Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK II:

1. NESTI AFRYLIA
2. VILADELIA BUAMONA
3. ATIYA MUZNAH ALMAHDALY
4. PUPUT MARDIANA
5. IMAM MUFRIHZAL PRATAMA
6. ABDULLAH ALHIKAM
AKTIVITAS PELAYARAN DI INDONESIA

a). Teknologi perkapalan


sejak masa praaksara masyarakat di kepulauan
indonesia sudah mempunyai kemampuan
membuat kapal atau perahu. untuk melakukan
pelayaran ke indonesia pengguanaan perahu
bercadik menjadi bukti bahwa masyarakat di
kepulauan indonesia sudah memiliki
kemampuan memebuat kapal. Salah satu bukti
yang menunjukkan kemampuan masyarakat
dalam membuat kapal di ketahui dari prasasti
bebetin. Dalam prasasti ini di sebutkan istilah
undhagi lancang.
para ahli memperkirakan undagi lancang sebagai
pembuat sampan atau perahu. Profesi undangi
lancang juga di sebutkan dalam prasati sading A
peninggalan kerajaan kediri. Para ahli ini
memperkirakan palancang memeiliki arti pajak
yang berkaiatan dengan perahu atau sampan.
Baik samapan maupun perahu di butuhkan
masyarakat pesisir untuk menangkap ikan dan
melakukan kegiatan perdangan. Oleh karena itu,
istilah palancang menunjukkan kemampuan
masyarakat dalam membuat kapal.
salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan
teknologi perkapalan di kepulauan indonesia
terdapat pada relief candi borobudur.
Keberadaan relef kapal pada dinding candi
borobudur menimbulkan asumsi bahwa
masyarakat memiliki kedekatan dengan budaya
maritim. Berdasarkan relief kapal yang ada di
candi borobudur tersebut, para ahli menyakini
bahwa pada masa hindu-budha masyarakat
indonesia telah mengenal tiga jenis kapal, yaitu
perahu lesung, bercadik, dan tidak bercadik.
b). Sistem Angin

sistem angin di wilayah kepulauan indonesia menjadi salah


satu faktor yang membentuk pola perdangangan. Sistem
angin memungkinkan pengembangan jalur pelajaran
menggunakan pola, adanya pola tersebut pelayaran rutin
melewati rute-rute tertentu. Sistem angin digunakan nelayan
pada masa kini telah berkembang sejak masa kuno. Pada
masa kuno para pelaut tersebut menggunakan angin darat
dan angin laut. Angin tersebut dimanfaatkan para pelaut
untuk bepergian dari darat menuju lautan pada malam hari
(angin darat berembus dari arah darat ke laut pada malam
hari). Sedangkan angin laut yang berembus dari laut ke
darat pada siang hari, angin tersebut dimanfaatkan untuk
kembali ke daratan pada siang hari.
Sejak masa kuno para pelaut di Kepulauan
Indonesia telah memiliki kemampuan
navigasi tradisional. Para pelaut
menggunakan pengetahuan rasi bintang
untuk menentukan arah dalam berlayar.
Kompas merupakan alat navigasi untuk
menentukan arah berupa sebuh panah
oenunjuk magnetis yang bebas
menyelaraskan dengan mmedan magnet
bumi secara akurat.

Anda mungkin juga menyukai