Anda di halaman 1dari 3

MODUL

Bunga Majemuk

A. Pengertian dan Konsep Bunga Majemuk


Jika kita menyimpan modal berupa uang di bank selama periode bunga tertentu,
misalnya satu tahun maka setelah satu tahun kita akan mendapatkan bunga sebesar p
% kali modal yang kita bungakan. Jika bunga itu tidak kita ambil, tetapi ditambahkan
pada modal awal untuk dibungakan lagi pada periode berikutnya, sehingga besarnya
bunga pada setiap periode berikutnya berbeda jumlahnya (menjadi bunga berbunga),
maka dikatakan modal tersebut dibungakan atas dasar bunga majemuk.

B. Perbedaan Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk


Bunga tunggal dihitung berdasarkan modal yang sama setiap periode sedangkan bunga
majemuk dihitung berdasarkan modal awal yang sudah ditambahkan dengan bunga.

C. Perhitungan Dengan Akhir Modal


Jika bunga tunggal dihitung berdasarkan modal yang sama setiap periode sementara
bunga majemuk dihitung berdasarkan modal awal yang sudah ditambahkan dengan
bunga. Kreditur menyimpan modal berupa uang di bank selama periode bunga tertentu,
misalnyasatu tahun maka setelah satu tahun akan mendapatkan bunga sebesar p % kali
modal yang dibungakan. Jika bunga itu tidak diambil, tetapi ditambahkan pada modal
awal untuk dibungakan lagi pada periode berikutnya, sehingga besarnya bunga pada
setiap periode berikutnya berbeda jumlahnya (menjadi bunga berbunga). Maka ilustrasi
ini dinamakan Bunga Majemuk. Modal akhir pada periode n dinotasikan dengan Mn.

Contoh : Menghitung Modal akhir

Modal sebesar Rp2.000.000,00 dibungakan dengan suku bunga majemuk 5%/semester


selama 5 tahun. Tentukan modal akhir pada periode ke 5.
Contoh : Menghitung Bunga yang diperoleh (I)

Modal sebesar Rp5.000.000,00 dibungakan dengan bunga majemuk 10%/tahun.


Tentukan modal akhir dan bunga yang diperoleh setelah 6 tahun.

D. Dengan Masa Bunga Pecahan


Untuk menghitung nilai akhir modal dengan masa bunga pecahan, digunakan langkah
sebagai berikut:
1. Hitunglah dulu nilai akhir dari modal berdasarkan masa bunga majemuk yang
terdekat
2. Sisa masa bunga yang belum dihitung, digunakan untuk menghitung bunga
berdasarkan bunga tunggal dari nilai akhir pada

Contoh:
Modal sebesar Rp4.500.000,00 dibungakan dengan suku bunga majemuk 3%/bulan.
Tentukanlah modal akhir setelah berbunga selama 5,75 bulan!
Penyelesaian : *). Diketahui : M = 4.500.000, p = 3% =0,03 / bulan, dan t=5,75bulan.
Cara I
langsung menggunakan rumus :
𝑀𝑡 = (1 + 𝑃)t = 4.500.000×(1,03)5,75
= 4.500.000× (1,03)5,75
= 4.500.000×1,18526113
= 5.333.675,08
Jadi, besar modal akhir setelah dibungakan 5,75 bulan adalah Rp5.333.675,08.

Cara II
M : Rp. 450.000
P : 3%/bln
t : 5 bulan
i : 0,75 bulan
Mt = M(1+P)t (1+P.i)
Mt = Rp. 4.500.000 (1+0,03)5 (1+0,075.0,03)
Mt = Rp. 4.500.000 (1,03)5 (1,0225)
Mt = Rp. 4.500.000 (1,1592740743) (1,0225)
Mt = Rp. 5.334.109,85
Jadi modal akhir setelah berbungan selama 5,75 bulan adalah Rp. 5.334.109,85 Jadi,
besar modal akhir setelah dibungakan 5,75 bulan adalah Rp5.334.109,84.

Catatan: Terjadi perbedaan hasil antara cara I dan cara II yaitu sebesar Rp434,76
dimana perbedaannya hanya kecil saja. Artinya kita boleh menggunakan salah satu dari
cara yang ada, dan disarankan menggunakan cara kedua.

LATIHAN

1. Modal Rp2.500.000,00 dibungakan dengan bunga majemuk 12%/tahun. Tentukan


modal akhir dan bunga yang diperoleh setelah 8 tahun.
2. Modal sebesar Rp4.800.000,00 dibungakan dengan suku bunga majemuk 6%/triwulan
selama 3.5 tahun. Tentukan modal akhir
3. Modal sebesar Rp3.250.000,00 dibungakan dengan suku bunga majemuk 5%/semester,
setelah berapa tahun modal akhir menjadi = Rp7.094.342.41
4. Pinjaman Rp2.800.000,00 dibungakan dengan bunga majemuk tiap semester. Setelah
4,5 tahun modal menjadi Rp3.985.273,08. Tentukan suku bunganya
5. Modal sebesar Rp5.500.000,00 dibungakan dengan suku bunga majemuk 2,5%/bulan.
Tentukanlah modal akhir setelah berbunga selama 6,25 bulan

Anda mungkin juga menyukai