100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
42 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang aktivitas pelayaran di Indonesia sejak masa praaksara hingga abad pertengahan. Masyarakat Indonesia telah memiliki kemampuan membuat kapal dan mengenal beberapa jenis kapal tradisional. Sistem angin dan pengetahuan navigasi tradisional memungkinkan pelayaran rutin menggunakan rute-rute tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang aktivitas pelayaran di Indonesia sejak masa praaksara hingga abad pertengahan. Masyarakat Indonesia telah memiliki kemampuan membuat kapal dan mengenal beberapa jenis kapal tradisional. Sistem angin dan pengetahuan navigasi tradisional memungkinkan pelayaran rutin menggunakan rute-rute tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang aktivitas pelayaran di Indonesia sejak masa praaksara hingga abad pertengahan. Masyarakat Indonesia telah memiliki kemampuan membuat kapal dan mengenal beberapa jenis kapal tradisional. Sistem angin dan pengetahuan navigasi tradisional memungkinkan pelayaran rutin menggunakan rute-rute tertentu.
1. NESTI AFRYLIA 2. VILADELIA BUAMONA 3. ATIYA MUZNAH ALMAHDALY 4. PUPUT MARDIANA 5. IMAM MUFRIHZAL PRATAMA 6. ABDULLAH ALHIKAM AKTIVITAS PELAYARAN DI INDONESIA
a). Teknologi perkapalan
sejak masa praaksara masyarakat di kepulauan indonesia sudah mempunyai kemampuan membuat kapal atau perahu. untuk melakukan pelayaran ke indonesia pengguanaan perahu bercadik menjadi bukti bahwa masyarakat di kepulauan indonesia sudah memiliki kemampuan memebuat kapal. Salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan masyarakat dalam membuat kapal di ketahui dari prasasti bebetin. Dalam prasasti ini di sebutkan istilah undhagi lancang. para ahli memperkirakan undagi lancang sebagai pembuat sampan atau perahu. Profesi undangi lancang juga di sebutkan dalam prasati sading A peninggalan kerajaan kediri. Para ahli ini memperkirakan palancang memeiliki arti pajak yang berkaiatan dengan perahu atau sampan. Baik samapan maupun perahu di butuhkan masyarakat pesisir untuk menangkap ikan dan melakukan kegiatan perdangan. Oleh karena itu, istilah palancang menunjukkan kemampuan masyarakat dalam membuat kapal. salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan teknologi perkapalan di kepulauan indonesia terdapat pada relief candi borobudur. Keberadaan relef kapal pada dinding candi borobudur menimbulkan asumsi bahwa masyarakat memiliki kedekatan dengan budaya maritim. Berdasarkan relief kapal yang ada di candi borobudur tersebut, para ahli menyakini bahwa pada masa hindu-budha masyarakat indonesia telah mengenal tiga jenis kapal, yaitu perahu lesung, bercadik, dan tidak bercadik. b). Sistem Angin
sistem angin di wilayah kepulauan indonesia menjadi salah
satu faktor yang membentuk pola perdangangan. Sistem angin memungkinkan pengembangan jalur pelajaran menggunakan pola, adanya pola tersebut pelayaran rutin melewati rute-rute tertentu. Sistem angin digunakan nelayan pada masa kini telah berkembang sejak masa kuno. Pada masa kuno para pelaut tersebut menggunakan angin darat dan angin laut. Angin tersebut dimanfaatkan para pelaut untuk bepergian dari darat menuju lautan pada malam hari (angin darat berembus dari arah darat ke laut pada malam hari). Sedangkan angin laut yang berembus dari laut ke darat pada siang hari, angin tersebut dimanfaatkan untuk kembali ke daratan pada siang hari. Sejak masa kuno para pelaut di Kepulauan Indonesia telah memiliki kemampuan navigasi tradisional. Para pelaut menggunakan pengetahuan rasi bintang untuk menentukan arah dalam berlayar. Kompas merupakan alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuh panah oenunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dengan mmedan magnet bumi secara akurat.