Anda di halaman 1dari 12

EEAJ 7 (1) (2018)

Economic Education Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj

ANALISIS PEMAHAMAN PEGAWAI TENTANG PEKERJAAN KANTOR

Rosalia Yunisa , S Martono

Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman pegawai tentang
Diterima Februari 2018 pekerjaan kantor. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pegawai di Kantor Kementerian
Disetujui Februari 2018 Agama Kabupaten Pekalongan yang berjumlah 65 pegawai. Teknik sampling yang digunakan
Dipublikasikan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh, jadi seluruh populasi dalam penelitian ini dijadikan
Maret 2018 sebagai responden untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Penelitian ini merupakan penelitian
________________ deskriptif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi,
Keywords: wawancara, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah angka indeks.
Comprehension; Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pemahaman pegawai tentang pekerjaan
Office Work. kantor memperoleh hasil dengan angka indeks sebesar 68,87%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
____________________ pegawai di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan memiliki pemahaman yang
sedang tentang pekerjaan kantor. Hal ini dikarenakan tidak semua pegawai di Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Pekalongan memahami pekerjaan kantor dengan sepenuhnya. Simpulan dari
penelitian ini bahwa pemahaman pegawai tentang pekerjaan kantor masih termasuk dalam
kategori sedang dan masih perlu ditingkatkan.

Abstract
The purpose of this research is to know how is the employees comprehension about office work in religion
ministry of pekalongan regency office. The sampling technique used in this research is saturated sampling, so
the entire population in this research used as a respondent to obtain the required data. Population in this
research is all of employees in Religion Ministry of Pekalongan Regency Office. They were 65 people. This
research is a quantitative descriptive research. This research used several methods to collecting data. The
methods are observation, interview, questionnaire, documentation. This research used index number technique
to analyzing data. The result of research shows that avarege of employees comprehension about office work
obtained index number of 68,87%. The result means the employees in Religion Ministry of Pekalongan
Regency Office have a medium comrehension about office work. That is avowed medium comprehension
because some employees have not understood about office work properly. the result of research can be concluded
that the employees comprehension about office work is in the medium category and needs to be improve.

© 2018 UniversitasNegeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6544
Gedung L1 Lantai1 FE Unnes
e-ISSN 2502-356X
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: ochajoiyah98@gmail.com

362
Rosalia Yunisa/Economic Education Analysis Journal 7 (1) (2018)

PENDAHULUAN mengendalikan formulir kantor; 4)


mengendalikan karyawan kantor; 5) menjamin
Organisasi merupakan sekumpulan ketersediaan alat tulis kantor; 6) menjamin
manusia yang bekerja sama untuk mencapai ketersediaan peralatan, furnitur, dan mesin
tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Dalam kantor; 7) menjamin keamanan aset; dan 8)
mencapai tujuan tersebut suatu organisasi tidak melaksanakan hubungan masyarakat. Sejalan
dapat lepas dari serangkaian aktivitas yang dengan ini, Umam (2014:28) menjelaskan
dilakukan oleh manusia di dalamnya. Aktivitas bahwa kantor memiliki tujuan untuk menerima
yang dilakukan oleh masing-masing organisasi informasi baik secara lisan maupun tulisan,
tidak sama, tergantung dari tujuan dan bentuk merekam dan menyimpan informasi yang
organisasinya. Dalam melakukan aktivitas, diperoleh, mengatur informasi yang diperoleh,
suatu organisasi baik swasta maupun memberikan informasi kepada pihak yang
pemerintah memerlukan kantor sebagai berkepentingan, serta melindungi aset yang
pendukung untuk mencapai tujuan yang telah dimiliki suatu organisasi.
ditetapkan. Kantor merupakan tempat yang Di dalam kantor terdapat aktivitas rutin
digunakan oleh suatu organisasi dalam yang sudah pasti dilakukan oleh pegawai pada
melaksanakan kegiatannya. Rustiana dan suatu organisasi. Aktivitas rutin ini disebut
Rosmawati (2016:31) mengatakan bahwa tata sebagai aktivitas kantor atau pekerjaan kantor
ruang kantor berpengaruh terhadap efektivitas yang hampir setiap hari dilakukan oleh seluruh
kerja. Sejalan dengan ini, Manning (2010:9) pegawai sebagai aktivitas penunjang dalam
menjelaskan bahwa kantor diadakan untuk melaksanakan tugas utama dari organisasi.
membuat pekerjaan menjadi lebih efektif dan Pernyataan tersebut sesuai dengan yang
membantu pekerjanya, pelanggannya, dan disampaikan Winardi (1990:9) yang
kliennya. Hal ini didukung dengan hasil menyatakan bahwa seluruh aktivitas-aktivitas
penelitian dari Fassoulis dan Alexopoulos pengelolaan seperti planning, organizing,
(2015) yang mengatakan bahwa terdapat coordinating, directing dan controlling tergantung
hubungan yang signifikan antara tempat kerja dari service kantor yang bersifat sebagai
dengan kepuasan pegawai yang berdampak penunjang. Selain itu, dalam penelitian
positif pada produktivitas pegawai. Sejalan Zomerdijk dan Vries (2007:127) juga
dengan ini, Prajudi dalam Umam (2014:27) menyatakan bahwa terdapat tiga keputusan
menyatakan bahwa pengertian kantor adalah pada penataan kantor dalam sistem pelayanan
ruangan yang dimanfaatkan sebagai tempat oleh yang memberikan pemahaman lebih pada
suatu organisasi untuk menjalankan pekerjaan, pegawai, yaitu menempatkan pelanggan dalam
biasanya berupa instansi, badan, jawatan, pelayanan, membedakan aktivitas dalam
ataupun perusahaan. bekerja, dan menentukan team work dengan
Menurut Manning dan Haddock (1991:3) sesuai. Pelanggan di sini dapat dikaitkan sebagai
fungsi utama sebuah kantor adalah memberikan pihak eksternal dari suatu organisasi. Hal ini
pelayanan kepada pihak luar yang memiliki didukung oleh penelitian Afriyenti (2013:12)
kepentingan dengan organisasi tersebut. yang menyatakan bahwa pemberdayaan
Sedangkan Rasto (2015:7) menjelaskan bahwa pegawai tata usaha yang efektif dan efisien yang
fungsi utama dari sebuah kantor yaitu dilakukan dengan baik untuk meningkatkan
menerima, merekam, mengolah, dan layanan administratif.
mendistribusikan informasi. Selain fungsi Pengertian pekerjaan kantor menurut
utama, kantor juga memiliki fungsi pendukung. Winardi (1990:11) yaitu pekerjaan yang
Menurut Rasto (2015:10) terdapat delapan memberikan jasa-jasa (service work). Hal tersebut
fungsi pendukung dari kantor, yaitu 1) dilaksanakan secara rutin oleh pegawai untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen; 2) kepentingan departemen-departemen lain
merancang sistem dan prosedur kantor; 3) sebuah perusahaan, karena dibantunya pihak

363
Rosalia Yunisa/Economic Education Analysis Journal 7 (1) (2018)

lain untuk melaksanakan pekerjaan mereka pemerintah. Seperti yang disampaikan oleh
secara lebih efektif dan efisien. Pekerjaan kantor Winardi (1990:8) yang menyatakan bahwa para
merupakan sebagian besar dari pekerjaan total pegawai disarankan untuk mengemukakan
yang dilakukan oleh pegawai dalam suatu saran-saran atau ide-ide yang dapat membantu
instansi. Pekerjaan kantor pada umumnya memperbaiki pekerjaan kantor dalam suatu
berhubungan dengan empat macam aktivitas organisasi. Pernyataan tersebut didukung
pokok, yaitu catatan (records), angka-angka dan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
perhitungan-perhitungan, penyimpanan produk- Suhartini (2015:672) yang menyatakan bahwa
produknya sendiri, serta kamunikasi intern dan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
ekstern. berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Sejalan dengan hal tersebut Terry dalam kinerja karyawan. Hal ini karena pekerjaan
The Liang Gie (2012:13) menjelaskan bahwa kantor yang dilakukan oleh pegawai akan
pekerjaan perkantoran meliputi penyampaian mempengaruhi hasil yang dikeluarkan oleh
keterangan secara lisan dan pembuatan warkat- organisasi tersebut. Oleh karena itu, tanpa
warkat tertulis serta laporan-laporan sebagai adanya pekerjaan kantor yang dilakukan dengan
cara untuk meringkaskan banyak hal dengan baik oleh suatu organisasi, maka keluaran
cepat guna menyediakan suatu landasan fakta (output) dari organisasi tersebut akan kurang
bagi tindakan kontrol dari pimpinan. Dalam memuaskan baik bagi pihak eksternal maupun
pelaksanaannya terdapat beberapa pekerjaan untuk organisasi itu sendiri. Moenir (1983:49)
kantor yang saling berkaitan. Menurut Terry menjelaskan bahwa pada hakikatnya pekerjaan
dalam The Liang Gie (2012:15) terdapat 7 kantor tidak sekedar pekerjaan yang terlihat
macam kegiatan pokok dalam pekerjaan kantor saja, namun ikut menentukan nasib organisasi.
dan hampir menyita waktu kerja di kantor. Kemampuan dalam melakukan pekerjaan
Kegiatan pokok tersebut antara lain; 1) mengetik kantor merupakan kompetensi dasar yang harus
(typing); 2) menghitung (calculating); 3) dimiliki oleh seluruh pegawai. Menurut Ruky
memeriksa (checking); 4) menyimpan warkat (2006) dalam Dhermawan dkk (2012:174)
(filing); 5) menelepon (telephoning); 6) menjelaskan bahwa kompetensi adalah
menggandakan (duplicating); dan 7) mengirim karakteristik dasar seseorang (individu) yang
surat (mailing). Apabila ketujuh kegiatan tersebut mempengaruhi cara berpikir dan bertindak,
dilakukan dengan maksimal maka pekerjaan membuat generalisasi terhadap segala situasi
yang menjadi tanggung jawab suatu organisasi yang dihadapi serta bertahan cukup lama dalam
akan terselesaikan dengan baik dan tujuan yang diri manusia. Kompetensi dasar yang dimiliki
telah ditetapkan dapat tercapai. seorang pegawai akan mempengaruhi proses
Seringkali pegawai dalam organisasi bekerja yang dilakukan oleh pegawai dalam
kurang tepat dalam mengartikan pekerjaan melaksanakan tugasnya. Sehingga kemampuan
kantor yang sebagai tata usaha dan hanya pegawai dalam melakukan pekerjaan kantor
dilakukan oleh pegawai tata usaha. Namun akan berdampak pada kelancaran proses
dilihat dari konsepnya, pekerjaan kantor pencapaian tujuan suatu organisasi. Oleh karena
seharusnya dipahami oleh seluruh pegawai di itu, pekerjaan kantor ini dapat mempengaruhi
sebuah kantor organisasi karena sudah dapat efektivitas dan efisiensi pekerjaan dalam suatu
dipastikan seluruh pegawai melakukan organisasi. Ikhsani (2017:93) menyatakan bahwa
pekerjaan-pekerjaan yang termasuk pekerjaan terdapat pengaruh kompetensi pegawai terhadap
kantor dalam melaksanakan tugasnya untuk pelayanan yang diberikan. Sejalan dengan ini,
mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Sparrow dan West dalam Cooper (2014) juga
Pekerjaan kantor merupakan salah satu kegiatan mengatakan bahwa kompetensi atau kemahiran
penting yang harus dipahami dan dilakukan hingga penyampaian kinerja yang efektif dan
oleh pegawai kantor dalam suatu organisasi baik efisien berdampak pada efektivitas dan efisiensi
organisasi swasta maupun organisasi organisasi.

364
Rosalia Yunisa/Economic Education Analysis Journal 7 (1) (2018)

Kantor Kementerian Agama (Kemenag) baik. Kantor Kemenag Kabupaten Pekalongan


Kabupaten Pekalongan sebagai salah satu menerapkan asas gabungan dalam penyimpanan
organisasi pemerintah tidak lepas dari pekerjaan arsip, yaitu penyimpanan arsip dilakukan di
kantor di dalam menyelesaikan tugas utamanya, masing-masing unit dan terdapat arsip tertentu
yaitu menyelenggarakan urusan pemerintah di yang disimpan di bagian umum. Namun, di
bidang agama. Seluruh pegawai di Kantor Kantor Kemenag Kabupaten Pekalongan belum
Kemenag Kabupaten Pekalongan harus mempunyai petugas arsip secara khusus.
melakukan pekerjaan kantor sebagai penunjang Sehingga semua pegawai masih terlibat dalam
dalam menyelesaikan tugas utamanya. Jadi, penyimpanan arsip dan tidak terdapat prosedur-
seluruh pegawai harus memahami dan memiliki prosedur kearsipan yang seharusnya diterapkan,
kemampuan dalam melakukan pekerjaan kantor seperti pengawasan dan perawatan. Selain itu,
dengan baik sebagai kompetensi dasar sehingga penyimpanan arsip juga belum tertata rapi dan
akan memuaskan pihak internal maupun pihak sesuai dengan sistem yang ada.
eksternal. Pihak internal yaitu pegawai Kantor Permasalahan lain yang terdapat di
Kemenag Kabupaten Pekalongan itu sendiri, Kantor Kemenag Kabupaten Pekalongan yaitu
sedangkan pihak eksternal bagi Kemenag dalam pegawai masih kurang memperhatikan
hal ini adalah masyarakat dan instansi yang perhitungan biaya penunjang yang dilaporkan
terkait. oleh masih-masing pegawai dan memanfaatkan
Pada observasi awal yang telah dilakukan alat hitung seperti microsoft excel. Selain itu,
oleh peneliti, masih terdapat beberapa kendala dalam melaksanakan proses pengiriman surat
yang menyebabkan pekerjaan berjalan kurang yang dikeluarkan pihak Kemenag Kabupaten
lancar, baik dari segi fasilitas yang menunjang Pekalongan beberapa pegawai di Kemenag lebih
pekerjaan maupun dari pegawai yang ada di memilih mengirimkan surat secara langsung dari
Kantor Kemenag Kabupaten Pekalongan. pada memanfaatkan pegawai pengirim surat
Meskipun terdapat beberapa fasilitas yang sudah (caraka) dengan alasan lebih cepat dan efisien.
mencukupi, pekerjaan yang dilakukan oleh Sedangkan dalam pengiriman surat seharusnya
pegawai belum berjalan dengan baik karena terdapat pencatatan dalam buku ekspedisi yang
pegawai belum maksimal dalam memanfaatkan menjadi tanggung jawab pegawai pengirim surat
fasilitas yang ada. Hal ini dapat ditunjukkan (caraka).
dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Berdasarkan permasalahan yang
peneliti yaitu terdapat lemari yang belum ditemukan oleh peneliti pada saat observasi awal
dimanfaatkan dan diletakkan di ruangan di lapangan, permasalahan tersebut
resepsionis, sedangkan masih banyak arsip yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan
penyimpanannya masih kurang baik. Sedangkan penelitian mengenai pemahaman pegawai
Moenir (1987:197-200) menjelaskan bahwa tentang pekerjaan kantor yang ada di Kantor
fasilitas adalah segala sesuatu yang digunakan, Kemenag Kabupaten Pekalongan dengan judul:
dipakai, ditempati, dan dinikmati oleh pegawai “Analisis Pemahaman Pegawai tentang
baik yang berhubungan langsung dengan Pekerjaan Kantor di Kantor Kementerian
pekerjaan maupun untuk kelancaran pekerjaan. Agama (Kemenag) Kabupaten Pekalongan”.
Sejalan dengan hal tersebut, Chasanah
(2017:444) mengatakan bahwa fasilitas kerja METODE
mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Selain pemanfaatan fasilitas yang kurang penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian ini
maksimal, pegawai di Kantor Kemenag akan mendeskripsikan dan menjelaskan keadaan
Kabupaten Pekalongan belum menjalankan di lapangan mengenai pemahaman pegawai
pekerjaan kantor dengan semestinya. Hal ini tentang pekerjaan kantor. Sugiyono (2006:11)
terlihat pada penyimpanan arsip yang kurang menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah

365
Rosalia Yunisa/Economic Education Analysis Journal 7 (1) (2018)

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui Kantor Kemenag Kabupaten Pekalongan.


nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau Jumlah keseluruhan pegawai di kantor
lebih (independen) tanpa membuat Kemenag Kbupaten Pekalongan adalah 65 yang
perbandingan ataupun menghubungkan antara tersebar dalam 8 bagian. Sebaran populasi
variabel satu dengan variabel yang lain. Populasi tersebut ditunjukkan dalam tabel 1.
dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di

Tabel 1. Sebaran Populasi


No Bagian Jumlah Pegawai
1 Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Pekalongan 1 pegawai
2 Sub Bagian Tata Usaha 23 pegawai
3 Seksi Pendidikan Madrasah 12 pegawai
4 Seksi Bimbingan Masyarakat Agama Islam 7 pegawai
5 Seksi Pendidikan Agama Islam 5 pegawai
6 Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh 6 pegawai
7 Seksi PD PONTREN 5 pegawai
8 Penyelenggara Syari’ah 4 pegawai
9 Penyelenggara Bimas Katolik 2 pegawai
Jumlah Populasi 65 pegawai
Sumber: data pegawai (2017)

Menurut Sugiyono (2015:117) populasi dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas sehingga lebih mudah diolah. Instrumen
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan ditentukan oleh tingkat kesahihan (validity) dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh keterandalan (reliability). Uji instrumen tersebut
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan
kesimpulannya. reliabilitas instrumen sehingga dapat dikatakan
Variabel dalam penelitian ini adalah layak atau tidaknya instrumen tersebut
pemahaman pekerjaan kantor. Menurut digunakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil
Sugiyono (2015:61) variabel penelitian adalah uji validitas instrumen penelitian, dapat dilihat
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, bahwa semua butir soal dinyatakan valid dengan
objek atau kegiatan yang diteliti dan mempunyai jumlah soal sebanyak 34 butir. Sehingga semua
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti butir soal tersebut dapat digunakan sebagai alat
untuk dipelajari dan kemudian ditarik ukur dalam penelitian ini. Sedangkan
kesimpulannya. Metode pengumpulan data berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen
adalah cara yang digunakan dalam penelitian penelitian, dapat dilihat bahwa hasil analisis uji
untuk memperoleh data dari responden. Dalam reliabilitas menunjukkan cronbach's alpha variabel
penelitian ini, untuk memperoleh data dari pemahaman pekerjaan kantor lebih dari 0,70,
responden peneliti menggunakan metode yaitu sebesar 0,753. Sehingga instrumen tersebut
observasi, wawancara, dan angket. Pada dapat digunakan sebagai alat ukur dalam
pengumpulan data dengan menggunakan penelitian ini. Metode analisis data yang
angket, peneliti memanfaatkan instrumen digunakan adalah analisis deskriptif presentase.
penelitian. Teknik pengolahan data yang digunakan
Menurut Suharsimi (2010:203) instrumen dalam penelitian ini menggunakan statistik
penelitian adalah alat atau fasilitas yang deskriptif dengan analisis angka indeks. Analisis
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan ini digunakan untuk mendapatkan gambaran
data agar pekerjaannya dalam melakukan deskriptif mengenai kemampuan responden,
penelitian lebih mudah dan hasilnya lebih baik, khususnya mengenai pemahaman pegawai

366
Rosalia Yunisa/Economic Education Analysis Journal 7 (1) (2018)

tentang pekerjaan kantor. Ferdinand (2007:291) angka 0. Dengan menggunakan kriteria tiga
menyatakan bahwa untuk mendapatkan kotak (Three-box Method), maka rentang sebesar
gambaran mengenai derajat persepsi responden 90 dibagi tiga akan menghasilkan rentang
atas variabel yang akan diteliti, sebuah angka sebesar 30 yang akan digunakan sebagai dasar
indeks dapat dikembangkan. Nilai indeks interpretasi nilai indeks, seperti yang
tersebut dapat dikembangkan dengan ditunjukkan pada tabel 2.
menggunakan rumus sebagai berikut:
Tabel 2. Kriteria Angka Indeks
Nilai Indeks =((%F1×1)+(%F2×2)+(%F3×3)+
No Rentang Kriteria
(%F4×4)+(%F5×5))/5
1 70,01 – 100 Tinggi
Keterangan dari rumus tersebut adalah 2 40,01 – 70,00 Sedang
besar persentase F1 diperoleh dari frekuensi 3 10 – 40,00 Rendah
responden yang menjawab 1, besar persentase Sumber: Ferdinand (2007:292)
F2 diperoleh dari F2 frekuensi responden yang
menjawab 2, besar persentase F3 diperoleh dari HASIL DAN PEMBAHASAN
frekuensi responden yang menjawab 3, besar
persentase F4 diperoleh dari frekuensi responden Hasil analisis deskriptif untuk variabel
yang menjawab 4, dan besar persentase F5 pemahaman pekerjaan kantor pada Kantor
diperoleh dari frekuensi responden yang Kemenag Kabupaten Pekalongan yang
menjawab 5. diperoleh dari perhitungan rata-rata nilai angka
Oleh karena itu, angka jawaban indeks dari masing-masing indikator dapat
responden tidak dimulai dari 0, melainkan dilihat dari hasil angka indeks pada tabel 3.
dimulai dari angka 1 hingga 10, maka angka
indeks yang dihasilkan akan dimulai dari angka
10 hingga 100 dengan rentang sebesar 90 tanpa

Tabel 3. Nilai Indeks Variabel Pemahaman Pekerjaan Kantor


Indikator Variabel
No Angka Indeks (%)
Pemahaman Pekerjaan Kantor
1 Mengetik 67,98
2 Menghitung 69,53
3 Memeriksa 73,78
4 Menyimpan 68,26
5 Menelepon 69,37
6 Menggandakan 69,77
7 Mengirim Surat 63,39
Rata-Rata Nilai Indeks Total 68,87

Berdasarkan tabel 3 rata-rata nilai indeks pegawai masih ada yang belum memahami
total dari variabel pemahaman pekerjaan kantor tentang pekerjaan mengetik, seperti mengetik
sebesar 68,87%, sehingga hasil analisis deskriptif dengan sistem 10 jari, penggunaan bentuk-
untuk variabel penelitian termasuk dalam bentuk surat, serta keindahan dan kerapian
kategori sedang. dalam mengetik. Sedangkan menurut Marimin
Rata-rata nilai indeks total dari indikator dkk (2012:2) pekerjaan mengetik yang baik akan
mengetik sebesar 67,98%, sehingga hasil analisis membantu pekerjaan yang lain dalam
deskriptif untuk indikator mengetik termasuk penyelesaian yang cepat dengan mutu yang
dalam kategori sedang. Hal ini dikarenakan baik. Perhitungan rata-rata indikator mengetik

367
Rosalia Yunisa/Economic Education Analysis Journal 7 (1) (2018)

diperoleh dari nilai angka indeks masing-masing butir soal yang ditunjukkan pada tabel 4.

Tabel 4. Indeks Indikator Mengetik


No. Aspek Mengetik (%) Indeks
Deskripsi Soal
Item 1 2 3 4 5 Mengetik (%)
Kecepatan mengetik 1 0 1,5 58,5 33,8 6,2 68,94
Sistem mengetik 10 jari 2 7,7 26,2 29,2 24,6 12,3 61,52
Kerapian dalam
3 4,6 4,6 41,5 32,3 16,9 70,4
mengetik
Bentuk surat 4 0 12,3 32,3 43,1 12,3 71,08
Keindahan hasil
5 0 15,4 38,5 36,9 9,2 67,98
mengetik
Rata- Rata Nilai Indeks Total 67,98

Rata-rata nilai indeks total dari indikator kebutuhan. Sedangkan menurut Winardi
menghitung sebesar 69,53%, sehingga hasil (1990:11) perhitungan angka-angka yang
analisis deskriptif untuk indikator menghitung menunjukkan jumlah dan trend pada berbagai
termasuk dalam kategori sedang. Hal ini fase perusahaan/instansi yang bersangkutan
dikarenakan terdapat pegawai yang masih merupakan aktivitas dasar sebagian besar
belum memahami tentang pekerjaan pekerjaan kantor. Perhitungan rata-rata
menghitung. Hal ini dapat ditunjukkan dari indikator menghitung diperoleh dari nilai angka
kurangnya pemahaman pegawai mengenai cara indeks masing-masing butir soal yang
mengolah data dengan baik dan benar serta ditunjukkan pada tabel 5.
dalam menggunakan alat hitung sesuai

Tabel 5. Indeks Indikator Menghitung


No. Aspek Menghitung (%) Indeks
Deskripsi Soal
Item 1 2 3 4 5 Menghitung (%)
Perhitungan biaya
6 0 1,5 49,2 33,8 15,4 72,56
penunjang
Ketelitian mengolah
7 4,6 4,6 41,5 32,3 16,9 70,4
data
Cara mengolah data 8 9,2 7,7 36,9 35,4 10,8 66,18
Pemanfaatan alat
9 0 10,8 46,2 30,8 12,3 68,98
hitung
Rata- Rata Nilai Indeks Total 69,53

Rata-rata nilai indeks total dari indikator ataupun pekerjaan yang telah diselesaikan.
memeriksa sebesar 73,78%, sehingga hasil Sudah banyak pegawai yang membaca dokumen
analisis deskriptif untuk indikator memeriksa yang telah selesai diketik sebelum dicetak dan
termasuk dalam kategori tinggi. Memeriksa pegawai juga memahami pentingnya memeriksa
merupakan pekerjaan kantor yang tingkat dokumen yang sudah disimpan. Selain
pemahamannya paling tinggi dibandingkan memeriksa dokumen, pegawai juga memahami
dengan pekerjaan kantor yang lain. Hal ini pentingnya memeriksa perlengkapan dan
dikarenakan sebagian besar dari pegawai sudah peralatan yang digunakan sebagai penunjang
memahami tentang pekerjaan memeriksa, baik aktivitas kantor. Hal ini sesuai dengan
memeriksa pekerjaan yang sedang dikerjakan pernyataan Lipschutz dan Lipschutz (1990:26)

368
Rosalia Yunisa/Economic Education Analysis Journal 7 (1) (2018)

yang mengatakan bahwa data yang telah dicatat indikator memeriksa diperoleh dari nilai angka
penting untuk diperiksa secara teliti untuk indeks masing-masing butir soal yang
meminimalisir kesalahan. Perhitungan rata-rata ditunjukkan pada tabel 6.

Tabel 6. Indeks Indikator Memeriksa


No. Aspek Mengetik (%) Indeks
Deskripsi Soal
Item 1 2 3 4 5 Memeriksa (%)
Memeriksa dokumen 10 0 7,7 18,5 43,1 30,8 79,46
Membaca dokumen 11 0 3,1 46,2 36,9 13,8 72,28
Pemeriksaan dokumen
12 0 12,3 32,3 43,1 12,3 71,08
yang disimpan.
Pemeriksaan
perlengkapan dan 13 0 1,5 55,4 23,1 20 72,32
peralatan kantor.
Rata- Rata Nilai Indeks Total 73,78

Rata-rata nilai indeks total dari indikator tersebut belum baik dan kerahasiaan dokumen
menyimpan sebesar 68,26%, sehingga hasil kurang terjaga. Meskipun sudah terdapat
analisis deskriptif untuk indikator menyimpan beberapa dokumen yang disimpan di dalam
termasuk dalam kategori sedang. Hal ini lemari, namun penyimpanan berkas atau
dikarenakan terdapat pegawai yang masih dokumen yang disimpan tersebut belum dikelola
belum memahami tentang pekerjaan dengan baik. Hal ini menyebabkan kendala
menyimpan, seperti sistem penyimpanan dalam penemuan kembali dokumen yang
dokumen, pentingnya petugas arsip di suatu dibutuhkan dan menghabiskan waktu lebih
instansi, menjaga kerahasiaan dan keamanan lama. Sedangkan menurut Yatimah (2009:187)
dokumen, penemuan kembali dokumen yang dalam memilih sistem klasifikasi yang tepat
disimpan. Selain itu, di Kantor Kemenag terdapat tiga kriteria, yaitu kecepatan (speed),
Kabupaten Pekalongan belum terdapat petugas ketepatan (accuracy), dan biaya (cost).
arsip, dan penyimpanan berkas hanya Perhitungan rata-rata indikator menyimpan
diletakkan di masing-masing meja pegawai. diperoleh dari nilai angka indeks masing-masing
Sehingga untuk keamanan dari dokumen butir soal yang ditunjukkan pada tabel 7.

Tabel 7. Indeks Indikator Menyimpan


No. Aspek Menyimpan (%) Indeks
Deskripsi Soal
Item 1 2 3 4 5 Menyimpan (%)

Sistem penyimpanan 14 16,9 4,6 46,2 26,2 6,2 60,1

Pentingnya petugas
15 0 4,6 35,4 38,5 21,5 75,38
arsip
Menjaga kerahasiaan
16 9,2 3,1 35,4 33,8 18,5 69,86
dokumen
Penemuan
17 3,1 10,8 50,8 24,6 10,8 65,9
dokumen/arsip
Keamanan
18 4,6 4,6 40 36,9 13,8 70,08
penyimpanan
Rata- Rata Nilai Indeks Total 68,26

369
Rosalia Yunisa/Economic Education Analysis Journal 7 (1) (2018)

Rata-rata nilai indeks total dari indikator tangan kiri. Selain itu, pegawai juga masih ada
menelepon sebesar 69,37%, sehingga hasil yang belum menggunakan salam secara formal.
analisis deskriptif untuk indikator menelepon Sedangkan menurut Herlambang dan Marwoto
termasuk dalam kategori sedang. Hal ini (2014:66) seorang pegawai yang melakukan
dikarenakan masih terdapat pegawai yang pekerjaan menelepon baik telepon keluar
belum memahami tentang pekerjaan menelepon, ataupun telepon masuk harus memperhatikan
baik sebagai penelepon ataupun sebagai bahasa yang digunakan saat berbicara yaitu
penerima telepon. Pegawai tersebut masih dengan bahasa yang sopan, formal, ramah, dan
menggunakan tangan kanan untuk memegang jelas. Perhitungan rata-rata indikator menelepon
gagang telepon serta belum memahami maksud diperoleh dari nilai angka indeks masing-masing
dan tujuan memegang gagang telepon dengan butir soal yang ditunjukkan pada tabel 8.

Tabel 8. Indeks Indikator Menelepon


No. Aspek Menelepon (%) Indeks
Deskripsi Soal
Item 1 2 3 4 5 Menelepon (%)
Etika dalam
19 0 12,3 36,9 35,4 15,4 70,78
bertelepon
Cara menggunakan
20 16,9 10,8 35,4 30,8 6,2 59,78
telepon
Etika mengucapkan
21 0 4,6 60 20 15,4 69,24
salam
Tata cara bertelepon 22 0 0 50,8 43,1 6,2 71,16
Perkenalan ketika
23 4,6 4,6 40 36,9 13,8 70,08
menelepon
Perkenalan ketika
24 0 13,8 33,8 35,4 16,9 71,02
menerima telepon
tata cara menutup
25 0 3,1 44,6 33,8 18,5 73,54
telepon.
Rata- Rata Nilai Indeks Total 69,37

Rata-rata nilai indeks total dari indikator pegawai belum menggandakan dokumen sesuai
menggandakan sebesar 69,77%, sehingga hasil dengan kebutuhan. Selain itu, pegawai juga
analisis deskriptif untuk indikator belum memanfaatkan sendiri alat pengganda
menggandakan termasuk dalam kategori sedang. dalam menggandakan dokumen. Perhitungan
Hal ini dikarenakan masih terdapat pegawai rata-rata indikator menggandakan diperoleh dari
yang belum memahami tentang pekerjaan nilai angka indeks masing-masing butir soal
menggandakan dokumen, yaitu pegawai belum yang ditunjukkan pada tabel 9.
memahami cara menggandakan dokumen dan
Tabel 9. Indeks Indikator Menggandakan
No. Aspek Menggandakan (%) Indeks
Deskripsi Soal
Item 1 2 3 4 5 Menggandakan (%)
cara menggandakan
26 0 12,3 32,3 43,1 12,3 71,08
dokumen
Kebutuhan
27 0 10,8 46,2 30,8 12,3 68,98
penggandaan dokumen
Penggunaan alat
28 0 4,6 55,4 29,2 10,8 69,24
pengganda
Rata- Rata Nilai Indeks Total 69,77

370
Rosalia Yunisa/Economic Education Analysis Journal 7 (1) (2018)

Rata-rata nilai indeks total dari indikator surat keluar yang dikirim pada buku ekspedisi.
mengirim surat sebesar 63,39%, sehingga hasil Hal ini belum sesuai dengan Peraturan Kepala
analisis deskriptif untuk indikator mengirim Arsip Nasional Republik Indonesia Tahun 2012
surat termasuk dalam kategori sedang. tentang Pedoman Pengurusan Surat di
Mengirim surat merupakan pekerjaan kantor Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia
yang tingkat pemahamannya paling rendah bahwa dalam pengiriman surat pada prosedur
dibandingkan dengan pekerjaan kantor yang surat keluar menggunakan buku ekspedisi
lain. Hal ini dikarenakan masih terdapat sebagai tanda bukti bahwa surat sudah dikirim.
pegawai yang belum memahami tentang Selain itu, terdapat pegawai yang belum begitu
pekerjaan mengirim surat. Pegawai di Kantor memahami cara mengirim surat melalui email
Kemenag Kabupaten Pekalongan belum ataupun faksimile, serta pemanfaatan ketiga
memahami prosedur pengiriman surat, sehingga media dalam mengirim surat tersebut sesuai
pegawai-pegawai tersebut belum mengirim surat kebutuhan. Perhitungan rata-rata indikator
melalui ekspeditur atau biasa disebut caraka. menggandakan diperoleh dari nilai angka indeks
Caraka yang terdapat di Kantor Kemenag masing-masing butir soal yang ditunjukkan pada
Kabupaten Pekalongan dalam melakukan tabel 10.
pekerjaan pengiriman surat belum mencatat

Tabel 10. Indeks Indikator Mengirim Surat


Aspek Mengirim Surat (%) Indeks
No.
Deskripsi Soal Mengirim
Item 1 2 3 4 5
Surat (%)
Prosedur pengiriman
29 1,5 20 44,6 26,2 7,7 63,72
surat.
Pemanfaatan
30 4,6 4,6 43,1 33,8 13,8 69,46
ekspeditur.
Pengiriman surat
31 13,8 0 49,2 24,6 12,3 64,26
melalui email.
Pengiriman surat
32 16,9 10,8 35,4 30,8 6,2 59,78
melalui faksimile.
Fungsi ekspeditur, email,
33 7,7 13,8 33,8 38,5 6,2 64,34
dan faksimile.
Waktu penggunaan
ekspeditur, email, dan 34 16,9 9,2 43,1 24,6 6,2 58,8
faksimile.
Rata- Rata Nilai Indeks Total 63,39

Berdasarkan hasil penelitian ini SIMPULAN


pemahaman pegawai tentang pekerjaan kantor
di Kantor Kemenag Kabupaten Pekalongan Berdasarkan hasil penelitian dan
belum mencapai kriteria tinggi. Sehingga pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya,
pemahaman pegawai tentang pekerjaan kantor maka dapat diambil kesimpulan bahwa
masih perlu ditingkatkan. Hal ini berdasarkan pemahaman pegawai tentang pekerjaan kantor
hasil penelitian Afriyenti (2013:12) yang di Kantor Kemenag Kabupaten Pekalongan
menyatakan bahwa pemberdayaan dengan memperoleh angka indeks sebesar 68,87%
meningkatkan pemahaman pegawai yang efektif dengan kriteria sedang. Hal ini dikarenakan
dan efisien dan dilakukan dengan baik akan masih terdapat pegawai yang kurang memahami
meningkatkan layanan administratif. kegiatan dari pekerjaan kantor, yaitu mengetik,

371
Rosalia Yunisa/Economic Education Analysis Journal 7 (1) (2018)

menghitung, memeriksa, menyimpan, Mudiartha. 2012. Pengaruh Motivasi,


menelepon, menggandakan, dan mengirim Lingkungan Kerja, Kompetensi, dan
surat. Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja dan
Kinerja Pegawai di Lingkungan Kantor Dinas
Perolehan angka indeks dari pemahaman
Pekerja Umum Provinsi Bali. Jurnal
pekerjaan kantor berasal dari rata-rata nilai
Manajemen, Strategi Bisnis, dan
indeks masing-masing pekerjaan kantor, yaitu Kewirausahaan, Vol. 6, No. 2. Hal. 173-184.
mengetik dengan perolehan angka indeks Bali: Universitas Udayana.
sebesar 67,98% dengan kriteria sedang, Fassoulis, Konstantinos., dan Alexopoulos, Nikolaos.
menghitung sebesar 69,53% dengan kriteria 2015. The workplace as a factor of job
sedang, memeriksa sebesar 73,78% dengan satisfaction and productivity: A case study of
kriteria tinggi, menyimpan sebesar 68,26% administrative personnel at the University of
dengan kriteria sedang, menelepon sebesar Athens. Journal of Facilities Management,
Vol. 13 Issue:4, pp. 332-349. Emeraldinsight.
69,37% dengan kriteria sedang, menggandakan
sebesar 69,77% dengan kriteria sedang, dan
Ferdinand, Augusty. 2007. Metode Penelitian
mengirim surat sebesar 63,39% dengan kriteria Manajemen Pedoman Penelitian untuk
sedang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu
bahwa pemahaman pegawai tentang pekerjaan Manajemen. Semarang: Badan Penerbit
kantor masih perlu ditingkatkan supaya aktivitas Undip.
dalam Kemenag Kabupaten Pekalongan Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete
berjalan dengan lancar. dengan Program IBM SPSS 23. Semarang:
Badan Penerbit Undip.
Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik.
UCAPAN TERIMA KASIH
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Herlambang, Susatyo., dan Marwoto, Bambang
Terima kasih atas bimbingan dari Bapak Heru. 2014. Manajemen Kesekretariatan Cara
Dr. S. Martono, M. Si., Ibu Wisudani Mudah Memahami dan Mengelola Pekerjaan
Rahmaningtyas, S. Pd., M. Pd., serta Bapak Dr. Kesekretariatan. Yogyakarta: Gosyen
Ade Rustiana, M. Si. Publishing.
Ikhsani, Ary Fidayatul. (2017). Pengaruh Komunikasi
DAFTAR PUSTAKA Non Formal, Disiplin Kerja, Kompetensi
Pegawai dan Empati Pegawai Tata Usaha
Afriyenti. 2013. Pemberdayaan Pegawai Tata Usaha terhadap Pelayanan Siswa Smk Palebon
dalam Rangka Meningkatkan Layanan Semarang, Economic Education Analysis
Administratif. Jurnal Administrasi Journal, 6(1).
Pendidikan, Volume 1 Nomor 1. Halaman 10- Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
461. UNP. Nomor: 63/Kep/M.Pan/7/2003 tentang
Algifari. 2015. Mengukur Kualitas Layanan. Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta. Publik Menteri Pendayagunaan Aparatur
Cary, Sparrow Paul Cooper. 2014. Organizational Negara.
effectiveness, people and performance: new Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran.
challenges, new research agendas. Journal of Yogyakarta: Graha Ilmu.
Organizational Effectiveness: People and Lipschutz, Martin M., dan Lipschutz, Seymor. 1990.
Performance, Vol. 1 Issue: 1, pp. 2-13. Pengolahan Data. Jakarta: Erlangga.
Emeraldinsight. Manning, Marilyn. 2010. Profesionalisme di Kantor.
Chasanah, Iswatun. (2017). Pengaruh Kemampuan Terjemahan Ati Cahayani. Jakarta Barat:
Kerja, Fasilitas Kerja, dan Prinsip Prosedur Indeks.
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor -----. 1991. Manajemen Perkantoran. Terjemahan F.X.
Kecamatan Se Kabupaten Batang, Economic Budiyanto. Jakarta: Binarupa Aksara.
Education Analysis Journal, 6(2). Manullang. 1984. Manajemen Personalia. Jakarta:
Dhermawan, Anak Agung Ngurah Bagus., Sudibya, I Ghalia Indonesia.
Gde Adnyana., dan Utama, I Wayan

372
Rosalia Yunisa/Economic Education Analysis Journal 7 (1) (2018)

Marimin. Mulyono, Sularso., dan Kuswantoro,


Agung. 2012. Keyboarding dengan Sistem 10
Jari. Semarang: Unnes Press.
Moenir, A.S. 1983. Tatalaksana Perkantoran dan
Penerapannya. Jakarta: Pradnya Paramita.
-----. 1987. Pendekatan Manusiawi dan Organisasi
terhadap Pembinaan Kepegawaian. Jakarta:
Gunung Agung.
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia
Tahun 2012 tentang Pedoman Pengurusan
Surat di Lingkungan Arsip Nasional Republik
Indonesia.
Ranupandojo, Heidjrachman, Suad Husnan. 1997.
Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE.
Rasto. 2015. Manajemen Perkantoran Paradigma
Baru. Bandung: Alfabeta.
Robbins, Stephen P., dan Judge, Timothy A. 2015.
Perilaku Organisasi. Terjemahan Ratna
Saraswati dan Febriella Sirait. Jakarta:
Salemba Empat.
Rustiana, A., & Rosmawati, N. (2016). Pengaruh
Tata Ruang dan Komunikasi Intern Terhadap
Efektivitas Kerja Guru di Smk Negeri 9
Semarang. Dinamika Pendidikan, 5(1).
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Suhartini, Yati. 2015. Pengaruh Pengetahuan,
Keterampilan dan Kemampuan Karyawan
terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada
Industri Kerajinan Kulit di Manding, Bantul,
Yogyakarta). Halaman 660-673. Yogyakarta:
Universitas PGRI Yogyakarta.
The Liang Gie. 2012. Administrasi Perkantoran
Modern. Yogyakarta: Liberty.
Umam, Khaerul. 2014. Manajemen Perkantoran.
Bandung: Pustaka Setia.
Winardi. 1990. Manajemen Perkantoran dan
Pengawasan. Bandung: Mandar Maju.
Yatimah, Durotul. 2009. Pengembangan Sumber
Daya Manusia Bidang Keahlian
Kesekretarisan Modern dan Administrasi
Perkantoran. Bandung: Pustaka Setia
Zomerdijk, Leonieke G., dan Vries, Jan de. 2007.
Structuring front office and back office work in
service delivery systems: An empirical study of
three design decisions. International Journal of
Operations & Production Management, Vol.
27 Issue: 1, pp. 108-131. Emeraldinsight.

373

Anda mungkin juga menyukai