SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna
memperoleh gelar Sarjana jenjang strata 1
Program Studi Ilmu Ekonomi,
pada Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
Oleh :
“Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah
kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka Saya
Penulis,
Dedy Suprihatin
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS PENDAPATAN PENGUSAHA AYAM POTONG
(Studi Kasus Kota Jakarta Selatan)
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Siapa saja yang mati sementara di pundaknya tidak ada baiat (kepada
khalifah), matinya adalah mati jahiliah. (HR Muslim).
i
KATA PENGANTAR
segala urusan duniawi dan agama, sholawat dan salam penulis panjatkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W, serta seluruh keluarga dan sahabatnya.
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S-1 pada Jurusan Ilmu
rasa terima kasih kepada Bapak Drs. Nur Feriyanto M. Si, selaku Dosen
kesabarannya, tak bisa ku sebutkan satu persatu dan tak akan pernah bisa ku
Saudaraku tercinta Mbak Nti, Budi dan si kecil Irul yang tiada pernah
bosan memberikanku semangat, ejekan, motivasi, dan kasih, aku tahu kalian
Jeruk, Dod y Jemblung and Pandu ) friends for ever!!, my team “||Brigade||”
ii
dalam permainan Counter Strike (Deny, Topan, Aji, Endra) jangan berhenti
berlatih siapa tau suatu saat kita bisa menjuarai World Cyber Game.
Bagus, Lia, Melani, Savitri dan semua teman-teman yang mustahil disebutkan
satu persatu.
ayam potong Kota Jakarta, pegawai Badan Pusat Statistik Pusat DKI Jakarta dan
Mengingat skripsi ini adalah tulisan pertama dan keterbatasan penulis dalam
pikiran dan waktu. Dan pada akhirnya mudah – mudahan skripsi ini akan
Amiiin
Dedy Suprihatin
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Halaman Persembahan
Halaman Motto
A. Landasan Teori....................................................................................... 18
a. Multikolinieritas..................................................................................... 37
b. Heteroskedastisitas................................................................................. 38
c. Autokorelasi ........................................................................................... 39
b. Umur ............................................................................................. 42
d. Lama Berusaha.............................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Kecamatan 2005 9
Tabel 2.2 :Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Sex Ratio menurut
Kecamatan 2004 10
Tabel 2.3 :Jumlah kelahiran bayi, Kematian Bayi dan Kematian Anak
Tabel 2.4 :Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.3 : Kurva Uji t-Statistik Variabel Jumlah Ayam Terjual .................. 52
BAB I
PENDAHULUAN
bahan makanan yang berasal dari hewan terutama daging. Salah satu jenis
ternak yang yang menjadi sumber utama penghasil daging adalah ayam di
samping itu, beberapa kelebihan yang dimiliki ayam sebagai bahan konsumsi
terhadap daging ayam potong. Di DKI Jakarta saja, kebutuhan ayam potong
mencapai 1,5 juta ekor per hari. Sementara di Tanah Air kebutuhan ayam
potong diperkirakan mencapai tiga juta sampai lima juta ekor per hari.(Tim
Liputan 6 SCTV, Dusta Pedagang Atam Potong, Diambil 2 Mei 2007, dari
yang baik karena didukung oleh karakteristik produk unggas yang dapat
diterima oleh masyarakat Indonesia yang sebagian besar muslim, harga yang
relatif murah dengan akses yang mudah karena sudah merupakan barang
merebaknya kasus flu burung pada pertengahan 1997 dan kenaikan BBM yang
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah
suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan
ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian
dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan
Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat
dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya
kematian tersebut disebabkan oleh karena virus new castle, namun konfirmasi
terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian
influenza (AI)). Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di
10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang
paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa Barat dengan kematian
1.541.427 ekor.
dunia. Pada Januari 2004 virus ini telah menyebar hampir ke seluruh kawasan
Asia dan ditemukan di Indonesia pada Februari 2004. Hingga 28 Januari 2008
pada manusia yang disebabkan virus flu burung dengan rincian sebagai
berikut :
3
Tabel 1
Data Kasus Flu Burung pada Manusia
di Indonesia Sampai Dengan, 28 Januari 2008
Positif Flu Burung
No Propinsi
Jumlah Kasus Meninggal
1 Jawa Barat 31 25
2 DKI Jakarta 29 25
3 Banten 24 20
4 Sumatera Utara 8 7
5 Jawa Timur 7 5
6 Jawa Tengah 9 8
7 Lampung 3 0
8 Sulawesi Selatan 1 1
9 Sumatera Barat 3 1
10 Sumatera Selatan 1 1
11 Riau 6 5
12 Bali 2 2
Jumlah 124 100
Sumber : Depkes RI, 2008
mereka yang melanggar akan dikenakan sanksi kurungan penjara 3 bulan dan
akibat flu burung di Jakarta Selatan, kemudian hal tersebut ditindak lanjuti
aparat kota dan ditemukan 1500 unggas yang kemudian didepopulasi pada 4
Maret 2008. Kebun Raya Ragunan juga pernah ditutup beberapa hari untuk
mulai dari peternak sampai penjual gulung tikar karena masyarakat menjadi
takut untuk mengkonsumsi daging ayam. Menurut data terdapat lebih dari 600
pangkalan ayam, 1200 rumah potong, dan ribuan pedagang daging ayam yang
secara rata – rata, total kebutuhan daging ayam di Jakarta adalah 500 ribu
hingga 600 ribu ekor perhari, setelah kasus flu burung mencuat, permintaan itu
Bakar Minyak (BBM). Harga bensin jenis premium yang semula Rp 2.400,00
tertuang dalam Peraturan Presiden No. 55/2005 tentang Kenaikan Harga Jual
Bertitik tolak dari uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan
potong?
potong?
5
potong?
ayam potong.
1. Bagi Penulis
lapangan.
BAB I PENDAHULUAN
penelitian.
ini.
Dalam bab ini memuat teori – teori yang relevan yang menjadi
operasional penelitian
dan pembahasannya.
sebelumnya.
8
BAB II
2.1. Geografis
seluruhnya 145,73 km 2 (22,41% dari Luas DKI Jakarta) yang berada pada
posisi 06 15 40.8 Lintang Selatan dan 106 45 0.00 Bujur barat. Kota
batas – batas wilayah dari Kota Jakarta Selartan adalah sebagai berikut :
persen, yang disapu angin dengan kecepatan sekitar 0,2 knot sepanjang
yang terjadi selama 210 hari dalam setahun. Penggunaan tanah 71,56%
1,06% untuk taman, 1,04% untuk tempat tidur, 10,48% untuk waserda dan
Tabel 2.1
Persentase Luas Tanah menurut Penggunaannya
menurut Kecamatan 2005
Kantor
dan Lahan
Kecamatan Perumahan Industri Gudang Taman Pertanian Tidur Waserda
1 Jagakarsa 52,76% 1,54% 3,81% 2,48% 19,13% 4,44% 15,84%
2 Pasar Minggu 78,01% 0,43% 6,44% 3,38% 0,06% 0,53% 11,15%
3 Cilandak 77,61% 1,50% 6,65% 0,09% 0,23% - 13,92%
4 Pesanggrahan 80,61% 1,33% 1,22% 0,54% 1,62% 1,62% 13,06%
Kebayoran
5 Lama 70,01% 8,00% 18,58% 0,48% - 0,5% 2,43%
Kebayoran
6 Baru 68,25% 0,08% 19,97% 2,32% 0,03% 0,2% 9,15%
Mampang
7 Prapatan 77,13% 0,01% 3,03% - - - 19,83%
8 Pancoran 77,42% 3,67% 10,71% 1,21% 0,08% 0,83% 6,08%
9 Tebet 73,94% 0,38% 14,57% 0,31% - 0,29% 10,51%
10 Setia Budi 65,42% 0,78% 22,82% 0,97% - 2,17% 7,84%
Jumlah 71,56% 1,62% 12,06% 1,31% 1,93% 1,04% 10,48%
2004 71,56% 1,62% 12,06% 1,31% 1,93% 1,04% 10,48%
Sumber:Survei Fisik Kecamatan, BPS Jakarta Selatan
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Sex Ratio
menurut Kecamatan 2004
574 jiwa, sementara warga negara asing yang terbanyak adalah warga
kelompok, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja; yang masing-
masing tercatat 58,39 persen dan 41,61 persen. Dari angkatan kerja
tersebut terdapat 49,51 persen penduduk bekerja dan 8,88 persen yang
mencari pekerjaan.
Dibandingkan tahun 2004, jumlah penduduk yang bekerja naik, jika pada
tahun 2004 ada 57,95 persen penduduk bekerja dan 42,60 persen tidak
11
11.196 rumahtangga.
laboratorium, 283 apotik, 101 toko obat, 1.037 dokter praktek, 750 praktek
dokter gigi dan 103 praktek bersama. Infeksi saluran pernapasan bagian
Tabel 2.3
Jumlah kelahiran bayi, Kematian Bayi dan Kematian Anak Balita
Menurut Kecamatan, 2005
2.5. Pertanian
1. Pertanian
Produk tanaman jagung tahun 2005 sekitar 167 ton, ubi kayu 414 ton
dan kacang tanah 45 ton. Komoditi ekspor tanaman hias jenis anggrek
jenins mencapai lebih dari 1,6 juta tangka dengan nilai mencapai
2. Perikanan
3. Peternakan
Pada tahun 2005 populasi kambing 2.465 ekor, sapi perah 2.432 ekor,
4.553.352 liter, telur 217.058 butir dan ayam buras 25.000 ekor.
sebanyak 22.944 tempat usaha dagang atau jualan, yang terdiri dari 9.639
kios, 4.860 kios, 4.860 counter, 2.600 tempat jualan sayur dan buah, 644
tempat jualan daging sapi, 26 tempat jualan daging babi, 375 tempat jual
13
ikan basah, 47 tempat jual ikan hidup, 352 tempat jual ayam potong, 43
tempat jual ayam hidup, 1.118 tenda, 2.020 kaki lima dalam pasar, 1.120
meliputi kebutuhan pokok, mulai dari jasa konsumsi, logam mulia, barang
pajak yang antara lain dari pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, PPABT
dan parkir sebesar 168,920 milyar rupiah. Selama lima tahun terakhir sejak
tahun 2000 sampai tahun 2005, nilai produk domestik regional bruto
peningkatan yang cukup berarti. Nilai PDRB pada tahun 2003 atas harga
naik sekitar 54,87 persen dari tahun sebelumnya. Nilai PDRB tahun 2005
atas harga berlaku menurut lapangan usaha adalah sebesar 97.352.170 juta
rupiah. Angka PDRB perkapita secara tidak langsung bisa dijadikan salah
Tabel 2.4
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku menurut
Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
* **
Lapangan usaha 2003 2004 2005
(1) (5) (6) (7)
1 Pertanian 84.748 90.498 91.934
2 Industri 1.516.588 1.640.447 1.900.262
3 Listrik, gas dan air bersih 302.584 442.934 497.199
4 Bangunan 9.897.863 10.964.039 13.111.757
5 Perdagangan, hotel dan restoran 13.954.404 15.615.757 17.893.349
6 Pengangkutan dan komunikasi 3.960.043 4.950.506 6.097.015
Keuangan, persewaan dan jasa
7 perusahaan 34.998.025 38.862.567 43.848.334
8 Jasa-jasa 10.364.104 11.869.681 13.912.318
Produk Domestik Regional Bruto 75.078.360 84.436.429 97.352.170
Sumber : BPS Kotamadya Jakarta Selatan
Keterangan :
*) angka perbaikan
**) angka sementara
15
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
yang digunakan adalah analisa regresi Linier Berganda, yaitu suatu analisa untuk
mengetahui pengaruh antara variabel bebas yang meliputi jumlah ayam (X1), biaya
pakan (X2), biaya pemeliharaan (X3), dan upah tenaga kerja (X4) serta variabel
dipengaruhi oleh jumlah ayam (ekor), biaya pakan (Rp), biaya pemeliharaan (Rp) dan
upah tenaga kerja (Rp). Demikian pula pada analisa secara keseluruhan juga
lain yang diluar perhitungan regresi. Kesimpulan yang didapat adalah perlu adanya
penunjang ekspor non migas juga untuk meningkatkan pendapatan peternak dan
masyarakat sekitarnya.
16
Ir. Ikrar Moh. Saleh, M.Sc. (2005) dalam penelitiannya “Analisis Efisiensi
yang diperoleh peternak ayam broiler pada skala usaha yang berbeda, dan mengetahui
pada skala usaha berapa yang memberikan efesiensi finansial yang paling tinggi pada
random sampling, yaitu mengambil peternak yang menggunakan jenis pakan dan
bibit yang sama dari berbagai skala usaha dengan wawancara langsung pada peternak
ayam yang berpedoman pada kusioner yang telah dibuat..Sampel penelitian ini
pendapatan tertinggi pada skala usaha 2500 yaitu Rp. 8.363.748,- Efesiensi finansial
semakin meningkat dengan bertambahnya skala usaha yang dipelihara, dimana pada
daging dan telur ayam masih menjadi sumber utama protein hewani
daging.
17
b. Dengan tingkat pendapatan dan kondisi urbanisasi seperti saat ini, sektor
gizi.
c. Dampak negatif flu burung telah dapat dikelola dengan baik. Meskipun
BAB IV
A. Landasan Teori
penting agar proses produksi yang dilaksanakan dapat efisien dan hasil
produksi yang didapat menjadi optimal. Input pada suatu proses produksi
terdiri dari tanah, tenaga kerja, kapital dan bahan baku, jadi input adalah
barang atau jasa yang digunakan sebagai masukan pada suatu proses produksi
sedangkan yang dimaksud dengan output adalah barang dan jasa yang
digunakan.
Q = f (K, L, R, T)
Keterangan :
Q = output
K = kapital / modal
T = teknologi
berbeda pula. Tetapi ada juga bahwa jumlah produksi yang tidak sama
akan dihasilkan oleh faktor produksi yang dianggap tetap, biasanya adalah
namun demikian ada sebagian faktor produksi yang bersifat tetap atau
input tetap dan sebagian lagi faktor produksinya dapat dirubah atau input
yaitu suatu produksi tidak hanya output dapat berubah tetapi mungkin
semua input dapat diubah dan hanya teknologi dasar produksi yang tidak
mengalami perubahan.
umum dan tingkat perubahan umum output perusahaan bila salah satu sumber
salah satu input ditambah secara terus – menerus maka produksi total akan
semakin meningkat sampai pada suatu tingkat tertentu ( titik maksimum ) dan
Q
Q3
Q2 TP
Q1
0 L1 L2 L3 L4 L
Q
Tahap 1 Tahap II Tahap III
AP L
0 L2 L3 MP L L
Keterangan :
Dimana :
ΔTP
MPL =
ΔL
TP
APL =
L
marjinalnya juga turut meningkat. Produsen yang rasional jelas akan memilih
menambah jumlah tenaga kerjanya. Pada tahap ini kita juga dapat melihat
bahwa laju kenaikan produksi marjinal juga semakin besar sehingga dalam
produksi tenaga kerja, semakin banyak tenaga kerja yang digunakan semakun
ini terus meningkat hingga mencapai titik puncak pada saat penggunaan
tenaga kerja sebanyak L 2 dan pada saat itu kurva MP L berpotongan dengan
kurva AP L . Pada kondisi demikian jika tenaga kerja terus ditambah lagi
23
proporsi yang semakin menurun pula hingga pada akhirnya produksi marjinal
mencapai titik nol. Hal demikian berlaku hukum penambahan hasil produksi
yang semakin berkurang dan jika pada kondisi tersebut penggunaan tenaga
kerja masih saja ditambah maka memasuki tahap III, dimana penambahan
tenaga kerja sudah terlalu banyak hingga produksi rata-rata menurun dan
4.3. Pendapatan
uang atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa
dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk uang atau natura yang
diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumah tangga atau sumber lain.
yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu.
bersih seseorang baik berupa uang atau natura. Secara umum pendapatan
dengan biaya yang dikeluarkan baik dalam bentuk uang atau lainnya,
tenaga kerja keluarga dan nilai sewa kapital untuk sendiri tidak
diperhitungkan
Dalam hal ini pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja
aset, bunga bank serta sumbangan dalam bentuk lain. Tingkat pendapatan
(income level) adalah tingkat hidup yang dapat dinikmati oleh seorang
barang adalah sama dengan harga dari barang tersebut. ( Sadono Sukirno,
1996 : 329)
4.4 . Penjualan
penjual pada umumnya untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli
barang atau jasa yang ditawarkan oleh si penjual. Penjualan sangat penting
barang atau jasa antara penjual dan pembeli. Dalam perekonomian kita
imbalan berupa uang. Oleh karena itu, jika seseorang makin pandai untuk
menawarkan barang atau jasanya akan semakin cepat pula mencari kesuksesan
segera terlaksana. Dalam segala bidang dan tingkatan, taktik penjualan harus
kebutuhan konsumen yang sama Ada lima kekuatan yang menentukan daya
tarik laba jangka panjang. Lima kekuatan tersebut adalah para pesaing
2006:417)
pesaing yang baru muncul atau teknologi terbaru ketimbang oleh pesaing
sekarang. Berfokus pada pada pesaing saat ini dan bukan pada pesaing
mereka. Hal yang harus segera dilakukan adalah menentukan strategi, tujuan
memusatkan serangannya pada salah satu kelas pesaing yaitu pesaing kuat
versus lemah, pesaing dekat versus jauh dan kelas pesaing yang “baik”
versus “buruk”.
B. Hipotesis Penelitian
berikut :
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN
rumah potong dan penjual. Daerah penelitian yang diambil adalah Kota
Jakarta Selatan.
Studi kasus adalah teknik studi dengan memusatkan perhatian pada suatu
kasus secara intensif dan mendetail. Obyek yang diteliti terdiri dari satu unit
atau kesatuan unit yang dipandang sebagai suatu kasus (Surakhmad, 1990).
29
a. Data primer
Adalah merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari
- Interview (wawancara)
- Observasi
secara cermat dan sistematis terhadap pola perilaku orang, obyek, atau
b. Data Sekunder
1. Populasi
2. Sampel
4. Jumlah ayam yang terjual (X3) yaitu jumlah ayam yang terjual dalam
nilai “1” apabila flu burung dianggap berpengaruh dan diberi nilai “0”
dan kualitatif.
32
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + DM + e
Keterangan:
Dm = Dummy Variabel
β0 = Konstanta regresi
e = Kesalahan pengganggu
matematis untuk model regresi linier dan regresi log linier adalah sebagai
berikut :
Linier Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + dm X4+ e
Ha :Y adalah fungsi log linier dari varibel independen X (model log linier)
Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + dm X4 + β5 Z1 + e
34
hipotesis nul dan model yang tepat untuk digunakan adalah model
log linier dan sebaliknya jika tidak signifikan maka kita menerima
hipotesis nul dan model yang tepat digunakan adalah model linier
Jika Z2 signifikan secara statistik malalui uji t maka kita menolak hipotesis
alternatif dan model yang tepat untuk digunakan adalah model log linier
alternatif dan model yang tepat untuk digunakan adalah model linier.
a. Uji t Statistik
variabel dependen.
dependen.
b. Uji F statistik
sebagai berikut :
1. Menentukan hipotesis
H o : β1 = β 2 = β 3 = β 4 = 0
H o : β1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ β 4 ≠ 0
36
R 2 (k − 1)
Fhitung =
( )
1 − R 2 (N − k )
keterangan :
k = jumlah variabel
N = jumlah sample
R2 = koefisien determinasi
Daerah Daerah
Ho diterima Ho ditolak
f-tabel
yang sebenarnya.
penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut uji t dan uji F yang dilakukan
kesimpulan
a. Multikolinearitas
melebihi R2 pada model regresi maka dari hasil regresi tersebut terdapat
diuji.
b. Heteroskedastisitas
penaksir OLS menjadi tidak efisien meskipun penaksir OLS tetap tidak
auxiliary
b. Hipotesis nul dalam uji ini adalah tidak ada heteroskedastisitas. Uji
n R2 ≈ χ2df
39
c. Jika nilai Chi-squares hitung (n. R2) lebih besar dari nilai χ2 kritis
heteroskedastisitas
c. Autokorelasi
E (Ui Uj) = 0 ; 1 ≠J
GAMBAR 5.1
STATISTIK DURBIN-WATSON
0 dl du 2 4-du 4-dl 4
40
Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dalam gambar 5.1 berikut ini :
TABEL 5.6
UJI STATISTIK DURBIN-WATSON
Nilai Statistik Hasil
0<d<dl Menolak hipotesis nul; ada autokorelasi positif
dl≤d≤du Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
du≤d≤4-du Menurut hipotesis nul; tidak ada autokorelasi
4-du≤d≤4-dl positif/negatif
4-dl≤d≤4 Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
Menolak hipotesis nul; ada autokorelasi
negative
1) Jika nilai DW statistik < DL, atau DW statistik > 4-DL, maka Ho
terdapat autokorelasi.
BAB VI
ANALISIS DATA
a. Jenis Usaha
Tabel 6.1
Karakteristik Responden Menurut Jenis Usaha
Jenis Usaha Jumlah
Peternakan 0
Rumah Potong 27
Penjual 73
Total 100
Sumber Data : Data Hasil survei, 2007
b. Umur
Tabel 6.2
Karakteristik Responden Menurut Umur
Umur Jumlah responden Persentase
18 - 24 3 3%
25 - 31 16 16%
32 - 38 22 22%
39 - 45 37 37%
46 - 52 16 16%
53 - 59 4 4%
60 - 66 2 2%
100 100%
Sumber Data : Data Hasil survei, 2007
c. Tingkat Pendidikan
Menurut data primer yang diperoleh dari para dari pengusaha ayam
Tabel 6.3
Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Pendidikan terakhir Jumlah responden Persentase
Sekolah dasar 29 29%
Sekolah Menengah Pertama 36 36%
Sekolah Menengah Atas 28 28%
Sarjana 7 7%
Total 100 100%
Sumber Data : Data Hasil survei, 2007
d. Lama Usaha
pengusaha atau 27% dari total responden, paling sedikit antara 26-
lama usaha adalah 11,34 tahun. Secara rinci lama usaha dalam
sebagai berikut :
44
Tabel 6.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berusaha
Lama Berusaha (tahun) Jumlah responden Persentase
2–5 27 27%
6–9 15 14%
10 – 13 22 22%
14 – 17 17 17%
18 – 21 12 12%
22 – 25 4 4%
26 – 29 3 4%
Total 100 100%
Sumber Data : Data Hasil survei, 2007
e. Jumlah Pekerja
Tabel 6.5
Karakteristik Sample Berdasarkan Jumlah Karyawan
Jumlah Karyawan Jumlah responden Persentase
0 - 4 85 85%
5 - 9 11 11%
10 - 14 2 2%
15 - 19 2 2%
Total 100 100%
Sumber Data : Data Hasil survei, 2007
f. Prospek Usaha
Namun ada juga yang merasa bahwa usaha ayam potong ini masih
suatu penelitian, maka dalam penelitian ini juga akan dilakukan uji
MacKinnon, White, Davidson (MWD test). Hasil estimasi dari uji MWD
Tabel 6.6
Hasil Uji MWD
Nilai Tabel t α
Variabel Nilai Statistik t (=5%) Probabilitas
Z1 13,46416 1,658 0,0000
Z2 -1,359798 1,658 0,1771
Sumber: Data diolah dengan Eviews (lampiran)
antara kedua bentuk fungsi model empiris (linier dengan log - linier).
46
untuk log linear bisa digunakan untuk analisis karena Z2 tidak signifikan
secara statistik.
Tabel 6.7
Hasil Regresi LogLinear
berikut :
R-squared = 0,990817
Adjusted R-squared = 0,990430
F-statistic = 2562,521
Di mana :
Dm adalah dummy variabel pengaruh flu burung terhadap usaha menurut persepsi
sample
dapat diperoleh penaksiran tidak bias linier terbaik (Best Linear Unbiased
1. Uji Tanda
menurun.
T tabel = α df (n-k)
Di mana :
dan derajat bebas (100-5) sebesar 95 maka nilai t tabel didapat 1,658.
tabel berikut:
Tabel 6.8
Nilai t Hitung Tiap Variabel Bebas
Variabel t-hitung t-tabel Keterangan
X1 |-2,328768| |-1,658| Signifikan
Hipotesanya
ayam potong.
ayam potong.
variabel dependen.
variabel dependen.
50
Karena nilai t hitung > t tabel atau │-2,328768 │> │-1,658│ maka
Gambar 6.1
Kurva Uji t-Statistik Variabel Jumlah Pesaing
Daerah
Ho ditolak Daerah
Ho diterima
│-2,328768│ │-1,658│
Hipotesanya
ayam potong.
variabel dependen.
51
variabel dependen.
Karena nilai t hitung < t tabel atau │-0,102368│ < │ -1,658 │ maka
potong.
Gambar 6.2
Kurva Uji t-Statistik Variabel biaya transportasi
Daerah
Ho ditolak Daerah
Ho diterima
│- 1,658│ │-0,102368│
Hipotesanya
ayam potong.
52
variabel dependen.
variabel dependen.
Karena nilai t hitung > t tabel atau 51,80643 > 1,658 maka Ho
Gambar 6.3
Kurva Uji t-Statistik Variabel Jumlah Ayam Terjual
Daerah Daerah
Ho diterima Ho ditolak
1,658 51,8064
53
2.4 Uji t-Statistik terhadap variabel dummy variabel pengaruh flu burung
(β4)
Hipotesanya
variabel dependen.
variabel dependen.
Gambar 6.4
Kurva Uji t-Statistik Variabel Dummy
Daerah
Ho ditolak Daerah
Ho diterima
│-2,582334│ │-1,658│
R 2 /(k − I )
F-hitung =
(1 − R 2 ) /(n − k )
pesaing (X1), biaya transportasi (X2) dan jumlah ayam terjual (X3)
(Gujarati, 2003).
χ2 –tabel, berarti Ho tidak dapat ditolak. Dari hasil uji White Test
Tabel 6.9
Hasil Uji White Test
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 09/26/07 Time: 14:03
Sample: 1 100
Included observations: 100
yang paling akurat ( Kuncoro, 2001 : 107), apalagi jika sampel yang
digunakan dalam jumlah yang besar (misalnya diatas 100). Uji ini
Tabel 6.10
Hasil Uji LM Test
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 09/26/07 Time: 14:04
Tabel 6.11
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Variabel r2 R2 Keterangan
nilai R2.
Hal yang kemudian mungkin terjadi adalah perang harga yang berarti
signifikan dan berbeda dengan hipotesa awal, hal tersebut berarti biaya
beberapa alasan:
0.956544 persen.
Ditingkat peternak, jika ayam mereka terkena flu burung maka ayam-
dikuatirkan telah terjangkit virus flu burung. Oleh karena itu hal yang
7.1 KESIMPULAN
transport, jumlah ayam terjual dan pengaruh flu burung. Hal ini dibuktikan
dari hasil uji F, dimana nilai Fhitung yang diperoleh lebih besar daripada
biaya transport, jumlah ayam terjual dan pengaruh flu burung menjelaskan
2. Variabel jumlah pesaing, jumlah ayam yang terjual dan pengaruh flu
pesaing, jumlah ayam yang terjual dan pengaruh flu burung. Sedangkan
untuk variabel biaya transport tidak mempunyai pengaruh yang begiru
biaya transport masih bisa ditutupi oleh hasil penjualan, kebanyakan biaya
dikirim oleh pemotong kepada para penjual) dan relatif dekatnya lokasi
7.2 IMPLIKASI
murah dengan kualitas di bawah atau hampir sama dengan barang yang
dan minimal harga jual sehingga sesama pengusaha ayam potong tidak
dengan cara mencari pasar baru untuk menjual ayam potong tersebut
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Widarjono, Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis,
Ekonisia, Yogyakarta, 2005
Ari Sudarman, Teori Ekonomi Mikro, BPFE, Yogyakarta, Edisi Ketiga, 1998
Badan Pusat Statistik, Jakarta Selatan dalam angka 2005, BPS DKI Jakarta,
2006
Sri Adiningsih & YB. Kadarusman, 2003, Teori Ekonomi Mikro, BPFE,
Yogyakarta
obs Y X1 X2 X3 DM
1 76500 35 3800 4500 0
2 108000 20 3100 6000 0
3 19200 45 4500 1200 1
4 34500 40 3400 2300 1
5 32000 35 5300 2000 1
6 27000 43 5500 1500 1
7 51000 21 4500 3000 0
8 120000 15 3500 7500 0
9 27000 35 5900 1800 1
10 64800 25 2500 3600 0
11 12750 45 3200 750 1
12 122400 15 2500 7200 0
13 57600 25 4300 3200 0
14 28800 30 5500 1800 1
15 42000 35 4300 3000 1
16 15000 40 1500 1000 1
17 40000 25 5200 2500 0
18 26350 32 5000 1550 1
19 12600 45 1500 700 1
20 85000 15 2500 5000 0
21 18000 35 3900 1200 1
22 20800 37 2500 1300 1
23 37800 52 4500 2100 1
24 59500 21 3500 3500 0
25 64000 18 4500 4000 0
26 43200 35 4500 2700 1
27 32400 10 6000 1800 1
28 25500 27 3200 1500 1
29 48000 10 5000 3000 1
30 36000 30 3200 2000 1
31 22100 21 2500 1300 1
32 28800 24 4500 1600 1
33 36000 18 4000 2250 1
34 21600 14 2800 1200 1
35 12000 23 3100 750 1
36 30600 12 4500 1800 1
37 41400 21 3400 2300 1
38 63750 9 1500 3750 0
39 34000 30 3300 2000 1
40 51000 31 5000 3000 0
41 40000 6 6000 2500 1
42 38000 11 2400 2000 1
43 30400 10 2200 1900 1
44 34000 20 3200 2000 1
45 51000 8 6000 3000 0
46 80000 15 2600 5000 0
47 40000 25 6000 2500 1
48 16200 52 1500 900 1
49 34000 35 4400 2000 1
50 24000 30 5450 1500 1
51 51000 32 3200 3000 0
52 135000 8 3900 7500 0
53 30600 25 3500 1800 1
54 61200 10 2800 3600 0
55 29750 35 4500 1750 1
56 115200 12 2000 7200 0
57 60800 25 2500 3200 0
58 28800 30 4500 1800 1
59 51000 24 3500 3000 0
60 17000 45 3500 1000 1
61 40000 35 3700 2500 1
62 24800 46 3000 1550 1
63 21600 49 2000 1200 1
64 39100 14 3600 2300 1
65 34000 15 1200 2000 1
66 22500 42 3450 1500 1
67 48000 22 3350 3000 1
68 135000 13 2000 7500 0
69 30600 25 3900 1800 1
70 57600 24 3400 3600 0
71 12000 51 1500 750 1
72 129600 10 3500 7200 0
73 22100 24 2100 1300 1
74 33600 32 1500 2100 1
75 63000 15 3400 3500 0
76 68000 12 3800 4000 0
77 48600 10 4600 2700 1
78 30600 40 2200 1800 1
79 25500 35 6000 1500 1
80 54000 25 2100 3000 0
81 32000 32 3400 2000 1
82 18200 48 1200 1300 1
83 45000 23 3450 3000 1
84 120000 15 2450 7500 0
85 30600 35 2000 1800 1
86 64800 25 3900 3600 0
87 12750 53 2100 750 1
88 122400 15 3100 7200 0
89 22100 42 5350 1300 1
90 33600 25 4500 2100 1
91 56000 30 3200 3500 0
92 36000 25 2500 2000 1
93 51000 23 2650 3000 0
94 80000 30 3450 5000 0
95 42500 15 5500 2500 1
96 16200 47 3200 900 1
97 36000 30 3400 2000 1
98 25500 43 5900 1500 1
99 48000 24 4300 3000 1
100 127500 10 3150 7500 0
Keterangan
Y = Pendapatan pengusaha ayam potong dalam ribu rupiah per bulan
X1 = Jumlah pesaing dalam satuan unit
X2 = Biaya transport per bulan dalam ribu rupiah per bulan
X3 = Jumlah ayam terjual per bulan dalam satuan kilogram
Dm = Dummy variabel (flu burung)
1 = terpengaruh flu burung
0 = tidak terpengaruh flu burung
LAMPIRAN II. HASIL REGRESI LINEAR
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 09/26/07 Time: 14:08
Sample: 1 100
Included observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
X1 -40.34925 30.16101 -1.337795 0.1842
X2 -0.218784 0.241778 -0.904896 0.3678
X3 16.52623 0.283248 58.34539 0.0000
DM -1740.788 969.3966 -1.795744 0.0757
C 3879.796 1983.490 1.956045 0.0534
R-squared 0.991082 Mean dependent var 46572.50
Adjusted R-squared 0.990707 S.D. dependent var 30592.76
S.E. of regression 2949.192 Akaike info criterion 18.86516
Sum squared resid 8.26E+08 Schwarz criterion 18.99541
Log likelihood -938.2578 F-statistic 2639.467
Durbin-Watson stat 1.996251 Prob(F-statistic) 0.000000
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 09/26/07 Time: 14:07
Sample: 1 100
Included observations: 100
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 09/26/07 Time: 14:04
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 09/26/07 Time: 14:03
Sample: 1 100
Included observations: 100
Dependent Variable: DM
Method: Least Squares
Date: 09/26/07 Time: 14:07
Sample: 1 100
Included observations: 100