Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) PADA

PUSAT PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM


NEGERI (PUSAT P3DN) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
REPUBLIK Indonesia

PONI LESTARI

1709619012

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini ditulis untuk memenuhi kelulusan


pada mata kuliah Praktik Kerja Lapangan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI


PERKANTORAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2022
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR

Judul : Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada Pusat


Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (Pusat
P3DN) Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Nama Penulis : Poni Lestari

Nomor Registrasi : 1709619012

Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran

Menyetujui,

Kepala Program Studi

Pendidikan Administrasi Perkantoran Dosen Pembimbing

Roni Faslah, S.Pd., M.M Maulana Amirul Adha,S.Pd., M.Pd

NIP. 197510152003121001 NIP. 199604272022031012

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Koordinator Program Studi S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Roni Faslah, S.Pd., M.M


NIP. 197510152003121001

Nama
Ketua Penguji, Tanda Tangan Tanggal

___________________ .............................. ...................


NIP.

Penguji Ahli,

___________________ .............................. ...................


NIP.

Dosen Pembimbing,

Maulana Amirul Adha, S.Pd., M.Pd .............................. ...................


NIP.199604272022031012

Nama : Poni Lestari


Nomor Registrasi : 1709619012
Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran

iii
LEMBAR EKSEKUTIF
PONI LESTARI. 1709619012. Laporan Praktik Kerja Lapangan. Program Studi
Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Jakarta 2022.
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini disusun sebagai rekam jejak atas
terlaksananya kegiatan serta untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik
dalam menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Administrasi
Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta. Adapun hasil dari
program Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, Praktikan memperoleh ilmu
pengetahuan dan pengalaman terjun ke dunia kerja, serta membuka jaringan di
sebuah perusahaan.
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di Kementerian
Perindustrian Republik Indonesia pada Pusat Peningkatan Penggunaan Produk
Dalam Negeri (Pusat P3DN).. Praktikan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
selama 34 hari terhitung dari tanggal 9 Februari – 30 Maret 2022.
Tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang didapat di universitas kemudian
menerapkannya ke dunia kerja, serta mendapat pengetahuan dan pengalaman di
dunia pekerjaan pada bidang Administrasi Perkantoran khususnya pada bidang
Kearsipan.
Dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL), Praktikan mengerjakan
pekerjaan dalam bidang kearsipan, yaitu melakukan kegiatan pengelolaan arsip
yang meliputi kegiatan memeriksa arsip, mengindeks atau pemberian kode arsip,
menyortir arsip, menyimpan arsip ke dalam folder (map) dan kemudian menyimpan
arsip sesuai dengan sistem yang digunakan dan Praktikan juga melakukan input
rekapan laporan hasil capaian TKDN di Microsoft excel. Pada saat pelaksanaan
kerja, Praktikan menghadapi kendala dan tantangan yaitu berkas yang ingin
disimpan masih tercampur dengan tahun sebelum dan sesudahnya, kurangnya
berkas arsip sehingga penyimpanan dalam kotak (box) arsip tidak lengkap
sehingga menyebabkan pekerjaan tertunda serta keterbatasan ruang untuk
penyimpanan kotak (box) arsip sehingga arsip yang disimpan tidak dikumpulkan
di satu tempat tetapi di beberapa tempat.
Penyelesaian dari kendala tersebut adalah Praktikan tetap mengerjakan kearsipan
sampai selesai dengan penggunaan ruang penyimpanan yang ada dan untuk
pencatatan berkas-berkas yang dikurang dicatat dalam setiap box tempat di mana
berkas tersebut disimpan dan dicatat di kertas untuk menjadi pengingat bahwa box
tempat penyimpanan arsip masih ada yang kurang atau tidak lengkap. Praktikan
mendapat pengetahuan mengenai pengelolaan arsip di suatu instansi pemerintah
dan juga menambah pengalaman, tanggung jawab, dan disiplin terhadap tugas
yang diberikan. Praktikan memberikan saran agar kegiatan kearsipan yang ada di
Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (Pusat P3DN) Kementerian
Perindustrian Republik Indonesia adalah dengan langsung menyusun berkas yang
datang sesuai dengan sistem kearsipan yang digunakan agar tidak tercampur,

iv
menyiapkan tempat untuk menyimpan kearsipan serta pemenuhan arsip-arsip agar
terlihat lebih rapi dan dalam proses kegiatan kearsipan diharapkan berkas yang
ingin disimpan sudah tidak ada yang kurang atau sudah lengkap sehingga ke
depannya tidak perlu menyimpan kembali berkas-berkas yang kurang.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-

Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan pada

Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (Pusat P3DN) di

Kementerian Perindustrian dengan baik dan tepat waktu. Laporan Praktik Kerja

Lapangan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sebagai syarat

untuk menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran,

Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta.

Laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Praktikan dan juga

para pembaca untuk menambah wawasan mengenai dunia kerja. Penyelesaian

Laporan Praktik Kerja Lapangan terlaksana dengan lancar atas bantuan serta

bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu Praktikan ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Dr. Ari Saptono, SE, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Jakarta.

2. Roni Faslah, S.Pd., MM. selaku Koordinator Program Studi Pendidikan

Administrasi Perkantoran.

3. Maulana Amirul Adha, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja

Lapangan yang senantiasa memberikan bimbingan dan saran sampai dengan

proses akhir penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan.

4. Anna Pragiawati, SE selaku Kepala Sub Bagian Kearsipan dan Biro Umum di

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.

vi
5. Nila Kumalasari, ST., MT selaku Kepala Pusat Sekretariat Jenderal

Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (Pusat P3DN) Kementerian

Perindustrian Republik Indonesia.

6. M. Yoga Permana, SE., MM dan Nendra, SE selaku Pejabat Fungsional

Arsiparis Sekretariat Jenderal Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam

Negeri (Pusat P3DN) Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.

7. Arum Rochimi, S.AP selaku Pejabat Fungsional Arsiparis dan Sub Bagian

Program dan Tata Usaha Sekretariat Jenderal Pusat Peningkatan Penggunaan

Produk Dalam Negeri (Pusat P3DN) sekaligus menjadi pembimbing Praktikan

selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan.

8. Keluarga Praktikan yang selalu senantiasa memberikan dukungan selama

kegiatan Praktik Kerja Lapangan.

9. Semua pihak yang tidak dapat Praktikan sebut satu per satu yang telah

membantu kelancaran Praktikan dalam melaksanakan seluruh kegiatan Praktik

Kerja Lapangan.

Dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, Praktikan menyadari

masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki. Untuk itu Praktikan

sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga Laporan Praktik

Kerja Lapangan (PKL) ini bermanfaat bagi Praktikan khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Jakarta, April 2022

Praktikan

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR ......................................................................... ii


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. iii
LEMBAR EKSEKUTIF ...................................................................................................iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................................vi
DAFTAR ISI.................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xii
BAB I ................................................................................................................................ 13
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan..................................................... 13
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan................................................................... 15
1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan................................................................. 15
1.4 Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ........................................... 17
1.5 Jadwal Waktu Praktik Kerja Lapangan ...................................................... 18
1.5.1 Tahap Persiapan ..................................................................................... 18
1.5.2 Tahap Pelaksanaan ................................................................................. 19
1.5.3 Tahap Pelaporan ..................................................................................... 19
BAB II .............................................................................................................................. 21
1.1 Profil Kementerian Perindustrian RI ........................................................... 21
1.1.1 Sejarah Kementerian Perindustrian RI ................................................ 21
1.1.2 Visi dan Misi Kementerian Perindustrian RI ...................................... 32
1.2 Tugas dan Fungsi Kementerian Perindustrian RI ....................................... 34
1.3 Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian RI................................... 35
1.4 Profil Pusat Peningkatan Produk Dalam Negeri Kementerian
Perindustrian RI ......................................................................................................... 38
BAB III............................................................................................................................. 42
3.1 Bidang Kerja ................................................................................................... 42
3.2 Pelaksanaan Kerja .......................................................................................... 42

viii
3.3 Kendala yang Dihadapi .................................................................................. 52
3.4 Cara Mengatasi Kendala ................................................................................ 53
3.5 Kesenjangan Teori dan Praktik..................................................................... 56
BAB IV ............................................................................................................................. 59
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 59
4.2 Rekomendasi ................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................. 64

ix
DAFTAR TABEL

Tabel I. 1 Jadwal Kerja PKL ......................................................................................... 19

Tabel I. 2 Jadwal Waktu PKL ....................................................................................... 20

Tabel II. 1 Jadwal Perubahan Kabinet Kementerian Perindustrian ......................... 31

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 Logo Kementerian Perindustrian RI ..................................................... 21

Gambar II. 2 Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian RI ........................... 37

Gambar II. 3 Struktur Organisasi Pusat P3DN ........................................................... 38

Gambar III. 1 Detail Sertifikat TKDN Pusat P3DN .................................................... 43

Gambar III. 2 Daftar Isi Berkas Arsip Pusat P3DN .................................................... 43

Gambar III. 3 Pemeriksaan Arsip ................................................................................. 44

Gambar III. 4 Penentuan Indeks ................................................................................... 45

Gambar III. 5 Kode Klasifikasi ..................................................................................... 46

Gambar III. 6 Pemberian Kode Klasifikasi.................................................................. 48

Gambar III. 7 Penyortiran Berdasarkan Nomor Tanda Sah ....... Error! Bookmark not

defined.

Gambar III. 8 Penyortiran Berkas ....................................Error! Bookmark not defined.

Gambar III. 9 Pelabelan Berkas dan Folder Arsip ...................................................... 49

Gambar III. 10 Arsip Aktif yang sudah dikelompokkan berdasarkan nomor dan

tanggal ..................................................................................Error! Bookmark not defined.

Gambar III. 11 Penyimpanan Arsip ............................................................................. 51

Gambar III. 12 Penyimpanan Arsip Pusat P3DN ........................................................ 52

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kartu Konsultasi........................................................................................ 64

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin PKL .................................................................... 65

Lampiran 3 Penempatan Unit PKL .............................................................................. 65

Lampiran 4 Daftar Hadir ............................................................................................... 66

Lampiran 5 Penilaian PKL ............................................................................................ 69

Lampiran 6 Daftar Kegiatan PKL ................................................................................ 70

Lampiran 7 Dokumentasi Kerja.................................................................................... 73

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

Seiring pertumbuhan penduduk Indonesia dari hari ke hari, sumber daya

manusia di Indonesia terus bertambah, tetapi kualitas sebagian besar talenta

Indonesia saat ini tidak selalu terjamin. Oleh karena itu, dalam rangka

meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, sangat penting untuk

memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang terampil

membantu perkembangan perekonomian Indonesia, sehingga sumber daya manusia

membutuhkan keahlian yang berkualitas. Orang yang terampil sangat penting bagi

negara, karena orang yang berkualitas perlu memiliki keahlian di tempat kerja di

mana mereka ahli di bidangnya. Oleh karena itu, kehadiran talenta berkualitas dapat

mengurangi tingkat penyerapan tenaga kerja Indonesia dan menciptakan peluang

untuk menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat lain.

Kompetensi dan pengalaman saat ini sangat dibutuhkan dalam dunia kerja.

Ilmu dan teknologi berkembang begitu pesat, seiring perkembangan zaman tersebut

seseorang harus memiliki kompetensi untuk dapat bersaing di dunia pekerjaan

maupun industri. Dalam hal ini, kita menyadari sumber daya manusia merupakan

modal utama dalam kegiatan tersebut. Maka dari itu, kualitas tenaga kerja harus

dikembangkan dengan baik. Salah satu caranya adalah memberikan kesempatan

pada mahasiswa untuk lebih mengenal dunia kerja dengan mengikuti kegiatan

Praktik Kerja Lapangan (PKL).

13
14

Guna melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat

mengaplikasikan teori yang sudah dipelajari selama di perkuliahan, maka program

studi S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas

Negeri Jakarta mengadakan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL). Dengan

adanya mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini mahasiswa dapat

mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan selama di perkuliahan ke dalam dunia

kerja yang sesungguhnya. Mahasiswa diberikan wadah untuk mengenal dunia kerja

yang sesungguhnya, mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan selama di

perkuliahan, dan memecahkan masalah yang didapatkan yang ada di dunia kerja.

Pelaksanaan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang ada bukan hanya

memberikan tugas kepada mahasiswa dan bukan hanya untuk mendapatkan nilai,

tetapi lebih memiliki tugas untuk melatih dan mengasah keahlian yang dimiliki

mahasiswa menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang sangat

baik.

Praktikan memperoleh kesempatan untuk melakukan Praktik Kerja

Lapangan pada Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, didasari rasa

keingintahuan mengenai pekerjaan yang ada di dalam dunia perkantoran. Setelah

selesai melalui tahap administrasi, kemudian praktikan ditempatkan di Pusat

Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (Pusat P3DN) bagian kearsipan,

bagian tersebut ada kaitannya dengan program studi Pendidikan Administrasi

Perkantoran. Dalam hal ini Praktikan dapat memahami secara langsung bagaimana

cara mengelola kearsipan yang ada dalam sebuah instansi pemerintah.


15

1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan

Berdasarkan latar belakang Praktik Kerja Lapangan yang Praktikan tulis di

atas, pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan memiliki tujuan, yaitu:

a. Mendapatkan pengalaman kerja dan melatih mahasiswa dalam

berinteraksi, bersosialisasi, dan beradaptasi dengan dunia kerja.

b. Menyelesaikan salah satu mata kuliah dalam Fakultas Ekonomi,

Universitas Negeri Jakarta.

c. Mendorong mahasiswa untuk mencari dan menyelesaikan permasalahan

yang terjadi selama praktik kerja lapangan dilaksanakan.

d. Membina kerja sama antara Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

dengan instansi baik pemerintah maupun swasta di mana mahasiswa

melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan

Setelah melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan manfaat yang

didapatkan adalah:

1. Manfaat bagi Praktikan

a. Memenuhi salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa S1 Pendidikan

Administrasi Perkantoran.

b. Meningkatkan keterampilan mahasiswa atas pengetahuan yang dimiliki

selama mengikuti perkuliahan.


16

c. Menjadi sarana pembelajaran dalam membentuk karakter bertanggung

jawab, mandiri, dan terbiasa untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan

kerja.

d. Mengembangkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan mencoba

untuk menemukan sesuatu yang baru yang belum pernah diperoleh dari

pendidikan formal.

e. Memberi pengalaman yang konkret dalam hal dunia kerja.

f. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi dengan karyawan yang lebih

berpengalaman di lingkungan kerja dan meningkatkan kedisiplinan dan

tanggung jawab dan menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada

Praktikan.

2. Manfaat bagi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

a. Membuka peluang kerja sama dalam bidang sumber daya antar Fakultas

Ekonomi dengan dunia kerja.

b. Membangun citra positif dari dunia kerja perihal keberhasilan praktik

kerja lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa.

c. Dapat meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara pihak

Universitas Negeri Jakarta dan pihak perusahaan.

d. Mendapatkan umpan balik untuk menyempurnakan kurikulum yang

sesuai dengan kebutuhan di lingkungan kerja dan tuntutan pembangunan

pada umumnya. Dengan demikian Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Jakarta dapat mencetak lulusan yang kompeten dalam dunia kerja.


17

3. Manfaat bagi Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

a. Dapat menjalin hubungan baik antara universitas dengan Kementerian

Perindustrian Republik Indonesia, untuk menciptakan kerja sama yang

saling menguntungkan.

b. Mendapatkan bantuan sumber daya manusia dalam melakukan pekerjaan

sesuai bidang keahlian yang tanpa harus melakukan kegiatan perekrutan

karyawan.

c. Dapat menjadi sumber informasi mengenai sumber daya manusia yang

memiliki kapabilitas baik, berkualitas, dan bertanggung jawab.

1.4 Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di Kementerian

Perindustrian Republik Indonesia, yang kemudian Praktikan ditempatkan pada

Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (Pusat P3DN). Berikut

adalah data lembaga tempat Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan:

Nama Instansi : Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Alamat : Jalan Gatot Subroto Kav. No. 52-53, Kuningan

Timur, Jakarta Selatan 12950.

No. Telepon : (021) 5255 509

Email : humas@kemenperin.go.id

Divisi Tempat PKL : Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam

Negeri (Pusat P3DN)


18

Praktikan memilih Kementerian Perindustrian Republik Indonesia pada bagian

Kearsipan sesuai dengan program studi yang diambil Praktikan yaitu Pendidikan

Administrasi Perkantoran, khususnya dalam mata kuliah Kearsipan.

1.5 Jadwal Waktu Praktik Kerja Lapangan

Praktikan melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang

berlangsung selama 34 hari yang terhitung mulai tanggal 9 Februari sampai dengan

30 Maret 2022. Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan terdapat tiga tahap

yang harus dilakukan, adapun rincian ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut:

1.5.1 Tahap Persiapan

Pada tahap ini Praktikan mencari beberapa instansi pemerintah

maupun perusahaan yang terkait dan relate dengan bidang yang Praktikan

pelajari selama kegiatan perkuliahan. Praktikan melakukan observasi pada

Januari 2022. Praktikan kemudian mempersiapkan surat permohonan

Praktik Kerja Lapangan ke Biro Administrasi Akademik dan Keuangan

(BAAK) yang ditujukan ke beberapa instansi termasuk Kementerian

Perindustrian Republik Indonesia.

Praktikan kemudian mengajukan surat permohonan izin Praktik

Kerja Lapangan dan kemudian diterima di Kementerian Perindustrian

Republik Indonesia bagian Pusat P3DN. Praktikan dihubungi pihak

Kementerian Perindustrian dan dinyatakan diterima untuk Praktik Kerja

Lapangan di Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.


19

1.5.2 Tahap Pelaksanaan

Praktikan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Kementerian

Perindustrian Republik Indonesia pada bagian Pusat Peningkatan

Penggunaan Produk Dalam Negeri (Pusat P3DN) selama 34 hari terhitung

tanggal 9 Februari – 30 Maret 2022. Praktikan bekerja selama 5 (lima) hari

per minggu mulai dari Senin sampai dengan Jumat mulai pukul 08.00 –

16.00 WIB.

Berikut adalah ketentuan Praktik Kerja Lapangan di Kementerian

Perindustrian Republik Indonesia :

Tabel I. 1 Jadwal Kerja PKL

Hari Kerja Jam Kerja Pelaksanaan Kerja

Senin s.d Kamis 08.00 – 16.00 WIB Work From Office (WFO)

Jumat 08.00 – 16.00 WIB Work From Home (WFH)

1.5.3 Tahap Pelaporan

Setelah selesai melaksanakan tahap pelaksanaan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) maka Praktikan melakukan tahap yang terakhir, yaitu

penulisan laporan. Praktikan menyusun laporan sesuai dengan pedoman

penulisan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang ada pada website resmi

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.

Laporan ini disusun berdasarkan data yang Praktikan dapat dari

pembimbing yang ada di tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dan


20

juga mencari tahu dari karyawan yang ada di sana, lalu Praktikan juga

mencari data melalui beberapa sumber salah satunya seperti internet.

Setelah data-data yang dibutuhkan sudah terkumpul, Praktikan

memulai dengan menyusun laporan Praktik Kerja Lapangan dan Laporan

Praktik Kerja Lapangan dapat diselesaikan tepat waktu.

Tabel I. 2 Jadwal Waktu PKL

Januari Februari Maret April

Tahap 2022 2022 2022 2022

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan PKL

Pelaksanaan

PKL

Penulisan

Laporan PKL

Sumber : Data diolah oleh Praktikan


BAB II
TINJAUAN UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

1.1 Profil Kementerian Perindustrian RI

Gambar II. 1 Logo Kementerian Perindustrian RI

1.1.1 Sejarah Kementerian Perindustrian RI

Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensial

tanggal 19 Agustus 1945, maka wewenang dan tanggung jawab sektor industri dan

perdagangan berada di bawah Kementerian Kemakmuran yang dipimpin oleh Ir.

Soerachman Tjokroadisoerjo hingga berakhirnya tugas kabinet ini tanggal 14

November 1945. Dalam Kabinet Sjahrir I, dengan sistem pemerintahan

parlementer, Kementerian Kemakmuran dipimpin oleh Ir. Darmawan

Mangoenkoesoemo, yang selanjutnya menjabat Menteri Perdagangan dan

Perindustrian pada Kabinet Sjahrir II dari tanggal 12 Maret 1946 sampai dengan 2

Oktober 1946. Selanjutnya, dalam Kabinet Sjahrir III, wewenang dan pembinaan

sektor industri dan perdagangan kembali pada Kementerian Kemakmuran yang

dipimpin oleh Dr. A.K. Gani, dibantu Menteri Muda Kemakmuran, Mr. Joesoef

21
22

Wibisono. Dalam serah terima dari Kebinet Sjahrir III kepada Kabinet Amir

Sjarifoedin I tanggal 3 Juli 1947, pembinaan sektor industri dan perdagangan masih

tetap di bawah Kementerian Kemakmuran yang dipimpin oleh Dr. A.K.Gani

dibantu oleh dua orang Menteri Muda yaitu I.J. Kasimo dan Dr. A. Tjokronegoro

sampai berakhirnya Kabinet Sjarifoedin II pada tanggal 29 Januari 1948.

Pada Kabinet Hatta I yang ditandai adanya perubahan dari sistem

parlementer menjadi presidensiil, Kementerian Kemakmuran dipimpin oleh

Sjafroeddin Prawiranegara dan berakhir tanggal 4 Agustus 1949. Usai masa kabinet

itu (tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 13 Juli 1949), sektor industri dan

perdagangan dipercayakan kepada Ir. Indratjaja.

Dalam Kabinet Hatta II tanggal 4 Agustus sampai dengan 20 Desember

1949, Ir. Indratjaja digantikan oleh I.J. Kasimo sampai berakhirnya Kabinet RIS

dengan sistem parlementer, yaitu sejak tanggal 20 Desember 1949 sampai tanggal

21 Januari 1950, yang merupakan kabinet peralihan RI Yogyakarta. Selanjutnya

dalam Kabinet Halim (RI Yogyakarta) dari tanggal 21 Januari sampai dengan 6

September 1950, sektor industri dan perdagangan menjadi satu dalam Kementerian

Perdagangan dan Perindustrian yang dipimpin oleh Mr. Tandiono Manoe.

Kembali pada Kabinet Hatta dengan sistem parlementer, dari tanggal 20

Desember 1949 sampai dengan tanggal 6 September 1950, sektor industri dan

perdagangan masuk dalam wewenang dan tanggung jawab Kementerian

Kemakmuran yang dipimpin oleh Ir. Djoeanda.

Pada masa Kabinet Natsir dari tanggal 6 September 1950 sampai dengan 27

April 1951, Kementerian Perdagangan dan Perindustrian dipercayakan kepada Dr.


23

Soemitro Djojohadikoesoemo. Karena adanya perubahan dalam Kabinet tersebut

maka Menteri Perdagangan dan Perindustrian diserahkan kepada Mr. Soejono

Hadinoto.

Pada masa Kabinet Wilopo, sejak tanggal 3 April 1952, sektor industri dan

perdagangan menjadi tanggung jawab Kementerian Perekonomian yang dipimpin

oleh Mr. Soemanang. Kemudian Mr. Soemanang digantikan oleh Mr. Iskaq

Tjokrohadisoerjo sampai tanggal 12 Agustus 1955. Masa Kementerian

Perekonomian berlangsung selama 5 tahun, yaitu sampai Kabinet Ali

Sastroamidjojo II yang berakhir pada tanggal 9 April 1957.

Ketika terbentuk Kabinet Karya yang dipimpin oleh Ir. Djoeanda, sektor

industri dan perdagangan dipisahkan pada kementerian tersendiri; yaitu sektor

perdagangan masuk dalam Kementerian Perdagangan yang dipimpin oleh Prof.

Soemardjo, sebagai Menteri Perdagangan dijabat oleh Drs. Rachmat Muljomiseno,

sektor industri dibina oleh Menteri Perindustrian yang dijabat oleh Ir. F.J.

Inkiriwang, berakhir pada tanggal 22 Juli 1959.

Kabinet Karya dengan sistem presidensial sampai tanggal 18 Februari 1960,

Menteri Muda Perindustrian Rakyat dijabat oleh Dr. Soeharto dan Menteri Muda

Perindustrian Dasar dan Pembangunan dijabat oleh Chairoel Saleh sementara

Menteri Muda Perdagangan dijabat oleh Mr. Arifin Harahap. Dalam periode itu

Chairoel Saleh juga ditunjuk sebagai Menteri Pembangunan dan Dr. J. Leimena

sebagai Menteri Distribusi.

Ketika diberlakukannya program Pembangunan Nasional Semesta

Berencana yang dimulai tahun 1961, pembinaan industri ditangani oleh dua
24

departemen, yaitu Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan

(Deperdatam) dan Departemen Perindustrian Rakyat (Depperindra). Meskipun

antara tahun 1961 sampai dengan Agustus 1964 telah terjadi pergantian kabinet

sebanyak 2 (dua) kali, namun Deperdatam dan Depperindra tidak mengalami

perubahan. Perubahan organisasi baru terjadi pada periode konfrontasi dengan

Negara Federasi Malaysia.

Dalam Kabinet Karya II, Chairoel Saleh ditetapkan sebagai Menteri

Perindustrian Dasar dan Pertambangan, sedangkan Dr. Soeharto dan Mr. Arifin

Harahap masing-masing sebagai Menteri Perindustrian Rakyat dan Menteri

Perdagangan sampai perubahan kabinet tanggal 6 Maret 1962. Dalam Kabinet

Kerja IV yang berakhir pada tanggal 27 Agustus 1964, Menteri Perindustrian dan

Pertambangan masing-masing dipegang oleh Chairoel Saleh, Mayjend Dr. Aziz

Saleh selaku Menteri Perindustrian Rakyat, sementara Menteri Perdagangan

digantikan oleh Adam Malik.

Dalam Kabinet Dwikora yang dipimpin oleh Perdana Menteri, dibantu oleh

sebuah Presidium, terdiri dari tiga Wakil Perdana Menteri (Waperdam). Kabinet

yang tersusun atas lima belas Kompartemen tersebut masing-masing membawahi

beberapa Kementerian. Pada saat itu, Kementerian Departemen Perindustrian Dasar

dan Pertambangan (Deperdatam) dipecah menjadi tiga Kementerian yang berada di

bawah naungan Kompartemen Pembangunan, terdiri dari Kementerian

Perindustrian Dasar, Kementerian Pertambangan dan Kementerian Minyak dan Gas

Bumi. Departemen Perindustrian Rakyat (Depperindra) dipecah menjadi empat

Kementerian yang berada di bawah Kompartemen Perindustrian Rakyat terdiri dari


25

Kementerian Perindustrian Tekstil, Perindustrian Ringan, Perindustrian Kerajinan

dan Perindustrian Rakyat serta Urusan Berdikari. Sementara, Departemen

Perdagangan dan Departemen Koperasi berada di bawah naungan Kementerian

Perdagangan.

Pada masa Kabinet Dwikora periode 27 Agustus 1964 sampai dengan 22

Februari 1966, jabatan Menteri Perindustrian Dasar dipercayakan pada Hadi

Thayeb, Menteri Perindustrian Pertambangan dijabat oleh Armunanto, Menteri

Perindustrian Tekstil dipimpin oleh Brigjen Ashari Danoedirdjo, Menteri

Perindustrian Ringan dipimpin oleh Brigjen M. Yoesoef, Menteri Perindustrian

Kerajinan dipimpin oleh Mayjen Dr. Aziz Saleh, Menteri Perdagangan Dalam

Negeri oleh Brigjen Achmad Joesoef dan Menteri Perindustrian Maritim dijabat

oleh Mardanoes. Sewaktu Kabinet Dwikora disempurnakan, maka sebagai Menteri

Perindustrian Dasar ditetapkan Brigjen M. Joesoef, Menteri Perindustrian Rakyat

ditetapkan Mayjen Dr. Aziz Saleh, Menteri Perindustrian Tekstil Brigjen Ashari

Danoedirdjo, Menteri Perindustrian Kerajinan Hadi Thajeb, Menteri Perindustrian

Ringan Laksda (U) Soeharnoko Harbani dan Menteri Perdagangan tetap dipegang

oleh Brigjen Achmad Joesoef. Menteri Perindustrian Maritim masih dijabat oleh

Mardanus sampai kabinet ini berakhir tanggal 28 Maret 1966.

Selanjutnya, berlangsung Kabinet Dwikora dan Brigjen M. Joesoef

ditetapkan sebagai Menteri Perindustrian Dasar dan Ringan, Ir. Sjafiun sebagai

Menteri Perindustrian Tekstil, brigjen Ashari Danudirdjo diangkat sebagai Menteri

Perdagangan, Kom (U) J. Salatoen sebagai Menteri Perindustrian Penerbangan dan


26

Mardanus tetap sebagai Menteri Perindustrian Maritim sampai berakhirnya Kabinet

Dwikora tanggal 25 Juli 1966.

Dalam Kabinet Pembangunan I dengan sistem presidensial yang terbentuk

sejak tanggal 6 Juni 1968 sampai dengan 28 Maret 1973, Letjen M. Joesoef sebagai

Menteri Perindustrian sampai berakhirnya Kabinet Pembangunan II dan Prof. Dr.

Soemitro Djojohadikoesoemo sebagai Menteri Perdagangan, kemudian digantikan

oleh Drs. Radioes Prawiro.

Dalam Kabinet Pembangunan III, tanggal 29 Maret 1978 sampai dengan 19

Maret 1983, Ir. A.R. Soehoed sebagai Menteri Perindustrian, Drs. Radioes Prawiro

sebagai dan Menteri Perdagangan dan Koperasi, Bustanil Arifin SH ditunjuk

sebagai Menteri Muda Urusan Koperasi. Selanjutnya sejak tanggal 29 Maret 1983

sampai dengan 19 Maret 1988, Rachmat Saleh, SE ditunjuk sebagai Menteri

Perdagangan, sementara Bustanil Arifin, SH sebagai Menteri Koperasi.

Dalam Kabinet Pembangunan IV, sebagai Menteri Perindustrian adalah Ir.

Hartarto sampai berakhirnya Kabinet Pembangunan V tanggal 19 Maret 1993.

Menteri Muda Perindustrian dijabat oleh Ir. T. Ariwibowo, Menteri Perdagangan

dijabat oleh Dr. Arifin Siregar dan sebagai Menteri Muda Perdagangan dijabat oleh

Dr. Soedradjat Djiwandono.

Dalam Kabinet Pembangunan VI sejak tanggal 19 Maret 1993 sampai

dengan 19 Maret 1998, Ir. T. Ariwibowo ditetapkan sebagai Menteri Perindustrian

dan sebagai Menteri Perdagangan ditunjuk Prof. Dr. Satrio Budihardjo Joedono

yang berakhir sampai tanggal 6 Desember 1995, sebagai awal digabungnya


27

Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan. Sebagai Menteri

Perindustrian dan Perdagangan diangkatlah Ir. T. Ariwibowo.

Pada tanggal 16 Maret 1998, menggantikan Ir. T. Ariwibowo diangkat

Mohammad Hasan sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Dua bulan

berselang dengan terjadinya gerakan reformasi, maka Kabinet Pembangunan VI

mengalami perubahan. Pada tanggal 21 Mei 1998, Mohammad Hasan digantikan

oleh Prof. Dr. Ir. Rahardi Ramelan, M.Sc.

Selanjutnya dalam Kabinet Reformasi Pembangunan di bawah

kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, tanggal 26 Oktober 1999 ditetapkan

Drs. Jusuf Kalla menggantikan Prof. Dr. Ir. Rahardi Ramelan, M.Sc. Enam bulan

kemudian, tepatnya tanggal 26 April 2000, pergantian pimpinan Depperindag

kembali terjadi yakni dari Drs. Jusuf Kalla diserahkan kepada Letjen TNI Luhut B.

Pandjaitan.

Pada tanggal 9 Agustus 2001, dalam Kabinet Gotong Royong di bawah

kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, maka pimpinan Depperindag

diserahterimakan dari Letjen TNI Luhut B. Pandjaitan kepada Rini M.S. Soewandi.

Selama kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, selaku Presiden

Republik Indonesia ke-4, dengan berbagai alasan dan masalah yang dihadapi telah

berkali-kali merubah susunan dan komposisi personalia kabinet yang dipimpinnya.

Dalam hubungan ini telah terjadi sebanyak tiga kali pergantian Menteri Koordinator

Perekonomian Nasional, semula dijabat oleh Dr. Kwik Kian Gie; kemudian

berturut-turut dipegang oleh Dr. Rizal Ramli dan Drs, Burhanuddin Abdullah MA

hingga berakhirnya pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Sedangkan


28

Menteri yang menjabat bidang perindustrian dan perdagangan ditetapkan semula

Drs. Jusuf Kalla, kemudian diganti oleh Letjen TNI Luhut B. Pandjaitan seperti

yang telah diungkapkan di atas.

Presiden Abdurrahman Wahid kemudian diberhentikan oleh MPR - RI

melalui suatu Sidang Istimewa (SI) pada tanggal 23 Juli 2001. Selanjutnya, sesuai

konstitusi, Wakil Presiden RI Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Presiden

RI ke-5 yang menjabat hingga tahun 2004. Sedang sebagai Wakil Presiden RI untuk

periode yang sama terpilih Dr. Hamzah Haz.

Harapan besar bangsa Indonesia yang diletakkan di pundak Megawati

Soekarnoputri dan Hamzah Haz memang beralasan. Betapa tugas-tugas berat

tersebut harus diemban, tidak saja melingkupi bidang perekonomian, penegakan

hukum, pemulihan keamanan serta persoalan-persoalan lain yang demikian

kompleks menjadi dambaan seluruh rakyat Indonesia untuk segera berakhir.

Bangsa Indonesia demikian menyadari bahwa globalisasi semakin dekat, sementara

jika persoalan di dalam negeri masih belum terselesaikan secara baik, sangat

mustahil akan mampu bersaing di kancah internasional.

Bercermin dari pengalaman dua tahun kepemimpinan Presiden

Abdurrachman Wahid, Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden RI ke-5

didampingi oleh Hamzah Haz sebagai Wakil Presiden RI yang ke-9, membentuk

Kabinet Gotong Royong yang didukung dari berbagai unsur, baik dari partai politik

maupun kalangan profesional dan non politik. Dengan terbentuknya Kabinet

Gotong Royong di bawah pimpinan putri sulung Proklamator RI, Ir. Soekarno, yang

diumumkan pada tanggal 9 Agustus 2001, bangsa Indonesia kembali menapak dan
29

berusaha melangkah dengan tegak menyongsong hari depan yang cerah, agar bisa

sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini. Penanganan sektor industri dan

perdagangan yang dipercayakan kepada Rini Mariani Soemarno Soewandi

diharapkan mampu menghidupkan kembali perekonomian bangsa Indonesia.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan di bawah kepemimpinan Rini

M.S. Soewandi berakhir pada tahun 2004 seiring dengan pergantian Presiden RI,

yaitu dengan terpilihnya Dr. Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI

melalui pemilihan langsung yang pertama di Indonesia. Pada Susunan Kabinet

Indonesia Bersatu Jilid I (Periode 2004 - 2009) di bawah kepemimpinan Presiden

RI Soesilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden RI Drs. Jusuf Kalla,

Departemen Perindustrian dan Perdagangan dipecah menjadi dua yaitu Departemen

Perindustrian yang dipimpin oleh Dr. Ir. Andung A. Nitimihardja (20 Oktober 2004

- 5 Desember 2005) sebagai Menteri Perindustrian dan Departemen Perdagangan

yang dipimpin oleh Mari Elka Pangestu. Pada tanggal 5 Desember 2005 terjadi

perombakan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I di mana Dr. Ir. Andung A.

Nitimihardja diganti oleh Drs. Fahmi Idris (2005 - 2009) sebagai Menteri

Perindustrian.

Kemudian pada susunan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II (periode 2009 -

sekarang) di bawah kepemimpinan Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono dan

Wakil Presiden RI Boediono, Departemen Perindustrian diubah menjadi

Kementerian Perindustrian dengan Mohamad S. Hidayat sebagai Menteri

Perindustrian.
30

Dalam pengembangan industri di Kabinet Kerja merupakan terjemahan visi

dan misi Presiden RI dengan mewujudkan dan menjabarkan program Trisakti, yaitu

berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial

budaya.

Dalam bidang ekonomi, program Trisakti tersebut ditujukan untuk

mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan pembangunan

ekonomi yang berkelanjutan sekaligus mewujudkan perekonomian yang inklusif

berbasis ilmu pengetahuan teknologi dan keunggulan sumber daya manusia.

Sementara itu, penjabaran program dalam Nawa Cita yang terkait sektor industri

adalah meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional

serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik.

Di samping program-program tersebut, sesuai dengan sidang pertama

Kabinet Kerja, Menteri Perindustrian ditugaskan segera melaksanakan Quick Wins,

yaitu:

1. Redesain Road Map Industrialisasi sejalan dengan Trisakti dan NawaCita;

2. Hilir isasi hasil tambang ke produk jasa dan industri;

3. Hilir isasi produk-produk pertanian menjadi produk agro industri;

4. Pembangunan 10 kawasan industri di luar pulau Jawa, melalui kerja sama

Pemerintah dan swasta;

5. Expo dan pemberian penghargaan terhadap inovasi produk-produk industri.


31

6. Kampanye sistematis dan kreatif untuk menumbuhkan apresiasi terhadap

kegiatan industri dalam mendukung Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam

Negeri (P3DN);

7. Penguatan struktur industri melalui keterkaitan antara industri hulu (dasar) dan

industri hilir (light).

Berikut adalah nama perubahan Kementerian Perindustrian, tahun dan nama

kabinetnya yaitu:

Tabel II. 1 Jadwal Perubahan Kabinet Kementerian Perindustrian

Nama Perubahan
Tahun Nama Kabinet
Kementerian

Kementerian 1945 Republik Indonesia I

Kemakmuran

Kementerian 1950 RIS (Republik Indonesia

Perdagangan dan Serikat)

Perindustrian

Kementerian 1961 Dwikora

Perindustrian Dasar

Departemen 2004 Indonesia Bersatu

Perindustrian dan

Perdagangan

Kementerian 2014-Sekarang Kerja

Perindustrian
32

Sumber : https://www.kemenperin.go.id/profil/69/sejarah-

kementerian-perindustrian

1.1.2 Visi dan Misi Kementerian Perindustrian RI

Setiap instansi pemerintah maupun swasta dalam mencapai tujuan yang

sudah ditetapkan, tentunya memiliki visi dan misi sebagai landasan tercapainya

tujuan tersebut. Sebagai amanat Undang-undang No. 3 tahun 2014 tentang

Perindustrian, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 tentang

Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015 - 2035. RIPIN 2015

-2035 ditetapkan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun, memuat antara lain

tentang visi, misi, dan strategi pembangunan industri. Visi pembangunan industri

nasional adalah Indonesia menjadi Negara Industri Tangguh. Industri tangguh

bercirikan:

1. Struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat dan berkeadilan.

2. Industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global dan

3. Industri yang berbasis inovasi dan teknologi.

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, pembangunan industri nasional

mengemban misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan peran industri nasional sebagai pilar dan penggerak

perekonomian nasional.

2. Memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional.

3. Meningkatkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta industri

hijau.
33

4. Menjamin kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah

pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan

yang merugikan masyarakat.

5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja.

6. Meningkatkan persebaran pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia

guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional dan

7. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan.

Strategi yang ditempuh untuk mencapai visi dan misi pembangunan industri

nasional adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan industri hulu dan industri antara berbasis sumber daya alam.

2. Melakukan pengendalian ekspor bahan mentah dan sumber energi.

3. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas sumber daya manusia (SDM)

industri.

4. Menetapkan Wilayah Pengembangan Industri (WPI).

5. Mengembangkan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan

Peruntukan Industri, Kawasan Industri, dan sentra Industri Kecil dan industri

menengah.

6. Menyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan,

penguatan kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas kepada industri kecil

dan industri menengah.

7. Melakukan pembangunan sarana dan prasarana industri.

8. Melakukan pembangunan industri hijau.

9. Melakukan pembangunan industri strategis.


34

10. Melakukan peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan

11. Meningkatkan kerja sama internasional bidang industri.

1.2 Tugas dan Fungsi Kementerian Perindustrian RI

Kementerian Perindustrian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang perindustrian untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas Kementerian

Perindustrian menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pembangunan sumber daya

industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan

industri, pengembangan perwilayahan industri, pengamanan dan

penyelamatan industri, peningkatan dan penguatan industri 4.0, pembinaan

jasa industri, dan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan usaha

industri dan kegiatan kawasan industri;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan sumber daya industri,

pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan industri,

pengembangan perwilayahan industri, pengamanan dan penyelamatan

industri, peningkatan dan penguatan industri 4.0, pembinaan jasa industri,

dan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan usaha industri dan

kegiatan kawasan industri;

3. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan

Kementerian Perindustrian di daerah;


35

4. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian

Perindustrian.

5. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab

Kementerian Perindustrian

6. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian

Perindustrian

7. Pelaksanaan koordinasi, perumusan, penerapan, pemberlakuan, dan

pengawasan standardisasi industri, optimalisasi pemanfaatan teknologi

industri, penguatan industri hijau, dan penyusunan rekomendasi kebijakan

jasa industri

8. Pelaksanaan pembangunan sumber daya manusia industri; dan

9. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur

organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian.

1.3 Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian RI

Kementerian Perindustrian dalam menjalankan tugas dan fungsinya terbagi

menjadi beberapa unit kerja yang memiliki fungsi membantu kinerja dan tugas dari

Kementerian Perindustrian. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor

7 Tahun 2021 Tentang Organisasi dan Tata Laksana Kementerian Perindustrian,

struktur organisasi Kementerian Perindustrian sesuai Bab I Pasal 6 terdiri atas:

1. Sekretariat Jenderal;

2. Direktorat Jenderal Industri Agro;

3. Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil;


36

4. Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika;

5. Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka;

6. Direktorat Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri

Internasional;

7. Inspektorat Jenderal;

8. Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri;

9. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri;

10. Staf Ahli Bidang Pendalaman, Penyebaran, dan Pemerataan Industri;

11. Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Investasi;

12. Staf Ahli Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri;

13. Staf Ahli Bidang Percepatan Transformasi Industri 4.0;

14. Pusat Data dan Informasi;

15. Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri; dan

16. Pusat Pemberdayaan Industri Halal.


37

Gambar II. 2 Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian RI

Dalam menjalankan Kementerian Perindustrian tugasnya dikepalai oleh

seorang Menteri Perindustrian sebagai pemimpin organisasi. Dalam menjalankan

tugas Menteri Perindustrian dibantu oleh empat staf ahli yaitu Staf Ahli Menteri

Bidang Iklim Usaha dan Investasi, Staf Ahli Bidang Percepatan Transformasi

Industri 4.0, Staf Ahli Bidang Pendalaman, Penyebaran, dan Pemerataan Industri,

dan Staf Ahli Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri, dalam

menjalankan tugasnya staf ahli bertanggungjawab kepada Menteri Perindustrian

dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Jendral. Dalam

menjalankan fungsi, tugas dan kegiatan perindustrian dibantu oleh Inspektorat

Jendral, lima Direktur Jenderal dan dua Badan yaitu Direktorat Jenderal Industri

Agro, Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil, Direktorat Jenderal

Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Direktorat Jenderal

Industri Kecil Menengah dan Aneka, Direktorat Jenderal Ketahanan, Perwilayahan


38

dan Akses Industri Internasional, Inspektur Jenderal, Badan Standardisasi dan

Kebijakan Jasa Industri, serta Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Industri , serta dalam menjalankan koordinasi tugas, dukungan administratif dan

pembinaan, Menteri Perindustrian dibantu oleh Sekretariat Jendral yang juga

membawahi tiga pusat yaitu Pusat Data dan Informasi, Pusat Peningkatan

Penggunaan Produk Dalam Negeri, dan Pusat Pemberdayaan Industri Halal

(Kementerian Perindustrian, n.d.).

1.4 Profil Pusat Peningkatan Produk Dalam Negeri Kementerian

Perindustrian RI

1. Struktur Organisasi Pusat Peningkatan Produk Dalam Negeri

Kementerian Perindustrian

Pusat P3DN terdiri atas:

1) Subbagian Tata Usaha; dan

2) Kelompok Jabatan Fungsional.

Gambar II. 3 Struktur Organisasi Pusat P3DN


39

Sub bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan anggaran,

keuangan, sumber daya manusia, organisasi, tata laksana, barang milik negara,

persuratan, kearsipan, dan rumah tangga pusat.

Kelompok jabatan fungsional adalah sekelompok jabatan yang mempunyai

fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan

pada keahlian dan keterampilan tertentu.

2. Tugas dan Fungsi Pusat Peningkatan Produk Dalam Negeri Kementerian

Perindustrian

Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri yang selanjutnya

disebut Pusat P3DN berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri

melalui Sekretaris Jenderal Pusat P3DN dipimpin oleh Kepala Pusat. Pusat

P3DN mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana,

program, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang

peningkatan penggunaan produk dalam negeri. Deskripsi dari tugas tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Menyusun tata cara perhitungan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri

(TKDN).

2) Melakukan pendampingan peningkatan nilai Tingkat Komponen Dalam

Negeri (TKDN).

3) Melakukan verifikasi sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri

(TKDN).
40

4) Memfasilitasi pelaksanaan peningkatan penggunaan produk dalam

negeri.

5) Mengevaluasi pengadaan barang atau jasa yang wajib menggunakan

produk dalam negeri.

6) Melakukan pengawasan dan pengendalian termasuk pemberian

penghargaan dan sanksi (RI, 2022).

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Menteri Perindustrian Nomor 7 Tahun 2021 Pasal 246, Pusat P3DN

menyelenggarakan fungsi:

1) Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program di bidang

peningkatan penggunaan produk dalam negeri

2) Pelaksanaan kerja sama di bidang peningkatan penggunaan produk

dalam negeri;

3) Pelaksanaan sertifikasi tingkat komponen dalam negeri dan/atau bobot

manfaat perusahaan;

4) Pelaksanaan pengawasan, pengendalian, dan penerapan serta

penyelesaian permasalahan terhadap implementasi peningkatan

penggunaan produk dalam negeri; dan

5) Pelaksanaan urusan anggaran, keuangan, sumber daya manusia,

organisasi, tata laksana, barang milik negara, persuratan, kearsipan, dan

rumah tangga pusat.


41

3. Kegiatan/Tugas SDM Arsiparis Unit Kearsipan P3DN

Uraian kegiatan/tugas Arsiparis, meliputi:

7) Pengelolaan arsip dinamis

8) Pengelolaan arsip statis

9) Pembinaan kearsipan

10) Pengolahan dan penyajian arsip menjadi informasi

11) Tugas tambahan

4. Kegiatan Kearsipan Unit Kearsipan P3DN

Kegiatan yang dilakukan oleh Unit Kearsipan P3DN terdiri dari :

1) Pengelolaan Arsip Dinamis

Pengelolaan arsip dinamis Unit Kearsipan P3DNterdiri dari

a) Pengelolaan Arsip Aktif

b) Pengelolaan Arsip Pegawai

c) Pengelolaan Arsip Keuangan

d) Pengelolaan Arsip in aktif


BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Bidang Kerja

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di Kementerian

Perindustrian Republik Indonesia yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto No. Kav

52-53, Kuningan Timur, Jakarta Selatan yang dimulai pada tanggal 9 Februari – 30

Maret 2022. Praktikan melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan ditempatkan

pada Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (Pusat P3DN) bagian

Kearsipan. Selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan berlangsung, praktikan

melakukan pekerjaan pada bidang mengenai kearsipan yaitu melakukan tugas

mengenai tahapan pengelolaan dan pemberkasan arsip aktif seperti pemeriksaan,

penentuan indeks, pemberian kode klasifikasi, penyortiran berkas, pelabelan

berkas, hingga penyimpanan arsip.

3.2 Pelaksanaan Kerja

Pada hari pertama Praktikan menjalani masa perkenalan dan pengenalan

mengenai tugas-tugas dan bagian kerja bidang kearsipan pada Pusat Peningkatan

Penggunaan Produk Dalam Negeri (Pusat P3DN) Kementerian Perindustrian

Republik Indonesia. Berikut adalah tugas-tugas yang diberikan pada bidang kerja

Kearsipan Pusat P3DN Kementerian Perindustrian Republik Indonesia :

1. Melakukan input rekapan laporan capaian TKDN (Tingkatan Komponen Dalam

Negeri) dan membuat daftar isi berkas arsip dari situs P3DN Kementerian

42
43

Perindustrian ke Microsoft Excel. Pemasukan dimulai dengan nama perusahaan,

nomor sertifikat/nomor tanda sah, tanggal, jenis produk, dan nomor barcode.

Gambar III. 1 Detail Sertifikat TKDN Pusat P3DN

Sumber : Dokumentasi Praktikan

Pembuatan daftar arsip dibuat dengan tujuan menata informasi arsip dan

menjadi sarana bantu dalam temu kembali arsip. Pembuatan daftar arsip aktif

menggunakan aplikasi Microsoft Excel agar dapat memudahkan dalam

pembuatan daftar arsip dan saat proses temu kembali arsip jika dibutuhkan.

Berikut merupakan tampilan daftar isi berkas arsip aktif:

Gambar III. 2 Daftar Isi Berkas Arsip Pusat P3DN


44

Sumber : Dokumentasi Praktikan

2. Melakukan pemberkasan arsip di Pusat P3DN Kementerian Perindustrian

Republik Indonesia. Pemberkasan adalah penempatan naskah ke dalam suatu

susunan yang tersusun secara sistematis dan logis sesuai dengan konteks

kegiatannya sehingga menjadi satu berkas karena memiliki hubungan

informasi, kesamaan jenis atau kesamaan masalah dari suatu unit kerja (Astuti

et al., 2015). Pemberkasan Arsip Aktif P3DN adalah tahapan yang perlu

dilakukan agar arsip dapat tersimpan dan tertata dengan baik, sehingga

memudahkan temu kembali dari arsip itu sendiri. Proses pemberkasan arsip

aktif berdasarkan pengalaman Praktik Kerja Lapangan meliputi:

1) Pemeriksaan

Gambar III. 3 Pemeriksaan Arsip

Sumber : Dokumentasi Praktikan


45

Pemeriksaan arsip adalah kegiatan memeriksa kelengkapan berkas

memastikan tidak ada arsip lain yang tercampur dan tersisip saat

pemberkasan (ANRI, 2011). Tingkat perkembangan arsip dalam tahap

pemeriksaan juga diperiksa untuk mengetahui dan memilih arsip yang

memiliki fisik asli dan salinan. Setelah itu arsip aktif akan dikelompokkan

menjadi 20 berdasarkan nomor tanda sah dan dimasukkan ke dalam box

arsip agar mudah ditemukan saat pencarian kembali.

2) Penentuan indeks

Gambar III. 4 Penentuan Indeks

Sumber : Dokumentasi Praktikan

Menentukan dan memberi indeks pada arsip merupakan kegiatan

pemberian tanda pengenal atau kata kunci untuk mempermudah dalam

penemuan kembali. Memberikan indeks pada arsip dengan cara

menentukan kata tangkap (keyword) terhadap isi informasi arsip yang akan

disimpan sebagai judul berkas. Indeks dari informasi berkas sebagai subyek

pokok dicantumkan pada folder dan tab guide (ANRI, 2011). Pada Pusat

P3DN Praktikan mengerjakan kearsipan berkas arsip aktif sertifikasi dan


46

pada arsip aktif sertifikasi terkait pada mutu dan standardisasi, maka

menggunakan:

Kode Klasifikasi = Mutu Standarisasi (MS) Sesuai dengan klasifikasi

dan kode di lingkungan Kementerian Perindustrian.

Kode Pengembangan Jasa Sertifikasi = 05.

Gambar III. 5 Kode Klasifikasi

Sumber : Dokumentasi Praktikan

3) Penyortiran berkas arsip aktif

Penyortiran adalah kegiatan pengelompokan berkas-berkas arsip

(Nurrachman & Marlini, 2018). Dalam kearsipan di Pusat P3DN kegiatan

penyortiran berkas arsip dengan kegiatan mengelompokkan berdasarkan

nomor tanda sah yang sudah ditentukan dari terkecil hingga terbesar dan

bisa dilihat dari tanggal terkecil hingga terbesar


47

Gambar III. 6 Penyortiran Berdasarkan Nomor Tanda Sah

Gambar III. 7 Penyortiran Berkas

Sumber : Dokumentasi Praktikan


48

4) Pemberian kode klasifikasi

Gambar III. 8 Pemberian Kode Klasifikasi

Sumber : Dokumentasi Praktikan

Pemberian kode klasifikasi adalah kegiatan membubuhkan kode pada

berkas yang akan disimpan memudahkan penyimpanan pada map atau laci

arsip dan juga memudahkan pada saat penemuan kembali arsip (Atika &

Fauziah, 2016). Pemberian kode ini adalah dengan membubuhkan tulisan

berupa kode arsip sesuai dengan sistem yang digunakan pada sudut kanan

atas berkas dengan menggunakan pensil.

5) Pelabelan berkas dan folder


49

Gambar III. 6 Pelabelan Berkas dan Folder Arsip


Sumber : Dokumentasi Praktikan

Pelabelan merupakan realisasi dari kegiatan penentuan indeks dan kode

(ANRI, 2011). Pelabelan Berkas yang dilakukan oleh pengolah arsip P3DN

dengan Menuliskan kode ke dalam berkas arsip dan folder arsip berdasarkan

nomor tanda sah dan nomor box arsip menggunakan pensil.

6) Penyimpanan arsip

Penyimpanan arsip yaitu menempatkan dokumen atau arsip sesuai

dengan sistem penyimpanan dan peralatan yang dipergunakan, sistem

penyimpanan akan menjadi efektif dan efisien bilamana didukung oleh

peralatan dan perlengkapan yang memadai (Dunggio, 2020).

Penyimpanan arsip aktif pada Pusat P3DN Kementerian Perindustrian

adalah salah satu tahap yang menjamin penemuan kembali arsip dan
50

penggunaannya di masa yang akan datang. Suatu sistem yang akan dipakai

untuk mengetahui bentuk pengurusan dalam penyimpanan arsip aktif adalah

secara desentralisasi yang diartikan menyimpan arsip disimpan di satu

tempat penyimpanan.

Sistem penyimpanan arsip aktif pada Pusat P3DN Kementerian

Perindustrian menggunakan 2 metode yaitu, Metode penyimpanan arsip

aktif menggunakan metode tanggal dan kemudian mengurutkannya dengan

metode nomor tanda sah sebagai dasar penataan yang kemudian disimpan

dalam box arsip.

Gambar III. 7 Arsip Aktif yang sudah dikelompokkan


sesuai nomor dan tanggal

Sumber : Dokumentasi Praktikan


51

Gambar III. 8 Penyimpanan Arsip

Sumber : Dokumentasi Praktikan

Setelah itu pengisian elemen informasi mengenai box arsip

menggunakan label untuk box yang sudah terisi oleh arsip maka tahap

selanjutnya ialah pengisian elemen informasi yang terdapat pada box arsip

menggunakan label. Elemen informasi yang terdapat pada box arsip antara

lain: Unit Kerja, Kode Klasifikasi, Nomor Berkas, dan Tahun Penciptaan

Arsip.
52

Gambar III. 9 Penyimpanan Arsip Pusat P3DN

Sumber : Dokumentasi Praktikan

3.3 Kendala yang Dihadapi

Kendala yang dihadapi oleh Praktikan selama kegiatan Praktik Kerja

Lapangan berlangsung tidak terlalu banyak, karena Praktikan mendapat banyak

masukan, pembelajaran, dan bantuan dari pegawai bagian Arsiparis dan

pembimbing Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pusat P3DN. Kendala yang dihadapi

Praktikan adalah:

1. Berkas yang akan disimpan masih tercampur dengan berkas tahun sebelum

dan tahun sesudahnya sehingga harus melakukan pemilahan berkas berkali-

kali. Pada saat Praktikan ingin melakukan pemberkasan untuk mengurutkan

berkas tahun 2021 untuk per bulan masih ada berkas tahun 2020 dan tahun

2022. Hal ini menghambat pada proses penyimpanan arsip.


53

2. Adanya kekurangan berkas arsip yang akan disimpan sehingga penyimpanan

berkas arsip dalam box penyimpanan masih kurang atau tidak lengkap yang

menyebabkan pekerjaan tertunda dan bahkan pekerjaan menjadi tidak efisien

karena nantinya saat berkas yang tidak lengkap harus disimpan terlambat dan

menjadi pekerjaan yang berulang karena bisa saja berkas yang tidak lengkap

adalah beras nomor awal (nomor muda) sehingga nantinya harus menyusun

kembali box penyimpanan.

3. Keterbatasan ruang untuk melakukan kegiatan kearsipan dan penyimpanan

kotak (box) arsip sehingga arsip yang disimpan tidak dikumpulkan di satu

tempat tetapi di beberapa tempat. Berkas arsip ditumpuk di pojok-pojok

ruangan dan box penyimpanan di simpan secara terpisah sehingga hal ini

menjadi kesulitan Praktikan untuk melakukan kegiatan kearsipan karena

ruang untuk melakukan pemberkasan terbatas bahkan cenderung kurang.

Selain itu, kendala ini juga mengakibatkan kesulitan di kendala kedua untuk

mencari box penyimpanan untuk menyimpan berkas yang kurang.

3.4 Cara Mengatasi Kendala

Berdasarkan kendala yang Praktikan sebutkan di atas, menurut Praktikan

kendala tersebut dapat diatasi dengan cara-cara berikut ini:

1. Berkas arsip yang tercampur

Upaya untuk mengatasi kendala ini adalah dengan dilakukannya

pemeriksaan berkas secara teliti. Menurut (Dunggio, 2020) proses

pemeriksaan berkas adalah kegiatan untuk mengetahui lengkap atau tidaknya

suatu berkas pada saat ingin melakukan penyimpanan. Kesalahan dalam


54

pemeriksaan berkas akan berdampak pada keseluruhan pada tahapan kegiatan

pengarsipan. Menurut (Rusidi, 2008) terdapat tiga macam arsip in aktif salah

satunya adalah arsip yang kacau di mana terjadi pencampuran antara arsip

yang satu dengan yang lain dan tahun yang satu dengan tahun yang lain. Pada

Pusat P3DN saat Praktikan melakukan kearsipan berkas arsip yang masih

tercampur antara tahun 2020, 2021, dan 2022. Berkas yang masih tercampur

sebaiknya pada saat berkas datang disimpan dan disusun langsung

berdasarkan tahun, bulan, dan tanggal atau disesuaikan dengan sistem

kearsipan yang digunakan. Hal ini akan mempermudah pengelolaan arsip dan

tidak memakan waktu lama dalam proses penyimpanan arsip. Misalnya,

berkas yang datang pertama yaitu 1 Januari 2021 langsung disusun terlebih

dahulu di bawah kemudian disusul dengan berkas-berkas selanjutnya. Kendala

ini dapat diatasi Praktikan dengan memilah-milah berkas sesuai tahunnya

terlebih dahulu sehingga pengelolaan arsip dapat berjalan dengan baik.

2. Berkas arsip yang tidak lengkap

Kendala kedua yang Praktikan alami yaitu adanya kekurangan berkas

atau berkas tidak lengkap pada saat ingin melakukan penyimpanan. Sama

halnya dengan kendala pertama diperlukan ketelitian dalam pemeriksaan

berkas. Menurut (Nadia & Selfiana, 2019) kegiatan pemeriksaan, dilakukan

untuk mengetahui kelengkapan, kondisi fisik arsip, dan keterkaitan dengan

arsip lain. Berkas yang tidak lengkap rusak, atau tidak dalam satu kesatuan

perlu dilengkapi, diperbaiki atau digabungkan dengan berkas lain yang sudah

tersimpan. Kendala ini bisa saja terjadi karena adanya peminjaman berkas
55

arsip. Sesuai dengan (ANRI, 2011) harus dibuatkan catatan atau buku

peminjaman arsip dan memantau peminjaman berkas tersebut sesuai jangka

penyimpanan arsip sehingga pada saat ingin disimpan berkas tersebut sudah

kembali. Kendala tersebut dapat diatasi Praktikan dengan tetap dilakukan

penyimpanan namun dengan memberikan catatan mengenai berkas yang

kurang sesuai dengan sistem yang digunakan dan memprioritaskan berkas

tersebut untuk dicari sehingga penyimpanan dapat diselesaikan tanpa ada

kekurangan. Kendala ini Praktikan atasi dengan memberikan post it mengenai

daftar berkas yang tidak lengkap dalam box dan kemudian di tempel di box

tersebut sebagai pengingat, selain itu membuat catatan di kertas sebagai

duplikasi apabila post it tersebut hilang/sudah tidak rekat.

3. Keterbatasan ruang penyimpanan

Pada proses pengelolaan arsip perlu adanya sarana dan prasarana yang

memadai khususnya ruang untuk menyimpan arsip. Menurut (Jumiyati, 2011)

ruang arsip merupakan sebuah ruangan yang dikhususkan untuk menyimpan

dan mengelola dokumen atau berkas arsip di suatu perusahaan. Kendala yang

ketiga mengenai keterbatasan ruang untuk menempatkan box penyimpanan

arsip. Menurut (Hayati, 2020) pemeliharaan arsip yang semestinya dilakukan

dengan ruang untuk penyimpanan arsip yang hendaknya disesuaikan dengan

bentuk arsip yang akan di simpan di dalamnya sehingga akan mencegah

terjadinya adanya penyimpanan yang terpisah-pisah. Pada Pusat P3DN

Praktikan mengalami keterbatasan ruangan untuk menyimpan box-box yang

berisi berkas arsip yang akan disimpan. Karena permasalahan tersebut


56

Praktikan menyarankan untuk menempatkan penyimpanan arsip di satu

tempat sehingga memudahkan penemuan kembali dan juga untuk mengatasi

kendala nomor dua jika berkas yang tidak lengkap sudah ditemukan sehingga

memudahkan untuk menyimpan berkas tersebut. Keterbatasan tempat

penyimpanan bisa terjadi karena kurangnya antisipasi dalam penambahan

volume arsip sehingga menyebabkan persediaan tempat yang terus berkurang

atau bahkan arsip tidak dapat tertampung lagi. Solusinya adalah lebih

mematangkan prediksi kedatangan dan perkembangan arsip di Pusat P3DN

sehingga menyediakan kebutuhan ruang dan tempat dalam sebuah manajemen

pengelolaan kearsipan di Pusat P3DN.

3.5 Kesenjangan Teori dan Praktik

Berdasarkan pengalaman Praktikan dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan

(PKL) maka Praktikan menemukan kesenjangan antara teori dan praktikan dalam

bidang kearsipan yang ada di Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri

(Pusat P3DN).

Arsip sangat penting untuk sebuah organisasi di mana pengelolaan arsip

dilakukan oleh unit pengolah yang diberikan tanggung jawab bukan sembarangan

dan yang telah memiliki pengetahuan dan kompeten dalam bidang kearsipan. Akan

tetapi kebanyakan organisasi atau instansi, unit pengolah kurang memahami betapa

pentingnya arsip dan tanggung jawab mereka dalam bidang kearsipan sehingga

arsip tidak dikelola secara maksimal. Berdasarkan (Arsip Nasional Republik

Indonesia, 2019) unit Pengolah adalah satuan kerja pada Pencipta Arsip yang

mempunyai tugas dan tanggung jawab mengolah semua Arsip yang berkaitan
57

dengan kegiatan Penciptaan Arsip di lingkungannya. Selain itu, arsip bagi suatu

instansi pemerintahan berguna untuk bahan pertanggung jawaban nasional, di mana

pemerintah berkewajiban mengamankan arsip yaitu dengan melakukan kegiatan

pemeliharaan dan penyimpanan arsip secara baik dan benar sehingga pada saat arsip

dibutuhkan akan mudah dalam penemuan kembali. Namun, berdasarkan

pengamatan dan pengalaman Praktikan selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan di

Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (Pusat P3DN) Kementerian

Perindustrian Republik Indonesia ditemukan kesenjangan antara teori yang

Praktikan dapat dengan praktik yang ada di lapangan, yaitu sebagai berikut:

1. Arsip tidak disimpan pada tempat penyimpanan yang seharusnya dan hanya

ditumpuk di ujung ruangan kantor sehingga arsip terlihat kacau dan

berantakan.

2. Kurangnya kerapian dan ketelitian dalam pemeriksaan arsip hal ini karena

arsip yang disusun tercampur dengan berkas arsip tahun sebelum dan

sesudahnya pada saat ingin dilakukan penyimpanan arsip. Selain itu,

kekurangan beberapa berkas pada saat dilakukan penyimpanan hal ini bisa

terjadi karena ada yang meminjam berkas tersebut tanpa dibuatkan daftar

peminjam sehingga penyimpanan tidak lengkap.

Kegiatan pengelolaan arsip sering terkendala pada kurangnya perhatian dan

kepedulian sumber daya manusia akan pentingnya arsip sehingga arsip semakin

hari semakin menumpuk dan tidak tertata dengan baik. Unit pengolah harus rajin

dan teliti sehingga dapat mengelola arsip yang volumenya bertambah setiap hari

dan menghindari penumpukan arsip. Sehingga pada saat arsip dibutuhkan kembali
58

dapat ditemukan secara cepat. Setiap instansi atau organisasi harus menerapkan

sistem kearsipan yang tepat dan mengetahui prosedur tata kelola penyimpanan yang

baik. Apabila sebuah pengelola sudah mampu mengelola arsip dengan baik maka

dalam penemuan kembali arsip ketika dibutuhkan juga akan tepat dan cepat.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Selama melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan, Praktikan

melakukan Praktik Kerja Lapangan di Pusat Peningkatan Penggunaan Produk

Dalam Negeri (Pusat P3DN) Kementerian Perindustrian Republik Indonesia yang

beralamat di Jalan Gatot Subroto No. Kav. 52-53, Kuningan Timur, Jakarta Selatan,

12950. Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan di atas, berikut adalah

kesimpulan yang diperoleh oleh Praktikan, yaitu:

1) Bidang pekerjaan yang dilakukan oleh Praktikan selama kegiatan Praktik

Kerja Lapangan berlangsung adalah bidang Kearsipan.

2) Pelaksanaan kerja yang dilakukan Praktikan yaitu mengenai pengelolaan

arsip aktif. Dalam pelaksanaan kerja tersebut terdapat beberapa tugas kerja

yang dilakukan oleh Praktikan selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan

berlangsung yaitu, membuat daftar isi berkas arsip dan pemberkasan arsip

yang meliputi pemeriksaan, pengkodean, penyortiran, pembuatan kode

klasifikasi, pelabelan, dan penyimpanan arsip.

3) Selama masa Praktik Kerja Lapangan, Praktikan mengalami beberapa

kendala yang dihadapi yaitu berkas yang masih tercampur, berkas yang

tidak lengkap, dan keterbatasan ruangan pada saat melakukan pengelolaan

arsip.

59
60

Solusi yang dapat Praktikan berikan mengenai kendala yang dihadapi selama

kegiatan Praktik Kerja Lapangan yaitu mengurutkan berkas yang datang

sesuai berkas yang terlebih dulu datang, memprioritaskan berkas yang akan

disimpan dan sediakan tempat untuk menyimpan berkas arsip tersebut

sehingga kegiatan kearsipan di Pusat P3DN dapat berjalan dengan lancar.

4.2 Rekomendasi

Setelah Praktikan menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pusat P3DN

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Praktikan memiliki beberapa saran

yang semoga dapat bermanfaat dan membantu dalam pelaksanaan Praktik Kerja

Lapangan kedepannya agar dapat berjalan dengan lebih baik. Adapun saran yang

dapat Praktikan berikan adalah:

1. Saran untuk Mahasiswa yang akan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan

a. Mahasiswa sebaiknya lebih mempersiapkan diri dengan mencari tahu

terlebih dahulu tempat Praktik Kerja Lapangan yang sesuai dengan

bidang pendidikan yang ditempuh, persiapan administrasi dari

universitas, dan memahami bidang kerja yang akan dijalani selama

melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan.

b. Mahasiswa harus melatih dan mengembangkan keterampilan dan

kemampuan dalam diri masing-masing. Hal ini agar mahasiswa dapat

mudah berinteraksi dengan setiap pihak yang ada di lingkungan kerja.

2. Saran untuk Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

a. Baik dari pihak fakultas maupun universitas dapat memberikan

gambaran dan pembekalan tentang pekerjaan di perusahaan yang sesuai


61

dengan jurusan ataupun konsentrasi pendidikan yang dijalani setiap

mahasiswa. Sehingga sejak awal, mahasiswa memberikan gambaran

mengenai pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.

b. Menambah kerja sama secara berkelanjutan dengan beberapa

perusahaan maupun instansi pemerintah yang sebelumnya sudah ada

mahasiswa yang melakukan Praktik Kerja Lapangan di perusahaan

maupun instansi tersebut.

3. Saran untuk Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

a. Menyediakan ruang yang memadai untuk kegiatan pengelolaan

kearsipan sehingga kegiatan kearsipan dapat berjalan dengan lancar.

b. Penyusunan berkas yang datang sebaiknya langsung disusun sesuai

datangnya berkas tersebut agar tidak terjadi tercampurnya berkas arsip

yang akan disimpan.

c. Memprioritaskan berkas arsip yang kurang atau tidak lengkap untuk

segera ditemukan agar kegiatan pengelolaan arsip dapat berjalan efektif

dan efisien.
62

DAFTAR PUSTAKA

ANRI. (2011). Arsip Nasional Republik Indonesia Peraturan Kepala Arsip

Nasional Republik Indonesia. 62(7), 7810280. jdih.anri.go.id

Arsip Nasional Republik Indonesia. (2019). Peraturan Kepala Arsip Nasional

Republik Indonesi Nomor 9 Tahun 2018. Journal of Chemical Information

and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Astuti, S. I., Arso, S. P., & Wigati, P. A. (2015). Peraturan Kepala Arsip Nasional

Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis

Pemberkasan Arsip Aktif Di Central File Di Lingkungan Arsip Nasional

Republik Indonesia. Analisis Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi

Rawat Jalan Di RSUD Kota Semarang, 3, 103–111. https://www.anri.go.id

Atika, & Fauziah, N. (2016). Prosedur Kearsipan Di Bagian Pemeriksaan Pada

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan. None, 6(1), 28–51.

Dunggio, S. (2020). PUBLIK: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia,

Administrasi dan Pelayanan Publik Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bina

Taruna Gorontalo Volume III Nomor 2 Desember 2016. : : Jurnal Manajemen

Sumber Daya Manusia, Adminsitrasi Dan Pelayanan Publik Sekolah Tinggi

Ilmu Administrasi Bina Taruna Gorontalo, VII(1), 58–64.

Hayati, A. A. (2020). Pengelolaan Arsip Dalam Meningkatkan Pelayanan Pada

Kantor Kelurahan Muara Jawa Ulu Kabupaten Kutai Kartanegara. EJournal


63

Ilmu Pemerintahan, 5(1), 1–11.

Jumiyati, E. (2011). Sarana Dan Prasarana Kearsipan Di Pusat Teknologi Bahan

Bakar Nuklir Batan. PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir, 07, 60–69.

Kementerian Perindustrian. (n.d.). https://www.kemenperin.go.id/

Nadia, L., & Selfiana. (2019). Prosedur Penyimpanan Arsip Dinamis Aktif Pada

Divisi Bisnis Produk dan Jasa PT Mitra Dagang Madani. 4(1), 81–94.

https://ejournal-binainsani.ac.id/index.php/JMBI/article/view/1158

Nurrachman, H., & Marlini, M. (2018). Analisis Prosedur Penyimpanan dan

Pengelolaan Arsip Surat Ukur Tanah di Badan Pertahanan Nasional

Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan Dan

Kearsipan, 7(2), 42–51.

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/iipk/article/view/102350

RI, K. (2022). Permenperin RI No. 28 tahun 2022.

Rusidi. (2008). Penanganan Arsip Inaktif Tidak Teratur. Arsiparis Kantor Arsip

Daerah Provinsi DIY, 1–10.

http://dpad.jogjaprov.go.id/public/article/128/60f31ca77d62b8df29504843d4

83b67d.pdf#:~:text=Arsip+teratur+adalah+arsip+dinamis,baik+secara+fisik+

maupun+informasinya
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Kartu Konsultasi

64
65

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin PKL

Lampiran 3 Penempatan Unit PKL


66

Lampiran 4 Daftar Hadir


67
68
69

Lampiran 5 Penilaian PKL


70

Lampiran 6 Daftar Kegiatan PKL


Sumber : Dibuat oleh Praktikan

No. Hari dan Tanggal Kegiatan


1. Rabu, - Membuat daftar isi berkas arsip 2019
9 Februari 2022 - Menginput rekapan laporan capaian TKDN
2. Kamis, - Melakukan pemberkasan tahun 2021
10 Februari 2022 - Melakukan pengurutan berkas tahun 2021 dan
disusun sesuai bulan
3. Jumat, - Melakukan pengurutan berkas tahun 2021 dan
11 Februari 2022 disusun sesuai bulan
4. Senin, - Melakukan pemberkasan dan penyimpanan
14 Februari 2022 arsip tahun 2021
5. Selasa, - Melakukan pemberkasan dan penyimpanan
15 Februari 2022 arsip tahun 2021
6. Rabu, - Melakukan pemberkasan dan penyimpanan
16 Februari 2022 arsip tahun 2021
7. Kamis, - Melakukan pemberkasan dan penyimpanan
17 Februari 2022 arsip tahun 2021
8 Jumat, - Melakukan input rekapan laporan capaian
18 Februari 2022 TKDN
9. Senin, - Melakukan input rekapan laporan capaian
21 Februari 2022 TKDN
10. Selasa, - Melakukan input rekapan laporan capaian
22 Februari 2022 TKDN
11. Rabu, - Melakukan input rekapan laporan capaian
23 Februari 2022 TKDN
12. Kamis, - Melakukan input rekapan laporan capaian
24 Februari 2022 TKDN
71

12. Jumat, - Melakukan input rekapan laporan capaian


25 Februari 2022 TKDN
13. Selasa, - Melakukan pemberkasan dan penyimpanan
1 Maret 2022 arsip tahun 2021
14. Rabu, - Melakukan pemberkasan dan penyimpanan
2 Maret 2022 arsip tahun 2021
15. Kamis, - Melakukan pemberkasan dan penyimpanan
3 Maret 2022 arsip tahun 2021
16. Jumat, - Melakukan input rekapan laporan capaian
4 Maret 2022 TKDN
17. Senin, - Melakukan pemberkasan dan penyimpanan
7 Maret 2022 arsip tahun 2021
18. Selasa, - Melakukan pemberkasan dan penyimpanan
8 Maret 2022 arsip tahun 2021
19. Rabu, - Melakukan pemberkasan dan penyimpanan
9 Maret 2022 arsip tahun 2021
20. Kamis, - Melakukan pemberkasan dan penyimpanan
10 Maret 2022 arsip tahun 2021
21. Jumat, - Melakukan input rekapan laporan capaian
11 Maret 2022 TKDN
22. Senin, - Melakukan pemberkasan dan penyimpanan
14 Maret 2022 arsip tahun 2021
23. Selasa, - Melakukan pemberkasan dan penyimpanan
15 Maret 2022 arsip tahun 2021
24. Rabu, - Melakukan pemberkasan dan penyimpanan
16 Maret 2022 arsip tahun 2021
25. Kamis, - Melakukan pemberkasan dan penyimpanan
17 Maret 2022 arsip tahun 2021
26. Jumat, - Melakukan input rekapan laporan capaian
18 Maret 2022 TKDN
72

27. Senin, - Packing souvenir untuk acara Business


21 Maret 2022 Matching 2022 di Bali
28. Selasa, - Packing souvenir untuk acara Business
22 Maret 2022 Matching 2022 di Bali
29. Rabu, - Menjaga registrasi untuk Swab acara Business
23 Maret 2022 Matching 2022 di Bali
30. Kamis, - Menjaga registrasi untuk Swab acara Business
24 Maret 2022 Matching 2022 di Bali
31. Jumat, - Pulang ke Jakarta setelah acara Business
25 Maret 2022 Matching 2022 di Bali
32. Senin, - Melakukan pemberkasan dan penyimpanan
28 Maret 2022 arsip tahun 2021
33. Selasa, - Menyusun berkas arsip 2021 yang tidak
29 Maret 2022 lengkap untuk dimasukkan ke box
penyimpanan
34. Rabu, - Menyusun berkas arsip 2021 yang tidak
30 Maret 2022 lengkap untuk dimasukkan ke box
penyimpanan
73

Lampiran 7 Dokumentasi Kerja


Sumber : Dokumentasi Praktikan
74
75

Anda mungkin juga menyukai