Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BUDAYA MELAYU

JENIS-JENIS KAPAL DALAM TEKNOLOGI PERKAPALAN MELAYU

KELOMPOK 3 :
1. SYASYA NABILA
2. HERVIANA GUSTINI
3. FERA PATMAWATI
4. TESSA MARCELIN YOLANDA
5. PRESI EGA VIKENZA
6. PEMAS WAHYU
7. SAPTA ARDIANSYAH
8. RIVALDO TURNIP

GURU PEMBIMBING :
WIDYA KARTIKA, S.PD.

SMA NEGERI 1 BATANG CENAKU


KABUPATEN INDRAGIRI HULU
PROVINSI RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan petunjuk‐Nya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam
proses penyusunan makalah yang berjudul “JENIS-JENIS KAPAL DALAM TEKNOLOGI
PERKAPALAN MELAYU”.
Salawat beriring salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi junjungan alam Nabi
besar Muhammad SAW. atas berkata jasa Beliau membawa kita dari zaman kebodohan
menuju zaman yang penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi seperti yang
kita rasakan saat ini.
Makalah ini kami buat dalam rangka menyelesaikan tugas Budaya Melyu yang
diberikan kepada kami. Di dalam laporan ini terdapat informasi tentang jenis-jenis kapal
dalam tekonologi perkapalan Melayu.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.
Oleh karena itu, kami mohon maaf dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
pembaca jenis-jenis kapal dalam teknologi perkapalan Melayu. Atas kritikan dan saran yang
pembaca berikan kami ucapkan terimakasih.

Aurcina, 16 Mei 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSAKA
DAFTAR GAMBAR

Lancang Kuning Biduk

Perahu Layar Perahu Jalur

Perahu Kajangan Perahu Payang


Kapal Koto Kapal Jung

Pompong
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada perkembangan awal, kapal adalah alat transportasi air yang menggunakan
layar dan dayung sebagai penggerak. Namun, sejalan dengan perkembangan teknologi,
penggerak kapal telah digantikan mesin. Banyak nama lain untuk penyebutan alat
transportasi air di alam Melayu. Penyebutan itu disesuaikan dengan ukurannya seperti
perahu, sampan, lancang, kayak, jalur, tongkang, pompong, jelatik, kapal, dan jung.
Penamaan kapal dipakai sebagai penunjuk ukuran yang paling besar.
Setiap nama menggambarkan jenis, ukuran dan fungsinya yang khas. Demikian
pula penamaan alat menggerakkan kapal seperti dayung, layar sampai penamaan bagian
dan susunan struktur bangunan kapal. Beberapa struktur penting dalam pembuatan kapal
yakni linggi haluan, linggi, buritan, gading gading, geladak, buaya-buaya, lunas,
panggar, palkah, dan sebagainya, dengan kiat membangunnya yang beragam pula. Mulai
dari menarah batang kayu dalam membuat jalur tanpa galangan, membuat dinding
perahu sebelum gading-gading dipasang, atau memasang lunas dan gading-gading
sebelum dinding tubuh kapal dipasangkan. Kapal dapat dibuat dari bahan kayu atau besi.
Dilihat dari letak wilayah kepulauan Melayu (Nusantara) sebagai jalur
perdagangan dunia, maka peradaban Melayu di wilayah ini dapat disebut peradaban
maritim. Teknologi awal perkapalan yang menggunakan tenaga angin dan dayung,
memungkinkan menjadikan jalur ini sebagai jalur yang potensial karena sepanjang tahun
angin selalu bergerak dan lautan relatif teduh. Dengan banyaknya kapal-kapal bangsa
lain yang silih berganti melewati kawasan ini, maka teknologi perkapalan di wilayah
maritim tetap terus berkembang.
Sebagai wilayah kepulauan, maka pertumbuhan ekonomi pula terpusat di bandar
pelabuhan. Untuk menyokong ekonomi yang kuat, mengharuskan orang-orang Melayu
tetap mengembangkan teknologi perkapalan.
Kawasan Riau yang dialiri empat sungai besar yaitu Sungai Kampar, Siak, Rokan,
dan Indragiri. Dengan saujana Riau demikian, tentu teknologi perkapalan sangat penting
dan perlu dikembangkan. Kapal menjadi pilihan utama untuk mobilitas orang di Riau.
Sejalan dengan perkembangannya, penamaan kapal di Riau amat banyak jenisnya.
Oleh karena itu, dalam makalah ini dideskripsikan jenis-jenis kapal dalam
teknologi perkapalan Melayu agar pembaca dapat lebih memahami penamaan-penamaan
atau jenis-jenis kapal dalam teknologi perkapalan Melayu.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apa saja jenis-jenis kapal dalam teknologi perkapalan Melayu?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripisikan jenis-jenis kapal dalam teknologi perkapalan Melayu.
BAB 2
PEMBAHASAN
Dalam penjelasan sebelumnya, jenis kapal dapat dibedakan dari ukuran dan kegunaan.
Penamaan juga biasanya dikaitkan dengan ukuran dan kegunaan tersebut. Orang Melayu di
Riau, mengenal banyak jenis kapal dengan namanya masing-masing, di antaranya adalah
lancang kuning, biduk, perahu, sampan, kapal, jung, dan pompong.
1. Lancang Kuning
Kapal lancang kuning digerakkan oleh layar yang disebut layar agung dan layar
topang, tetapi dapat juga didayung beramai ramai. Dinamakan lancang kuning karena
mengikuti pemaknaan lancang yang berarti melaju dan kuning dimaknai sebagai simbol
daulat dan harkat martabat. Lancang Kuning digunakan petinggi kerajaan, sedangkan
lancang digunakan rakyat biasa. Kapal ini menjadi simbol Provinsi Riau.
Lancang dibuat dengan menimbal papan dan membentuk perut perahu berasaskan
lunas dan dua linggi yang didirikan di buritan dan di haluan. Sebagai penyatu bilah-bilah
papan kayu. digunakan pasak dan dilapik dengan kulit gelam. Kong atau gading-gading
yang berbentuk 'V dan 'U' hanya digunakan sebagai pembuka perut kapal setelah papan
siap ditimbal bukan sebagai rangka.
Lancang mempunyai geladak. Terdapat satu atau dua pintu kecil di lantai geladak
ini untuk awak-awak keluar masuk di bahagian bawah geladak. Di atas geladak dibuat
kurungan. Bagian buritannya dilengkapi dandan dan kajangan. Di Aceh, lancang
merupakan sejenis perahu biasa yang digunakan oleh nelayan.
Lancang digunakan sebagai simbol dalam perlengkapan ritual upacara pengobatan
si Lancang di Bengkalis, Panipahan, Kubu, kampung Raja Berjamu, Rokan Hilir, Si
Lancang berbentuk seperti sampan yang dihiasi dengan janur dan kertas minyak
berwarna kuning. Lancang ini terbuat dari dua batang pisang dengan panjang kira-kira
1,5 meter. Batang pisang ini dirangkai dengan bambu yang dibelah. Isi lancang ini adalah
nasi sampat, bertih beras, bertih kunyit atau beras kunyit, bunga merah dan bunga
kuning, ayam bangkang atau ayam panggang, darah ayam, lilin, sirih kerucut, alam-alam
(kain putih yang berfungsi sebagai bendera lancang). Semua bahan-bahan tersebut
diletakkan di dalam daun pisang yang sudah dilayur dan dibentuk kerucut atau
sempilung. Lancang ini digunakan dalam ritual pengobatan seperti bulian dan babalihan.

2. Biduk
Biduk biasanya digunakan untuk mencari ikan atau untuk muatan barang. Biduk
berukuran panjang sekitar 4,2 m panjang, lebar 0,75 m, dan tinggi 0,38 m. Biduk dapat
membawa dua hingga tiga orang penumpang saja. Sebutan lain untuk biduk adalah
sampan dan sampan Riau.
Rangka dasar biduk terdiri dari lunas, sauk (linggi) dan gading-gading. Lunasnya
berupa kayu beroti panjang yang menjadi dasar biduk. Lunas ini berfungsi untuk bagian
bawah lambung biduk agar tidak mudah rusak ketika melanggar benda keras. Gading-
gading merupakan rangka biduk yang disusun di atas lunas tempat menimbal papan yang
membentuk lambungnya, bentuknya seperti huruf V atau U. Sauk adalah kayu yang
didirikan di haluan dan di buritan yang ketinggiannya sama dengan birai biduk. Di antara
dua birai papan ditimbal dengan kulit pohon gelam untuk menahan biduk dari luapan air.
Sedangkan untuk menutup lubang paku, pasak dan sambungan kayu dan papan
digunakan gala-gala agar biduk tidak bocor. Di bagian dalam lambung dipasang kayu
beroti berukuran 3 cm x 5 cm yang disebut setal, pada sebelah kiri dan kanan cabang
gading gading, memanjang dari haluan ke buritan. Di atas setal inilah papan lantai
disusun. Pendayung dan penumpang duduk di atas lantai ini.
Menggerakkan dan mengemudikan biduk digunakan dayung atau pengayuh yang
terbuat dari kayu. Dayung ini berupa batang kayu panjang yang pada satu ujungnya
berbentuk seperti daun yang digunakan untuk mengayuh biduk. Ujung satunya berbentuk
bulat sebagai pegangan.
3. Perahu
Perahu berukuran lebih kecil dari kapal dan mempunyai beragam jenis, ukuran,
dan bentuk. Perbedaannya dengan kapal, perahu tidak memiliki geladak. Perahu dibuat
dari batang kayu yang utuh dan ada juga dibuat dari papan. Perahu digunakan untuk
mengangkut barang atau penumpang.
Tukang perahu papan, membuatnya dengan dasar lunas dan kedua linggi yang
telah didirikan. Papan direndam hingga berlumut dan selanjutnya dijemur terlebih dulu
selama empat hingga enam bulan dilentur mengikuti bentuk yang dikehendaki dengan
menggunakan pasung atau jarum keras. Tahap selanjutnya, papan itu dilayur selama dua
hingga tiga hari. Papan yang telah kering dan terbentuk dilubangi birainya untuk tempat
pemasangan pasak. Kayu pasak biasanya menggunakan teras kayu penaga. Papan-papan
kemudian ditimbal pada lunas dan linggi dengan menggunakan pasak.
Perahu yang digunakan di laut menggunakan tenaga angin. Perahu jenis ini
menggunakan tiga jenis layar yaitu layar besar atau layar agung, layar topang dan layar
jib atau layar cucur Layar terbuat dari tikar kerucut. Tiang layar yang besar dikenal
sebagai tiang agung dan tiang yang kecil diberi nama tiang topang Layar cucur adalah
layer yang berukuran paling kecil. Bentuknya segi tiga, dan tidak mempunyai tiang
sendiri, hanya diikat menumpang di tiang layar agung dan di bagian haluan perahu.
Perahu yang digunakan di sungai biasanya tidak menggunakan layar. Penggeraknya
menggunakan dayung.
Setiap perahu dinamakan berbeda sesuai dengan kegunaannya. Perahu balang
adalah perahu yang digunakan untuk berperang. Penyebutan perahu besar yakni untuk
membawa barang dagangan ke luar negeri. Perahu ini terbuat dari kayu cengal. Bagian
lunas, linggi dan kong terbuat dari kayu keras dan tahan seperti cengal, seraya atau
merbau. Perahu jalur adalah perahu yang digunakan di sungai dan terbuat dari sebatang
kayu utuh. Perahu kajangan digunakan untuk membawa muatan dan khusus digunakan di
sungai.
Jenis perahu layar yang digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan di laut
dalam dinamakan perahu payang. Payang biasanya berukuran panjang 10-13 m panjang
dan lebar lambung 1,8-2,4 m. Perahu payang dapat memuatkan antara 20-25 orang awak.
Payang menggunakan dua jenis layar yaitu layar agung dan layar topang. Lubang tiang
layar topang terdapat pada papan endang di bagian haluan, di bawah papan ketam.
Lubang untuk tiang layar agung terdapat di papan sangga layar pada jarak dua atau tiga
petak ke belakang dari bagian papan endang. Di bagian atas haluan payang terdapat
bangau dan okok. Bangau dan okok ini digunakan untuk menyangga tiang layar atau
sangga bagi tali semasa menarik sauh atau pukat.
Terdapat kepercayaan bahwa okok dan bangau mempunyai semangat yang dapat
membantu nelayan mencari rezeki dan melindungi mereka daripada bencana semasa di
laut. Unsur inilah yang mendorong bangau dan okok dihias dan diukir dengan begitu
indah. Anak-anak perahu payang terdiri dari nakhoda, juruselam, jongsolo, awak-awak
dan tukang katuk rodok atau galah kerang.
4. Sampan
Sampan merupakan alat untuk transportasi sungai, yang terbuat dari kayu
dijalankan dengan menggunakan dayung atau galah. Bila airnya tenang atau sampan
menuju ke hilir sungai maka didayung dengan pengayuh, apabila sampan menuju hulu
sungai dan airnya deras maka sampan dijalankan dengan menggunakan galah. Sampan
dapat memuat penumpang dua hingga 30 orang.
Sampan baluh terbuat dari satu potong batang kayu besar, kemudian sampan
dibentuk dengan membuang bagian-bagian kayu. Sampan payang digunakan dengan
perahu payang, dipakai awak perahu untuk membetulkan letak payang atau pukat.
Sampan Riau dinamakan untuk sampan kecil yang digunakan untuk membawa ikan ke
pasar.

5. Kapal
Kapal umumnya memiliki geladak yang berukuran besar dan berdaya muat besar.
Kapal dapat dibuat dari bahan kayu atau besi, dan digerakkan dengan layar atau mesin
uap. Di alam Melayu mengenal beberapa jenis kapal sesuai dengan kegunaannya. Kapal-
kapal tersebut di antaranya kapal balok, kapal belangkas, kapal layar, kapal pemair atau
kapal pemayar, dan kapal koto.
6. Jung
Kapal ini berukuran panjang antara 15 meter hingga 27 meter. Namun, Jung yang
berukuran besar berukuran panjang 34 meter dan lebar 9 meter. Sewaktu di air, bagian
dasarnya terendam sedalam 2,1 meter dan menampakkan bagian yang timbul setinggi 1,3
m.
Jung mempunyai lunas yang lurus dengan linggi haluan sedikit condong ke luar.
Jika dilihat dari depan, permukaan haluannya mencuat tajam. Bagian buritan agak
mendatar dipotong bersudutan tepat dengan lunas. Atap atau kup yang dibuat dari kajang
mengkuang atau pondok kecil dari papan didirikan di bagian buritan jung. Tekong yang
menjadi nakhoda atau jurumudi selalu berteduh di bawah atap ini sewaktu mengemudi.
Jung mempunyai geladak dengan pintu kecil berada di lantai untuk naik-turun
awak kapal ke geladak. Jung juga mempunyai hiasan atau dandan, yang moncong keluar
dari bagian buritan, berbentuk segi empat bujur. Walaupun menggunakan tiga layar, jung
tidak dapat bergerak laju dan agak berat dikendalikan. Kelajuannya jarang melebihi lima
knots. Tiang layar besar didirikan tegak di bagian tengah. Tiang layar di haluan
berukuran lebih kecil yang didirikan lebih condong ke depan. Jung-jung yang besar
mempunyai layar ketiga yang lebih kecil dikenal dengan layar penyorong. Layar ini
didirikan di kawasan hiasan.
Jung menggunakan sejenis kemudi pacat yang besar dan berat. Kemudi disangkut
tegak di bagian buritan jung. Pada daun kemudi terdapat beberapa baris lubang kecil
bujur empat untukmemudahkan kemudi digerakkan ke kiri dan ke kanan di dalam air.
Kapal jung sering dimunculkan dalam teks-teks sejarah sebagai salah satu kapal
utama armada perang dan kapal kenegaraan. Misalnya, Majapahit pernah mengerahkan
300 kapal jung ketika menyerang Singapura dan Wan Seri Beni menggunakan jung di
Bintan saat menyambut Seri Tri Buana dari Palembang. Demikian juga di dalam teks
yang lebih awal seperti Hikayat Raja Raja Pasai, yang menyebutkan jung adalah kapal-
kapal utama yang digunakan untuk armada perang.

7. Pompong
Kapal pompong adalah kapal tradisional dengan ukuran volume di bawah 7 GT
(gross tonnage/tonase kotor). Ukuran pompon lebih besar dari perahu yang sering
dijadikan sebagai angkutan penumpang, barang, mencari ikan, ataupun mengangkut pasir
dan batu. Pompong bisa digunakan di laut, danau, ataupun sungai.
Pompong yang ada di Riau kebanyakan berdaya muat mencapai 1-2 ton yang
digerakkan oleh mesin. Sering digunakan sebagai alat trasportasi di sungai.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis kapal dapat
dibedakan dari ukuran dan kegunaan. Penamaan juga biasanya dikaitkan dengan ukuran
dan kegunaan tersebut. Sejalan dengan perkembangan teknologi, penggerak kapal telah
digantikan mesin. Banyak nama lain dalam penyebutan alat transportasi air di alam
Melayu. Setiap nama menggambarkan jenis, ukuran, dan fungsinya yang khas. Begitu
pula jenis-jenis kapal tersebut muncul dengan menggambarkan cirinya yang khas.
Beberapa jenis kapal tersebut, yaitu lancang kuning, biduk, perahu, sampan, kapal, jung,
dan pompong.
B. Saran
Seiring berkembangnya zaman, teknologi-teknologi perkapalan Melayu mulai
menghilang. Kapal-kapal tradisional sudah mulai tergantikan dengan kapal modern dan
menghilangkan nilai budaya dalam masyarakat. Oleh sebab itu, kita sebagai generasi
muda harus bisa menjaga budaya-budaya yang ada termasuk teknologi perkapalan
Melayu.
DAFTAR PUSAKA

Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, Syaiful Anuar. 2021. Pendidikan Budaya Melayu
Riau Untuk SMA/SMK/MA Kelas XI. Pekanbaru: PT. Narawita Swarna Persada.
https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fm.batamtoday.com
%2Fberita76784-Ini-Alasan-Penumpang-Pompong-Enggan-Pakai-Life-
Jacket.html&psig=AOvVaw2tNiadSWXBRIbah6B25ttQ&ust=1652957381618000&so
urce=images&cd=vfe&ved=0CAwQjRxqFwoTCIDr5J7w6PcCFQAAAAAdAAAAAB
AT
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fbearita.com%2Fread
%2F1649%2Fkapal-jung-nenek-moyang-bangsa-indonesia-memang-terbukti-pelaut-
handal&psig=AOvVaw1d9-
8fvFDY1XedFVbdDDbT&ust=1652953447088000&source=images&cd=vfe&ved=0C
AwQjRxqFwoTCODPz-rw6PcCFQAAAAAdAAAAABAD
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.pinterest.com%2Fpin
%2F443393525820341328%2F&psig=AOvVaw13W9nfSQQ8uFID20Oqelz0&ust=16
52953245700000&source=images&cd=vfe&ved=0CAwQjRxqFwoTCJCb3vfw6PcCF
QAAAAAdAAAAABAD
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fsumsel.tribunnews.com
%2F2017%2F09%2F17%2Fkajang-perahu-khas-oki-yang-jadi-transportasi-favorit-di-
zaman-kerajaan-
sriwijaya&psig=AOvVaw19Ek8Aeaebnw6XFX2WvJ58&ust=1652957663740000&so
urce=images&cd=vfe&ved=0CAwQjRxqFwoTCPj-
3KXx6PcCFQAAAAAdAAAAABAD
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki
%2FPerahu_payang&psig=AOvVaw355ASNDrokLZkiRAjMV6PZ&ust=1652957650
968000&source=images&cd=vfe&ved=0CAwQjRxqFwoTCJjC45_x6PcCFQAAAAA
dAAAAABAD
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fm.brilio.net%2Fcreator
%2Flancang-kuning-dalam-mitos-melayu-riau-dan-tenas-effendy-
4a1602.html&psig=AOvVaw0bMPgQI_8-P4VtxkrY-
Br_&ust=1652957808279000&source=images&cd=vfe&ved=0CAwQjRxqFwoTCKC
zjuvx6PcCFQAAAAAdAAAAABAD
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fms.wikipedia.org%2Fwiki
%2FPerahu_jalur&psig=AOvVaw2Ba9RHRTHbsrzuB3G7GDZj&ust=1652957787798
000&source=images&cd=vfe&ved=0CAwQjRxqFwoTCKDWyuHx6PcCFQAAAAAd
AAAAABAD
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki
%2FTongkang_(perahu_layar)&psig=AOvVaw0ZRgfCPmL-
8X4rnP0JirVs&ust=1652957769935000&source=images&cd=vfe&ved=0CAwQjRxqF
woTCOiNrf7x6PcCFQAAAAAdAAAAABAD

Anda mungkin juga menyukai