SKRIPSI
Oleh:
Emanuel Dewo Adi Winedhar
NIM : 032114082
i
Skripsi
Oleh:
Emanuel Dewo Adi Winedhar
NIM : 032114082
Pembimbing I
Pembimbing II
ii
iii
PERSEMBAHAN
iv
MOTTO
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
PEMBEBANAN BIAYA PENGOLAHAN LIMBAH DENGAN WASTE COST
MANAGEMENT SYSTEM Studi Kasus pada PT Madu Baru Yogyakarta dan
dimajukan untuk diuji pada tanggal 27 Oktober 2007 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin, atau meniru dalam rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan
gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya salin, tiru, atau
yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis
aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik secara sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi saya yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 31 Oktober 2007
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
skripsi ini.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
Selama penyusunan skripsi ini banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi,
namun demikian hambatan dan kesulitan itu dapat teratasi berkat adanya bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
a. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum M.S., dan Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E.,
b. Bapak Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto., M.Si., Akt., selaku Ketua Program
vii
d. Bapak E. Maryasanto P. S.E., Akt., selaku dosen yang ikut memberikan
e. Pak Bambang, Pak Agus, Pak Untung serta pihak PT Madu Baru atas ijin
yang diberikan dan atas segala bantuan yang diberikan selama penelitian
ini dilaksanakan.
f. Bapak Y.B. Mintaryo, S.Pd., Ibu Cicilia Sri Suprapti, Catur Agus Sancoko
Nugraheni serta Clara Calista Citra Juventia sebagai orang tua, kakak, adik
Henricus, Wiwid, Lia, Ririn, Angga, Fita, Dian serta kawan-kawan lain
yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas dukungan
dan persahabatannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis dengan rendah hati mengharapkan kritik dan saran yang dapat
memberikan manfaat bagi penulis, dan juga bagi pihak yang membutuhkan.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
3. Pengertian dan Kategori Limbah …………………………………….. 8
x
3. Cost Pool ……………………………………………………………. 22
2. Dokumentasi …..…………………………………………………….. 32
xi
2. Jam Kerja dan Hari Kerja ………………..………………………….. 44
Management System…………………………………………………….. 53
A. Kesimpulan ……………………………………………………………... 76
C. Saran …………………………………………………………………….. 78
LAMPIRAN……………………………………………………………………… 81
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Form Jenis dan Kuantitas Limbah………………………......... 26
Tabel 2.2 Form Data tentang Kos Manufaktur…………………….......... 27
Tabel 2.3 Contoh Aktivitas terkait Limbah…………………………..…. 28
Tabel 5.1 Biaya Aktivitas Pengolahan Limbah PT Madu Baru tahun
2006………………………………………………………..…. 50
Tabel 5.2 Biaya Pengolahan Limbah tahun 2006...................................... 51
Tabel 5.3 Limbah PT Madu Baru tahun 2006…................….………. 53
Tabel 5.4 Proporsi Kuantitas Limbah Cair Per Produk PT Madu Baru
tahun 2006……………….……………………….................... 55
Tabel 5.5 Biaya Langsung dan Biaya Overhead yang terkait Pengolahan
Limbah Cair PT Madu Baru Tahun 2006………………… 56
Tabel 5.6 Persediaan Aktivitas Pengolahan Limbah Cair dan penggerak
biaya .......................................................................................... 57
3
Tabel 5.7 Proporsi Konsumsi m Kuantitas Limbah Cair per Produk PT
Madu Baru Tahun 2006…………………………...…… 57
Tabel 5.8 Proporsi Konsumsi Jam Pengawasan Pengolahan Limbah
Cair per Produk PT Madu Baru Tahun 2006……………… 58
Tabel 5.9 Proporsi Konsumsi Jam Perawatan Bak IPAL per Produk PT
Madu Baru Tahun 2006……………...………………… 58
Tabel 5.10 Proporsi Konsumsi Pengurasan Bak IPAL per Produk PT
Madu Baru Tahun 58
Tabel 5.11 Proporsi Konsumsi Jumlah Pengujian Limbah per Produk PT
Madu Baru Tahun 2006…………..…………...……...... 58
Tabel 5.12 Proporsi Konsumsi Jumlah Pemeriksaan Kesehatan
Lingkungan................................................................................ 59
Tabel 5.13 Aktivitas dan Biaya Aktivitas Pengolahan Limbah Cair .……. 60
Tabel 5.14 Kos Pool, Penggerak Biaya dan Biaya Aktivitas……….…….. 61
Tabel 5.15 Tarif Aktivitas Pengolahan Limbah Cair Per pool…………… 62
Tabel 5.16 Penghitungan Biaya Pengolahan Limbah Cair untuk
Gula………………………………………..….………….…… 62
Tabel 5.17 Penghitungan Biaya Pengolahan Limbah Cair untuk
Tetes……………………………..……………………………. 63
xiii
Tabel 5.18 Penghitungan Biaya Pengolahan Limbah Cair untuk
alkohol……………………………………………..…………. 63
Tabel 5.19 Penghitungan Biaya Pengolahan Limbah Cair untuk
Spiritus…………………………………………..……………. 63
Tabel 5.20 Proporsi Kuantitas Limbah B3 Per Produk PT Madu Baru
Tahun 2006…..……………………………..………………… 65
Tabel 5.21 Biaya Langsung dan Biaya Overhead yang terkait Pengolahan
Limbah B3 (oli) PT Madu Baru Tahun 2006……………… 65
Tabel 5.22 Persediaan Aktivitas Pengolahan Limbah B3 dan Penggerak
Biaya ...................................................................................... 66
Tabel 5.23 Proporsi Konsumsi Jumlah Oli pengolahan Limbah B3 Per
Produk …………………………………...…………………… 66
Tabel 5.24 Aktivitas dan Biaya Aktivitas Pengolahan limbah B3….......... 68
Tabel 5.25 Penghitungan Biaya Pengolahan Limbah B3 untuk Gula……. 69
Tabel 5.26 Penghitungan Biaya Pengolahan Limbah B3 untuk Tetes…… 69
Tabel 5.27 Proporsi Kuantitas Limbah Padat Per Produk PT Madu Baru
Tahun 2006……………………………………...... 71
Tabel 5.28 Penghitungan Biaya Pengolahan Limbah Padat ………...…… 72
Tabel 5.29 Penghitungan Harga Pokok Produksi untuk produk Gula dan
Tetes…………………………………………………………... 73
Tabel 5.30 Penghitungan Harga Pokok Produksi untuk produk Alkohol
dan Spiritus…………………………………………………… 74
Tabel 5.31 Perbandingan Penghitungan Harga Pokok Produksi
Perusahaan dan Waste Cost Management System……………. 75
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I Metode Pembebanan Biaya……………………………….... 11
Gambar II Akumulasi Kos ke Produk dengan Sistem Activity-Based
Costing……………………………………………………… 25
Gambar III Proses Waste Cost Management System………………….... 30
Gambar IV Proses Produksi Gula dan Tetes………………………….. 40
Gambar V Proses Produksi Spiritus dan Alkohol.................................... 42
Gambar VI Flow Chart Aktivitas Pengolahan Limbah Cair……..……... 56
Gambar VII Flow Chart Aktivitas Pengolahan Limbah B3/Oli.…….…... 65
Gambar VIII Flow Chart Aktivitas Pengolahan Limbah Padat..……..…... 70
xv
ABSTRAK
xvi
ABSTRACT
WASTE PROCESSING COST ASSIGNMENT WITH WASTE COST
MANAGEMENT SYSTEM
A Case Study at PT Madu Baru Yogyakarta
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
Hal ini dibuktikan dengan lahirnya Deklarasi PBB tentang Lingkungan Hidup
1
2
hidup serta analisa dampak lingkungan dari aktivitas perusahaan. Namun lebih
spesifik lagi, ilmu akuntansi menjadi alat utama manajemen lingkungan dalam
limbah dianggap tidak memberi nilai tambah pada produk. Dua tahun terakhir
limbah ini dan membentuk PLL (Pengelolaan Limbah dan Lingkungan) yang
dengan pasti berapa biaya yang telah dikeluarkannya sehingga tidak mampu
4
mengontrol biaya yang terjadi dan akan terjadi. Penelitian ini mencoba
perusahaan semakin mampu mengelola biaya dengan lebih baik dan mampu
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Baru.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
keputusan.
2. Bagi Universitas
3. Bagi Penulis
system.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara garis besar obyek yang diteliti, seperti:
tersebut.
BAB VI PENUTUP
LANDASAN TEORI
7
8
2. Pencemaran Lingkungan
Ayat (1) Limbah adalah bahan sisa pada suatu barang dan/atau
proses produksi.
Ayat (2) Limbah bahan berbahaya dan beracun disingkat dengan
limbah B3 adalah setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya
dan atau beracun yang karena sifat dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan/atau
mencemarkan lingkungan hidup dan/atau dapat membahayakan
manusia.
over after production that has no further use or resale value”. Jadi limbah
minyak pelumas dan air cucian. Limbah ini adalah limbah yang tidak
1. Pengertian Akuntansi
1. Pengertian Biaya
Menurut Mulyadi (2005: 8-9), biaya dalam arti yang luas dapat diartikan
yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
membedakan antara kos (cost) dan biaya (expenses). Kos (cost) adalah
suatu jumlah yang diukur dalam satuan uang, dari pengeluaran kas atau
11
transfer properti, penerbitan modal saham, atau utang yang muncul dalam
penghasilan.
tenaga kerja langsung, dan overhead yang digunakan saat proses produksi.
biaya dengan unit yang diproduksi setelah biaya tersebut diukur. Metode
Obyek Biaya
Alokasi adalah proses pembebanan untuk biaya tidak langsung yang tidak
3. Biaya Lingkungan
lingkungan.
tingkat pencemaran.
Failure Cost)
yang ada.
Failure Cost)
Ada dua kategori biaya ini yaitu: (1) Biaya kegagalan eksternal yang
dan dibayar perusahaan dan (2) Biaya kegagalan eksternal yang tidak
luar perusahaan. Biaya sosial dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (1)
biaya yang berasal dari degradasi lingkungan dan (2) biaya yang
14
kesejahteraan masyarakat.
kelompok, yaitu:
Biaya ini merupakan biaya yang tidak terkait secara langsung dengan
Contoh dari biaya ini adalah biaya-biaya atas pencemaran tanah (soil
Externalities)
sumber daya yang dikorbankan yang diukur dengan harga dalam suatu
sempurna.
yang ada di dalam limbah. Setiap kali material mentah yang digunakan
dan proses.
yang dihasilkan. Biaya ini mudah didapatkan dari akun overhead dari
dengan biaya ini adalah biaya tenaga kerja tidak langsung, auditing,
mengurangi limbah dan biaya asuransi. Kos ini pasti terjadi di dalam
d. Biaya Sosial (Social Cost). Biaya sosial meliputi biaya langsung dan
Analisis siklus hidup adalah suatu proses yang sangat rumit dengan
banyak langkah kuantitatif dan kualitatif yang terdiri dari tiga tindakan
utama:
produk.
teridentifikasi.
mengukur biaya dan kinerja aktivitas, sumber daya, dan obyek biaya
digunakan.
biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh dari suatu
lingkungan.
lingkungan dan biaya-biaya lain dari suatu entitas tertentu dan informasi
aktivitas, proses, produk atau jasa terhadap lingkungan (Halim dan Irawan,
1998: 22).
Carter dan Usry (2004: 496) mendefinisikan Activity based costing sebagai
1. Aktivitas (Activities)
memproduksi suatu produk atau jasa. Hart (1996: 624) berpendapat bahwa
atau jasa.
baku, tenaga kerja, jam mesin dan jam listrik. Biaya yang timbul
fasilitas.
21
memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja dan atau struktur biaya dari
konsumsi aktual.
3. Cost Pool
Hart (1996: 629) berpendapat bahwa kos pool adalah sekumpulan biaya
yang memiliki penggerak biaya yang sama. Dalam sistem biaya tradisional
secara logis berhubungan (2) mempunyai rasio konsumi yang sama untuk
tersebut dapat dikumpulkan dalam kos pool yang sama apabila aktivitas
Cooper (1991: 267-280) berpendapat bahwa ada dua asumsi dasar yang
melandasi struktur dari sistem ABC. Asumsi pertama yaitu aktivitas yang
menyebabkan biaya. Ini berarti bahwa sumber daya pendukung dan tidak
dialokasikan. Oleh karenanya dalam tahap pertama (dari dua tahap sistem
atribut kunci;
dari biaya overhead. Jika biaya-biaya ini jumlahnya kecil maka sama
kira-kira sama, maka tidak ada masalah jika penggerak biaya berdasar
diperlukan bila:
Sistem ABC ditunjukkan dalam gambar 2. Pada sistem ini, biaya overhead
masing-masing departemen.
limbah individual lalu biaya limbah dialokasikan ke produk dan proses yang
system, yaitu:
limbah ke dalam tipe limbah cair, padat atau gas; berbahaya atau tidak; di
pengidentifikasian limbah.
dan pusat biaya yang bertanggungjawab langsung terhadap limbah. Hal ini
yang terlihat dan mudah didapatkan yaitu terkait dengan biaya langsung
untuk memproduksi limbah yang berupa biaya tenaga kerja langsung dan
dalam langkah keempat. Hal ini akan memberikan informasi dalam hal apa
jabarkan biaya yang terjadi pada setiap aktivitas ke dalam kategori biaya
biaya dari aktivitas manajemen limbah ada tiga langkah yang perlu
diperhatikan, yaitu:
selama satu tahun. Lalu, jumlahkan semua biaya tersebut untuk seluruh
mengelola limbah akan berbeda untuk setiap tipe limbah. Biaya suatu
yang terkait limbah dihubungkan ke tipe limbah yang berbeda, biaya per
proses, departemen, dan pusat biaya. Informasi dalam kuantitas fisik dari
atau pusat biaya dan informasi biaya per unit dari setiap tipe limbah harus
dan biaya yang ada, pertimbangan kepraktisan dan biaya untuk pengumpulan
informasi yang lebih lengkap, kegunaan dari sistem tersebut (apakah sistem
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Peneliti mengadakan penelitian secara
Subyek Penelitian:
1. Pimpinan Perusahaan.
3. Bagian Akuntansi.
4. Bagian Produksi
5. Bagian Personalia
Obyek Penelitian:
31
32
1. Wawancara
2. Dokumentasi
perusahaan.
limbah tersebut.
diperhatikan, yaitu:
berbeda.
ditentukan tarif tiap pool dengan membagi total biaya per pool tersebut
penggeraknya.
ke tipe limbah yang berbeda, biaya per unit untuk setiap tipe limbah
dapat diestimasi.
proses, departemen, atau pusat biaya dan informasi biaya per unit dari
limbah.
jenis limbah yang dihasilkan. Biaya pengolahan setiap jenis limbah yang
sistem ABC.
A. Sejarah Perusahaan
17 pabrik gula. Tahun 1942, Jepang masuk ke Indonesia dan merebut semua
pabrik gula tersebut. Dari 17 pabrik tersebut, tinggal 12 pabrik saja yang
tanaman palawija dan padi untuk keperluan tentara Jepang. Hal ini terjadi
daerah.
Pabrik gula Madukismo berdiri dengan akte notaris dan mulai dibangun
dengan akte notaris Nomor 11 notaris Raden Mas Soerjanto P, SH. Saham-
saham dari badan usaha ini sebagian besar dibeli oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono IX yaitu sebesar 75% dan oleh Pemerintah Indonesia sebesar 25%.
perusahaan baik asing, swasta maupun semi swasta. Maka, mulai tahun
36
37
(BPUPN).
B. Lokasi Perusahaan
memiliki dua usaha yaitu: Pabrik Gula (PG) Madukismo dan Pabrik Spiritus
(PS) Madukismo. Produk utama PT Madu Baru adalah gula pasir/ GKP (Gula
38
Kristal Putih) mutu dari produksi ini dipantau oleh P3GI (Pusat Penelitian
murni (95%) dan Spiritus bakar (94%). Mutu dari produk sampingan ini
Masa produksi setiap pabrik diperkirakan 5-6 bulan/tahun (24 jam sehari).
1. Pabrik Gula
2. Pabrik Spiritus
Bahan baku dari PG Madukismo ± 10.000-12.000 ton per tahun atau 50%
Hasil alkohol 2,5-3,5 juta liter per tahun dipasarkan sebagai alkohol murni
3. Bambang Sumardiko
E. Proses Produksi
Proses produksi gula dan tetes PT Madu Baru adalah sebagai berikut:
diperoleh sekitar 30% dari tebu dan digunakan untuk bahan baku di
b. Pemurnian Nira
hampa).
c. Penguapan Nira
terlarut 16% dan dapat dinaikkan menjadi 64% yang disebut dengan
d. Kristalisasi
Sistem yang dipakai adalah ACD. Gula A sebagai gula produk, Gula
C&D sebagai bibit (seed) serta sebagian dilebur untuk dimasak lagi.
daya sentrifugal.
Dengan alat penyaring gula, SHS dari puteran SHS dipisahkan antara
gula halus, gula kasar, gula normal. Gula normal dikirim ke gudang
EXTRACTING
PEMURNIAN NIRA
Blothong/limbah
padat
PENGUAPAN NIRA
Tetes
KRISTALISASI
PUTERAN GULA
GULA
a. Masakan
Tetes diencerkan dengan air sampai kadar tertentu dan ditambah nutrisi
b. Peragian
Dilaksanakan bertahap mulai 3000 liter, 18.000 liter dan 75.000 liter
dengan waktu peragian utama berkisar antara 36-40 jam dan kadar
alkohol 9-10%.
c. Penyulingan
Kolom Vorloop
Kolom Rektifiser
Kolom Nachloop
Hasil atas alkohol teknis kadar 94% ditampung hasil. Hasil bawah
d. Methylasi
e. Spiritus
TETES TEBU
air dan nutrisi
MASAKAN
PERAGIAN
CO2
PENYULINGAN
Limbah cair
(Vinase)
ALKOHOL
Methylin Blue Methyl alkohol
Minyak Tanah
METHYLASI
SPIRITUS
F. Bagian Personalia
Yaitu tenaga kerja yang bekerja hanya pada waktu tertentu saja
misalnya dipekerjakan hanya pada saat musim giling. Tenaga kerja ini
dibedakan menjadi:
Tanpa Istirahat
a. Hari Minggu
berhak menikmati cuti selama satu bulan penuh. Cuti tersebut dapat
3. Jaminan Sosial
d. Perumahan dinas;
f. POLIKLINIK KB perusahaan;
h. Tempat ibadah;
j. Pakaian dinas;
k. Biaya pengobatan;
m. Kendaraan;
G. Kebijakan Akuntansi
(Historical Cost).
46
langsung.
Pendapatan dari penjualan gula, tetes, alkohol dan spiritus diakui saat
pemindahan hak kepada pembeli sedang beban diakui pada saat terjadinya
(accrual basis).
4. Setara Kas
5. Piutang usaha
Piutang usaha dibagi dua yaitu piutang lancar (yang tinggi kemungkinan
tidak tertagih. Piutang yang lebih besar dari 5 tahun dihapuskan dari
6. Persediaan
Persediaan gula dan tetes dicatat sebesar nilai terendah antara nilai
kristal putih yang akan dicapai dikalikan dengan harga terendah antara
7. Aktiva Tetap
Pengeluaran dalam rangka hak guna bangunan atas tanah dikapitalisasi dan
Aktiva tetap yang dipergunakan lagi atau dijual dikeluarkan dari kelompok
aktiva tetap berikut akumulasi, penyusutan dan Rugi Laba yang timbul
8. Beban Ditangguhkan
PT Madu Baru memiliki dua pabrik yaitu Pabrik Gula (PG) dan Pabrik
Spiritus (PS). PG menghasilkan dua produk yaitu gula dan tetes sedangkan PS
empat jenis limbah. Keempat jenis limbah tersebut meliputi limbah padat
(blothong), cair (vinase dan air cucian), gas (asap dari pabrik) serta bahan
berbahaya dan beracun (oli dan aki bekas). PG dalam proses produksi
menghasilkan limbah yang berupa: blothong, air cucian, oli bekas, aki bekas dan
asap pabrik. Sedangkan PS menghasilkan: vinase dan air cucian. Dari limbah
yang dihasilkan tersebut, hanya limbah gas saja yang belum dapat tertangani
dengan baik, jenis limbah yang lain sudah diolah oleh perusahaan. Limbah padat
perkebunan tebu, limbah cair diolah lewat Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) sehingga tidak mencemari sungai, limbah B3 yang berupa aki bekas
dikirim ke IMLI (Instalasi Mengolah Limbah Industri) sedangkan oli bekas diolah
49
50
Biaya pengolahan limbah yang diakui oleh perusahaan adalah semua biaya
51
52
seluruh biaya bersama produk gula dan tetes dan dianggap memberikan
estimasi yang mudah dan cukup baik bagi penentuan biaya pabrik
dalam akun biaya pabrik yang akan berpengaruh pada harga pokok
53
secara terpisah. Dengan urutan sebagai berikut: biaya pengolahan limbah cair,
B3 lalu padat. Lalu penghitungan ketiga jenis limbah tersebut diringkas dalam
subbab penghitungan harga pokok produksi setiap jenis produk. Tabel 5.3
2006.
54
karena jenis limbah yang dihasilkan PT Madu Baru adalah limbah lain-
55
mentah, biaya konversi dan biaya pelepasan (disposal cost). Tabel 5.5
tahun 2006.
56
Limbah Cair
Proses di IPAL
Dialirkan ke sungai
Gambar VI Flow Chart Aktivitas Pengolahan Limbah Cair
Sumber: PT Madu Baru, 2007
57
produksi.
58
59
60
61
diperlukanlah tarif biaya per pool. Tarif biaya per pool tersebut lalu
62
63
64
tersebut.
Limbah B3 (oli) berasal dari PG, oleh karena itu produk dari PS tidak
83% untuk produk gula dan 17% untuk produk tetes. Persentase
65
oli
diolah
Disimpan/digunakan
66
67
tetap:
dengan durasi empat jam. Sekitar 3 2/3 jam TKL digunakan untuk
Tarif per jam dihitung dari jumlah gaji selama satu bulan dibagi 30
68
diperlukanlah tarif biaya per pool. Tarif biaya per pool tersebut lalu
menentukan biaya pengolahan limbah oli per produk. Tabel 5.25 dan
69
70
Blothong
Diolah di PT Viktori
Pupuk organik
Dibawa ke kebun
menetapkan penggunaan dasar alokasi sebesar 83% untuk produk gula dan
17% untuk produk tetes. Alokasi biaya pengolahan limbah padat hanya
dialokasikan pada produk gula dan tetes karena limbah padat hanya
71
Biaya pengolahan limbah padat yang terjadi pada tahun 2006 sebesar
dan biaya pengangkutan limbah padat yang telah diolah ke kebun untuk
padat tiap produk lalu membagi hasilnya dengan kuantitas per produk.
72
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pembebanan biaya yang terlalu besar
sebagai akibat dua kali pembebanan. Tabel 5.29 dan tabel 5.30
Tabel 5.29 Penghitungan Harga Pokok Produksi untuk produk Gula dan Tetes
Keterangan Gula Tetes Jumlah
Total Biaya produksi Rp42.500.522.353,82 Rp8.303.917.268,65 Rp50.804.439.622,47
Biaya pengolahan limbah untuk PG (menurut
perusahaan) (202.017.357,30)+ (40.064.556,85)+ (242.081.914,15)+
Total Biaya produksi tanpa biaya pengolahan limbah 42.298.504.995,52 8.263.852.711,80 Rp50.562.357.708,32
Jumlah Produk (kg) 10.995.526 12.389.855 23.385.381
HP Produksi per kg tanpa biaya pengolahan limbah Rp 3.846,88 Rp 666,99
HPP Produksi menurut WCMS
HP Produksi per kg tanpa biaya pengolahan limbah Rp 3.846,88 Rp 666,99
Biaya pengolahan limbah Cair 2,50 0,43
Biaya pengolahan limbah B3 0,29 0,05
Biaya pengolahan limbah Padat (alokasi penuh) 16,53+ 3,10+
19,32+ 3,49+
HPProduksi dengan WCMS (per kg produk)
3.866,20 670,48
Sumber: Data diolah
73
Tabel 5.30 Penghitungan Harga Pokok Produksi untuk produk Alkohol dan Spiritus
Keterangan Alkohol Spiritus Jumlah
Total Biaya produksi Rp31.294.349.123,54
Biaya pengolahan limbah untuk PS (menurut (20.440.082,90)+
perusahaan)
Total Biaya produksi tanpa biaya pengolahan limbah 31.273.909.040,64
Jumlah Produk (liter) 6.415.851,02
HP Produksi per liter tanpa biaya pengolahan limbah Rp 4.874,48
HP Produksi menurut WCMS
HP Produksi per kg tanpa biaya pengolahan limbah Rp 4.874,48 Rp 4.874,48
Biaya pengolahan limbah Cair 3,30 4,94
Biaya pengolahan limbah B3 0,00 0,00
Biaya pengolahan limbah Padat (alokasi penuh) 0,00+ 0,00+
3,30+ 4,94+
HP Produksi dengan WCMS (per liter produk)
4.877,78 4.879,42
74
75
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang terjadi selama tahun 2006. Kemudian, biaya yang sudah terukur
Penghitungan WCMS dibagi ke dalam tiga jenis limbah yaitu limbah cair,
limbah cair, B3 dan padat menyebabkan naiknya harga pokok tiap produk.
76
77
B. Keterbatasan Penelitian
terkait dengan aktivitas dan biaya aktivitas yang belum tersedia sehingga
78
dalam biaya produksi yang lain. Asumsi ini dapat salah, sehingga
C. Saran
biaya aktivitas pengolahan limbah. Hal ini menjadi penting karena WCMS
79
DAFTAR PUSTAKA
Carter, William K. dan Usry Milton F. 2004. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba
Empat.
Halim, Abdul dan Arief Surya Irawan. 1998. “Perspektif Akuntansi Lingkungan;
Suatu Tinjauan Teoritis mengenai Dampak Isu Lingkungan terhadap
Akuntansi”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol.13. Yogyakarta:
UGM. hal. 18-31.
80
Hongren, dkk. 1997. Cost Accounting. Ninth Edition. New Jersey: Prentice Hall
International.
Polimeni, Ralps., Sheila A. Handy and James A. Cashin. 1993. Theory and
Problem of Cost Accounting. Singapore: McGraw Hill.
Wong Hui Mien alias Kiky. 2003. Pembebanan Biaya Pengolahan Limbah ke
Harga Pokok Produk dengan menggunakan a Waste Cost Management
System Studi Kasus pada PT Bintan Lagoon Resort. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan
ADMINISTRATUR
KASI LABORAT
KASI INTALASI
PS
KASUBSI ANALISA
KASUBSI
KASUBSI PENGOLAHAN
PENGOLAHAN
1 Biaya Produk Biaya Pabrik Spiritus Bi. umum dan Direksi Jumlah
Pimpinan dan TU Rp 0,00 Rp 5.490.962.693,85 Rp 5.490.962.693,85
Pembibitan Alkohol dan Spiritus 24.794.354.679,02 24.794.354.679,02
Pemeliharaan* 138.784.133,79 138.784.133,79
Pembungkusan 29.916.395,00 29.916.395,00
Eksploitasi Angkutan Motor 533.345.385,58 533.345.385,58
Penyusutan 220.159.977,22 86.825.859,08 306.985.836,30
25.044.431.051,24 6.249.918.072,30 31.294.349.123,54
Alokasi Biaya usaha 98.251.050,00 736.299.283,59 834.550.333,59
Alokasi Biaya Bunga 1.568.472.388,00 1.568.472.388,00
Alokasi Biaya Lain-lain 209.373.543,21 209.373.543,21
Total Biaya Produk 25.142.682.101,24 8.764.063.287,10 33.906.745.388,34
2 Hasil produksi Alkohol tahun 2006 (Dlm Liter)
Alkkohol Murni 5.331.800,00
Alkohol Teknis 1.069.900,00
Produksi Alkohol Tahun 2006 6.401.700,00
Spiritus Baku 444.151,02
Pemakaian Alkohol untuk Methilasi
Alkohol murni 430.000,00
Alkohol Teknis 0,00
430.000,00
Tambahan Produksi 14.151,02
Jumlah Produksi Alkohol /Spiritus tahun 2006 6.415.851,02
Rp 31.294.349.123,54
3 harga per liter alkohol/spiritus = 6.415.851,02 Rp 4.877,66
4 Persediaan per 31 Desember 2006 Dalam liter
Spiritus Bakar 64.181,00 Rp 4.877,66 Rp 313.053.096,46
Alkohol murni 158.014,00 4.877,66 770.738.567,24
Alkohol Teknis 493.681,00 4.877,66 2.408.008.066,46
Nilai persediaan 31 Desember 2006 3.491.799.730,16
Sumber: PT/PG Madubaru, 2007
Lampiran 5 Penghitungan Biaya Aktivitas
Tarif per jam TKL x Hari kerja x Proporsi jam kerja sehari x Jml TKL