Anda di halaman 1dari 7

SOP Penanggung Jawab

Klinik
PENGAMBILAN DAN PENGELOLAAN
SAMPEL DARAH
No.Dokumen SOP/SAMPLING/
No. 1
SOP
No.Revisi 00
Tanggal
Halaman 1/6
dr. Made Ayu Witriasih,
Klinik Pratama Niki
M.Kes., Sp.KKLP.
Diagnostic Center

Pengambilan sampel darah (Flebotomi) adalah aktivitas dalam


mengambil sampel darah.
Pengertian
Pengelolaan sampel darah adalah aktivitas dalam mengolah sampel
darah sebagai bahan baku pemeriksaan.
Prosedur tetap ini ditujukan untuk menjadi pedoman baku proses
pengambilan sampel, agar mendapatkan sampel laboratorium yang
Tujuan
representatif dan memenuhi syarat. Serta mencegah terjadinya
kecelakaan kerja khususnya tertusuk jarum.
1. Permenkes RI No.43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik
2. Kepmenkes RI No.298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman
Acuan Akreditasi Laboratorium Kesehatan
3. Persyaratan ISO 9001:2015 Klausul 8.5
4. Persyaratan Mutu dan Kompetensi, ISO 15189:2012 Klausul
5.2.5 ; 5.4
Prosedur
Pelaksana:
1. Petugas Sampling 1.1 Alat-alat yang digunakan :
1.1.1 Spuit (Syringe)
1.1.2 Tourniquet
1.1.3 Alcohol Swab
1.1.4 Kapas kering
1.1.5 Tabung vacutainer
1.1.6 Holder
1.1.7 Jarum multi
1.1.8 Plester

1.2 Persiapan :
1.2.1 Persiapkan sarana dan prasarana Flebotomi disetiap
awal shift sesuai dengan ceklist.
1.2.2 Menerima pasien dan formulir, memberikan salam dan
mempersilakan duduk. Memverifikasi identitas pasien
dengan memberikan pertanyaan terbuka (nama dan
tanggal lahir pasien) dan mencocokkan data pada
formulir, konfirmasikan bila terjadi ketidaksesuaian
data.
Verifikasi ulang persiapan puasa/diet (sesuai syarat
pemeriksaan)
1.2.2.1. Bila persyaratan belum terpenuhi, maka tunda
pengambilan darah sampai dengan pasien siap
dan persyaratan terpenuhi. Berikan Lembar
Susulan (DP-B/10 kepada pasien dan
penjelasannya.
1.2.2.2. Ketika pasien datang kembali dan sudah
memenuhi persyaratan, minta Lembar Susulan
(DP-B/10) dan petugas mencatat di Buku
Spesimen Susulan (DP-B/15).
1.2.2.3. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang
tujuan dari tindakan yang akan kita lakukan.
1.2.3 Apabila pasien terlihat takut dan gelisah, pasien
disarankan untuk berbaring, dan petugas harus berusaha
menenangkan pasien.
1.2.4 Setelah pasien tenang, pengambilan darah baru bisa
dilaksanakan sesuai prosedur pengambilan darah yang
2/2
benar dan standar.
1.3 Pengambilan darah vena :
1.3.1 Periksa lengan pasien sebelah kiri atau sebelah kanan,
dipilih yang lebih pasti venanya, tangan pasien
diletakkan dilengan kursi sampling, atau bila diperlukan
pengambilan darah di tempat tidur pasien.
1.3.2 Pasang tourniquet  10 cm diatas lipatan siku.
1.3.3 Lakukan perabaan terhadap lokasi vena yang akan
diambil darahnya (pilih vena median cubiti atau
chepalic). Pastikan daerah tersebut adalah vena yang
paling besar.
1.3.4 Apabila tidak yakin sebaiknya jangan langsung
melakukan penusukan, tetapi carilah vena pada lengan
yang satunya atau pada vena punggung tangan (Dorsum
manus), dan apabila tetap tidak yakin sebaiknya di
alihkan kepada petugas yang lebih senior dan ahli.
1.3.5 Apabila dalam waktu 1 menit vena belum di temukan,
petugas harus melepas kembali torniquet yang
terpasang.
1.3.6 Pencarian vena yang sulit bisa dilakukan dengan upaya
menghangatkan area vena (kompres dengan handuk
hangat).
1.3.7 Apabila sudah yakin, pilih metode yang akan dipakai
sesuai dengan vena yang akan diambil. Apakah metode
spuit atau tabung vakum. Pastikan tourniquet sudah
dikendurkan.
Persiapkan alat – alat yang dibutuhkan di troli
pengambilan darah dan informasikan kepada pasien,
bahwa peralatan yang digunakan masih steril (sekali
pakai).
1.3.8 Lakukan kembali pengencangan tourniquet dan lakukan
desinfeksi pada vena dengan alkohol swab. Tunggu
sampai desinfektan kering sendiri.
1.3.9 Lanjutkan ke prosedur (1.4) atau (1.5) (sesuai dengan
metode yang dipilih untuk pengambilan darah vena).

3/2
1.4 Metode Spuit :
1.4.1 Pada saat penusukan dan pengambilan darah, jarum
spuit membentuk sudut 15 derajat.
1.4.2 Apabila saat penusukan tampak darah yang keluar di
tabung spuit, berarti penusukan vena sudah tepat.
Lanjutkan aspirasi, renggangkan tourniquet.
1.4.3 Apabila tidak ada darah yang keluar pada permukaan
tabung spuit, berarti penusukan vena belum tepat. Pada
kondisi ini apabila tidak yakin sebaiknya lakukan proses
pencabutan jarum (prosedur 1.4.5) jangan belok –
belokkan jarum. Untuk memperoleh kembali sampel
darah ulang prosedur (1.3.1).
1.4.4 Setelah darah yang diperlukan cukup, hentikan aspirasi.
1.4.5 Mencabut jarum : Lepaskan tourniquet, tarik jarum
perlahan, tutup dan tekan bekas tusukan dengan kapas
kering selama 2-3 menit (pasien diminta menekan
sendiri kapas kering tersebut).
Tutup jarum dengan penutupnya, caranya mengarahkan
ujung jarum kearah lubang tutup pada posisi horizontal.
Lepas jarum dan buang pada kotak Biohazard.
1.4.6 Lakukan pembagian sampel pada tabung yang
diperlukan, kemudian masing – masing tabung
dihomogenkan sesuai dengan ketentuan tabung
(DP-B/11), dilanjutkan dengan pelabelan sampel.
Buang spuit ke kotak limbah infeksius.
1.4.7 Bantu pasien untuk menutup bekas tusukan dengan
plester.
1.4.8 Pastikan sampel yang diambil sesuai dengan Tabel
Jenis, Syarat Mutu, dan Penyimpanan Sampel
(DP-B/11).
1.4.9 Otorisasi FPL (DP-A.2/1)/Lembar Susulan (DP-B/10)
serta tulis jenis dan jumlah sampel.
1.4.10 Petugas menjelaskan prosedur persiapan pemeriksaan
glukosa darah 2 jam PP (apabila ada), dan berikan form
Tata Cara Pemeriksaan Glukosa Puasa dan 2 Jam PP
(DP-B.14).
4/2
1.4.11 Sampaikan ucapan terima kasih dan mempersilakan
pasien untuk menunggu atau melanjutkan pemeriksaan
berikutnya.
1.4.12 Lanjutkan ke prosedur (1.6).
1.5 Metode Vakum :
1.5.1 Pada saat penusukan dan pengambilan darah, jarum
membentuk sudut 15 derajat.
1.5.2 Penusukan dilakukan dengan jarum vacutainer dan
dilanjutkan dengan pemasangan tabung darah sesuai
kebutuhan pada holder secara hati hati.
1.5.3 Setelah darah masuk ke tabung vacutainer longgarkan
tourniquet, lakukan penampungan darah sampai
didapatkan sampel darah yang diperlukan. Sesuai
dengan Tabel Jenis, Syarat Mutu & Penyimpanan
Sample (DP-B/11). Lakukan homogenisasi darah
(memperhatikan kaidah urutan tabung).
1.5.4 Apabila penusukan vena tidak tepat ditandai dengan
tidak mengalirnya darah pada Tabung vakum, maka
sebaiknya lakukan proses pencabutan jarum sesuai
dengan poin (1.5.5) jangan membelok – belokkan
jarum. Untuk memperoleh kembali sampel darah ulang
prosedur (1.3.1).
1.5.5 Setelah penampungan darah sesuai dengan jumlah yang
diperlukan sesuai dengan Tabel Jenis, Syarat Mutu &
Penyimpanan Sample (DP-B/11). Setelah itu lakukan
pencabutan jarum dengan cara lepaskan tourniquet,
tarik jarum perlahan, tutup dan tekan bekas tusukan
dengan kapas kering selama 2 – 3 menit (pasien diminta
menekan sendiri kapas kering tersebut).
1.5.6 Tutup jarum dengan penutupnya dengan cara
mengarahkan ujung jarum ke arah lubang tutup pada
posisi horizontal. Buang jarum pada kotak Biohazard.
1.5.7 Lanjutkan dengan pelabelan tabung sampel.
1.5.8 Apabila perdarahan sudah berhenti, maka bantu pasien
untuk memasang plester pada bekas tusukan.
1.5.9 Pastikan sampel yang diambil sesuai dengan Tabel
5/2
Jenis, Syarat Mutu, dan Penyimpanan Sampel
(DP-B/11).
1.5.10 Otorisasi FPL (DP-A.2/1)/Lembar Susulan (DP-B/10)
serta tulis jenis dan jumlah sampel.
1.5.11 Petugas menjelaskan prosedur persiapan pemeriksaan
glukosa darah 2 jam PP (apabila ada), dan berikan form
Tata Cara Pemeriksaan Glukosa Puasa dan 2 jam PP
(DP-B.14).
1.5.12 Sampaikan ucapan terima kasih dan mempersilakan
pasien untuk menunggu atau melanjutkan pemeriksaan
berikutnya.
1.5.13 Lanjutkan ke prosedur (1.6).

1.6 Lakukan otorisasi pada LIS, sesuai IK Sampling pada LIS (IK-
G.3/3)
1.7 Menyerahkan sampel kepada petugas distribusi sampel beserta
FPL (DP-A.2/1)/Lembar Susulan (DP-B/10) dan form Bukti
Penyerahan Sampel (DP-B/7).
Catatan : Bila sampel belum terambil karena pasien belum
memenuhi persyaratan, FPL (DP-A.2/1) tetap diserahkan
kepada petugas Distribusi Sampel, dengan diberi catatan bahwa
2. Petugas Distribusi
sampel belum tersedia, dan dijelaskan alasannya.
Sampel
2.1 Petugas Distribusi Sampel menerima spesimen beserta FPL
(DP-A.2/1)/Lembar Susulan (DP-B/10) dan Form Bukti
Penyerahan Sampel (DP-B/7) serta memeriksa kesesuaiannya.
2.2 Bila ada yang tidak sesuai, ditanyakan kepada petugas
sampling, sampai mendapat penyelesaiannya.
2.2.1 Jika terjadi sampel tidak memenuhi persyaratan, maka
petugas DS akan memberitahukan kebagian sampling
untuk melakukan sampel ulang, dengan menyertai
Formulir Penolakan Sampel (DP-B/22), selanjutnya
bagian sampling akan menghubungi pasien untuk
melakukan sampel ulang. Lakukan poin (1.7) dan
seterusnya.
2.2.2 Bila sudah sesuai lanjutkan ke prosedur.
2.3 Merekap spesimen di form Rekap Harian Distribusi Sampel
6/2
(DP-B/8) dan melakukan otorisasi pada LIS sesuai IK
Penanganan Sampel pada LIS (IK-G.3/4).
2.4 Pengelolaan spesimen :
2.4.1 Untuk spesimen darah EDTA, tidak dilakukan apapun.
2.4.2 Untuk spesimen darah beku (15 menit dari waktu
pengambilan darah) di centrifuge sesuai IK Centrifuge
Eppendorf (IK-B/1).
2.4.3 Untuk spesimen darah antikoagulan NaF dapat
langsung di centrifuge sesuai IK Centrifuge Eppendorf
(IK-B/1).
2.4.4 Untuk spesimen darah antikoagulan natrium citrat
dapat langsung di centrifuge sesuai IK Centrifuge
Eppendorf (IK-B/1).
2.5 Sampel yang dihasilkan dari pengelolaan, didistribusikan ke
bagian Hematologi/Kimia Klinik/Imunoserologi beserta form
Bukti Penyerahan Sampel (DP-B/9) dari DS ke bagian.
2.6 Mendistribusikan :
- FPL (DP-A.2/1) atau (DP-A.2/2) ke keranjang FPL di
Laboratorium.
- Lembar Susulan (DP B/10) ke Bagian Hasil.
Unit Terkait Petugas Distribusi Sampel

7/2

Anda mungkin juga menyukai