9-Prinsip Syari'at Tantang Halal-Haram
9-Prinsip Syari'at Tantang Halal-Haram
dalam
Penetapan Halal-Haram
PUSAT STUDI HALAL
UNUSIA & BPJPH
Lihat, Al-Baihaqî, Abû Bakr Ahmad bin al-Husein, Sunan al-Baihaqi al-Kubrâ, (Makkah: Maktabah Dâr al-Baz, 1994),
Editor: Muhammad Abdul Qâdir 'Atha. juz ke-10, hal.12.
Umat Hindu, Yahudi, Nashrani, dan orang-orang Arab jahiliah sebelum agama Islam
datang, seringkali membuat kriteria halal-haram versi mereka. Orang Hindu mengharamkan
sapi, orang Yahudi mengharamkan sesuatu yang baik (thayyibat), misalnya dinyatakan Al-
Qur’an surat al-Nisa’/4:160-161;
ٍُع ْن ٍه ِ ٍ ) ٍ َوأ َ ْخ ِذ ِه ٍُم160( يرا
َ ٍ الربَا ٍ َوقَ ٍْد ٍنُ ُهوا ً ِّللا ٍ َكث
ٍَِّ ٍ ل
ٍِ س ِبي ٍْ ع
َ ٍن َ ٍ ص ِد ِه ٍْم ٍْ َّط ِيبَاتٍ ٍأ ُ ِحل
َ َ ت ٍلَ ُه ٍْم ٍ َو ِب َ ٍ علَ ْي ِه ٍْم َ ٍ ظ ْلمٍ ٍ ِمنٍَ ٍالَّ ِذينٍَ ٍهَادُوا ٍ َح َّر ْمنَا ُ فَ ِب
)161( ع َذابًاٍأ ِلي ًما َ ٍلٍ َوأ َ ْعت َ ْدنَاٍ ِل ْل َكافِ ِرينٍٍَ ِم ْن ُه ٍْم ِ َاسٍ ِب ْالب
ٍِ اط ٍ ِ َّلٍالنٍَ َوأ َ ْك ِل ِه ٍْمٍأ َ ْم َوا
Sementara itu, orang Arab jahiliyah mengharamkan beberapa jenis onta. Misalnya
dinyatakan Al-Qur’an dalam surat al-Maidah/5:103, sbb.:
ٍَلٍيَ ْع ِقلُون ٍَ ّللاٍ ْال َك ِذ
ٍَ ٍبٍ َوأ َ ْكث َ ُر ُه ٍْم َ ٍٍَنٍالَّ ِذينٍٍَ َكفَ ُرواٍيَ ْفت َ ُرون
ٍَِّ ٍعلَى ٍَّ لٍ َحامٍٍ َولَ ِك ٍَ صيلَةٍٍ َو ِ لٍ َو ٍَ سا ِئبَةٍٍ َو َ ٍلٍَ يرةٍٍ َو ٍْ ّللاٍُ ِم
َ نٍبَ ِح ٍَّ ٍل ٍَ ََماٍ َجع
Bahiirah: unta betina yang telah beranak lima kali dan anak kelima itu jantan, lalu unta
betina itu dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi dan tidak boleh diambil
air susunya.
Saaibah: unta betina yang dibiarkan pemiliknya pergi ke mana saja karena dijadikan objek
nazar. Orang Arab Jahiliyah ketika akan melakukan sesuatu atau melakukan perjalanan yang
berat, ia biasa bernazar akan menjadikan untanya menjadi “saaibah”, apabila maksud atau
perjalanannya berhasil dengan selamat.
Washiilah: seekor domba betina melahirkan anak kembar (jantan dan betina). Anak domba
jantan disebut washiilah, tidak disembelih dan diserahkan sebagai sesaji kepada berhala.
Haam: unta jantan yang tidak boleh diganggu gugat lagi, karena telah dapat
membuntingkan unta betina sepuluh kali.
Al-Qur’an mengecam umat Yahudi dan Nasrani yang telah
memberikan kekuasaan kepada para Pastur dan Pendeta untuk
menetapkan halal-haram, sbb.:
ٍَ ٍ احدًا
ٍل ٍَّ ِْن ٍ َم ْريَ ٍَم ٍ َو َما ٍأ ُ ِم ُروا ٍإ
ِ ل ٍ ِليَ ْعبُدُوا ٍإِلَ ًها ٍ َو ٍَ ح ٍابٍَ ّللا ٍ َو ْال َم ِسي
ٍَِّ ٍ ُون
ٍِ ن ٍد ٍْ ار ُه ٍْم ٍ َو ُر ْهبَانَ ُه ٍْم ٍأ َ ْربَابًا ٍ ِم
َ َات َّ َخذُوا ٍأ َ ْحب
)31( ون ٍَ ع َّماٍيُ ْش ِر ُك َ ٍُس ْب َحانَ ٍهُ ٍلٍ ُه ٍَو ٍَّ ِإلَ ٍهٍَ ِإ
Umat Yahudi dan Nasrani tidak menyembah (sujud) kepada Pendeta
dan Pastur secara langsung. Tetapi ketika Pendeta dan Pastur menghalalkan
sesuatu, merekapun ikut menghalalkannya. Sebaliknya, apabila Pendeta dan
Pastur mengharamkan sesuatu, mereka pun ikut mengharamkannya.
Al-Qur’an juga mengecam orang-orang musyrik yang berani
mengharamkan atau menghalalkan sesuatu tanpa izin Allah, sebagaimana
dinyatakan dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat ke-59 sbb.:
ٍَ ّللاٍت َ ْفت َ ُر
ون ٍَِّ ٍعلَى َ ٍنٍلَ ُك ٍْمٍأ ٍَْم
ٍَ آّللٍُأ َ ِذ
ٍَّ ٍلٍْ ُلٍق ًٍ نٍ ِر ْزقٍٍفَ َجعَ ْلت ٍُْمٍ ِم ْن ٍهٍُ َح َرا ًماٍ َو َح ََل ٍْ ّللاٍُلَ ُك ٍْمٍ ِم
ٍَّ ٍل ٍَ َلٍأ َ َرأ َ ْيت ٍُْمٍ َماٍأ َ ْنز ٍْ ُق
Begitu juga firman Allah dalam al-Nahl/16:116, sbb.:
َ ٍ ٍَن ٍالَّ ِذينٍَ ٍيَ ْفت َ ُرون
ٍَِّ ٍ علَى
ٍّللا ٍَ ّللا ٍ ْال َك ِذ
ٍَّ ب ٍ ِإ ٍَِّ ٍ علَى ٍَ ف ٍأ َ ْل ِسنَت ُ ُك ٍُم ٍ ْال َك ِذ
َ ٍ ب ٍ َه َذا ٍ َح ََللٍ ٍ َو َه َذا ٍ َح َرامٍ ٍ ِلت َ ْفت َ ُروا ِ َ ل ٍتَقُولُوا ٍ ِل َما ٍت
ٍُ ص ٍَ َو
)116( ٍَلٍيُ ْف ِل ُحون ٍَ ْال َك ِذ
ٍَ ٍب
116. Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh
lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan
kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan
kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.
Sekali lagi, bukanlah pendeta, kepala suku, dan raja yang berhak
menentukan halal-haram. Siapapun yang bersikap demikian, berarti telah
melanggar batas dan menentang hak Allah dalam menetapkan perundang-
undangan untuk umat manusia. Siapapun yang menerima atau mengikuti sikap
tersebut, berarti telah menjadikan mereka sebagai sekutu Allah.
Lihat, Abû Dâwud, Sulaiman bin al-Asy’ats al-Sijistani, Sunan Abû Dâwud, (Beirut: Dâr al-Fikr,
tth.), editor: Muhammad Muhyiddîn Abdul Hamid, juz ke-2, hal. 265.
Standar kehalalan dinyatakan Allah dengan ungkapan, “halalalan
thayyibaa” sebagaimana dinyatakan dalam surat al-Baqarah, sbb.:
َ ٍانٍ ِإنَّ ٍهٍُلَ ُك ٍْم
)168(ٍعدُوٍٍ ُم ِبين َ ش ْي
ٍِ ط َّ تٍال ُ لٍتَت َّ ِبعُواٍ ُخ
ٍِ ط َوا َ ٍل
ٍَ ط ِيبًاٍ َو ًٍ ض َح ََل ٍُ َّيَاأَيُّ َهاٍالن
ٍ ِ اسٍ ُكلُواٍ ِم َّماٍفِيٍ ْاْل َ ْر
Term halalan dalam ayat ke-168 surat al-Baqarah di atas berarti:
jenis makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak diharamkan.
Sedangkan term thayyiban berarti semua jenis makanan yang enak
dan bisa dinikmati, serta memberi manfaat bagi manusia karena telah
memenuhi syarat kesehatan (misalnya: gizi, protein, higienis, dll.), tidak
najis, milik sendiri, tidak memabukkan, tidak membawa pengaruh negatif
bagi kesehatan fisik dan psikis, serta diperoleh dengan cara-cara yang halal.
Ali Musthafa Ya’qub, Ma’ayir al-Halal wa al-Haram, (Jakarta: HATTI, 2010), hal. 32-33.
(3) Standar Haram: Jenis Makanan, Minuman, dan
Hewan Haram
Standar untuk menetapkan keharaman makanan, minuman, atau hewan ditentukan
dengan adanya sifat sbb.:
(1) fakhisyah
(2) khabitsah,
(3) al-dlarar,
(4) Al-najasah,
(5) al-iskar,
(6) juz al-jism al-basyari,
(7) al-maitah
(8) dzi naabin wa dzi mihlabin, (
(9) dzubiha linnusub, dll.
Sebagaian ulama menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman yang dihukumi
haram untuk dikonsumsi dengan membuat dua klasifikasi,
pertama haram lidzatihi dan
kedua, haram lighairihi.
3.1. Haram dengan Sendirinya ()حرام لذاته
1. Darah
2. Babi
3. Hewan yang Menjijikkan (al-Khabaits)
4. Makanan yang Berpotensi Memabukkan (al-Iskar)
Jenis makanan dan minuman yang dikatagorikan haram lidzatihi
berdasarkan ketentuan hadis Nabi Muhammad saw, antara lain:
1. Hewan Buas
2. Hewan Ampibi (al-Barmawi)
3.2. Haram karena Faktor Eksternal ()حرام لعارض
1. Bangkai
Bangkai yang haram dimakan, semua hewan darat yang mati dengan sendirinya. Kematiannya
juga bukan karena perbuatan manusia dengan sengaja disembelih dengan tata cara yang dibenarkan
syari’at atau karena berburu.. Misalnya hewan yang mati terlindas roda mobil, ditusuk dengan besi,
dipukul dan tercekik, sebagaimana dirinci dalam surat al-Maidah/5:.
Hewan ternak (kambing, sapi, kerbau, unta, dan ayam) hukumnya halal jika disembelih
menurut syari’at Islam, dengan memenuhi syarat-syarat sbb.:
1. Orang yang menyembelih harus beragama Islam.
2. Ketika menyembelih harus membaca basmalah
3. Alat penyembelih harus tajam.
4. Penyembelihan hewan ternak harus memutuskan saluran pernafasan (trachea/ hulqum), saluran
makanan (oeshophagus/marik), dan dua urat nadi (wadajain)-nya.
-----------------------------------------
Imam al-Ghazali, Benang Tipis Antara Halal Dan Haram, (Surabaya: Putera Pelajar, 2002), hal. 118-119. Kalau hewan itu
sudah dikurung dan diberi makanan halal, dia berubah menjadi halal untuk dikonsumsi.
Abi Dawud, Sunan Abi Dawud, (Beirut: Dar al-Fikr, 1999), no. 3291.
8. Makanan yang Diperoleh dengan Cara Haram
Pada dasarnya semua makanan yang ada di muka bumi ini halal
dikonsumsi sepanjang tidak berbahaya bagi fisik dan psikis, dimiliki sendiri,
serta diperoleh dengan cara-cara yang halal. Sebaliknya, makanan atau
minuman itu dapat berubah menjadi haram, jika diperoleh dengan cara
yang diharamkan Allah SWT. Misalnya, makanan hasil curian, dibeli dari
uang hasil korupsi, manipulasi, riba (rentenir), perjudian, pelacuran, dan
sebagainya. Allah berfirman dalam surat al-Baqarah/2:188.
ٍاْلثْ ٍِم ٍ َوأ َ ْنت ٍُْم
ِ ْ اس ٍ ِب ٍْ ام ٍ ِلتَأ ْ ُكلُوا ٍفَ ِريقًا ٍ ِم
ٍِ ن ٍأ َ ْم َوا
ٍ ِ َّل ٍالن ٍِ ل ٍ َوت ُ ْدلُوا ٍ ِب َها ٍإِلَى ٍ ْال ُح َّك ِ َل ٍتَأ ْ ُكلُوا ٍأ َ ْم َوالَ ُك ٍْم ٍبَ ْينَ ُك ٍْم ٍ ِب ْالب
ٍِ اط ٍَ َو
)188(ون ٍَ ت َ ْعلَ ُم
(4). Dampak Negatif Konsumsi Makanan dan
Minuman Haram
Makanan dan minuman haram mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan manusia, baik
di dunia maupun di akhirat, sbb.:
1. Mempengaruhi pertumbuhan fisik dan kecerdasan akal
2. Mempengaruhi sifat dan mendorong perilaku tertentu
3. Mempengaruhi anak-anak yang akan dilahirkan
4. Mempengaruhi ditolaknya amal ibadah dan do’a
5. Mempengaruhi nasib di akhirat.
Nabi Muhammad saw bersabda,
ٍّللا ٍأ َ َم ٍَر ٍ ْال ُمؤْ ِمنِينٍَ ٍبِ َما ٍأ َ َم ٍَر ٍبِ ٍِه َ ٍل
ٍَّ طيِبًا ٍ َو ِإ
ٍََّ ٍ ن ٍُ َل ٍيَ ْقب
ٍَّ ل ٍ ِإ ٍَ ٍ ٍطيِبَ ٍ َّللا
ٍَّ ٍ ن ٍُ َّسلَّ ٍَم ٍأَيُّ َها ٍالن
ٍَّ اس ٍ ِإ َ علَ ْي ٍِه ٍ َو ٍَّ ٍ صلَّى
َ ٍ ُّللا َ ٍَِّ ٍ ل
ٍ ّللا ٍُ سو ُ ل ٍ َر ٍَ ل ٍقَا ٍَ عن ٍأَبِي ٍ ُه َري َْرٍة َ ٍقَا ٍْ
ٍت ٍ َما ٍِ ط ِيبَا َ ٍن ٍْ ل ٍيَا ٍأَيُّ َها ٍالَّذِينٍَ ٍآ َمنُوا ٍ ُكلُوا ٍ ِم ٍَ ع ِليمٍ ٍ َوقَا َ ٍ ٍَصا ِل ًحا ٍ ِإنِي ٍ ِب َما ٍت َ ْع َملُونَ ٍ ت ٍ َوا ْع َملُوا َّ ٍ ن
ٍِ الط ِيبَا ٍْ ل ٍ ُكلُوا ٍ ِم ٍُ س ُّ ٍ ل {يَا ٍأَيُّ َها
ُ الر ٍَ س ِلينٍَ ٍفَقَاَ ْال ُم ْر
ٍِي
ٍَ غذ ُ س ٍهٍُ َح َرامٍٍ َو ُ َطعَ ُم ٍهٍُ َح َرامٍٍ َو َم ْش َربُ ٍهٍُ َح َرامٍٍ َو َم ْلب ْ بٍ َو َم ٍِ بٍيَاٍ َرٍِ اءٍيَاٍ َر َّ ثٍأ َ ْغبَ ٍَرٍيَ ُم ٍُّدٍيَ َد ْي ٍِهٍ ِإلَىٍال
ٍِ س َم ٍَ َسفَ ٍَرٍأ َ ْشع َّ لٍال ٍُ لٍيُ ِطي ٍَ الر ُج َّ ٍَرزَ ْقنَا ُك ٍْم} ٍث ٍَُّمٍ َذ َك ٍَر
ٍُ امٍفَأَنَّىٍيُ ْست َ َج
ٍَ ابٍ ِلذَ ِل
ك ٍِ ِب ْال َح َر
Lihat, Muslim bin Hajjâj, Shahîh Muslim, (Beirut: Dâr Ihyâ’ Turâts ‘Arabi, tth)., juz ke-5, hal.192.
--------------------------------------------------------------
Ma’ruf Amin, Fatwa Produk Halal, (Jakarta:Pustaka Jurnal halal, 2010), hal. 20-32.
3. Penutup
Batasan halal yang luas ini memberikan gambaran betapa
pentingnya konsep halal diterapkan dalam kehidupan. Mengkonsumsi
makanan atau minuman halal adalah suatu keharusan. Standarisasi
halal yang ditetapkan Allah SWT memberi kesan yang besar kepada diri,
keluarga, masyarakat, dan Negara. Individu yang patuh kepada perintah
dan larangan Allah, pasti akan menjadi individu yang amanah kepada
tugasnya. Mereka yang amanah sudah pasti mencapai hasil kerja yang
berkualitas dan mendapatkan ketenangan lahir maupun batin.
• WALLAHU A’LAM