Anda di halaman 1dari 5

Mendengar kata fotosintesis pasti sudah nggak asing lagi 

kan, buat kamu?
Fotosintesis itu merupakan proses yang dilakukan tumbuhan untuk memproduksi zat
makanan berupa glukosa. Proses ini tidak hanya dilakukan oleh tumbuhan lho, tapi
juga dilakukan oleh alga dan beberapa jenis bakteri.

Nah, kamu sudah tahu, belum? Fotosintesis ini termasuk ke dalam


reaksi anabolisme, lho! Wah, apa itu anabolisme? Simpelnya, anabolisme itu
adalah reaksi penyusunan dari senyawa sederhana menjadi senyawa yang kompleks.
Jenis reaksi anabolisme ini ternyata tidak hanya fotosintesis, tapi ada juga yang
namanya kemosintesis. Biar lebih jelas, baca artikel ini yuk, untuk tahu bedanya
fotosintesis dan kemosintesis!

Fotosintesis
Fotosintesis, berasal dari kata foto dan sintesis. Foto artinya cahaya, sedangkan
sintesis artinya pembentukan. Jadi, fotosintesis merupakan proses penyusunan atau
pembentukan senyawa kompleks (organik) dari senyawa sederhana (anorganik) dengan
menggunakan energi cahaya. Nantinya proses ini akan menghasilkan glukosa dan
oksigen.

Baca juga: Mengenal Anatomi Organ Vegetatif pada Tumbuhan

Proses fotosintesis terjadi pada kloroplas, dimana kloroplas ini tersusun atas bagian
yang disebut sebagai grana dan cairannya yang disebut stroma. Nah, grana sendiri
merupakan tumpukan tilakoid.
Dalam prosesnya, fotosintesis menghasilkan glukosa (C6H12O6) yang disimpan dalam
bentuk amilum, serta oksigen (O2) yang akan dilepaskan. Untuk bisa melakukan
fotosintesis, diperlukan karbondioksida (CO2) yang diambil dari udara melalui
stomata. Selain itu, diperlukan juga air (H2O) yang diambil dari tanah oleh akar, lalu
didistribusikan ke daun melalui xilem. Secara sederhana, persamaan reaksi fotosintesis
dapat dituliskan sebagai berikut:

Dalam prosesnya, fotosintesis terdiri atas dua tahapan utama, Tahap yang pertama
adalah reaksi terang dan tahap yang kedua adalah reaksi gelap.

Reaksi Terang

Reaksi terang terjadi pada grana, tepatnya pada bagian membran tilakoid. Pada


reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan
produk yang akan digunakan saat reaksi gelap, yaitu ATP dan NADPH, serta hasil
samping berupa oksigen (O2) yang akan dikeluarkan ke lingkungan melalui stomata.
Dalam reaksi terang, klorofil yang ada pada daun akan menangkap cahaya
matahari. Ingat, cahaya menjadi unsur penting di fotosintesis! Jika tidak ada cahaya,
maka tidak akan terjadi reaksi terang. Energi yang ditangkap klorofil tersebut akan
digunakan untuk mentransfer elektron yang akan dipakai dalam
pembentukan NADP menjadi NADPH, selain itu tahapan ini juga melibatkan proses
pemecahan molekul air (fotolisis air) menjadi H+ dan Oksigen (O2). H+ kemudian akan
digunakan dalam pembentukan ATP, sedangkan oksigen sebagai hasil samping
akan dikeluarkan melalui stomata ke lingkungan.

Reaksi Gelap

Selanjutnya yaitu reaksi gelap atau yang dikenal sebagai siklus Calvin-Benson.


Reaksi gelap merupakan lanjutan dari reaksi terang. Reaksi gelap terjadi
pada stroma. Tujuan utama reaksi ini adalah menghasilkan karbohidrat dengan cara
mengikat karbondioksida di udara.

Baca juga: Mempelajari Tahap-tahap Pembelahan Mitosis

Sesuai namanya, reaksi gelap tidak memerlukan bantuan cahaya secara


langsung sebagai sumber energi. Hmm.. lalu pakai apa, dong?

Meski dalam proses ini tidak memerlukan cahaya secara langsung, bukan berarti
prosesnya tidak bisa berjalan ketika ada cahaya, lho. Asalkan senyawa-senyawa
yang dihasilkan pada reaksi terang sebelumnya yaitu NADPH dan ATP tersedia,
maka proses ini dapat terus berlangsung.
Reaksi gelap secara umum terdiri atas 3 tahap utama, yaitu tahap fiksasi karbon,
tahap reduksi, dan tahap regenerasi.

Tahap Fiksasi Karbon

Pada tahap fiksasi karbon, karbondioksida (CO 2) akan diikat oleh enzim rubisco
untuk digabungkan dengan RuBP. Selanjutnya, terbentuklah atom karbon yang labil
dan akan segera memecah menjadi 3-fosfogliserat (PGA).

Tahap Reduksi

Pada tahap ini, PGA selanjutnya akan direduksi oleh ATP yang diperoleh dari reaksi
terang menjadi 1,3 bisfosfogliserat (PGAL). PGAL kemudian akan direduksi lagi oleh
NADPH yang juga diperoleh dari reaksi terang menjadi gliseraldehid-3-fosfat (G3P).

Tahap Regenerasi

Pada tahap regenerasi, selanjutnya G3P yang dihasilkan akan dibawa untuk
membentuk glukosa dan sebagian besarnya akan digunakan kembali untuk
membentuk RuBP dengan bantuan ATP.

Nah, pembahasan tentang fotosintesis udah selesai, nih! Kalau gitu, sekarang kita
bahas kemosintesis, yuk!

Kemosintesis
Kemosintesis berasal dari kata kemo yang artinya kimia, dan sintesis yang artinya
pembentukan. Jadi kemosintesis itu adalah reaksi pembentukan senyawa organik
kompleks dari senyawa sederhana yang sumber energinya berasal dari energi kimia di
alam. Proses ini biasanya dilakukan oleh mikroorganisme seperti archaebacteria dan
bakteri yang tinggal di dasar laut, contohnya yaitu bakteri belerang Thiobacillus.

Tapi, gimana sih, caranya bakteri belerang Thiobacillus ini melakukan kemosintesis?

Baca juga: 5 Jenis Jaringan pada Tumbuhan Beserta Fungsinya

Jadi, di kawah dasar laut itu banyak tersedia mineral-mineral hasil muntahan
magma, seperti hidrogen sulfida (H2S). Nah, bakteri belerang ini akan bereaksi
dengan mengikat oksigen (O2) atau mengoksidasi hidrogen sulfida (H 2S)
menjadi sulfur (S), lalu sulfur akan dioksidasi lagi menjadi asam sulfat
(H2SO4) dengan diikuti pembebasan energi kimia.

Nah. energi kimia inilah yang akan digunakan untuk mereaksikan karbondioksida
dan air, serta membentuk molekul karbon kompleks (CH2O)n. Jadi, persamaan
reaksinya bisa disederhanakan sebagai berikut:

Jadi, kalau disimpulkan, baik fotosintesis maupun kemosintesis sama-sama tergolong


ke dalam reaksi anabolisme, yaitu reaksi penyusunan dari senyawa sederhana
menjadi senyawa yang kompleks. Namun, perbedaan utamanya terletak pada sumber
energinya. Sumber energi fotosintesis berasal dari cahaya, sedangkan sumber energi
kemosintesis berasal dari energi kimia di alam. 

Anda mungkin juga menyukai