Anda di halaman 1dari 17

perpustakaan.uns.ac.

id  
digilib.uns.ac.id
 

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A. Museum Transportasi TMII

Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan

lembaga milik Departemen Perhubungan dengan maksud mengumpulkan,

memelihara, meneliti, memamerkan bukti sejarah dan perkembangan transportasi,

serta peranannya. Tujuannya memberikan informasi dan tambahan pengetahuan

kepada para pengunjung mengenai transportasi dan sejarah perkembangan

teknologi transportasi sekaligus sebagai tempat rekreasi yang edukatif. Museum

yang memiliki luas 6,25 hektar ini dibangun pada tahun 1984. Pemancangan tiang

pertama museum ini dilakukan oleh Mendiang Ibu Tien Soeharto. Museum ini

selesai dibangun dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April

1991.

Museum yang terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta,

ini dibuka setiap hari selasa sampai minggu. Memiliki 4 ruang utama, museum ini

terbagi menjadi anjungan pusat, anjungan darat, anjungan laut dan anjungan

udara; baik dengan benda asli, tiruan, miniatur, foto, maupun diorama. Anjungan

pusat menggambarkan keberadaan transportasi tradisional masa lampau,

mencakup transportasi darat dan laut dari berbagai daerah di Indonesia, berupa

alat transportasi sederhana dengan menggunakan tenaga manusia, hewan, atau

angin; antara lain cikar, andong, bendi, becak, perahu layar.

commit to user

46 
perpustakaan.uns.ac.id 47 
digilib.uns.ac.id
 

Anjungan lainnya yang bisa kita jumpai adalah anjungan darat. Anjungan

ini memvisualisasikan tentang transportasi darat yang menampilkan berbagai alat

transportasi di darat seperti, kereta api, becak, mobil, dan motor.

Sementara di sisi museum lainnya terdapat anjungan laut yang

mendeskripsikan berbagai alat transportasi yang berkaitan dengan laut. Mulai dari

alat angkut, dok terapung, lampu navigasi serta berbagai beragam tali temali dan

simpul ikut menjadi bagian koleksi yang dipamerkan di anjungan ini.

Ada satu anjungan lagi yang tidak kalah menariknya yaitu anjungan

udara. Dalam anjungan ini, pengunjung bisa melihat berbagai perkembangan dan

teknologi transportasi udara. Salah satu koleksi yang menarik di anjungan ini

adalah adanya pesawat latih buatan Amerika tahun 1964.

Puas berkeliling anjungan, di bagian luar pengunjung juga bisa melihat

berbagai alat transportasi yang dulunya pernah beroperasi di Indonesia. Salah satu

koleksi yang terpajang apik di sini adalah Kereta Api Luar Biasa (KLB) lengkap

dengan gerbong kereta makan yang pernah digunakan presiden pertama RI,

Sukarno, saat hijrah dari Jakarta menuju Yogyakarta.

Selain kereta, Ada juga pesawat Garuda jenis DC-9 PK-GNT yang

pernah melayani penerbangan ke negara ASEAN dan Australia. Uniknya,

pengunjung dapat naik serta melihat interior dalam pesawat hingga ke bagian

kokpit. Di bagian belakang museum pengunjung juga dapat melihat lokomotif

generasi pertama yang pernah dimiliki Indonesia. Selain itu, mercusuar yang

dibuat tahun 1879 juga menjadi koleksi langka yang ada di Museum Transportasi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48 
digilib.uns.ac.id
 

B. Identifikasi Data Transportasi Tradisional Indonesia

Dalam perancangan buku cergam transportasi tradisional ini, penulis

ingin mengenalkan dan mengedukasi target tentang transportasi tradisional di

Indonesia. Berikut ini adalah daftar transportasi tradisional di Indonesia yang akan

penulis cantumkan dalam perancangan buku cergam “Transportasi Tradisional di

Indonesia”:

1. Cikar

Armada Pertama yang dimiliki Damri berperan dalam masa kemerdekaan

tahun 1946. Sebagai alat angkut logistik keperluan militer di daerah

Banyumas, cikar serupa melayani daerah Surabaya & Mojokerto, pada saat

perbekalan habis, sapi atau kerbau penarik cikar dikorbankan sebagai lauk-

pauk dan cikar pun dimusnahkan.

2. Bendi

Berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Sebagai alat angkut tradisional,

mengangkut orang di pedesaan dan perkotaan. Pertama kali muncul di

Minahasa kira-kira tahun 1860. Selain itu juga berfungsi sebagai alat angkut

pariwisata, karena sangat digemari oleh turis-turis manca negara.

3. Delman

Nama “Delman“ diambil dari nama seorang Belanda yang konon merupakan

pencipta alat angkut ini. Delman pertama kali muncul di Sukabumi, Jawa

Barat pada zaman kolonial, sebagai alat angkut yang mampu membawa

sekitar 6 penumpang termasuk sais. Delman dapat digunakan sebagai

angkutan untuk daerah berbukit.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 49 
digilib.uns.ac.id
 

4. Andong

Andong muncul di Jogjakarta sejak zaman kolonial. Kendaraan ini memiliki 4

roda dan ditarik oleh 2 ekor kuda. Andong merupakan sarana angkutan umum

masyarakat pada waktu itu. Sementara kendaraan bermotor masih langka, dan

hanya dipakai Belanda serta pembesar pribumi.

5. Becak

Becak merupakan alat angkutan yang ramah lingkungan karena tidak

menyebabkan polusi udara (kecuali becak bermotor). Selain itu, becak tidak

menyebabkan kebisingan dan juga dapat dijadikan sebagai obyek wisata bagi

turis-turis mancanegara. Becak berasal dari bahasa Hokkien: be chia "kereta

kuda", adalah suatu alat transportasi beroda tiga yang umum ditemukan di

Indonesia dan juga di sebagian Asia. Kapasitas normal becak adalah dua

orang penumpang dan seorang pengemudi.

Becak konvensional mempunyai 3 roda; 2 roda di bagian depan dan 1

roda di bagian belakang. Dua roda dibagian depan dihubungkan dengan

sebuah poros tetap dan kedua roda depan ini bisa digerakkan secara bersama-

sama dengan porosnya untuk membelokkan becak. Penumpang di depan

biasanya dilindungi oleh badan becak yang terbuat dari kayu dan atap terpal

serta penutup depan dari plastik bening yang ditutup hanya pada saat hujan

saja. Sebagai alat penghenti laju becak, ada sebuah rem sederhana yang

menghentikan laju roda belakang; rem ini digerakkan oleh pengemudi

menggunakan sebuah tongkat (tuas) yang berada di bawah kursi pengemudi.

Dilihat dari tenaga penggeraknya, becak dapat dibedakan atas:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50 
digilib.uns.ac.id
 

a. Becak kayuh, becak yang menggunakan sepeda, dengan tenaga

penggerak manusia, sebagai kemudi.

b. Becak bermotor, becak yang menggunakan sepeda motor sebagai

penggerak.

Sedangkan dari bentuknya, di Indonesia ada dua jenis becak yang lazim

digunakan:

a. Becak dengan pengemudi berada di belakang, biasanya ada di Jawa.

b. Becak dengan pengemudi berada di samping, biasanya ada di Sumatera.

6. Becak Bandung

Bentuk Becak Bandung lebih ramping dibandingkan becak kota-kota lain,

yang kemungkinan dipengaruhi oleh kendaraan topografi kota Bandung yang

berbukit dan banyak tanjakan, pengemudi mengayuh becak sambil berdiri

untuk menambah kekuatan pengayuh.

7. Becak Pekalongan

Becak Pekalongan dan becak di daerah Jawa Tengah lainnya memiliki bentuk

penutup ban samping yang cembung membuat bentuk becak tampak gemuk.

Dalam kondisi jalan yang rata, becak ini dapat melaju kencang.

8. Becak Medan

Becak Medan terdiri dari sepeda bagi pengemudi yang menggandeng tempat

penumpang pada bagian samping.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51 
digilib.uns.ac.id
 

9. Pedati

Pedati merupakan alat angkut tradisional Minahasa yang pertama kali muncul

tahun 1850. Roda pedati ini ditarik sapi dan digunakan sebagai alat angkut

pedesaan yang mengangkut bahan-bahan hasil hutan/ hasil bumi yang

diperdagangkan dari desa ke kota.

10. Sepeda

Asal mula Sepeda berasal dari daratan Eropa tahun 1790. Sepeda pertama kali

muncul di Batavia pada jaman pemerintahan Hindia Belanda tahun 1890.

11. Perahu Jukung

Perahu bercadik dengan kepala berbentuk ikan, dipergunakan untuk

menangkap ikan oleh nelayan di pantai Sanur Bali dari tahun 1991 s.d. 1995.

Berasal dari desa Kosambe Kabupaten Klegleg Bali.

12. Perahu Pinisi

Merupakan perahu layar tradisional masyarakat Bugis. Perahu ini

dipergunakan masyarakat Bugis untuk melakukan perdagangan ke berbagai

daerah. Bukan saja di wilayah Nusantara, tapi sampai ke negara lain yaitu

Madagaskar dengan mengarungi lautan. Di samping itu perahu ini juga

dipergunakan sebagai armada angkatan perang. Dewasa ini perahu pinisi

dipergunakan untuk mengangkut barang dan penumpang antar pulau. Perahu

ini sekarang dilengkapi dengan motor. Terakhir, dalam rangka keikutsertaan

pameran Expo di Vancouver Canada, dibuat sebuah perahu Pinisi Nusantara

dan berhasil mengarungi lautan Pasifik dan sampai ke Vancouver Canada

dengan selamat. commit to user


perpustakaan.uns.ac.id 52 
digilib.uns.ac.id
 

13. Perahu Layar Lancang Kuning

Perahu tradisional yang menjadi legenda masyarakat melayu yang berada

dipesisir P.Sumatera yaitu kepulauan Riau sampai ke Kalimantan Barat.

Menurut Legenda pada masa Kerajaan Melayu, Lancang Kuning adalah

perahu milik seorang putri melayu yang cantik, ia biasa berlayar didampingi

para pengawal dan pengasuh yang keseluruhannya menggunakan pakaian

berwarna kuning sesuai warna kapal. Sang Putri sering berlayar menelusuri

pantai dari pantai Jambu Air sampai ke Riau. Selama pelayaran, di buritan

kapal mengiringi berbagai jenis ikan sehingga laut senantiasa penuh dengan

ikan yang memudahkan para nelayan untuk menangkap.

14. Perahu Lette

Perahu Lette merupakan kapal layar tradisional masyarakat Madura. Kapal

layar ini merupakan alat transportasi masyarakat Madura untuk melakukan

perdagangan ke berbagai pulau di Nusantara. Dewasa ini Perahu Lette

dipergunakan untuk mengangkut berbagai kebutuhan pokok dari Jawa Timur

ke berbagai wilayah Indonesia Timur.

15. Perahu Banjar

Perahu Banjar dikenal juga sebagai perahu “ tambangan “, yaitu perahu yang

disewakan untuk berbagai keperluan, yang dapat memuat sampai 20

penumpang. Perahu ini diperkirakan muncul pada abad ke-17, pada zaman

kerajaan Banjar, Kalimantan Selatan. Kini Perahu Banjar masih dapat

dijumpai di Sungai Barito, terutama di sekitar Banjarmasin, yang

dipergunakan terutama untuk berdagang di kawasan pasar terapung.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53 
digilib.uns.ac.id
 

16. Perahu Lesung Asmat

Perahu Lesung Asmat, dibuat oleh suku Asmat Irian Jaya sekitar tahun 1990.

Perahu berbentuk Lesung mempunyai panjang 1170cm, lebar 50cm, tinggi

110cm dan dalam 34cm, menggunakan bahan dasar kayu kuning atau kayu

susu/yerat, dengan cara mengupas kulitnya dan diruncingkan kedua ujungnya,

dan bagian badan dilubang/ditoreh (pembakaran) hingga berbentuk lesung.

Sedangkan di bagian depan perahu, selalu diberi ukiran berbentuk roh nenek

moyang dan burung, yang disebut hiasan cicemen. Setelah selesai dihias,

pada seluruh badan perahu lesung dioleskan warna putih dari kerang yang

dibakar, warna putih melambangkan alam semesta. Warna merah bata yang

melintang pada perahu lesung diperoleh dari bahan tanah liat atau getah kayu

kasemba/buah kasemba, yang melambangkan gelombang air.

C. Data Penerbit

Penerbit yang direncanakan akan diajak bekerja sama dalam perancangan

buku cergam “Transportasi Tradisional di Indonesia” ini adalah penerbit CV. Asri

Buana Gemilang. Penerbit ini didirikan pada tahun 1991 oleh Didi Syarifudin di

Bekasi. Selain bergerak dalam bidang penerbitan buku, CV. Asri Buana Gemilang

juga bergerak dalam bidang lain, yaitu percetakan offset, perdagangan umum,

supplier ATK, multimedia/advertising, konveksi dan perlengkapan pegawai.

Kantor penerbit CV. Asri Buana Gemilang berlokasi di Jln. Palembang

Raya Blok B7/4, Perum. BJI Mekarsari, Bekasi 17112.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54 
digilib.uns.ac.id
 

D. Data Angket

Penulis juga menggunakan wawancara kepada target market sebagai cara

untuk mendapatkan data. Yang menjadi sampel wawancara tersebut adalah pelajar

Sekolah Dasar usia 7-12 tahun, di Kota Solo dan Bekasi. Berikut adalah

pertanyaan yang diberikan kepada target market:

1. Apakah kamu suka membaca buku?

2. Buku jenis apa yang kamu suka? Buku penuh teks atau buku bergambar?

3. Apakah kalian tahu transportasi tradisional?

4. Apakah kalian pernah dan suka naik transportasi tradisional?

5. Sebutkan transportasi-transportasi tradisional yang kalian ketahui!

6. Apa tanggapan kalian tentang dibuatkan buku cergam tentang transportasi

tradisional?

Karena target audiens dari perancangan buku ini juga mencangkum usia

dewasa (orang tua), maka dilakukan pula wawancara terhadap orang tua dari

responden dengan pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah anda suka menyediakan buku bacaan untuk anak anda?

2. Buku jenis bacaan apa yang anda siapkan?

3. Apakah anda suka dan sering naik transportasi tradisional?

4. Apakah anda suka mengajak anak anda naik transportasi tradisional?

Hasil survey pada 50 responden target market dan target audiens perancangan

buku cergam “Transportasi Tradisional di Indonesia” adalah sebagai berikut:

Jumlah total responden : 50 orang

Jenjang pendidikan : 70% Sekolah Dasar (pelajar)


commit to user
30% Umum (orang tua)
perpustakaan.uns.ac.id 55 
digilib.uns.ac.id
 

Rentang umur responden : 8-11 tahun : 70%

25-35 tahun: 25%

>35 tahun: 5%

Presentase jenis kelamin : 63% wanita

37% pria

Dari hasil wawancara terhadap 50 orang responden mengatakan bahwa:

1. Yang memiliki minat baca tinggi ada 53% dari total responden anak dan

angka tersebut didominasi wanita.

2. 96% jawaban responden anak lebih menyukai buku bergambar dibandingkan

buku teks.

3. Dari total responden, 80% tahu transportasi tradisional, sedangkan 20%

lainnya tidak mengetahui.

4. 72% anak pernah dan suka naik transportasi tradisional.

5. Saat diminta menyebutkan transportasi tradisional yang mereka ketahui,

responden anak sebanyak 34% menyebutkan becak, sebanyak 32%

menyebutkan delman/dokar, sebanyak 20% menyebutkan perahu, dan

sebanyak 14% sepeda. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa secara

umum mereka mengetahui transportasi tradisional.

6. Tanggapan mereka tentang dibuatnya buku cergam tentang transportasi

tradisional sangat baik.

7. 80% dari responden dewasa menyediakan bacaan bagi anaknya.

8. Seluruh dari responden dewasa yang menyediakan bacaan bagi anaknya

menyediakan bacaan yang bersifat mendidik.

9. 75% dari responden dewasa suka dan sering naik transportasi tradisional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56 
digilib.uns.ac.id
 

10. 48% dari responden suka mengajak anaknya naik transportasi tradisional.

Dari hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Buku masih menjadi media pembelajaran yang diandalkan orang tua (80%)

dan cukup diminati oleh anak (53%).

2. Semua anak lebih memilih buku teks dengan beberapa gambar didalamnya

untuk penjelasannya. Mereka menganggap buku bergambar lebih mudah

dipahami daripada buku yang hanya menampilkan teks sebagai

penjelasannya.

3. Pengetahuan mereka tentang transportasi tradisional tidak buruk. 80% tahu

transportasi tradisional dan hanya 20% saja yang tidak mengetahui. Akan

tetapi, setelah disebutkan beberapa contoh transportasi tradisional mereka

mengetahuinya.

4. Sebagian besar responden anak pernah dan menyukai naik transportasi

tradisional.

E. Data Komparasi

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan zaman, maka

semakin banyaknya buku pengetahuan yang disajikan lebih menarik. Khususnya

buku pengetahuan untuk anak-anak, yang ditampilkan dengan gambar-gambar dan

cerita yang menarik telah banyak beredar di Indonesia. Oleh karena itu, penulis

mengambil sampel komparasi atau pembanding untuk buku cergam transportasi

tradisional di Indonesia yang akan dibuat. Berikut buku yang dijadikan studi

komparasi:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57 
digilib.uns.ac.id
 

1. Buku
u Air

Gambar 1. Buku edukasi “Air”” oleh Micheele Mira Ponss.


(Sumbber: Dokumeentasi pribadii)

a. Penulis
P : Michele
M Mirra P.

b. Illustrator : Shopie
S Lebo
ot dan Laureent Audouinn

c. Penerjemah
P : Bernia
B Hard
di Susanti

d. Editor
E : Shelomi
S Ang
geli

e. Penerbit
P : Erlangga
E

f. Tahun
T terbit : 2008
2

g. IS
SBN : 978-979-033
9 3-364-2

2. Buku
u Ensiklopeedia Anak Hebat
H Edissi Negara

mbar 2. Bukuu Ensiklopeddiacommit


Gam tobat
Anak Heb user
“Negara”” oleh Choi You-Seong.
(Sumbber: Dokumeentasi pribadii)
perpustakaan.uns.ac.id 58 
digilib.uns.ac.id
 

a. Penulis : Choi You-Seong

b. Ilustrator : Joo Hyung-geun

c. Penerbit : BIP

F. Analisis SWOT

Analisis SWOT dimaksudkan untuk mengetahui dan mengambil

kesimpulan dari data fisik objek perancangan maupun pembanding, yaitu metode

untuk mencari kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan

(opportunity), dan ancaman (threat).

1. Strength (Kekuatan)

a. Menjadi satu-satunya buku pengenalan transportasi tradisional di

Indonesia dalam bentuk cergam.

b. Menggunakan gaya kartun (ilustrasi) sebagai media pengenalan kepada

target market dan target audience.

2. Weakness (Kelemahan)

a. Belum ada promosi dan publikasi

b. Penulis yang seorang penulis pemula, tidak banyak mengetahui tentang

transportasi tradisional.

3. Opportunity (Kesempatan)

a. Dapat digunakan sebagai referensi mempelajari transportasi tradisional di

Indonesia

b. Menjadi sarana edukasi yang menghibur bagi target market dan targer

audience.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59 
digilib.uns.ac.id
 

4. Threat (Ancaman)

a. Tidak semua target market mengetahui dan tertarik pada transportasi

tradisional di Indonesia

b. Keterbatasan referensi mengenai transportasi tradisional Indonesia.

Jika disandingkan dengan pembanding dalam bentuk tabel adalah sebagai

berikut:

commit to user
 

Weakness Opportunity
SWOT Strength (Kekuatan) Threat (Ancaman)
(Kelemahan) (Kesempatan)
a. Menjadi satu-satunya a. Belum ada promosi a. Dapat digunakan a. Tidak semua target
buku pengenalan dan publikasi. sebagai referensi market mengetahui
transportasi tradisional b. Penulis yang mempelajari dan tertarik pada
perpustakaan.uns.ac.id

Buku Cergam di Indonesia dalam seorang penulis transportasi tradisional transportasi


“Transportasi bentuk cergam. pemula, tidak di Indonesia tradisional di
Tradisional di b. Menggunakan gaya banyak mengetahui b. Menjadi sarana Indonesia
Indonesia” kartun (ilustrasi) tentang transportasi edukasi yang b. Keterbatasan
sebagai media tradisional. menghibur bagi target referensi mengenai
pengenalan kepada market dan targer transportasi
target. audience. tradisional Indonesia.

a. Isi buku menjelaskan a. Gaya bahasa a. Buku ini dapat menjadi a. Anak kurang tertarik
rinci tentang air, porsi cenderung baku buku edukasi yang untuk membacanya,
teks seimbang dengan karena buku baik secara materi isi karena bahasanya

commit to user
ilustrasi. terjemahan. karena penulis yang masih

Tabel 1. Tabel SWOT


Buku “Air” b. Ditulis oleh penulis b. Tidak hardcover, merupakan penulis cenderung baku.
buku anak yang telah sehingga cenderung yang berpengalaman
berpengalaman. mudah rusak. dan memiliki banyak
referensi.

a. Menggunakan gaya a. Informasi yang a. Menjadi sarana a. Buku ini tidak dapat
Buku gambar yang menarik. diberikan kurang edukasi dan dijangkau oleh semua
Ensiklopedia b. Mengenalkan banyak detail. pengenalan budaya kalangan.
Anak Hebat negara di dunia. b. Tidak semua negara negara lain.
Edisi Negara ada pada buku ini.
60 
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 61 
digilib.uns.ac.id
 

G. Positioning

Definisi positioning dalam bahasa Indonesia adalah suatu proses

menempatkan suatu produk, merk, perusahaan, individu, atau siapa saja dalam

pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau konsumennya. (Renald Kasali,

1995 : 155).

Positioning adalah inti dari segala sesuatu yang kita inginkan tentang

produk kita di dalam pikiran khalayak sasaran. Upaya ini dianggap perlu untuk

mempengaruhi konsumen. Dengan positioning kita dapat membangun citra dan

menempati posisi tertentu pada benak khalayak, karena personalitas bagi suatu

produk adalah penting apabila banyak produk-produk lain di masyarakat.

Positioning yang diinginkan dari buku cergam “Transportasi Tradisional

di Indonesia” adalah menjadi buku cergam transportasi tradisional Indonesia yang

menarik. Sehingga mampu mengajak target untuk mempelajari lebih jauh tentang

transportasi tradisional di Indonesia.

H. Unique Selling Preposition (USP)

USP (Unique Selling Preposition) adalah cara untuk menjadi lebih unik,

lebih unggul, dan lebih diingat oleh orang lain dari pesaing. Unique Selling

Preposition, berorientasi pada keunggulan atau kelebihan produk yang tidak

dimiliki oleh produk saingannya. Kelebihan tersebut juga merupakan sesuatu yang

dicari atau dijadikan alasan konsumen menggunakan produk tersebut. (M.

Suyanto, 2004 : 116).

Buku cergam telah banyak beredar dipasaran. Namun kebanyakan buku

cergam hanya berisi cerita-cerita yang menghibur dengan jalan cerita atau tema
commit to user
yang sederhana, seperti kejadian sehari-hari. Hingga saat ini, belum banyak buku
perpustakaan.uns.ac.id 62 
digilib.uns.ac.id
 

cergam yang membahas tema kebudayaan, kesenian, ataupun tentang kekayaan

Indonesia.

Buku Cergam “Transportasi Tradisional di Indonesia” hadir dengan

memberikan sarana edukasi yang menarik tentang salah satu kekayaan budaya

Indonesia yaitu alat transportasi. Tidak seperti buku cergam pada umumnya, buku

cergam transportasi tradisional Indonesia ini memberikan banyak visual yang

menarik, dan juga dilengkapi dengan foto-foto transportasi tradisional. Sehingga

mampu menarik minat target market maupun target audience untuk membaca dan

mempelajari lebih lanjut tentang transportasi tradisional di Indonesia.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai