pungsi di berikan bethadine, kemudian di lakuka fiksasi dengan plester membentuk
pita silang
 Abocath pipet dan penyambung kanul selang infus di tutup dengan kasa/plester
 Mengatur tetesan sesuai instruksi dokter
 Menuliskan tanggal dan waktu di lokasi area penutupan jarum infus dan etiket botol infus
 Melakukan evaluasi tindakan
 Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
 Membereskan alat dan mencuci tangan
 Mengucapkan salam teraupetik

6. Injeksi Intramuskular

Injeksi intramuscular adalah suatu tindakan penyuntikan kedalam jaringan otot dengan sudut
900 dan bertujuan untuk menghantarkan suatu zat ke dalam otot agar cepat di serap oleh
pembuluh darah.

Dalam injeksi intramuscular ini ada beberapa tahapan kegiatan yang kami laksanakan yaitu
sebagai berikut :

 Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan penyuntikan


 Memberikan posisi nyaman pada pasien dan menjaga privasi pasien
 Menyiapkan alat dan memastikan semua alat yang di pakai sudah lengkap
 Memastikan pasien sudah siap untuk di lakukan tindakan
 Menutup tirai dan mendekatkan semua peralatan di dekat pasien
 Mencuci tangan
 Memakai handcoon

14
 Menentukan lokasi area penyuntikan
 Mendesinfeksi area yang akan ditusukkan dengan menggunakan kapas alkohol sekali
usap (dari atas kebawah)
 Mencubit area penyuntikan dengan tangan nondominan
 Menusukkan jarum dengan tangan dominan dan dengan sudut 900
 Melakukan aspirasi (jika yang terlihat adanya gelembung udara maka menandakan tepat
pada posisisnya)
 Memasukkan obat secara perlahan-lahan
 Mencabut jarum injeksi dengan cepat tanpa masase, hanya penekanan dengan kapas
alkohol pada area yang disuntik
 Melakukan evaluasi tindakan
 Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
 Membereskan alat dan mencuci tangan
 Mengucapkan salam teraupetik
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

7. Injeksi Subcutan
Injeksi subcutan adalah tindakan penyuntikan ke jaringan bawah kulit dengan sudut 45⁰.
Dalam injeksi subcutan ini ada beberapa tahapan kegiatan yang kami laksanakan yaitu
sebagai berikut :
 Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan penyuntikan
 Memberikan posisi nyaman pada pasien dan menjaga privasi pasien
 Menyiapakn alat dan memastikan semua alat yang di pakai sudah lengkap
 Memastikan pasien sudah siap untuk di lakukan tindakan
 Menutup tirai dan mendekatkan semua peralatan di dekat pasien
 Mencuci tangan
 Memakai handscoon
 Menentukan lokasi area penyuntikan
 Mendesinfeksi area yang akan ditusukkan dengan menggunakan kapas alkohol sekali
usap (dari atas kebawah)
 Mencubit area penyuntikan dengan tangan nondominan
 Menususukkan jarum dengan tangan dominan dan dengan sudut 450

15
 Melakukan aspirasi (jika yang terlihat adanya gelembung udara maka menandakan tepat
pada posisisnya)
 Memasukkan obat secara perlahan-lahan
 Mencabut jarum injeksi dengan cepat tanpa masase, hanya penekanan dengan kapas
alkohol pada area yang disuntik
 Melakukan evaluasi tindakan
 Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
 Membereskan alat dan mencuci tangan
 Mengucapkan salam teraupetik
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

8. Injeksi Intravena
Injeksi intravena adalah penyuntikan melalui pembuluh darah.
Dalam injeksi intravena ini ada beberapa tahapan kegiatan yang kami laksanakan yaitu
sebagai berikut :
 Menjelaskan kepada pasien tujuan dan prosedur pemberian obat
● Memberikan posisi yang nyaman dan menjaga privasi pasien
● Memastikan obat-obat apakah sesuai dengan instruksi dokter
● Menyiapkan obat yang akan disuntikkan dan memasukkan obat kedalam spuit
● Siapkan peralatan kedekat pasien
● Pasang sampiran untuk menjaga privasi pasien
● Mencuci tangan
● Memakai handscoon
● Posisikan pasien dan bebaskan daerah yang mau disuntik dari tubuh pasien
● Menentukan daerah yang akan disuntik
● Memasang pengalas dibawah daerah yang mau disuntik
● Memasang tourniquet 10-12 cm diatas vena yang akan disuntik sampai Vena terlihat
dengan jelas. Minta pasien untuk mengepalkan tangannya
● Melakukan desinfeksi menggunakan kapas alkohol pada daerah yang akan dsuntikan
● Masukkan jarum dengan lubang jarum menghadap keatas jarum dan kulit serta
membentuk sudut 200
● Melakukan aspirasi (jika ada darah berarti jarum telah masuk kedalam Vena)
● Buka tourniquet dan anjurkan pasien membuka kepalan tangannya

16
● Masukkan obat secara perlahan
● Tarik jarum setelah obat masuk (pada saat menarik jarum keluar, tekan posisi lokasi
suntikan dengan kapas alkohol agar darah tidak keluar)
● Melakukan evaluasi tindakan
● Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
● Membereskan alat dan mencuci tangan
● Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

9. Injeksi Intrakutan
Injeksi intrakutan adalah memasukkan obat ke dalam lapisan dermal kulit tepat di bawah
epidermis.
Dalam injeksi intrakutan ini ada beberapa tahapan kegiatan yang kami laksanakan yaitu
sebagai berikut :
● Menjelaskan kepada pasien tujuan dan prosedur pemberian obat
● Memberikan posisi yang nyaman kepada pasien
● Cuci tangan
● Memakai handscoon
● Bebaskan daerah yang akan disuntik
● Pasang perlak di bagian bawah yang akan di suntik
● Ambil obat buat test alergi selanjutnya larutkan/encerkan dengan aquades (cairan pelarut)
selanjutnya ambil 0.5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1cc dan letakan pada bak
injeksi atau tempat steril
● Desinfektan dengan kapas alkohol
● Lakukan penusukan dengan lubang menghadap keatas dengan sudut 5 0 -150 dengan
permukaan kulit.
● Suntikan dengan tangan kiri atau daerah yang akan disuntik
● Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase
● Melakukan evaluasi dari hasil tindakan yang akan datang
● Melakukan kontak untuk kegiatan /tindakan yang akan datang
● Mengucapkan salam teraupetik kepadanya pasien
● Membereskan /merapikan alat yang telah digunakan ketikat indakan
● Mencuci tangan
● Mencatat atau mendokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

17
D. Laporan Hasil Pelaksanaan

1. Laporan hasil pelaksanaan merupakan seluruh rangkaian dari kegiatan kami selama
mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang diuraikan secara tersusun mulai pada
tanggal 9 Januari 2023 (pemberangkatan) sampai dengan 17 April 2023 (penjemputan).
2. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) kami laksanakan selama 3 bulan, dan kami jalani
kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini 5 kali dalam 1 minggu mulai hari Senin s/d hari
Jumat.
3. Laporan kegiatan mingguan, laporan bulanan serta daftar hadir bulanan, dimana semuanya
itu akan kami cantumkan dalam laporan akhir kami ini sebagai lampiran di halaman akhir.
4. Kami juga dari kelompok XXX (tiga puluh) melaporkan, bahwa selama kami mengikuti
kegiatan Pratik Kerja Lapangan (PKL) kami mengikutinya dengan sungguh sungguh,
tugas kami juga di lapangan kami kerjakan dengan baik dan sungguh -sungguh.

BAB III
TEMUAN

A. Faktor Pendukung dan Penghambat

18
1. Faktor pendukung
Ada beberapa faktor pendukung yang membantu kami selama melaksanakan kegiatan
Prakerin diantaranya:
a. Lingkungan kerja yang bersih
Lingkungan kerja yang bersih membuat kami merasa nyaman dalam melaksanakan tugas.
b. Karyawan yang baik dan ramah
Karyawan yang baik dan ramah membuat kami tidak membutuhkan banyak waktu untuk
beradaptasi dengan lingkungan kerja.
c. Fasilitas yang memadai
Fasilitas yang memadai dapat membantu kami sehingga kami bisa mengerjakan tugas
dengan cepat.

2. Faktor penghambat
Dalam melaksanakan pekerjaan pasti ada berbagai hambatan.Begitu pula dengan kami
yang baru mengenal dunia kerja, kami juga mengalami berbagai hambatan. Hambatan-
hambatan tersebut antara lain:
a. Kurangnya pengalaman
Kami belum berpengalaman sehingga pekerjaan yang kami kerjakan kurang efesien
b. Kurangnya ketrampilan dan kreativitas siswa
Keterampilan dan kreativitas kami masih kurang karena kami baru terjun ke lapangan
kerja.
c. Kurangnya menguasai peralatan medis
Ada beberapa peralatan medis yang belum kami kuasai, sehingga kami harus meluangkan
waktu untuk berlatih terlebih dahulu

A. Manfaat yang dirasakan


Setelah kami melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adapun beberapa manfaat
yang telah kami rasakan yaitu :
1. Memperoleh wawasan luas mengenai seluk beluk dunia kerja.
2. Meningkatkan rasa percaya diri, disiplin dan tanggung jawab.
3. Mengetahui arti penting disiplin dan tanggung  jawab dalam melaksanakan tugas.
4. Dapat memahami, memantapkan, dan mengembangkan pelajaran yang diperoleh di
sekolah.

19
5. Dapat membandingkan kemampuan yang diperoleh di sekolah dengan yang dibutuhkan di
dunia kerja.
6. Dapat meningkatkan hubungan yang erat antara pamong PKL dengan peserta PKL
melalui komunikasi yang baik.
7. Dapat berpikir dewasa dan terarah.
8. Terlatih dan terbina dalam melaksanakan tata krama dan sopan santun yang baik.

B. Pengembangan Tindak Lanjut

Setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) banyak hal-hal yang masih belum
kami ketahui dan mengerti, untuk itu kami perlu menindak lanjutinya agar menjadi bekal
kami di masa yang akan datang. Hal-hal yang kami tindak lanjuti yaitu :
 Setelah selesai Praktik Kerja Lapangan (PKL) kami harus belajar lebih giat lagi, dan
terus melanjutkan kegiatan yang belum terselesaikan sewaktu masa Praktik Kerja
Lapangan (PKL) hingga kami menuai hasilnya.
 Mengembangkan ilmu yang telah kami dapatkan di Praktik Kerja Lapangan
(PKL) untuk lebih terampil di masa yang akan datang.
 Agar pengetahuan dan pengalaman yang telah kami dapatkan bisa kami laksanakan
dengan baik.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

20
Setelah mengikuti kegiatan PRAKERIN ini didapatkan kesimpulan:
1. Dapat membandingkan teori yang di dapat di sekolah dengan praktik di Rumah Sakit.
2. Dapat pengalaman nyata dalam menangani permasalahan yang di hadapi dunia kerja dan
menumbuhkan rasa tanggungjawab profesi.
3. Mendapatkan sebuah pengertian akan lingkungan organisasi bidang usaha komplek
dengan berbagai kegiatan di dalamnya kepada para siswa (PRAKERIN).
4. Prakerin dapat membantu industri dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja lepas yang
berwawasan akademi.
5. Dapat mengenal dan mengetahui secara langsung tentang Rumah Sakit sebagai salah satu
penerapan disiplin dan pengembangan karier.

B. Saran
Berikut saya sampaikan saran-saran agar pelaksanaan Prakerin mendatang bisa menjadi
lebih baik.
1. Bagi Sekolah
a. Hendaknya memilih tempat Prakerin yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan tempat
tinggal siswa.
b. Hendaknya penempatan peserta Prakerin disesuaikan dengaan program studi masing-
masing siswa.
c. Hendaknya tetap menjaga hubungan baik dengan tempat Prakerin.
d. Hendaknya kegiatan  Prakerin dilaksanakan secara serentak.
2. Bagi Tempat Prakerin
Mengharap kesediaannya untuk menerima adik-adik kami yang akan datang khususnya
siswa SMK Negeri 1 Lotu yang membutuhkan bimbingan praktek.
Demikian saja, yang bisa kami sampaikan tentang laporan kami selama Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di Unit Produksi SMK Negeri 1 Lotu. Kami sadar banyak kesalahan –
kesalahan di dalam pembuatan laporan kami ini, semoga kedepannya kami dapat
memperbaikinya serta hal ini juga menjadi pembelajaran buat kita semua.
Demikian yang bisa kami sampaikan segala saran dan kritikan sangat kami butuhkan
untuk kemajuan kami kedepannya.

21

Anda mungkin juga menyukai