Anda di halaman 1dari 63

Texturing Technology

Pendahuluan
• Texturing dikembangkan mulai tahun 1950-an dan
sukses dikomersialisasikan
• Hasil benang texture pada saat itu dikenal dengan:
• Bulked yarns
• Strech yarns
• Crimped yarn
• Empat metode texturing mulai dikenalkan pada tahun
1959:
• false-twist
• a stuffer-box (Ban-lon)
• edge crimping (Agilon)
• air-texturing (Taslan)
(a) Stretch yarn by false-twist technique.
(b) Agilon (edge-crimped) monofilament.
(c) Agilon multifilament yarn.
(d) Ban-Lon (stuffer-box) yarn.
(e) Taslan (air-textured) yarn.
Reproduced from Wray (1960)
Karakteristik Benang

Reproduced from Piller (1973). Courtesy of World Textiles Publications, Bradford.


Perubahan proses manufaktur benang filamen
Metode texturing saat ini
1. False-twist Texturing
1. False-twist Texturing
Prinsip dasar:
1. Memberikan antihan (twist) sebanyak-banyaknya
kepada benang
2. Memantapkan twist dengan panas (heat set)
3. Membebaskan twist kembali (untwist)
Mekanisme dasar mesin texturing
pada tahun 1950

FALSE-TWIST FALSE-TWIST CRIMPING


CRIMPING MODIFIED STRETCH
Perkembangan Proses Texturing
• The Fluflon machine adalah mesin pertama
yang digunakan untuk proses false-twist
texture nylon
• Memiliki beberapa feature yang menarik
• Merupakan modifikasi dari mesin uptwister
yang telah ada
• Bahan baku berupa benang nylon FDY,
dengan twist 1/cm
• Tegangan pada texturing-zone dikendalikan
oleh pig-tail
• Panjang pemanas (heater) sekitar 15 cm
berupa tabung keramik dengan tipe non-
contact heater
• False-twist spindle terdiri dari pulley yang
terpasang diujung tabung spindel yang
berputar dengan kecepatan 30000 rpm
• Kecepatan produksi: 10 m/min
The Fluflon machine
Perkembangan kecepatan
produksi false-twist texturing
Perkembangan Teknologi False-
Twist Texturing
• Friction Twister
• Dikembangkan oleh The British Nylon Spinners (BNS)
• Berupa tabung yang bolong dengan bagian dalam
dilapisi karet
• Tabung berputar dan benang melewati permukaan karet
• Teknologi friction twist lainnya
Belt twist

(dikembangkan oleh Murata)


Proses False-twist/draw-texturing
• Tujuan: memperbaiki kekuatan Tarik dan
penampakan/perabaan hingga seperti benang
staple
• Prinsipi kerja: penang POY secara simultan
mendapatkan penarikan (drawing), pemanasan
(heating), dan antihan (twisting)
• Tiga komponen utama dalam false-twist texturing
yang bisa diatur kombinasinya:
• Tension
• Twist
• Temperatur
Mesin Draw-texturing
Terdiri dari :
1. Creel, untuk tempat benang bahan baku
2. Dua poros , yang diantara keduanya benang
mendapatkan pemanasan, penarikan, didinginkan,
dan dilewatkan ke peralatan pemberi antihan (twist
inserting device)
3. Dua poros, yang diantara keduanya benang
mendapatkan pemanasan untuk relaksasi
4. Peralatan untuk pemberian oli pada benang
5. Peralatan penggulung benang
Profile mesin: jalannya benang pada mesin dapat
membentuk huruf seperti M, V, L, S
Pemberian Twist (twist insertion)
• Jantung proses draw-
texturing adalah peralatan
pemberi twist (twist-
insertion device)
• Peralatan ini dapat berupa
friction twist unit
• Setelah proses twist
inserting twist benang
dibuka kembali sehingga
mendapatkan benang yang
memiliki crimp (ikal) dan
mengembang (bulk)
Metoda lain pemberian crimp
1. bush crimping;
2. spindle or pin crimping;
3. ring crimping;
4. crossed-belt crimp;
5. stacked discs.
Metoda yang paling banyak digunakan adalah
metoda stacked discs
Mekanisme stacked discs
• Benang mendapatkan twist pada kecepatan tinggi oleh
piringan (discs) pada friction unit,
• The twist is transmitted back up the yarn path on to the
primary heater where, as the yarn has been ‘softened’ by
the heater and cooled on the plate, it is set into its
molecular structure or ‘memory’.
• This is why the yarns that are processed by the false-twist
texturing process must be thermoplastic in nature. It is also
the reason why the process is sometimes described as a
torsion-texturing process in scientific journals.
• As the yarn exits the friction unit, it untwists in the opposite
direction to that above the unit but, as the yarn is now cold,
it does not affect the sense of twist or torsion set in the
yarn’s memory.
Mekanisme Friction Twist Unit
Material Friction discs
1. ceramic;
2. polyurethane;
3. nickel/diamond;
4. plasma-coated ceramic

Paling banyak diaplikasikan: ceramic dan


polyurethane
Variabel proses
1. Draw ratio
Banyaknya regangan yang didapat benang diantara dua
poros, dirumuskan:

Draw ratio menentukan:


- Pertambahan panjang akhir benang texture
- Denier benang texture
- Kekuatan Tarik benang,
- Tingkat putus filament
- Kesetabilan proses
- Daya serap zat warna (dye take up) dan keseragamannya
- Mengkeret benang
2. Suhu pemanas utama

• Membantu proses peregangan dan pengantihan


benang (stretching and twisting) dengan
melembutkan benang melalui pelelehan terukur
(softening through mormalleable)
• Berpengaruh pada:
• Bulk (crimp generation)
• Dyeability
• Tingkat putus filament
• Rata-rata putus benan
Efek perubahan suhu pemanas
3. Antihan (twist insertion)
• Perubahan twist umumnya dilakukan dengan
mengubah besarnya rpm piringan twist
• Besarnya twist (D/Y ratio) dirumuskan:
4. Suhu pemanas kedua
• Kombinasi antara suhu dan kecepatan benang pada
pemanas kedua berpengaruh terhadap mengkeret
benang (yarn shrinkage) akhir
• Suhu yang lebih tinggi pada pemanas kedua akan
mengurangi mengkeret benang yang dihasilkan,
dan sebaliknya
Bentuk gulungan benang
Untuk menghasilkan gulungan benang yang baik
maka harus diperhatikan:
1. Karakteristik benang yang digulung
2. Penggunaan akhir dari benang
Beberapa cacat gulungan:
Tipe-tipe mesin draw texturing
Penggunaan intermingling air-jet dalam draw-
texturing

Alasan penggunaan air-jet dalam draw texturing


process:
1. Untuk mengikat filamen apabila benang
terdiri dari lebih dari satu monofilamen,
sangat bermanfaat untuk meningkatkan
efisiensi pada pertenunan dan perajutan
2. Apabila benang monofilamen, air-jet dapat
meningkatkan daya ikat dengan benang spun
khususnya pada proses pertenunan sebagai
benang lusi
3. Benang dapat dibuka dengan mudah dari
gulungannya pada proses berikutnya
4. Tipe air-jet khusus dapat menghilangkan
puntiran (torque)
Struktur mingle yarn
Mekanisme intermingling air-jet

Variabel pengaturan intermingling air-


jet:
1. Tekanan udara
2. Ukuran lorong/lubang udara
3. Kecepatan benang dalam melalui
intermingle zone
4. Bentuk geometri saluran udara
5. Posisi intermingling jet pada mesin
texturing
6. Kesesuian tipe intermingling –jet
dengan benang yang diproses
Efek intermingling pada
karakteristik benang
2. Air-Jet Texturing
2. Air-Jet Texturing
• Texture terbentuk oleh interlock
mekanik (mechanical
interlocking), bukan heat-setting
• Ditemukan oleh DuPont pada
tahun 1950
• Prinsip kerja: benang filament
disuapkan ke cona semburan
udara (air-jet stream) sehingga
terjadi loop (putaran) benang
sehingga terjadi twist pada
benang, twist akan tetap ada
akibat dari penarikan benang
Air-Jet Texturing
• Bisa diaplikasikan untuk benang thermoplastic,
cellulosic atau non organik filament
• Memanfaatkan turbulensi fluid biasanya udara
bertekanan tinggi
• Loop akan terbentuk pada permukaan benang
akibat proses ini
• Hasil akhirnya benang akan terlihat seperti benang
spun (staple)
Klasifikasi Air-jet Texturing
Karakteristik
benang air-jet
texturing dan
penggunaannya
Mekanisme Air-Jet Texturing
Elemen Utama pada Mesin air-jet
texturing
Skema Mesin
Air-jet
Texturing
Skema mesin air-jet
texturing untuk
benang jahit
Teknologi lain yang terkait
texturing
• Bicomponent fibres (serat dua komponen)
• Crimp dapat terbentuk dengan struktur serat yang terdiri dari
dua komponen
• Pada spinneret disuapkan dua jenis bahan serat yang berbeda
• Mixed-shrinkage fibres (serat dengan campuran daya
kerut)
Benang inti (core yarn) yang dibuat dengan mengkombinasikan
dua jenis serat yang memiliki shrinkage berbeda
• Fibre form (bentuk serat)
Bentuk spinneret dapat menentukan sifat serat, salah satunya
dapat membentuk serat filamen yang memiliki textur
Microfiber
Ultra-fine fibres
• Polyester dapat dipintal s/d 0,1 denier
• Silk-like fabric diproduksi dengan menggunakan
ultra-fine fibre digunakan
• Diproduksi dengan teknik khusus, salah satunya
dengan proses pemisahan dua komponen serat
yang berbeda dari satu serat
Tahapan Proses pembuatan ultra-
fine fibres
1. Direct spinning
(conventional extrusion).
2. Conjugate spinning
(extrusion of polymer
components arranged
alternately):
(a) islands-in-a-sea type;
(b) separation type or splitting
type;
(c) multi-layer type.
Contoh Ultra-Fine Fibres
Mekanisme Proses pembuatan ultra-fine fibres
1. Islan in the sea
2. Splitting type or separation type spinning
3. Multi-layer type spinning
Benang buatan dan
penggunaannya

Anda mungkin juga menyukai