Definisi bunga majemuk yaitu bunga yang besarannya akan muncul di setiap akhir
suatu periode, dan mempengaruhi besar modal serta bunga pada setiap waktu.
Besar modal dan bunga akan bertambah pada setiap akhir periodenya, itulah
mengapa bunga majemuk disebut juga “bunga berbunga”.
Lalu, bagaimana tepatnya cara menghitung bunga majemuk? Berikut rumus yang
bisa kamu gunakan.
Bunga majemuk dan bunga tunggal sering digunakan dalam dunia investasi. Contoh
penerapan bunga majemuk dalam investasi adalah sebagai berikut.
Berbeda dengan bunga majemuk, bunga tunggal memiliki rumus yang jauh lebih
sederhana. Berikut adalah rumus menghitung bunga tunggal yang bisa kamu
gunakan.
Besaran bunga tunggal akan didapatkan ketika kamu mengalikan jumlah modal
yang diberikan atau dipinjam dengan persentase bunga dengan lamanya waktu
pembungaan. Rumus bunga tunggal mirip dengan cara menghitung diskonto.
Perbedaan diskonto dan bunga tunggal adalah bunga tunggal dibayarkan di awal
mula ketika transaksi terjadi sementara bunga di akhirnya.
Karena rumus perhitungan bunga majemuk dan bunga tunggal berbeda, simak
contoh berikut untuk memahami cara menghitung bunga tunggal dalam investasi.
Jadi, keuntungan yang didapatkan Patrick setelah menyimpan uang di deposito bank
selama 5 tahun adalah Rp5.000.000. Sementara total uang yang dimiliki Patrick
adalah Rp15.000.000.
Kemudian, dapat dilihat dari contoh yang diberikan bahwa keuntungan yang didapat
dari bunga majemuk lebih tinggi dibandingkan bunga tunggal, padahal besar bunga
dan periodenya sama. Tapi ada kesamaan dari keduanya yaitu semakin lama
periode investasi maka keuntungan yang didapatkan semakin tinggi
Dari perbedaan bunga majemuk dan bunga tunggal tersebut, maka bisa diambil
kesimpulan bahwa bunga majemuk akan lebih menguntungkan ketika kamu
berinvestasi