Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENILAIAN STATUS GIZI

PENGUKURAN TINGGI LUTUT DAN PENGUKURAN TEBAL LEMAK


MENGGUNAKAN SKINFOLD CALIPER
DOSEN PENGAMPUH
Pepi Sugianto Umar, SKM

DISUSUN OLEH :
NAMA : NURSELA MEAMOGU
NIM : 751341121055
KELAS :2B
PRODI : DIII Gizi

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN GIZI


POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Asslamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, kemudahan, dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pengukuran tinggi lutut dan Pengukuran tebal lemak menggunakan SKINFOLD
CALIPER” makalah ini di anjurkan guna memnuhi tugas mata kuliah

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya. Di mana makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran positif, membangun sangat kami harapkan agar
laporan ini lebih baik demi kesempurnaan makalah.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan kita semua.

Wassalamualaikum Wr.Wb.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antropometri berasal dari kata Anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh
dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Dari definisi
tersebut dapat ditarik pengertian bahwa antropometri gizi adalah berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan, lingkar lengan atas dan tebal lemak bawah kulit (Supariasa, 2001)
Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai
ketidak seimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari
pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air
dalam tubuh.
Antropometri adalah satu kumpulan dan numerik yang berhubungan dengan karakteristik
fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk
penanganan masalah desain. Penerapan anthropemetri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai
rata-rata (mean) dan standar deviasinya dari suatu distribusi normal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tinggi lutut
2. Cara pengukuran tinggi lutut
3. Langkah Langkah pengukuran tinggi lutut
4. Pengertian SKINFOLD CALIPER
5. Cara pengukuran dengan SKINFOLD CALIPER
6. Langkah Langkah pengukuran tebal lemak
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tinggi lutut
2. Untuk mengetahui pengukuran tinggi lutut
3. Untuk mengetahui Langkah-langkah pengukuran tinggi lutut
4. Untuk mengetahui pengertian SKINFOLD CALIPER
5. Cara pengukuran dengan SKINFOLD CALIPER
6. Untuk mengetahui Langkah-langkah pengukuran tebal lemak
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TINGGI LUTUT
Pengukuran tinggi lutut merupakan pengukuran tinggi badan yang digunakan
untuk seseorang yang tidak dapat berdiri dengan tegak seperti lansia ataupun yang sedang
sakit sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pengukuran tinggi badan secara
normal. Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan seseorang dan dapat digunakan
untuk mengukur tinggi badan penderita gangguan tulang belakang atau seseorang yang
tidak dapat berdiri. Pengukuran tinggi badan pada lansia tidaklah mudah, dan salah satu
pengukurannya adalah dengan mengukur tinggi lutut. Berbeda dengan tinggi badan,
tinggi lutut hanya sedikit mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya usia.
Tinggi lutut direkomendasi oleh World Health Organization untuk digunakan sebagai
prediktor dari tinggi badan pada seseorang yang berusia ≥60 tahun (lansia). Proses
penuaan tidak mempengaruhi panjang dari beberapa tulang panjang, seperti lengan dan
kaki, oleh karena itu, tinggi lutut dan panjang lengan digunakan sebagai indikator dalam
pengukuran tinggi badan pada lansia (Salim, Kusumaratna and Sudharma, 2006).

B. CARA PENGUKURAN TINGGI LUTUT


Alat pengukur tinggi lutut merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tinggi
badan melalui panjang lutut. Cara kerja alat ini terdapat 2 metode, yaitu dengan posisi
duduk dan posisi tidur. Dalam posisi tidur maupun duduk, kaki harus dalam posisi siku
atau membentuk sudut . Pengukuran dicatat dalam cm dengan ketelitian 0,1 cm.
Pengukuran antropometri dilakukan sebanyak dua kali dan hasilnya merupakan rata-rata
dari kedua pengukuran tersebut. Tujuan dari alat ini adalah untuk menghitung tinggi
seseorang melalui panjang lututnya.
Pengukur tinggi lutut yang ada di masyarakat masih dengan cara manual. Masalah
yang paling menonjol adalah saat menentukan sudut siku pada lutut dan pembacaannya.
Karena dalam posisi tidur, akan lebih sulit untuk menentukan sudut siku dari pada posisi
duduk. Terbentuknya sudut siku akan mempengaruhi hasil pembacaan. Karena itu akan
menentukan tinggi sebenarnya dari tinggi lutut.
C. LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN TINGGI LUTUT
Pengukuran tinggi badan menggunakan tinggi lutut digunakan untuk pasien yang tidak
dapat berdiri dengan tegak seperti Lansia ataupun yang sedang tirah baring (bed rest)
sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukannya pengukuran tinggi badan secara
normal. adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Pasien terlentang pada tempat tidur dengan posisi tempat tidur rata
2. Paha dan betis kiri membentuk sudut siku-siku (90 derajat). Hal ini dapat dibantu
dengan diberikan penyangga diantara paha dan betis pasien
3. Pasang alat pengukur tepat pada telapak kaki bagian tumit dan lutut. Jika tidak
ada dapat menggunakan meteran
4. Baca dan catat hasil pengukuran tersebut
Selain dalam kondisi terlentang, pasien juga dapat diukur dalam posisi duduk. adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Pasien dalam kondisi duduk siap (badan tegak, tangan bebas kebawah dan wajah
menghadap kedepan)
2. Lutut kaki mebentuk sudut 90 derajat
3. Tempatkan alat pengukur tinggi lutut pada kaki sebelah kiri
4. Baca dan catat hasil pengukuran tersebut
Selanjutnya estimasi menggunakan rumus :
Laki-laki            = 64,19 + (2,02 TL) – (0,04 U)
Perempuan      = 84,88 + (1,83 TL) – (0,24 U)

D. PENGERTIAN SKINFOLD CALIPER


Skinfold Caliper merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
presentase lemak tubuh manusia. Mengapa demikian? Melalui pengukuran lipatan kulit
menggunakan alat ini, kita dapat memprediksi berapa jumlah presentase lemak tubuh
manusia. Jika kita mengukur pada titik yang tepat, maka bisa didapatkan hasil yang
paling akurat. Bahkan di katakan apabila, Akurasi pengukuran dengan skinfold mencapai
±97%.
Skinfold Caliper merupakan salah satu teknik pengukuran komposisi lemak
tubuh. Pada awal tahun 1900, pengukuran lemak tubuh mulai diperkenalkan, dan
sekarang penggunaanya sudah mulai meluas mulai pada club fitness dan tempat-tempat
latihan kebugaran lainnya. Hal ini digunakan untuk memantau cadangan lemak tubuh dan
melihat tingkat obesitas seseorang. Ada beberapa alasan digunakannya skinfold yaitu
pertama, skinfold adalah pengukuran yang baik untuk mengukur lemak tubuh bawah
kulit; kedua, ada hubungan antara lemak bawah kulit dan total lemak tubuh; ketiga,
jumlah dari beberapa pengukuran skinfold dapat digunakan untuk memperkirakan total
lemak tubuh. Selain alasan tersebut, skinfold ini cukup akurat, murah dan mudah untuk
digunakan. Namun demikian, pengukuran menggunakan skinfold sangat bergantung pada
keahlian atau keterampilan pemeriksa dan pengukuran ini membutuhkan keterampilan
yang sangat terampil untuk pengukuran pada orang obese. Karena pada orang obese
memiliki jaringan penguhubung yang longgar dan lipat lemak yang luas. Selain itu,
sumber kesalahan pengukuran dapat dipengaruhi seperti jenis alat skinfold caliper yang
digunakan, faktor subjek yang diukur dan rumus yang digunakan untuk memperkirakan
lemak tubuh.

E. CARA MENGUKUR SKINFOLD CALIPER


Untuk melakukan pengukuran dengan skinfold caliper, tentu saja kita harus
memilih alat yang akan digunakan. Karena pada dasarnya, skinfold caliper memiliki
berbagai jenis bentuk dan bahan. Selain itu, ketepatan kaliper bergantung pada model,
merek, dan kalibrasinya. Disarankan untuk menggunakan Harpenden skinfold caliper,
alat diklaim merupakan satu-satunya caliper yang berguna dan berfungsi paling efektif.
Selain itu, alat ini bisa dikalibrasi dengan baik.
Skinfold caliper digunakan untuk pengukuran secara individual pada jumlah
lemak atau ketebalan lemak pada area yang spesifik. Standar tempat pengukuran skinfold
ada sembilan tempat, yaitu dada (chest), subskapula (subscapular), midaksilaris
(midaxillary), suprailiaka (suprailiac), perut (abdominal), trisep (triceps), paha (thigh),
dan betis (calf) (lihat tabel 4). Cara yang sering dikerjakan adalah mengukur pada 4
tempat, yaitu triceps, biceps, suprailiaca, dan subscapula. Pengukuran lemak tubuh pada
triceps, biceps, suprailiaca dan subscapula diukur dalam satuan milimeter (mm), dan
dijumlahkan didapat total lemak (mm).
F. LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN TEBAL LEMAK
Cara Pengukuran Menggunakan Skinfold Caliper :
1. Gunakan ibu jari dan telunjuk tangan kiri untuk menjepit/mencubit lokasi kulit
dengan lebar yang cukup untuk mendapatkan lipatan yang baik.
2. Tarik lipatan kulit dan lapisan lemak dibawahnya dengan tangan kiri menjauhi
3. tubuh. Jangan khawatir akan tercubit otot karena otot bersifat rapat/kokoh dan
tidak akan ikut tertarik bersama kulit dan lemak.
4. Ketika menarik lipatan kulit menggunakan tangan kiri, letakkan mulut caliper
sekitar ¼ inchi dari jari-jari tangan kiri. Lepaskan pelatuk caliper hingga seluruh
kekuatan mulut berada pada lipatan kulit. Tanpa melepaskan tangan kiri biarkan
kekuatan caliper secara perlahan selama beberapa detik untuk mendapatkam
pembacaan yang benar. Tuliskan hasil pembacaan dan lanjutkan pemeriksaaan ke
lokasi yang lain.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengukuran antropometri
merupakan pengukuran
tubuh, seperti tinggi dan
berat
badan serta pengukuran bagian
tubuh lain, merupakan alat yang
penting dalam menentukan
dan mengevaluasi status
nutrisi seseorang atau
sekelompok masyarakat.
Pengukuran cara
antropometri ini juga paling
cocok dilakukan karena mudah
dilakukan dan tidak memakan
cukup banyak dana.
Pengukuran antropometri
merupakan pengukuran
tubuh, seperti tinggi dan
berat
badan serta pengukuran bagian
tubuh lain, merupakan alat yang
penting dalam menentukan
dan mengevaluasi status
nutrisi seseorang atau
sekelompok masyarakat.
Pengukuran cara
antropometri ini juga paling
cocok dilakukan karena mudah
dilakukan dan tidak memakan
cukup banyak dana.
Pengukuran antropometri
merupakan pengukuran
tubuh, seperti tinggi dan
berat
badan serta pengukuran bagian
tubuh lain, merupakan alat yang
penting dalam menentukan
dan mengevaluasi status
nutrisi seseorang atau
sekelompok masyarakat.
Pengukuran cara
antropometri ini juga paling
cocok dilakukan karena mudah
dilakukan dan tidak memakan
cukup banyak dana.
Pengukuran antropometri
merupakan pengukuran
tubuh, seperti tinggi dan
berat
badan serta pengukuran bagian
tubuh lain, merupakan alat yang
penting dalam menentukan
dan mengevaluasi status
nutrisi seseorang atau
sekelompok masyarakat.
Pengukuran cara
antropometri ini juga paling
cocok dilakukan karena mudah
dilakukan dan tidak memakan
cukup banyak dana.
Pengukuran antropometri
merupakan pengukuran
tubuh, seperti tinggi dan
berat
badan serta pengukuran bagian
tubuh lain, merupakan alat yang
penting dalam menentukan
dan mengevaluasi status
nutrisi seseorang atau
sekelompok masyarakat.
Pengukuran cara
antropometri ini juga paling
cocok dilakukan karena mudah
dilakukan dan tidak memakan
cukup banyak dana.
Pengukuran antropometri
merupakan pengukuran
tubuh, seperti tinggi dan
berat
badan serta pengukuran bagian
tubuh lain, merupakan alat yang
penting dalam menentukan
dan mengevaluasi status
nutrisi seseorang atau
sekelompok masyarakat.
Pengukuran cara
antropometri ini juga paling
cocok dilakukan karena mudah
dilakukan dan tidak memakan
cukup banyak dana.
Pada kondisi pengukuran Tinggi Badan tidak dapat dilakukan, maka tinggi badan dapat
diestimasi dari formula antropometri. Pada studi ini Tinggi Lutut (Knee Height) menggambarkan
korelasi tertinggi dengan tinggi badan baik pada laki-laki ataupun perempuan.

1. Dalam kegiatan pengukuran terdapat angka atau nilai ketidakpastian dari hasilpengukuran
dengan dasar ketidakpastian setengah dari nilai skala terkecil (NST) alatukurnya.
2. Dalam melakukan pengukuran, alat ukur yang digunakan sangat berpengaruh denganhasil
perhitungannya.
3. Dalam kegiatan pengukuran, semakin kecil skala alat ukur yang digunakan makasemakin
akurat nilai yang didapatkan dan semakin kecil angka ketidakpastiannya.Sebaliknya,
semakin besar skala alat ukur yang digunakan maka ketelitian ataukeakuratan dari alat
ukur tersebut semakin kecil dan nilai ketidakpastiannya punsemakin besar

Anda mungkin juga menyukai