Anda di halaman 1dari 22

Pengolahan Pabrik

Limbah industri kelapa


sawit
Oleh : Kelompok 4
NAMA KELOMPOK 4
1. GLORIA STEPHANI SIHOMBING / 2101083

2. INTAN YULIA PRASTIKA HUTABARAT / 2101087

3. NELLA BERLYANA SIBARANI /2101097

4. WAHYU AGUNG NARAYUDHA SIMAMORA /2101119


Proses produksi CPO memiliki beberapa tahap, proses dimulai dari
tahap penerimaan tandan sawit segar (TBS) yang dilakukan di loading
ramp. Tahap berikutnya adalah sterilisasi, yaitu perebusan buah
dengan steam.Untuk menghasilkan CPO, PKS juga menghasilkan
limbah.Limbah yang keluar dari PKS Dapat berbentuk padatan, dan
cair. Limbah yang keluar dari PKS sebenarnya belum bisa dikatakan
100% sebagai limbah, lebih tepat dikatakan produk samping yang
dapat dimanfaatkan.
Mau tau Limbah Yang
Dihasilkan dan
pengolahannya ?????
Macam - Macam
limbah PKS
1. Tandan kosong
Tandam kosong merupakan limbah Yang paling banyak
yang terdapat di Pabrik kelapa sawit.Bahan ini memiliki
kandungan protein 3,7% dan memiliki tekstur yang keras

2. Serat perasan buah


Serat sisa pemerasan buah sawit merupakan serabut yang
berbentuk benang
3.Palm Oil Mill Effluent(POME)
POME ialah air buangan yang dihasilkan oleh pabrik
kelapa sawit utamanya berasal kondensat rebusan, air
hidrosiklon, dan sludge separator.

4.Solid Membran
Limbah ini disebut solid heavy phase limbah ini berbentuk
pasta yang bewarna kecoklatan dengan kadar air 90%
1. Fit fat
Proses limbah yang datang dari proses produksi bercampur dengan minyak kelapa sawit
menuju fat fit yang berfungsi sebagai penyaring dan penangkap minyak, dimana suhu
limbah masih sangat tinggi bila dilihat dilapangan masih beruap muncul dari atas
permukaan limbah. Limbah yang pada umumnya berwarna kuning dan bercampur
dengan warna coklat memasuki alat penangkap lemak (FAT FIT) dan kandungan minyak
yang berada diatas permukaan air akan tertahan oleh fat fit yang kemudian akan
dipompakan kembali kebagian proses produksi. Selanjutnya limbah dilewatkan lagi
melalui kolam-kolam (bak-bak) yang dipasang secara seri dimana limbah masuk dari bak
yang satu ke bak berikutnya dengan aliran secara over flow
2. Pendinginan
Proses pendinginan bertujuan untuk mengurangi kadar minyak masuk
kedalam kolam pengasaman, kelebihan konsentarsi minyak dapat membuat
kesulitan dalam pengoperasian selanjutnya. Pendinginan penting dalam
mempersiapkan kondisi kehidupan bakteri mesofilik. Dengan temperatur
sekitar 380C maka bakteri akan berkembang dengan baik. Dengan lama
penahan limbah ± 5 hari, bagian minyak yang terapung diatas permukaan
dikembalikan ke bagian produksi untuk diolah lanjut, kolam ini biasanya
berukuran lebar dan dangkal.
3. Pengasaman
Pada umumnya limbah mempunyai PH yang sangat rendah berkisar
4,2-4,9 dimana mikroba bakteri tidak dapat hidup dan berkembang biak.
untuk itu perlunya dilakukan suatu suasana yang netral dengan PH 6,5
sampai PH 7,5 peningkatan suasana keasaman ini disebabkan oleh dua
hal. Yaitu bekerjanya bakteri pembentuk asam dalam upaya merombak
bahan padatan organik dan kedua adanya recycle/penambahan limbah
dari kolam anaerobik dimana PH mengalami peningkatan.
4. Anaerobik
Kondisi anaerobik sangat dibutuhkan dikolam ini, tingginya konsentrasi padatan
memasuki kolam pengasaman, suasana aerobik yang sudah tercipta sebelumnya, maka
kedalaman kolam akan menambah membantu suasana tersebut. Dengan kedalaman
kolam yang mencapai 5,5 meter menjaga agar suasana anaerobik dapat merombak
bahan-bahan organik semaksimal mungkin melalui proses ini dan lintasan bertahap serta
berbeda-beda. Pada limbah ini ada tiga komponen besar yaitu karbohidrat, protein dan
lemak yang akan dirombak melalui enzyme kemudian dilanjutkan dengan proses
hidrolisa dan terakhir perombakan oleh bakteri metanogen. Kolam anaerobik dibuat
biasanya terdiri dari dua unit dan dinstalasi secara seri agar proses dapat dilanjutkan
pada kolam berkitnya sehingga padatan organik menjadi lebih rendah bila memasuki
kolam aerobik.
5. FAKULTATIF
Kolam fakultatif pada umumnya mempunyai kedalaman 2,5 meter dengan masa
penahanan 16 hari atau lebih, lapisan bawah biasanya masih bersuasana anaerobik
karena adanya padatan organik yang tinggi sukar ditembus cahaya matahari. Pada
lapisan ini tengah terdapat suasana intermediate dimana terdapat bakteri yang
dapat hidup dalam kondisi dan situasi aerobik maupun anaerobik. Pada sebagian
lapisan permukaan atas mulai ditumbuhi algae yang menunjukan bahwa proses
aerobik mulai berlangsung. Kondisi limbah yang mulai menunjukan kejernihan
dan dalam kondisi semacam itu sangat baik menunjang kehidupan ganggang.
6. AEROBIK
Biasanya kolam aerobik teridiri dari 2 buah kolam yang dibuat paralel dan
dioperasikan secara seri, biasanya BOD yang masuk kekolam ini sekitar 400
mg/lt. Dalam kolam ini oksigen sangat dibutuhkan oleh bakteri untuk
mempertahankan hidupnya dimana oksigen yang didapat dari oksigen terlarut
dimana terdapat keseimbangan antara atmosferdengan air secara alami. Oksigen
disini sangat dipengaruhi oleh PH dan komposisi oksigen dalam udara, Dengan
adanya cahaya matahari yang menjadi sumber energi bagi ganggang
selanjutnya akan membentuk ganggang yang baru dan memproduksi oksigen,
Kolam aerobik biasanya sering disebut kolam stabilisasi dimana terdapat pula
proses aerobik didalamnya.
Gak selamanya limbah

gak bisa dimanfaatkan


Land aplication
Metode atau cara penerapan land aplication yang pada umumnya dengan dapat
mempertimbangkan kondisi spesifik lapangan yang terdiri dari 7 faktor utama seperti :

1. Jenis dan quantity dari limbah yang tersedia


2. Bentuk permukaan tanah pada areal objeK

3. Jenis tanah dan kedalaman air tanah

4. Luas areal yang tersedia dan jarak dari instalasi pengolahan air limbah

5. Jarak areal dengan sumber-sumber air yang ada

6. Biaya investasi, operasional dan pemeliharaan

7. Jarak dengan pemukiman penduduk


Metode pemanfaatan
Sedangan metode yang paling umum digunakan pada perkebunan kelapa
sawit adalah Flat bed atau long bed sistem Furrow sistem Springkler
sistem Traktor/tanker sistem
Inilah

penjelasannya !!!
Flat bed atau long bed sistem

Sistem ini biasanya digunakan untuk lahan yang relatif landai/datar dengan slope ± 100, kolam yang digunakan
disebut flat bed dengan ukuran lebar 3m-3,5m, kedalaman 15cm-20cm dan panjang 4,5- 6m dan kolam long bed
dengan ukuran 3m-3,5m, kedalaman 15cm-20cm dan panjang kolam sepanjang mengkin tergantung dari kondisi
permukaan tanah
* Keuntungan : Memiliki kapasitas yang lebih tinggi dibanding dengan sistem furrow sistem Sesuai digunakan pada
daerah yang berbukit landai/relatif datar Distribusi limbah pada tanaman kelapa sawit lebih merata dan penyerapan
unsur hara pada tanah lebih bagus Pengaruh erosi tanah lebih sedikit Jarang tersumbat Biaya investasi lebih rendah
di banding springkler
* Kekurangan: Biaya investasi dan operasional lebih mahal dibandingkan dengan furrow sistem Dapat merusak
pokok kelapa sawit apabila over feeding Lebih mempersulit kerja pemanen dibanding dengan furrow Bau lebih
menyengat.

FURROW SISTEM

Sistem aplikasi ini mengunaka parit (furrow) dengan lebar 40cm, kedalaman 30cm dengan panjang tergantung
kondisi lahan dilapangan. Sistem ini dibuat pada pusat (center) setiap 2 gawangan pokok kelapa sawit.
* Kelebihan : Pada volume yang sama, areal yang diperlukan lebih kecil Biaya investasi lebih murah dibandingkan
dengan sistem springkler maupun flat bed/long bed sistem Potensi merusak pokok kelapa sawit relatif kecil
dibanding dengan flat bed/ long bed sistem Cocok digunakan pada daerah dengan jenis tanah clay atau lempung
Lebih mudah perawatannya
* Kerugian : Dipengaruhi oleh erosi tanah Mudah tersumbat dan mudah meluap Perlu pengontorolan selama
pengairan limbah cair Biaya operasional lebih tinggi di banding flat bed/long bed sistem ataupun tractor sistem
Splinker sistem

Sistem ini mengunakan rangkaian jaringan pipa yang berfungsi untuk mengaliri/mendistribusikan limbah
cair ke lahan yang akan diaplikasikan seperti pada areal yang landai dan areal yang rata.

* Keuntungan : Kapasitas pengiriman limbah cukup tinggi Dapat mendistribusikan limbah cair pada areal
yang luas Tidak dipengaruhi oleh kontur tanah Tidak dipengaruhi oleh erosi tanah

* Kerugian : Biaya investasi dan operasional lebih tinggi Membutuhkan perawatan yang lebih Pipa dapat
tersumbat dan pecah Sprinkler dapat macet karena tersumbat

TRAKTOR/TANKER SISTEM
Sistem aplikasi limbah cair dengan mengunakan alat angkut traktor atau tanker

* Keuntungan: Biaya investasi dan operasional paling murah ibanding dengan ketiga sistem lainnya. Dapat
mengaplikasikan limbah cair pada areal yang jauh dari IPAL

* Kerugian : Potensi pencemaran diluar areal relatif tinggi Kapasitas aplikasi limbah cair lebih rendah
Dipengaruhi oleh kondisi infrastruktur jalan maupun jembatan di areal aplikasi Di pengaruhi musim
Dipengaruhi kondisi traktor/tanker Aplikasi limbah cair sewaktu-waktu dapat terhenti total Mudah
tersumbat dan mudah meluap Perlu pengontrolan selama pengairan limbah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai