Kista mengandung bahan cairan atau setengah padat dan terdapat garis
kantung epitel. Sel epitel pertama berploriferasi dan kemudian mengalami degenerasi
dan menjadi cair, yang kemudian menyebabkan pembentukan kista. Tapi dalam
beberapa kasus perubahan karena perlawanan tidak seimbang dihasilkan oleh gigi
disekitarnya. Ini juga dapat menyebabkan perpindahan gigi dan tulang kortikal oleh
tekanan yang dihasilkan sela,a perluasdan kista. Kista secara umum diklasifikasikan
Kista odontogenik adalah kista yang paling sering dijumpai oleh dokter gigi.
Kista jenis ini merupakan jenis kista yang paling umum mempengaruhi daerah
maksilofasial dan sebagian besar terjadi akibat adanya ploriferasi dari sisa epitel pada
suatu keadaan yang asimtomatik yang tidak diketahui penyebabnya tapi terjadi bukan
bentukan kista.
Pemahaman proses odontogenesis atau pemnbentukan gigi sangat penting
untuk mengetahui bagaimana suatu kista tumbuh dan diklasifikasikan. Selain itu ada
beberapa hal yang juga harus dipahami, klasifikasi kista menurut Wotld Health
Organization (WHO), gambaran radiologis dan patologis, serta perawatan dari kista
odontogenik tersebut.3
TINJAUAN PUSTAKA
Kista adalah rongga patologis yang berisi cairan dan dibatasi oleh lapisan epitel
Untuk memahami asal pertumbuhan kista, maka perlu memahami tahapan atau
fase pertumbuhan gigi di rahang. Pertumbuhan gigi terjadi melalui proses interaksi
berlangsung melalui tahapan bud stage, cup stage, dan bell stage. Adapun tahapan
pertumbuhan gigi dimana enamel berasal dari jaringan ectodermal dan terlihat
mahkota gigi terjadi proses diferensiasi penuh sel-sel odontobls dan ameloblast di
region mahkota gigi. Pembuluh darah mulai tumbuh diregio dental papilla yang
patologis kista yang berasal dari sisa-sisa epitel pembentuk gigi. Secara umum
pertumbuhan kista berasal dari sisa-sisa epitel pembentukan gigi yang mengalami
proliferasi kistik. Epitel rest Malassez yang merupakan sisa-sisa epitel pembentukan
akar gigi tersebut masih dapat ditemukan di dalam jaringan peridonsium walaupun
Kista odontogenik tumbuh dari pola umum pertumbuhan suatu kista yang terjadi
karena adanya stimulasi (cytokinese) pada sisa-sisa sel epitel (epithel rest)
membesar, sehingga sel-sel epitel dibagian tengah massa akan kehilangan aliran
darah, akibatnya aliran nutrisi yang terjadi melalui proses difusi terputus. Kematian
sel-sel di bagian tengah massa kista tersebut akan menyebabkan terbentuk suatu
rongga yang didalamnya berisi cairan yang bersifat hipertonis. Keadaan hipertonis
akan menyebabkan terjadinya proses transudasi cairan dari ekstra lumen menuju ke
mengakibatkan massa kista semakin membesar. Akibat pembesaran massa kista maka
tulang di sekitar dinding kista akan mengalami resoprsi akibat desakan massa kista.
C. Jenis-jenis Kista Odontogenik
1. KISTA INFLAMATORI1,2,3,4,5
a. Kista Radikular
Kista radikular atau biasa juga disebut kista periapikal yaitu kista yang
terjadi akibat proses keradangan dinding epitel dari proliferasi sel epitel
inflamasi.
Proses pathogenesis kista radikuler dibagi menjadi 3 fase, yaitu fase inisiasi,
fase formasi kista, dan fase pembesaran kista. Pada fase inisiasi, produk iritan
berupa endotoksin dari bakteri yang disekresi secara konstan akan menginfeksi
mediator inflamasi ( prostaglandin), dan growth factor (EGF, KGF, TGF, TGF-
Saat massa semakin membesar, sel yang terletak di bagian tengah massa
rongga berlapis epitel yang tidak berkeratin dan memiliki ketebalan yang
bervariasi. Gambaran khas dari kista ini menunjukkan adanya kerusakan pada
dinding epitel akibat proses radang sehingga ditemukan sel neutrofil dan sel
Kista residual merupakan kista yang ditemukan pada rahang akibat tidak
perlahan dan tidak disadari oleh penderita sehingga kista ini sering ditemukan
tidak bergigi.
Gambar 2. Gambaran radiografi kista residual yang tidak terambil saat ekstraksi gigi
c. Kista Paradental
Gambaran klinis: kista tumbuh di bagian lateral akar gigi sebagai akibat dari
dapat dibedakan dengan kista radikuler. Kista dibatasi oleh spongiotic stratified
Gambar 3. Gambaran radiografi kista paradental pada region poket periodontal molar
Merupakan kista yang berasal dari proliferasi dental lamina atau sisa epitel
pembengkakan di daerah fasial atau lingual dari tulang rahang, dan terlihat
menonjol. Gejala klinis lainnya yaitu parastesia pada bibir, gigi tanggal, dan
nyeri.
suatu struktur, dan biasanya memiliki tebal 8-10 lapis sel. Sedangkan tipe
permukaan yang datar dan lapisan keratin yang memenuhi ruang kista dengan
bahan semi padat, dan lapisan sel basal kurang jelas, dan didapatkan sel
radiolusen unilokular atau multilokular dengan batas yang jelas berupa sclerotic
border.
Gambar 4. Gambaran radiografi dari keratosis odontogenik
b. Kista Dentigerous
dan melekat pada cement-enamel junction gigi yang tidak erupsi. Kista
pembesaran folikel yang berasal dari akumulasi cairan antara reduced enamel
cairan di antra reduced enamel epthelium ( sisa epitel pembentuk enamel) dan
diantara outer dan inner epithelium, dimana cairan tersebut akan memicu
permukaan mahkota.
ikat dan epitel pipih yang bersatu dengan reduced enamel epithelium dan
berbatas dengan outline berbentuk kurva atau sirkuler dan melekat pada
c. Kista Erupsi
Kista erupsi terbentuk di dalam gusi diatas mahkota gigi yang akan erupsi
karena terjadi akumulasi cairan jaringan atau darah di dalam suatu ruang
folikular yang membesar di sekitar mahkota gigi. Kista erupsi ini merupakan
tipe lain dari kista dentigerous dan mempunyai patogenesis yang sama.
Perbedaannya hanya pada waktu terbentuknya kista, dimana kista erupsi
Kista gingival pada bayi juga dikenal dengan kista dental lamina pada bayi
atau Born’s nodule. Kista gingival pada bayi tumbuh dari hasil diferensiasi sel-
sel epitel dental lamina. Sisa-sisa epitel dental lamina yang disebut dengan
lapisan epitel tipis jenis stratified squamous dan jaringan keratin mengisi
kavitas kista.
Kista gingiva tumbuh hanya pada jaringan lunak yang tidak melibatkan
tulang. Kista ini muncul berbentuk gelembung translusen. Jika lumen kista
mungkin kebiruan.
dibentuk oleh jaringa epitel yang terdiri atas 1 tau 2 lapisan sel-sel pipih atau
bebrbentuk kubus.
Kista periodontal lateral merupakan jenis kista yang tumbuh dari sisa epitel
dental lamina yang tertinggal di daerah tulang regio interradicural crestal atau
di daerah tulang setinggi setengah panjang akar. Oleh karena itu kista jenis ini
Gambaran klinis: kista ini bersifat asimptomatik, tidak tampak secara klinis,
oleh dua atau tiga lapisan epitel yang tipis, dan pada lapisan tersebut akan
terlihat pemadatan epitel yang mendorong kea rah luar atau ke dalam lumen.
dari sisa epitel odontogenik di dalam gingiva atau dalam mandibul atau maksila.
Gambaran klinis: Kista ini sering terjadi pada lokasi ekstaosseus atau
peripheral. Biasanya terletak pada anterior hingga region molar pertama. Seperti
jenis-jenis kista lainnya, COC umumnya ditemukan secara kebetulan pada saat
yang memiliki gambaran yang bagus dengan adanya fibrosa jaringan yang
digaris oleh epitel odontogenik. Garis epitel memiliki ketebalan yang beragam.
yang sepenuhnya radiolusen. Pada saat telah mengalami maturasi, akan tumbuh
suatu proses kalsifikasi yang akan ditunjukkan dengan gambaran berbatas jelas,
Gambar 10. Gambaran radiografi menunjukkan adanya kista odontgenik yang terkalsifikasi.
Sedikit yang bias dilaporkan tentang kista jenis ini karena begitu
sedikit kasus yang telah dilaporkan kista ini dapat memperlihatkan ukuran
yang mengesankan dan nama yang berasal dari pengamatan bahwa lapisan
epitel yang memiliki ruang kecil seperti ‘bebek’ yang membuatnya tampak
seperti kelenjar.
Gambaran klinis: Lesi maksila biasa terjadi pada region anterior. Ekspansi
rahang jarang terjadi namun berhubungan dengan lesi mandibular. Paling sering
lingkaran. Epitel lining mengandung sel cuboidal, sering ditemani dengan silia
a. Enuklease
berukuran kecil (diameter kurang dari 2cm), kista yang cenderung kambuh,
dan lesi yang cukup besar apabila penutupan rekonstruksi cacat yang
enukleasi, vitalitas gigi yang terkait diperiksa dan lesi daspirasi. Enuklease
biasanya tidak sulit apabila jalan masuk di dapatkan. Kesalahan operasi yang
cukup sering terjadinya biasanya disebabkan karena tidak membuat flap yang
cukup besar untuk pengambilan tulang yang menutupi kista dan tepi flap tidak
dibebaskan seluruhnya.
b. Marsupialisasi
tulang.
window pada dinding kista ) dan menjahit pembatas kista ke mukosa mulut
untuk mengubah cacat pada tulang menjadi bagian dari rongga mulut, kadang-
kadang digunakan untuk kista maksilari yang lebih besar ( diameter lebih dari
2 cm), apabila membahayakan gigi vital dan bila tulang pematas antara
dinding kista dengan sinus atau hidung sangat tipis, atau bahkan tidak ada
Teknik ini dilakukan untuk membuang beberapa sel epitel yang tersisa
kista.
konservatif untuk menangani kista yang besar, tetapi karena pada prosedur ini
histopatologi, maka hal ini merupakan kelemahan yang serius dari proses
untuk kambuh.
sampai terjadi pnyembuhan tulang dan penurunan ukuran kista atau setelah
KESIMPULAN
1. Kista Inflamatory, seperti kista radikular, kista residual, dan kista paradental
kista gingiva pada bayi baru lahir, kista gingiva pada orang dewasa, kista
odontogenik.