LANDASAN PENCIPTAAN
2.1.1 Transportasi
Transportasi merupakan pemindahan barang atau manusia dari tempat yang
satu ketempat yang lain, sedangkan menurut beberapa ahli transporasti diartikan
sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan
(menurut Utomo). Sedangkan menurut Sukarto, transportasi adalah perpindahan
dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik
yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin.
Transportasi sangatlah penting untuk kehidupan semua sosial manusia.
Bentuk paling sederhana dari trasportasi secara teoritis adalah semua hal
dipengaruhi penggunaan tangan manusia, punggung, dan kaki tanpa menggunakan
perangkat budaya. Penggunaan tali dan keranjang hanyalah untuk meningkatkan
daya dukung manusia. (Ralph dan Harry, 1959)
Menurut Sahari Besari (2008) dalam Teknologi di Nusantara 40 Abad
Hambatan Inovasi, transportasi darat yaitu pengangkutan barang-barang yang
pada aawalnya dilakukan oleh orang dengan menggunakan tangan dan kakinya.
Kaki digunakan untuk memindahkan diri dari satu tempat ketempat lain dan
tangan untuk memegang barangnya yang mungkin diletakkan diatas kepala, diatas
pundak atau dijinjing. Hal tersebut dilakukan selama ribuan tahun.
Setelah adanya inovasi dalam transportasi, maka pengangkutan barang
dilakukan meenggunakan pikulan atau tandu, kemudian setelah manusia mengenal
teknologi penjinakan hewan besar seperti kuda, sapi, unta dan lain sebangsanya,
transportasi dialihkan kepada hewan.Manusia menempatkan barang-barang
bawaannya pada hewan tersebut atau juga manusia duduka menaiki hewan dan
tinggal mengarahkannya.
2.1.2.4 Bendi
Pada masa Kolonial Belanda, bendi sering digunakan oleh saudagar kaya,
para penghulu, ataupun petinggi-petinggi. Bendi menjadi alat transportasi sejak
awal pembentukan kota Bukit Tinggi. Tempat duduk penumpang dan kusir
(pengendara bendi) terbuat dari kayu, sempit, untuk 4 (empat) orang dewasa.
Roda bendi dari kayu yang dilapisi karet, untuk menaiki bendi ada satu tatakan
kaki dari besi. Bendi diproduksi dengan desain indah, penuh umbul-umbul dan
dihiasi ornament perak dan kuningan. Salah satu produsen bendi yang terkenal
yaitu Fima Halleman yang terletak di jalan Braga, Bandung.
2.1.2.5 Sado
Sado merupakan kereta yang ditarik menggunakan seekor kuda, dengan
menggunakan ban dari kayu yang berbentuk lingkaran yang diberi lapisan karet.
Sado banyak ditemukan di daerahh sumatera yang merupakan alat transportasi
tradisional. Pada masa kolonial orang belanda sering menggunakan sado untuk
berpergian. Namun, di era sekarang jumlah sado semakin berkurang dan
fungsinya banyak digunakan masyarakat untuk sarana wisata, arak-arakan pawai
dan acara-acara pesta seperti pernikahan dan khitanan.
Gerobak yang digunakan pada pedati berbahan dasar balok kayu, yang di
sekelilingnya dilengkapi anyaman bambu, serta dengan atap yang terbuat dari
bambu dan jerami dan memiliki roda berbahan dasar kayu. Adapun gerobak yang
tak memiliki atap tergantung pada kebutuhan jasa pengangkutan barang.
2.1.3 Kuda
Kuda (equss cabaluss atau equsss ferus caballus) merupakna salah satu
hewan sebagai moda transportasi yang paling penting dan penggunaanya dapat
dilihat dalam kehidupan modern. Fungdi kuda banyak tercataat dalam sejarah
berupa tunggangan atau pun kereta kuda yang banyak ditemukan dalam relief-
relief yang merupakan fakta sejarah. Sejak ribuan tahun yang lalu, kuda sudah
menjad kendaraan yang sangat populer.
Kuda adalah salah satu dari sepuluh spesies modern mamalia dari genus
Equus. Hewan ini telah lama merupakan salah satu hewan peliharaan yang
penting secara ekonomis dan historis dan telah memegang peranan penting dalam
pengangkutan orang dan barang selama ribuan tahun. Kuda dapat ditunggangi
oleh manusia dengan menggunakan sadel dan dapat pula digunakan untuk
menarik sesuatu, seperti kendaraan beroda, atau bajak. Pada beberapa daerah,
kuda juga digunakan sebagai sumber makanan.
Berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha pada abad ke-tujuh di
Indonesia telah menunjukan bahwa kuda memiliki peran yang penting dalam
menentukan kehidupan kerajaan. Peran kuda antara lain sebagai sarana angkutan
dari ibu kota kerajaan ke daerah pedalaman, digunakan sebagai kendaraan perang
dan kendaraan raja untuk berburu maupun tampil dalam parade (Parakkasi, 1986).
Penduduk asli Indonesia telah beternak kuda sebelum kedatangan bangsa
Eropa. Peternakan kuda hidup di alam bebas dan sangat tergantung pada kebaikan
alam. Akibatnya peternakan kuda rakyat menghasilkan kuda dengan kualitas
rendah. Kuda lokal indonesia terdiri atas kuda Gayo, Batak, Priangan, Jawa,
Sulawesi, Bali, Sumbawa Flores, Sulsel,dan Timor (soehardjono, 1990).
Tukang atau sopir delman disebut kusir, merupakan orang yang berfrofesi
menjalankan delman. Sejak dahulu delman menjadi moda transportasi tradisional
yang banyak digunakan masyarakat Batavia. Delman kini digunakan lebih pada
angkutan lingkungan yang berjarak tempuh pendek atau di pedesaan yang
berdifatnya regional antar kampung. Terlebih saat ini tergusur oleh kehadiran ojek
sepeda motor, taksi ataupun angkutan umum bermotor lainya seperti bajab atau
bemo. Namun demikian, dibeberapa daerah terutama kawasan wisata, delman
diizinkan beroprasi, dengan mengikuti aturan kebersihan perkotaan seperti
penampung untuk kotoran kuda.
Terdapat bagian-bagian penting dalam delman, antara lain : kereta yang
merupakan tempat untuk penumpang yang bentuknya bermacam-macam sesuai
fungsi dan tujuan, dari mulai asesoris, terdapat tempat duduk, tali kendali kuda
dan atap peneduh dari hujan atau sinar matahari. Selain kereta, terdapat bagian
delman yang doisebut roda. Roda dengan bentuk lingkaran dengan jari-jari dari
kayu diadukan dengan besi, meskipun pada saat ini banyak menggunakan roda
mobil atau roda gerobak.
Bagian-bagian dari pakaian kuda yang dikenakan pada tubuh kuda dapat
dibagi menjadi dua fungsi yaitu bagian yang berfungsi untuk menarik gerobak dan
bagian pendukung. Disebut tali pendukung karena tali tersebut tidak berperan
utama untuk menarik gerobak. Tali pendukung biasanya dililitkan pada tubuh
kuda untuk mendukung penarikan gerobak dan dapat berupa asesoris, seperti
penutup muka. Bagian yang berfungsi untuk menarik gerobak antara lain tali
dada, tali gendongan, tali lestreng, dan tali ekor.
Tali gendongan berfungsi juga untuk menahan delman agar tidak jatuh
kebelakang. Bagian pendukung untuk menarik delman antara lain less atau tali
kendali yang berfungsi untuk mengendalikan arah gerak kuda seperti maju, belok
kiri atau kanan; penutup muka berfungsi untuk menutup bagian wajah kuda agar
mata kuda terlindungi dari debu dan kotoran dan sebagai asesoris; kadali adalah
besi yang dipasang pada mulut kuda agar kuda mudah dikendalikan melalui tali
kendali; tali amben berfungsi untuk menahan kuda agar tidak jatuh dan tali beru
yang berfungsi untuk menahan delman saat berada dijalan turunan agar gerobak
tidak turun terlalu cepat yang dapat mengakibatkan menabrak kuda.
2.1.5 Seni Gambar/Menggambar
2.1.5.1 Definisi Seni Gambar
Dalam Bahasa Inggris kata “seni gambar” berarti drawing, dan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia online mengartikan bahwa kata gambar /gam-bar/
adalah tiruan barang (orang, binatangm, tumbuhan, dan sebagainya) yang dibuat
dengan coretan pensil dan sebagainya pada kertas dan sebagainya. Sedangkan
menggambar/meng-gam-bar/ adalah membuat gambar, melukis. Dalam buku
Understanding Art (Fitchner, 1994, hlm.74) mendefinisikan menggambar
sebagaio berikut.
Menggambar adalah dasar seni rupa. Selama berabad-abad, pelukis dan
pematung telah membuat sketsa persiapan yang tak terhitung jumlahnya
untuk proyek-proyek besar mereka, menyelesaikan kesulitan di atas kertas
sebelum mendekati medium cat atau perunggu yang lebih permanen.
Arsitek melanjutkan dengan cara yang sama, menguraikan bangunan secara
detail sebelum membuka tanah. Menggambar juga telah melayani seniman
sebagai semacam metode singkat untuk mencatat ide. (Fitchner, 1994,
hlm.74)
Menurut Ching (2002) terdapat tiga kedudukan fungsi bagi seni gambar,
yakni gambar sebagai ilustrasi, gambar sebagai visualisasim, dan gamabr sebagai
alat komunikasi.
Gambar sebagai ilustrasi, Ching memberi penjelas bahwa menggambar
bukan hanya sebuah keterampilan, tetepi menjadi disiplin ilmu yang penting
untuk melatih mata, pikiran dan tangan dalam hal melihat secara tepat, membuat
persepsi dengan benar dan membuat ilustrasi yang mudah dipahami. Lebih
jelasnya untuk mempermudah memberikan pemahaman informasi (Ching, 2002,
hlm. 28).
Sedangkan gambar sebagai visualisasi dimaksudkan sebagai hasil berfikir
visual dalam melengkapi pemikiran verbal untuk memetic hasil renungan, melihat
kemungkinan-kemungkianan yang ada, membuat penemuan baru dan
membayangkan konsekuensi dari Tindakan kita atau dengan kata lain
menggambar sebagai visualisasi adalah memberi bentuk bagi pemikiran visual
dan kemudian memperjelasnmya (Ching, 2002, hlm. 30).
Gambar sebagai alat komunikasi menempatkan dirinya pada sebuah gambar
yang informatif dan jelas, tegas dan memanfaatkan ketentuan-ketentuan yang
telah dimengerti baik oleh penyaji maupun penerimanya. Salah satu bentuk umum
dari gambar sebagai alat komunikasi adalah diagram (sebvuah gamabar yang
disederhanakan, yang mampumengilustrasikan sebuah proses, satu rangkaian
hubungan, atau sebuah pola yang dalam penyajiannya sering mengguanakan
simbol-simbol dan ikon-ikon yang mempunyai kualitas grafis yang mengingatkan
kepada penyimak akan apa yang direpresentasikan) (Ching, 2002, hlm. 32).
2.1.5.3 Sejarah Seni Gambar
Setelah memepelajari dari berbagai sumber online jurnal, situs website dan
e-book, secara singkat penulis dapat menjalaskan sejarah seni gambar :
f. Abad ke-19
Awal abad ke-19 gaya gambar ditekanbkan Kembali pada elemen linear.
Bahakan di Perancis pada umumnya, dan di Paris khususnya, terus menjadi pusat
terkemuka seni gambar, bentuk karya-karya luarbias yang inventif. Idiom dari Art
Nouveau dengan garis berliku-liku, serta kurva non-geometris dicontohkan dalam
gambar dari Aubrey Beardsley.
g. Modern
Pendekatan akademi ang kaku (dari abad ke-19) bertahan menembus
samapai abad ke-20 (modern), tetpi secara parallel muncul banyak pendekatan
yang lebih inovatif. Pada abad ini, menggambar dapat digunakn untuk membantu
ekspresi perasaan pribadi, atau memiliki berbagai macam tujuan lain. Penemuan
fotografi memiliki efek yang mendasar pada dunia drawing atau lukis. Kebutuhan
untuk menyalin “realitas” telah berkurang, kamera dalam fotografi sanagt bisa
melakukan itu. Aliran impresionis khususnya , bereksperimen dengan berbagai
media menggambar, yang sebelumnya disukai. Arang, tunta, grafit menjadi mata
pencaharian bersama untuk menggambar. Kemudian medium kertas tersedia
dalam ukuran yang jauh lebih besar, dan dengan munculmya “abstraksi” pada
awal abad ke-20, peran drawing ditantang lagi, sehingga “making of marks” dari
semua jenis menjadi dihormati, dan proses menggambar menjadi suatu yang
menarik, bukan hanya hasil akhirnya saja.
h. Postmodern
Pada periode ini dikenal dengan eranya seni rupa kontemporer. Andy
Warhol denbgan Pop Art -nya menandai awal mulanya gerkan seni rupa
kontemporer Barat. Kata postmodern sering diartikan sebagai “anti-modern”, itu
diakui karena gaya yang dihadirkan oleh “posmo” (kata lain dari postmodern)
memang menolak aturan-aturan yang kaku dari seni rupa modern. Pluralitas seni
rupa kontemporer menunjukan dirinya dengan menerima setiap kemungkinan
seni, baik dari segi pemikiran, konsep, medium, material, dan ruang kehadiran
serta asal-usul seniman. Terbukti bahwa seni rupa kontemporer semakin
menunjukkan wajah globalnya.
e. Teknik Blok
Teknik blok adalah cara menggambar dengan memanfaatkan warna secara
blok, tanpa menerapkan gradasi dan transisi sehingga terasa datar, bagaian yang
satu dengan yang lain pada suatu objek ditunjukan dengann perbedaan warna.
Gambar 2.14 Teknik Blok
(Sumber: creativeboom.com)
Perbedaan yang mendasar dari seni gambar digital dengan seni gambar yang
konvensional hanya pada media serta fitur-fitur yang digunakan. Pada penciptaan
seni gambar secara digital. Alat-alat seperti pensil, pena, kuas, penghapus dan lain
lain, sudah tersedia dalam suatu program pengolah gambar, jadi dalam
pembuatanya lebih memudahkan pembuat. Hadirnya berbagai program pengolah
gambar berbasis digital tersebut lebih memudahkan perupa dalam membuat karya
seni gambar dan atau karya rupa lainya. Namun hal ini tidak memepengaruhi
kepada hasil dari sebuah karya, karena untuk wilayah, ide, teknik, kreativitas dan
hasil karya tergantung pada pembuatnya. Teknik dasar seni gambar konvensional
sangat mempengaruhi dalam berkarya seni gambar secara digital, karena akan
sulit Ketika mencoba langsung berkarya seni digital tanpa memahami dan
menguasai teknik dasar senbi gambar secara konvensional.
a) b)
Gambar 2.15 a) Karya Andrew Theophilopoulos “double kill” dan b) Poster karya Andrew
Theophilopoulos Untuk The Last Of Us
(Sumber: theonides.tumblr.com)
Fitur yang terdapat pada Clip Studio Paint EX hampir menyerupai Adobe
Photoshop, namun tidak terdapat fitur photo editing atau digital imaging yang
begitu lengkap. Program Clip Studio Paint lebih ditunjukan untuk pembuatan
drawing, komik, ilustrasi, lukisan, dan gambar-gambar berbasis garis yang lebih
menonjol.
Dengan kehadiran pen tablet , salah satunya dari Wacom, program seperti
Clip Studio Paint semakin dibutuhkan untuk menciptakan karya drawing. Dengan
menggunakan pressure sensitive tablet dapat meningkatkan efek paint brush, pen,
eraser, atau tool lainnya, tebal dan tipis garis yang digoreskan tergantung pada
penekanan (pressure) pen yang digunakan. Tablet digunakan secara global oleh
para illustrator komik profesional, arsitek, seniman studio, dan lainnya.
Gambar 2.18 Pen Tablet Wacom Small
(Sumber: Dokumentasi Penulis)
Sebagai karya seni yang demokratis, drawing tidak menutup diri dengan
perkembangan teknologi, Tabrani (1995, hlm. 100) mengatakan, “Bangsa yang
lemah seni rupanya akan mendapatkan kesulitan untuk menghasilkan desain rupa
yang memadukan ilmu-teknologi-seni untuk memproduksi karya adiguna”.
Artinya memanfaatkan teknologi seperti program komputer dalam menciptakan
karya seni rupa merupakan suatu bentuk keterbukaan seni terhadap perkembangan
zaman.
Semangat, gairah,
Garis zig-zag mengerikan, bahaya,
gugup
Busur
Mengapung
2.2.1.3 Bidang
Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar.
Bidang bisa dihadirkan dengan menyusun titik maupun garis dalam kepadatan
tertentu, dan dapat pula dihadirkan dengan mempertemukan potongan hasil
goresan satu garis atau lebih (Kusrianto, 2007,hlm. 30).
Di dalam pengolahan objek/bidang akan terjadi perubahan wujud sesuai
dengan selera maupun latar belakang perupanya. Perubahan tersebut anatara lain
stilasi, distorsi, transformasi dan disformasi.
2.2.1.4 Tekstur
Tekstur adalah unsur seni rupa yang menunjukkan karakteristik
permukaan bahan, yang sengaja dibuat dalam susunan untuk mencapai bentuk
rupa. Tekstur tebagi kedalam dua jenis, yakni tekstur alami dan tekstur buatan.
Tekstur alami terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia. Contohnya batu,
pasir, kayu, dan sebagainya. Tekstur buatan merupakan tekstur yang sengaja
dibuat melalui keterampilan manusia untuk menampilkan permukaan benda atau
bidang yang memiliki kesan visual nyata.
2.2.1.5 Warna
Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan
perupanya dalam berkumunikasi. Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan
tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan
benda
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang warna, salah satunya adalah
teori dari David Brewster yang dikenal dengan teori warna Brewater. Pada buku
Color yang ditulis Edwards (2004), warna dibagi menjadi empat kelompok:
a) Warna Primer
Warna primer merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran
dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer di
antaranya adalah warna merah, biru, dan Kuning.
b) Warna Sekunder
Warna Sekunder merupakan hasil percampuran warna-warna primer
dengan porsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah
dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah
campuran merah dan biru.
c) Warna Tersier
Warna tersier merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah
satu warna sekunder, Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari
pencampuran warna kuning dan jingga, hijau kekuningan merupakan campuran
dari warna hijiau dengan kuning, dan begitu selanjutnya sehingga mendapatkan
warna-warna seperti hijau kebiruan, ungu kebiruan, ungu kemerahan , dan jingga
kemerahan.
Gambar 2.23 Color Slider RGB pada Program Clip Studio paint
(Sumber :Dokumentasi Penulis)
Kombinasi antara tiga komponen warna merah, hijau, dan biru yang
dimaksimalkan intensitasnya akan menghasilkan warna putih. Sebaliknya apabila
3 komponen warna tersebut dikombinasikan dengan intensitas minimal, maka
akan dihasilkan warna hitam. Secara teori, pengaturan variasi dari 3 warna tadi
akan memproduksi jutaan warna virtual yang berbeda. Namun secara fakta,
kemampuan menampilkan jumlah warn yang dihasilkan oleh kombinasi tersebut
tergantung pada keterbatasn peralatan yang dimiliki monitor atau TV itu. Konsep
Additive Color ini disebut dengan istilah RGB (red,green,blue), populer
digunakan pada program pengolahan gambar seperti Adobe Photooshop, Manga
Studio, CorelDraw, dan lain-lain. Singkatnya, warna RGB digunakan untuk
gambar yang akan digunakan sebagai display di layar monitor, proyektor,
Smartphone, TV dan lain-lain (Kusrianto, 2007, hlm 49-50).
b) Warna Substractive
Warna Substactive secara umum bisa dikatakan sebagai warna yang terlihat
karena adanya cahaya. Dengan kata lain, warna yang tertangkap mata bukan
merupakan sumber cahaya yang di pancarkan oleh permukaan benda berwarna itu.
Beberapa contoh model warna substractive diantaranya:
1) Model Warna CMYK
CMYK adalah singkatan dari 4 komponen warna yakni cyan (biru muda),
magenta (merah), yellow (kuning), dan black (hitam). Warna-warna tersebut jga
digunakan dalam proses pencetakan offset maupun printer komputer. Dari
keempat warna tersebut, pengguna dapat menggunkan masa presentase masing-
masing warna, misalnya cyan 10% (warna biru muda), cyan 20% (biru agak tua),
hingga cyan 100% (biru 100%). Dapat juga digunakan pencampuran anatara biru
10% dengan kuning 10% hingga menjadi hiaju muda (Kusrianto, 2007, hlm.50).
Gambar 2.24 Color Slider CMYK pada Program Clip Studio paint
(Sumber :Dokumentasi Penulis)
2) Model Warna HLS
Model warna HLS mendefinisikan warna menggunakan komponen hue,
lightness, dan saturnation. Hue menyatakan nilai dari pigmen warna dan diukur
dalam satuan derajat (degree) dari 0 hingga 359. Lighnees atau brightnees
menyatakan nilai putih yang terkandung dalam warna tersebut, yang dinyatakan
dalam presentase dari 0 sampai 100 (semakin tinggi nilai, semakin cerah
warnanya). Sedangkan Saturnation menyatakan ketajaman atau kepudaran warna
yang diukur dalam presentase dari 0% (pudar) sampai 100% (tajam) (Kusrianto,
2007, hlm.57).
Gambar 2.25 Color Slider HLS pada Program Clip Studio paint
(Sumber :Dokumentasi Penulis)
1) Komposisi garis
Komposisi ini menggunakan garis sebagai acuan dasar dalam merangkai
objek gambar. Garis ynag digunakan biasanya garis lengkung karena sifatnya
plastis dan tidak kaku.
2) Komposisi Huruf
Komposisi ini berdasarkan bentuk dasar huruf atau bisa juga simbol tanda
baca.
3) Komposisi Geometris
Pengaturan komposisi yang diinginkan mengacu pada rancangan
komposisi bentuk-bentuk geometris seperti lingkaran, kotak, segitiga dan lain-
lain. Biasanya bagi pemula cara ini sangat mudah untuk di aplikasikan.
2.2.2.2 Irama (Rhythm)
“Suatu susunan raut yang berulang yang berarti kedudukannya berubah
akan melahirkan irama, dan pengulangan-pengulangan tersebut akan membentuk
garis semu dengan gerak tertentu” (Sanyoto, 2009, hlm.228).
Irama dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1) Irama Repetisi, yaitu susunan dengan gerak garis semu yang berulang
yang cenderung sejajar.
2) Irama Trnasisi, yaitu susunan dengan gerak garis senu berulang dengan
perubahan-perubahan dekat.
3) Irama Oposisi, yaitu susunan dengan gerak garis semua berulang yang
saling bertentangan, berpotongan, dengan perubahan kedudukan secara
bebas keberbagai tempat pada satu runag, sehingga diperoleh susunan
yang kontras.
2.2.2.3 Kesatuan (Unity)
“Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada
keselarasan dan unsur-unsur yang disusun, baik dalam wujudnya maupun
kaitanyya dengan ide yang melandasinya” (Kusrianto, 2007, hlm.35).
Untuk mencapai prinsip kesatuan, ada beberapa cara yang umum, yakni
menentukan dominasi yang tepat, dominasi yang tepat, dominan pada ukuran,
dominan pada warna, dominan pada penempatan, ukuran sebagai daya Tarik,
menyatukan arah, dan menyatukan bentuk,
2.2.2.4 Dominasi (Dominition)
“Dominasi dalam karya seni bisa disebit penjajag atau yang menguasai.
Namun dominasi bisa juga disebut keunngulan, keistimewaan, keunikan,
keganjilan, kelainan/penyimpangan (anomaly)” (Sanyoto, 2009, hlm.247).
Dominasi digunakan sebagai daya tari. Karena unggul, istimewa unik,
ganjil maka akan menarik dan menjadi pusat perhatian.
2.2.2.5 Keseimbangan (Balance)
“Sebuah karya dikatakan seimbang manakala di semua bagian pada karya
bebannya sama, sehingga pada gilirian akan membawa rasa tenang dan enak
dilihat” (Sanyoto, 2009, hlm.259).
3) Keseimbangan simestris, yaitu keseimbangan antara ruang sebelah
kiri dan ruang sebelah kanan sama persis, baik dalam bentuk rautnya,
besaran ukurannya, arahnya, warnanya, maupun teksturnya.
4) Keseimbangan tersembunyi, disebut juga keseimbangan asimetri yaitu
keseimbangan antara ruang sebelah kiri dan sebelah kanan meskipun
keduanya tidak memiliki besaran dan raut yang sama.
2.2.2.6 Proporsi (Proportion)
Proporsi adalah perbandingan ukuran antara bagian dan antara bagian
dengan keseluruhan. Prinsip komposisi tersebut menekankan pada ukuran dari
suatu unsur yang akan disusun dan sejaug mana ukuran itu menunjang
keharmosisan tampilan suatu desain (Kusrianto, 2007, hlm. 43).