Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ricky Surya Wijaya

Kelas : RPL POLBAN 2019

Manufacturing of Hollow Fiber Membrane


Venkatesh D. Vandekar
Membran merupakan lapisan film yang berfungsi untuk memisahkan 2 fluida. Menurut
IUPAC terdapat 3 tipe membrane berdasarkan ukuran pori-porinya :
1. Microporous (dp<2nm)
2. Mesoporous (2nm < dp < 50 nm)
3. Macroporous (dp > 50 )
Membrane dapat bersifat netral atau bermuatan serta partikel yang dialirkan dapat bersifat pasif
atau aktif. Beberapa hal yang mempengaruhi sebuah membrane dalam aplikasinya yakni seperti
tekanan operasi , konsentrasi fluida , chemical yang digunakan atau gradient electrical pada sebuah
aplikasi membrane. Secara umum, membrane dapat dibagi menjadi : membrane sinstesis dan
membrane biologi. Aplikasi penggunaan membrane tersebut seperti waste water treatment , water
treatment , water recycling, RO pretreatment , protein separation/concentration , endotoxin
removal.
a. Membran sintetis:
Membran buatan atau membran sintetik merupakan membran buatan yang biasanya ditujukan
untuk keperluan pemisahan baik skala laboratorium dan industri. Membrane sintesis dapat
diproduksi dari bahan organik seperti polimer dan cairan serta bahan anorganik. Selain itu,
sebagian besar membran sintetis yang digunakan secara komersial dalam skala industri pemisahan
terbuat dari struktur polimer. Contoh Membran sintetis yang terkenal digunakan dalam proses
pemisahan yaitu seperti pemurnian air, reverse osmosis, dehidrogenasi gas alam, penghilangan
partikel sel dengan mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi, penghilangan mikroorganisme dari produk susu,
dan dialisis
b. Membran polimer
Membran polimer merupakan pemimpin di pasar industri pemisahan membran. dikarenakan
kinerjanya yang sangat kompetitif dan harganya ekonomis. Polimer harus menjadi membran yang
cocok dalam hal kekakuan rantai, interaksi rantai, stereoregularitas, dan polaritas kelompok
fungsionalnya. Polimer harus dapat diperoleh dan dengan harga yang ekonomis untuk memenuhi
kriteria biaya rendah dari proses pemisahan membran. Banyak polimer membran dimodifikasi
khusus, atau diproduksi sebagai ko-polimer untuk meningkatkan sifatnya.
Polimer yang paling umum dalam sintesis membran adalah selulosa asetat, Nitroselulosa, dan ester
selulosa (CA, CN, dan CE), polisulfon (PS), polieter sulfon (PES), poliakrilonitril (PAN),
poliamida, polimida, polietilena dan polipropilena (PE). dan PP), polytetrafluoroethylene (PTFE),
polyvinylidene fluoride (PVDF), polyvinylchloride (PVC).
c. Hollow fiber membrane (HFM):
Saat ini hollow fiber membrane digunakan dalam berbagai aplikasi. Keuntungan utama hollow
fiber membrane dibandingkan konfigurasi lainnya adalah luas permukaan yang besar
dibandingkan rasio volume. Terdapat 3 teknik dalam pembuatan Hollow fiber membrane: melt
spinning, dry spinning and wet spinning.
1. Melt Spinning
Proses
Proses Proses
Pendinginan
Pemanasan Ektrusi
Furnace Hollow fiber
Polimer Spinneret membrane yang
Polimer Polimer Polimer seragam
padat cair padat
Note:

Diameter <50pm,
Ketebalan 5 pm dan
tingkat spinning > 1000 meter/menit

2. Dry Spinning
Pelarut
Pemanasan
Dilarutkan Polimer padat
Polimer Furnace dengan serat
Polimer Polimer Polimer yang tipis
padat cair padat

3. Wet Spinning
Sebagian besar serat berlubang yang digunakan dalam proses membran teknis dipintal oleh teknik
spinning basah Semua jenis morfologi membran dapat diperoleh dengan teknik ini karena banyak
parameter yang terlibat dapat bervariasi. Metode yang digunakan untuk pembuatan HFM juga
tergantung pada jenis polimer yang digunakan, berat molekulnya.
Spinneret tube-in-orifice yang sekarang terutama digunakan untuk teknik wet spinning ini
memiliki kelemahan seperti kondisi dalam celah udara sulit dikendalikan. Oleh karena itu, triple
orifice spinneret baru telah dikembangkan yang memungkinkan kontrol yang jauh lebih baik dari
kondisi yang berlaku untuk spinning semua jenis serat berlubang. Proses wet spinning dan
komponen umum yang terlibat diberikan di bawah ini :
4. Proccess
Polimer dan air dari tangki masing-masing kemudian dilewatkan melalui spinneret pada
kecepatan yang berbeda. Biasanya air digunakan untuk menjaga diameter lubang konstanta HFM.
Serat ini kemudian diekstrusi melewati bak air yang konstan dan dianginkan dibobbin.
Pembentukan HFM yang sebenarnya dimulai pada celah udara antara spinning dan penangas air.
HFM menjadi halus dan fleksibel dalam tangki air. Berdasarkan persyaratan, Spinneret yang
digunakan jenis yang berbeda. multi-bored atau single-bored. Ini mungkin memiliki dua lubang
konsentris untuk lapisan tunggal atau tiga lubang konsentris atau lapisan ganda. Spinneret multi-
bored digunakan untuk meningkatkan jumlah lapisan HFM.
5. Potting and Module/Cartridge Making Process
Setelah proses spinning serat dipotong ke ukuran tertentu sesuai dengan shell atau tempat
penampang. Setelah ini, serat disimpan dalam bundel untuk proses potting. Potting adalah proses
enkapsulasi serat. Sebelum proses potting, penampang serat bundel biasanya diisi dengan Plaster
of Paris (POP) sehingga lubang serat tertutup, hal ini dilakukan agar larutan potting tidak akan
masuk ke dalam serat selama proses. Potting dilakukan hanya pada bagian kecil dari kedua ujung
bundel HFM

Hollow Fiber Membrane telah berhasil digunakan dalam air industri, air limbah industri, dan
aplikasi pemprosesan minuman di seluruh dunia. Hollow Fiber Membrane memiliki ukuran pori
dalam kisaran 0,01 hingga 0,1 mikron. Dalam teknologi pemurnian air industry dan minuman
Hollow Fiber Membrane dapat menangkap bakteri, virus, kista, materi koloid dan kekeruhan
Sehingga menghasilkan air yang aman secara biologis sekaligus untuk mengolah air yang tidak
murni.

Anda mungkin juga menyukai