Anda di halaman 1dari 30

BAB II

LANDASAN PENCIPTAAN

2.1 KAJIAN PUSTAKA

2.1.1 Transportasi
Transportasi merupakan pemindahan barang atau manusia dari tempat yang
satu ketempat yang lain, sedangkan menurut beberapa ahli transporasti diartikan
sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan
(menurut Utomo). Sedangkan menurut Sukarto, transportasi adalah perpindahan
dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik
yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin.
Transportasi sangatlah penting untuk kehidupan semua sosial manusia.
Bentuk paling sederhana dari trasportasi secara teoritis adalah semua hal
dipengaruhi penggunaan tangan manusia, punggung, dan kaki tanpa menggunakan
perangkat budaya. Penggunaan tali dan keranjang hanyalah untuk meningkatkan
daya dukung manusia. (Ralph dan Harry, 1959)
Menurut Sahari Besari (2008) dalam Teknologi di Nusantara 40 Abad
Hambatan Inovasi, transportasi darat yaitu pengangkutan barang-barang yang
pada aawalnya dilakukan oleh orang dengan menggunakan tangan dan kakinya.
Kaki digunakan untuk memindahkan diri dari satu tempat ketempat lain dan
tangan untuk memegang barangnya yang mungkin diletakkan diatas kepala, diatas
pundak atau dijinjing. Hal tersebut dilakukan selama ribuan tahun.
Setelah adanya inovasi dalam transportasi, maka pengangkutan barang
dilakukan meenggunakan pikulan atau tandu, kemudian setelah manusia mengenal
teknologi penjinakan hewan besar seperti kuda, sapi, unta dan lain sebangsanya,
transportasi dialihkan kepada hewan.Manusia menempatkan barang-barang
bawaannya pada hewan tersebut atau juga manusia duduka menaiki hewan dan
tinggal mengarahkannya.

2.1.2 Transportasi Tradisional


Transportasi tradisional merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan manusia. Terdapat hubungan erat antara transportasi dengan
jangkauan dan lokasi kegiatan manusia, barang-barang, dan jasa. Dalam kaitan
dengan kehidupan manusia, transportasi memiliki peranan signifikan dalam
aspek-aspek sosial, ekonomi, pertahanan keamanan. Dalam aspek perekonomian,
jenis moda transportasi tradisional yang mempunyai pengaruh besar sejak tempo
dulu dan sangat popular di beberapa daerah di Indonesia adalah kuda.
Seiring perkembangannya di Indonesia dikenal masyarakat beberapa jenis
moda transportasi tradisional yang menggunakan tenaga hewan. Sapi, kuda dan
kerbau merupakan moda transportasi tradisional yang dikenal di kalangan
masyarakat Indonesia sejak dulu bahkan hingga sekarang.
Dalam perkembangannya, dikenal delman, andong, bendi,sado, dokar, serta
cikar sebagai alat transportasi tradisional di Indonesia yang ditarik menggunakan
sapi dan kuda. Bahkan Cikar sebagai moda transportrasi tradisional yang ditarik
oleh dua ekor sapi dipergunakan untuk angkutan yang memuat barang berupa
hasil bumi atau orang, terutama di daerah dengan kondisi alam yang terjal dan
bebatuan.
2.1.2.1 Delman
Delman merupakan salah satu alat transportasi yang populer bahakan sejak
mas Hindu-Budha. Yang terdiri atas satu kotak besar, setengah bundar maupun
jenis lain yang ditarik oleh kuda, ditopang oleh pegas didalamnya terdapat 2 (dua)
bangku berhadapan yang dapat menampung 2 (dua) orang atau lebih. Dengan
dilengkapi 2 (dua) roda dengan besaran yang pariatif.

Gambar 2.1 Delman Bogor


(Sumber: Travelkompas.com)
Delman kini digunakan lebih pada angkutan yang berjarak tempuh pendek
atau dipedesaan yang bersifat regional antar kampung. Namun, dibeberapa
kawasan wisata delman dapat diizinkan beroperasi dengan mengikuti aturan
kebebrsihan perkotaan. Delman diberi nomor seperti halnya pada penomoran
kendaraan bermotor yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat.
2.1.2.2 Andong
Andong merupakan kendaraan transportasi yang memanfaatkan tenaga
binatang berupa kuda. Andong pada dasarnya mirip dengan kereta kereta yang
dipakai para bangsawan pada masa lalu ataupun keluarga kerajaan. Pada zaman
dahulu di Yoygakarta satu kebanggaan tersendiri jika mempunyai kendaraan ini,
karena hal ini bisa menjadi penanda status sosioalnya. Hal ini terjadi pada masa
pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VIII (1977-1939). Namun Pada tahun
(1921-1939) barulah kendaraan ini boleh digunakan oleh masyarkakat umum
meskipun masih terbatas bagi amsyarakat berada yakni pengusaha dan pedagang
saja.

Gambar 2.2 Andong wisata Malioboro


(Sumber: Detiknews.com)

Andong saat ini dapat dinikmati tanapa harus memandang status


sosisalnya, Andong dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yakni andong wisata
dan andong non wisata. Bentuk dan ukurannya sama hanya saja untuk andong
wisata lebih bersih dan kusirnya mengguanakn pakaian jawa yang berupa surjan
lurik, blangkon, dan celana Panjang hitam.
2.1.2.3 Dokar
Dokar merupakan alat transportasi tradisional dan menjadi salah satu
warisan budaya jawa dengan ciri khasnya sendiri. Dokar hanya mempunyai dua
roda dan di Tarik oleh satu kuda. Sebagian kalangan menyakini nama dokar
berasal dari bahasa Inggris dog car.

Gambar 2.3 Dokar


(Sumber: Tribunnews.com)

Dogcart (dog-cart) adalah sebuah kendaraan berkuda ringan yang awalnya


di desain untuk kegiatan berburu, dengan sebuah kotak dibelakang kursi
pengemudi untuk membawa seekor anjing pemburu. Namun, kotak tersebut dapat
diubah menjadi bangku kedua. Dog-cart sering disebut oleh Sir Arthur Conan
Doyle dalam tulisannya mengenai detektif fiksional Sherlock Holmes , dan
berbagai penulis Victorian karena kendaraan tersebut merupakan kendaraan
umum pada era tersebut.

2.1.2.4 Bendi
Pada masa Kolonial Belanda, bendi sering digunakan oleh saudagar kaya,
para penghulu, ataupun petinggi-petinggi. Bendi menjadi alat transportasi sejak
awal pembentukan kota Bukit Tinggi. Tempat duduk penumpang dan kusir
(pengendara bendi) terbuat dari kayu, sempit, untuk 4 (empat) orang dewasa.
Roda bendi dari kayu yang dilapisi karet, untuk menaiki bendi ada satu tatakan
kaki dari besi. Bendi diproduksi dengan desain indah, penuh umbul-umbul dan
dihiasi ornament perak dan kuningan. Salah satu produsen bendi yang terkenal
yaitu Fima Halleman yang terletak di jalan Braga, Bandung.

Gambar 2.4 Bendi


(Sumber: Traveltempo.co)

2.1.2.5 Sado
Sado merupakan kereta yang ditarik menggunakan seekor kuda, dengan
menggunakan ban dari kayu yang berbentuk lingkaran yang diberi lapisan karet.
Sado banyak ditemukan di daerahh sumatera yang merupakan alat transportasi
tradisional. Pada masa kolonial orang belanda sering menggunakan sado untuk
berpergian. Namun, di era sekarang jumlah sado semakin berkurang dan
fungsinya banyak digunakan masyarakat untuk sarana wisata, arak-arakan pawai
dan acara-acara pesta seperti pernikahan dan khitanan.

Gambar 2.5 Sado


(Sumber: Kompasiana.com)
2.1.2.6 Pedati (Cikar)
Pedati atau Cikar populer dari tahun 1880-1910. Pedati merupakan gerobak
yang ditarik menggunakan sapi, kuda atau kerbau, berbeda dengan delman pedati
hanya digunakan untuk menarik bahan bangunan atau sesuatu yang berat seperti
hasil bumi. Bisa juga pedati digunakan untuk mengangkat barang dagangan,
bambu, kayu guna dijual dengan berkeliling di kampung.

Gambar 2.6 Pedati/Cikar


(Sumber: Kompasiana.com)

Gerobak yang digunakan pada pedati berbahan dasar balok kayu, yang di
sekelilingnya dilengkapi anyaman bambu, serta dengan atap yang terbuat dari
bambu dan jerami dan memiliki roda berbahan dasar kayu. Adapun gerobak yang
tak memiliki atap tergantung pada kebutuhan jasa pengangkutan barang.

2.1.3 Kuda
Kuda (equss cabaluss atau equsss ferus caballus) merupakna salah satu
hewan sebagai moda transportasi yang paling penting dan penggunaanya dapat
dilihat dalam kehidupan modern. Fungdi kuda banyak tercataat dalam sejarah
berupa tunggangan atau pun kereta kuda yang banyak ditemukan dalam relief-
relief yang merupakan fakta sejarah. Sejak ribuan tahun yang lalu, kuda sudah
menjad kendaraan yang sangat populer.
Kuda adalah salah satu dari sepuluh spesies modern mamalia dari genus
Equus. Hewan ini telah lama merupakan salah satu hewan peliharaan yang
penting secara ekonomis dan historis dan telah memegang peranan penting dalam
pengangkutan orang dan barang selama ribuan tahun. Kuda dapat ditunggangi
oleh manusia dengan menggunakan sadel dan dapat pula digunakan untuk
menarik sesuatu, seperti kendaraan beroda, atau bajak. Pada beberapa daerah,
kuda juga digunakan sebagai sumber makanan.
Berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha pada abad ke-tujuh di
Indonesia telah menunjukan bahwa kuda memiliki peran yang penting dalam
menentukan kehidupan kerajaan. Peran kuda antara lain sebagai sarana angkutan
dari ibu kota kerajaan ke daerah pedalaman, digunakan sebagai kendaraan perang
dan kendaraan raja untuk berburu maupun tampil dalam parade (Parakkasi, 1986).
Penduduk asli Indonesia telah beternak kuda sebelum kedatangan bangsa
Eropa. Peternakan kuda hidup di alam bebas dan sangat tergantung pada kebaikan
alam. Akibatnya peternakan kuda rakyat menghasilkan kuda dengan kualitas
rendah. Kuda lokal indonesia terdiri atas kuda Gayo, Batak, Priangan, Jawa,
Sulawesi, Bali, Sumbawa Flores, Sulsel,dan Timor (soehardjono, 1990).

Gambar 2.7 Kuda Sumba


(Sumber: aka_k_sanjaya/indozone.com)

Kuda yang digunakan untuk menarik delman di Indonesia rata-rata adalah


Kuda Sumba yang berasal dari Sumbawa. Sebagian besar kusir menyatakan
bahwa kuda Sumba terkenal dengan kekuatan fisiknya dan cenderung jinak,
seperti pernyataan Edwards (1994), sehingga lebih baik jika digunakan untuk
menarik delman dari pada kuda lain.
2.1.4 Delman
Delman adalah kendaraaan transportasi tradisional beroda dua, yang dalam
pengoprasianya tidak mengguanakan mesin melainkan menggunakan kuda. Nama
delman berasal dari nama penemunya, yaitu Charles Theodore Deelman, seorang
litografer dan insinyur pada masa Hindia Belanda. Orang Belanda sendiri
menyebut kendaraan ini dengan nama dos-a-dos (punggung pada punggung, arti
harfiah Bahasa Perancis), yaitu sejenis kereta yang posisi duduk penumpangnya
saling memunggungi. Istilah dos-a-dos ini kemudian oleh penduduk pribumi
Batavia disingkat menjadi sado.

Gambar 2.8 Delman tempo dulu


(Sumber : www.idntimes.com/)

Tukang atau sopir delman disebut kusir, merupakan orang yang berfrofesi
menjalankan delman. Sejak dahulu delman menjadi moda transportasi tradisional
yang banyak digunakan masyarakat Batavia. Delman kini digunakan lebih pada
angkutan lingkungan yang berjarak tempuh pendek atau di pedesaan yang
berdifatnya regional antar kampung. Terlebih saat ini tergusur oleh kehadiran ojek
sepeda motor, taksi ataupun angkutan umum bermotor lainya seperti bajab atau
bemo. Namun demikian, dibeberapa daerah terutama kawasan wisata, delman
diizinkan beroprasi, dengan mengikuti aturan kebersihan perkotaan seperti
penampung untuk kotoran kuda.
Terdapat bagian-bagian penting dalam delman, antara lain : kereta yang
merupakan tempat untuk penumpang yang bentuknya bermacam-macam sesuai
fungsi dan tujuan, dari mulai asesoris, terdapat tempat duduk, tali kendali kuda
dan atap peneduh dari hujan atau sinar matahari. Selain kereta, terdapat bagian
delman yang doisebut roda. Roda dengan bentuk lingkaran dengan jari-jari dari
kayu diadukan dengan besi, meskipun pada saat ini banyak menggunakan roda
mobil atau roda gerobak.
Bagian-bagian dari pakaian kuda yang dikenakan pada tubuh kuda dapat
dibagi menjadi dua fungsi yaitu bagian yang berfungsi untuk menarik gerobak dan
bagian pendukung. Disebut tali pendukung karena tali tersebut tidak berperan
utama untuk menarik gerobak. Tali pendukung biasanya dililitkan pada tubuh
kuda untuk mendukung penarikan gerobak dan dapat berupa asesoris, seperti
penutup muka. Bagian yang berfungsi untuk menarik gerobak antara lain tali
dada, tali gendongan, tali lestreng, dan tali ekor.

Gambar 2.9 Bagian Tali Pendukung pada Tubuh Kuda Delman


(sumber: Dokumentasi Penulis)

Tali gendongan berfungsi juga untuk menahan delman agar tidak jatuh
kebelakang. Bagian pendukung untuk menarik delman antara lain less atau tali
kendali yang berfungsi untuk mengendalikan arah gerak kuda seperti maju, belok
kiri atau kanan; penutup muka berfungsi untuk menutup bagian wajah kuda agar
mata kuda terlindungi dari debu dan kotoran dan sebagai asesoris; kadali adalah
besi yang dipasang pada mulut kuda agar kuda mudah dikendalikan melalui tali
kendali; tali amben berfungsi untuk menahan kuda agar tidak jatuh dan tali beru
yang berfungsi untuk menahan delman saat berada dijalan turunan agar gerobak
tidak turun terlalu cepat yang dapat mengakibatkan menabrak kuda.
2.1.5 Seni Gambar/Menggambar
2.1.5.1 Definisi Seni Gambar
Dalam Bahasa Inggris kata “seni gambar” berarti drawing, dan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia online mengartikan bahwa kata gambar /gam-bar/
adalah tiruan barang (orang, binatangm, tumbuhan, dan sebagainya) yang dibuat
dengan coretan pensil dan sebagainya pada kertas dan sebagainya. Sedangkan
menggambar/meng-gam-bar/ adalah membuat gambar, melukis. Dalam buku
Understanding Art (Fitchner, 1994, hlm.74) mendefinisikan menggambar
sebagaio berikut.
Menggambar adalah dasar seni rupa. Selama berabad-abad, pelukis dan
pematung telah membuat sketsa persiapan yang tak terhitung jumlahnya
untuk proyek-proyek besar mereka, menyelesaikan kesulitan di atas kertas
sebelum mendekati medium cat atau perunggu yang lebih permanen.
Arsitek melanjutkan dengan cara yang sama, menguraikan bangunan secara
detail sebelum membuka tanah. Menggambar juga telah melayani seniman
sebagai semacam metode singkat untuk mencatat ide. (Fitchner, 1994,
hlm.74)

Ching (2002) mendefinisikan seni gambar (drawing) sebagaui berikut.


Menggambar adalah membuat guratan diatas sebuat permukaan yang secara
grafis menyajikan kemiripan mengenai sesuatu. Proses menyalin ini
memang mudah, ini adalah aksi yang ampuh bagi manusia untuk membuat
suatu ekspresi visual. Walupun semua itu berakar kuat dalam kemampuan
kita untuk melihat, menggambar tidak pernah dapat menciptakan Kembali
benda nyata yang kita lihat, gambar hanya dapat membuat kita
mempersiapkan apa yang terlihat sebagai realitas di luar sana dan visi yang
ada didalam mata pikiran kita. (hlm.9)

Berdasarkan pejelasan diatas dapat diketahui bahwa seni gambar memiliki


peranana yang sangat penting. Gamabar dapat dijadikan metode singkat untuk
mencatat sebuah ide, serta gambar dapat menjadi sebuah landasan dalam
pekerjaan seperti lukisan, arsitektur, patung atau pekerjaan lainnya.
Namun peranan seni gambar (drawing) dapat hadir sebagai karya yang utuh
memiliki otonomi sendiri dan mampu disejajarkan dengan bentuk karya seni
lainya, seperti yang di ungkapkan Bujono (1995) bahwa , “Walhasil, memang ada
perbedaan arti antara “gambar” dan “lukisan”, tapi tidak ada pembedaan derajat,
yang satu lebih bermutu dari pada yang lain”(Bujono, 1995, hlm .79).
Soegijo (1995) pada vbuku yang sama menyatakan bahwa
Disamping itu, gambar juga bisa merupakan karya yang selesai. Artinya
karya tersebut tidak dibuat sebagai awal atau sebagi studi untuk karya yang
lain. Karya demikian dapat merupakan upaya pencarian bentuk ungkapan
yang dapat berkisar antara kecermatan piktoral, hingga interpretasi dan
pernyataan yang sangat subyektif. (hlm. 13)

Kutipan diatas dapat memberikan pemahaman bahwa drawing bukan hanya


menjadi sebuah sketsa saja, drawing bisa menjadi suatu karya yang utuh dan
layak disejajarkan dengan karya seni rupa lainnya.

2.1.5.2 Fungsi Seni Gambar

Menurut Ching (2002) terdapat tiga kedudukan fungsi bagi seni gambar,
yakni gambar sebagai ilustrasi, gambar sebagai visualisasim, dan gamabr sebagai
alat komunikasi.
Gambar sebagai ilustrasi, Ching memberi penjelas bahwa menggambar
bukan hanya sebuah keterampilan, tetepi menjadi disiplin ilmu yang penting
untuk melatih mata, pikiran dan tangan dalam hal melihat secara tepat, membuat
persepsi dengan benar dan membuat ilustrasi yang mudah dipahami. Lebih
jelasnya untuk mempermudah memberikan pemahaman informasi (Ching, 2002,
hlm. 28).
Sedangkan gambar sebagai visualisasi dimaksudkan sebagai hasil berfikir
visual dalam melengkapi pemikiran verbal untuk memetic hasil renungan, melihat
kemungkinan-kemungkianan yang ada, membuat penemuan baru dan
membayangkan konsekuensi dari Tindakan kita atau dengan kata lain
menggambar sebagai visualisasi adalah memberi bentuk bagi pemikiran visual
dan kemudian memperjelasnmya (Ching, 2002, hlm. 30).
Gambar sebagai alat komunikasi menempatkan dirinya pada sebuah gambar
yang informatif dan jelas, tegas dan memanfaatkan ketentuan-ketentuan yang
telah dimengerti baik oleh penyaji maupun penerimanya. Salah satu bentuk umum
dari gambar sebagai alat komunikasi adalah diagram (sebvuah gamabar yang
disederhanakan, yang mampumengilustrasikan sebuah proses, satu rangkaian
hubungan, atau sebuah pola yang dalam penyajiannya sering mengguanakan
simbol-simbol dan ikon-ikon yang mempunyai kualitas grafis yang mengingatkan
kepada penyimak akan apa yang direpresentasikan) (Ching, 2002, hlm. 32).
2.1.5.3 Sejarah Seni Gambar

Setelah memepelajari dari berbagai sumber online jurnal, situs website dan
e-book, secara singkat penulis dapat menjalaskan sejarah seni gambar :

a. Prasejarah (30.000-10.000 SM)


Pada periode ini menggambar dimulai di gua-gua. Gambar yang dibuat
masih menggunakan alat yang sangat sederhana, seperti batu tajam yang
du=igunakn untuk mengukir, arang, serta yang lainya. Gambar yang terbuat dari
arang yang terdapat di guan Nawarla Gabarnmang, Australia (26.000 SM) dan di
tempat-tempat lain seperti yang terdapat di Gua Maros, Bone, Sulawesi atau di
Gua Lascaux, gambsr-gsmbsr tersebut dikategorikan drawing karena karya
tersebut menggunakan garis untuk membangun sebuah objek. Pada masa
Prasejarah ini, drawing berfungsi sebagai media untuk mencatat keseharian
mereka dan kegiatan lainya.

b. Awal Renaissance (1400-1490 M)


Seni gambar hanya sebagai landasan awal untuk melangkah ke tahap yang
lebih lanjut seperti pembuatan sebuah lukisan atau patung. Seabad kemudian seni
gambar menjadi suatu bentuk seni yang independen. Abad ke-15 pada masa
Renaissance di Italia, sejumlah besar seniman melakukan eksperimen-eksperimen
dengan berbagai macam media. Fra Angelico menggunakan pena dan ink wash
untuk karya yang diberi judul “Nabi Daud Memainkan Gambus” (1430), Antonio
Pisanello menggunakan pena dan tinta, serta cat air, guas putih dan jejak kapur
hitam atau metalpoint untuk karyanyayang berjudul Wild Boar, dan lain-lain.

c. High Renaissance (Abad ke-15)


Roma memindahkan pusat seni Renaissance mereka ke Florence, di sana
kesenian mencapai titik tertinggi di bawah kekuasaan dan ambisi Paus Leo X
(putra Lorenzo de Medici). Pada masa ini merupakan masih masa percobaan dari
eksplorasi tersebut. Tiga master seni seperti Leonardo da Vinci, Michaelangelo,
dan Raphael mendominasi periode ini.
d. Abad ke-16
Abad ke-16 merupakan akhir dari periode Renaissance dan merupakan
periode lahirnya aliran Mannerist atau mannerisme (1520-1600). Kebanyakan
para seniman pada masa ini menggunakan drawing metalpoint dan pena sebagai
media penting dalam berekspresi. Seni gambar mreka terikat erat dengan lukisan
mereka, baik dalam konten dan dalam metode berupa contouring yang sensitif
fam foreshortening (Teknik pembuatan gambar dengan menggunakan perspektif
yang berlebihan sehingga terjadi distorsi yang ekstrim pada objek tersebut yang
berani).

e. Abad ke-17 dan 18


Peter Paul Rubens (1577-1640), dalam rangka menyebarkan tema-temanya
dalam seni gambar, ia membuat sekolah sendiri untuk draftsmen dan engravers,
yang muridnya termasuk Jacob Jordaens dan Anthony Van Dyck. Pada abad ke-
17 di Italia, gambar sepenuhnya didirikan serat mengacu pada kurikulum dari
Akademi Seni Rupa, terutama di Bologna, Florence dan Roma. Juga yang
signifikan adalah pengembangan berkelanjutan tentang gambar lankap, seperti
yang diprakarsai oleh Domenichino dan Salvator Rosa (1615-1673). Pada abad
ke-18 di Venisia, gambar arsitektur yang luar biasa dari kota Canaletto diikuti
oleh drawing dengan media pena lumminaristic dan kuas yang dibuat oleh
Giambiattista Tiepolo (1692-1770) dan keluarganya. Arsitek Giambiattisa
Piranesi kemudian menghasilkan gambar yang kuat membangun interior dan
kubah menakutkan (canceri).

f. Abad ke-19
Awal abad ke-19 gaya gambar ditekanbkan Kembali pada elemen linear.
Bahakan di Perancis pada umumnya, dan di Paris khususnya, terus menjadi pusat
terkemuka seni gambar, bentuk karya-karya luarbias yang inventif. Idiom dari Art
Nouveau dengan garis berliku-liku, serta kurva non-geometris dicontohkan dalam
gambar dari Aubrey Beardsley.

g. Modern
Pendekatan akademi ang kaku (dari abad ke-19) bertahan menembus
samapai abad ke-20 (modern), tetpi secara parallel muncul banyak pendekatan
yang lebih inovatif. Pada abad ini, menggambar dapat digunakn untuk membantu
ekspresi perasaan pribadi, atau memiliki berbagai macam tujuan lain. Penemuan
fotografi memiliki efek yang mendasar pada dunia drawing atau lukis. Kebutuhan
untuk menyalin “realitas” telah berkurang, kamera dalam fotografi sanagt bisa
melakukan itu. Aliran impresionis khususnya , bereksperimen dengan berbagai
media menggambar, yang sebelumnya disukai. Arang, tunta, grafit menjadi mata
pencaharian bersama untuk menggambar. Kemudian medium kertas tersedia
dalam ukuran yang jauh lebih besar, dan dengan munculmya “abstraksi” pada
awal abad ke-20, peran drawing ditantang lagi, sehingga “making of marks” dari
semua jenis menjadi dihormati, dan proses menggambar menjadi suatu yang
menarik, bukan hanya hasil akhirnya saja.

h. Postmodern
Pada periode ini dikenal dengan eranya seni rupa kontemporer. Andy
Warhol denbgan Pop Art -nya menandai awal mulanya gerkan seni rupa
kontemporer Barat. Kata postmodern sering diartikan sebagai “anti-modern”, itu
diakui karena gaya yang dihadirkan oleh “posmo” (kata lain dari postmodern)
memang menolak aturan-aturan yang kaku dari seni rupa modern. Pluralitas seni
rupa kontemporer menunjukan dirinya dengan menerima setiap kemungkinan
seni, baik dari segi pemikiran, konsep, medium, material, dan ruang kehadiran
serta asal-usul seniman. Terbukti bahwa seni rupa kontemporer semakin
menunjukkan wajah globalnya.

2.1.5.4 Teknik-teknik dalam Membuat Karya Seni Gambar

Pada pembuatan seni gambar (drawing) diperlukan berbagai macam Teknik


atau cara dalam perwujudan karyanya, secara konvensional (manual) maupun
dengan menggunakan alat digital atau kombinasi dari keduanya. Berikut berbagai
teknik dalam membuat karya seni gambar :
a. Teknik Arsir
Teknik arsir adlah cara menggambar dengan menggunakan arsir atau unsur
garis yang terputus-putus, yang digoreskansecara teratur dan berulang-ulang,
garis-garis saling menumpuk, digunakan untuk mewujudkan efek gelap terang,
volume dan plastisitas.
Gambar 2.10 Teknik Arsir
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2018)
b. Teknik Outline
Teknik outline adalah cara menggambar secara global, atau tidak detail dan
hanya menggambar garis luarnya saja, sehingga terkesan datar, karena tidak ada
pengaturan gelap terang.

Gambar 2.11 Teknik outline


(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019)

c. Teknik Dry Brush


Teknik dry brush (goresan kering) adalah cara menggambar denga
memanfatkan tinta atau cat yang sengaja dibuat agak kering, sehingga warna-
warna Ketika digoreskan tidak merata, efek ini juga digunakan untuk membuat
tekstur, pada bagian yang terang digoreskan warna-warna terang, sedang pada
bagian yang gelap digoreskan warna -warna yang tua dan berulang-ulang,
sehingga tercapai plastisitas yang diinginkan.
Gambar 2.12 Teknik Dry Brush
(Sumber: watercolorpainting.com)

d. Teknik Half Tone


Teknik half tone yaitu cara menggambar dengan memanfaatkan efek transisi
warna dari terang ke gelap, denagn menggunakan tinta atau cat yang dibuat agak
encer, efek transisi warna tersebut digunakan untuk mencapai plastisitas yang
diinginkan.

Gambar 2.13 Teknik Halftone


(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2020)

e. Teknik Blok
Teknik blok adalah cara menggambar dengan memanfaatkan warna secara
blok, tanpa menerapkan gradasi dan transisi sehingga terasa datar, bagaian yang
satu dengan yang lain pada suatu objek ditunjukan dengann perbedaan warna.
Gambar 2.14 Teknik Blok
(Sumber: creativeboom.com)

2.1.6 Seni Gambar Digital (Digital Drawing)


Seni gambar digital merupakan salah satu teknik dalam proses penciptaan
karya seni gambar dengan media komputer. Didukung dengan beragam software
program digital drawing yang memudahkan seni gambar untuk diciptakan sesuai
kebutuhannya mengikuti kebutuhan pasar.
Dalam grafika komputer dikenal dua jenis grafis, yaitu raster atau bitmap
dan vector. Raster adalah grafis yang terdiri dari picture element yang disingkat
pixel berupa titik-titk yang membentuk gambar, kemudian vector adalah titik dan
garis yang membentuk line drawing yang dibuat menggunakan perhitungan
matematis dan vector mampu membuat gambar dengan ukuran yang lebih besar,
tetap dalam ukuran file yang lebih kecil (Kusrianto 2007, hlm.119).
Keunggulan dari pengolahan gambar digital terletak pada resolusi kualitas
gambar. Ketika karya yang diolah melalui program komputer kualitas resolusi
gambar bisa diatur dengan kehendak pembuat dan tidak harus mengguanakan
media yang sesuai dengan output, sebagai contoh Ketika akan membuat karya
dengan medium lebih dari satu meter dapat diloah hanya pada medium yang lebih
kecil, namun dengan menggunakan resolusi yang cukup besar.
Supriyono (dalam Wardana dkk. 2015) berargumen mengenai sikap yang
hendaknya dilakukan oleh para seniman terhadap perkembangan teknologi,
bahwasanya
Tanapa mengikuti perkembangan teknologi, seorang seniman lambat laun,
akan tersingkir. Ide dan kreativitas memang diutamakan, namun tanpa
didukung kemampuan mengoprasikan komputer dan pengetahuan grafika,
ide-ide besar tidak akan dapat diwujudkan secara sempurna. Itulah sebabnya
kita harus selalu mengikuti perkembangan teknologi, khususnya komputer.
(Wardana dkk. 2015, hlm. 46)

Perbedaan yang mendasar dari seni gambar digital dengan seni gambar yang
konvensional hanya pada media serta fitur-fitur yang digunakan. Pada penciptaan
seni gambar secara digital. Alat-alat seperti pensil, pena, kuas, penghapus dan lain
lain, sudah tersedia dalam suatu program pengolah gambar, jadi dalam
pembuatanya lebih memudahkan pembuat. Hadirnya berbagai program pengolah
gambar berbasis digital tersebut lebih memudahkan perupa dalam membuat karya
seni gambar dan atau karya rupa lainya. Namun hal ini tidak memepengaruhi
kepada hasil dari sebuah karya, karena untuk wilayah, ide, teknik, kreativitas dan
hasil karya tergantung pada pembuatnya. Teknik dasar seni gambar konvensional
sangat mempengaruhi dalam berkarya seni gambar secara digital, karena akan
sulit Ketika mencoba langsung berkarya seni digital tanpa memahami dan
menguasai teknik dasar senbi gambar secara konvensional.

2.1.7 Seniman Seni Gambar digital (Digital Drawing)


Banyak seniman yang berkecimpung di ranah seni gambar (drawing) baik
itu secara manual, digital ataupun penggabungan keduanya. dalam pembuatan
tugas akhir ini, penulis memiliki beberapa seniman yang menginspirasi dan
memiliki beberapa kesamaan dalam hal medium, teknik, pengayaan yang
digunakan.
Andrew Theophilopoulos merupakan salah satu Ilustrator digital yang
berasal dari Kanada Amerika, berkecimpung dalam indutri digital baik sebagai
ilustrator dan desainer grafis, setiap karyanya terlihat hidup dengan banyak
menggambarkan fantasi dan petualangan dengan teknik pewarnaan klasik namun
dalam pengaplikasian digital.
Salah satu pemenang penghargaan ilustrator digital pada tahun 2012, dan
bekerja di industri film sebagai concept artist, salah satu film yang di kerjakannya
dengan bekerja sama bersama William joyce yaitu film animasi “Jack Frost The
Guardian Of Childhood”, dan beberapa film lainya seperti “Star Wars The Last
Jedi”. Selain itu karyanya sudah banyak dipamerkan secara Internasional dan
ditugaskan untuk melukis potret beberappa politisi paling berpengaruh di Dunia,
salah satunya Donald Trump.

a) b)
Gambar 2.15 a) Karya Andrew Theophilopoulos “double kill” dan b) Poster karya Andrew
Theophilopoulos Untuk The Last Of Us
(Sumber: theonides.tumblr.com)

2.1.8 Perangkat Lunak Clip Studio Paint


Program ini dirilis di Jepang sebagai”Comic Studio” pada tahun 2001
sedangkan di pasae Barat dijual sebagai “Manga Studio” oleh E Amerika Frontier
sampai tahun 2007 yang kemudian didistribusikan oleh Smith Micro Software.
Versi awal dirancang untuk menciptakan gamabr hitam dan putih, tapi pada versi
4 (dirilis tahun 2007) barulah diciptakan fitur baru untuk gambar yang full color.
Program ini pun terus berkembang mengikuti pasar dan banyak digunakan, versi
terbarunya adalahManga Studio 5 atau Manga Stufio EX. (my.smithmicro.com,
diakses 20 September 2016).
Gambar 2.16 Clip Studio Paint Logo
(Sumber : https://www.clipstudio.net/en)

Fitur yang terdapat pada Clip Studio Paint EX hampir menyerupai Adobe
Photoshop, namun tidak terdapat fitur photo editing atau digital imaging yang
begitu lengkap. Program Clip Studio Paint lebih ditunjukan untuk pembuatan
drawing, komik, ilustrasi, lukisan, dan gambar-gambar berbasis garis yang lebih
menonjol.

Gambar 2.17 Tampilan Clip Studio Paint


(Sumber : Dokumentasi Penulis)

Dengan kehadiran pen tablet , salah satunya dari Wacom, program seperti
Clip Studio Paint semakin dibutuhkan untuk menciptakan karya drawing. Dengan
menggunakan pressure sensitive tablet dapat meningkatkan efek paint brush, pen,
eraser, atau tool lainnya, tebal dan tipis garis yang digoreskan tergantung pada
penekanan (pressure) pen yang digunakan. Tablet digunakan secara global oleh
para illustrator komik profesional, arsitek, seniman studio, dan lainnya.
Gambar 2.18 Pen Tablet Wacom Small
(Sumber: Dokumentasi Penulis)

Sebagai karya seni yang demokratis, drawing tidak menutup diri dengan
perkembangan teknologi, Tabrani (1995, hlm. 100) mengatakan, “Bangsa yang
lemah seni rupanya akan mendapatkan kesulitan untuk menghasilkan desain rupa
yang memadukan ilmu-teknologi-seni untuk memproduksi karya adiguna”.
Artinya memanfaatkan teknologi seperti program komputer dalam menciptakan
karya seni rupa merupakan suatu bentuk keterbukaan seni terhadap perkembangan
zaman.

2.2 TEORI SENI RUPA


2.2.1 Unsur Seni Rupa
Dalam karya seni rupa dua dimensi, setidaknya ada lima unsur yang
mendasarinya, di antaranya sebagai berikut.
2.2.1.1 Titik
Satu bentuk atau benda yang dibuat dengan satu kali tekan dengan
menggunakan alat tulis, lukis dan lain-lain, dapat pula dikatakan titik merupakan
suatu bentuk yang paling kecil dari seluruh rangkaian bentuk yang dibuat dalam
pekerjaan menggambar atau melukis.
2.2.1.2 Garis
Berdasarkan buku Tinjauan Seni Rupa Modern yang ditulis oleh Dharsono
(2003, hlm. 34), garis sebagai medium seni rupa mempunyai beberapa peranan
yaitu: garis sebagai garis (pada ilmu-ilmu eksakta/pasti), garis sebagai
lambing/logo, garis untuk menggambarkan sesuatu secara repsentatif seperi pada
gambar ilustrasi dimana garis merupakan media untuk menerangkan kepada orang
lain, dan garis sebagai simbol ekspresionis dan abstrak.
Tabel 2.1 Karakter garis

Jenis Simbolisasi Karakter

Garis lurus: Tenang, damai, pasif


Horizontal
Gerak, dinamik, gesit,
Diagonal lincah, gerak lari

Tidak bergerak, stabil,


Vertikal megah, kuat, statis

Semangat, gairah,
Garis zig-zag mengerikan, bahaya,
gugup

Busur

Kubah Mengapung, ringan,


Garis lengkung
kuat, dinamis, luas

Mengapung

Gerakan indah, dinamis,


Garis lengkung S
luwes, “line of beauty”

(Sumber: Kusrianto, 2007 hlm. 46)

2.2.1.3 Bidang
Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar.
Bidang bisa dihadirkan dengan menyusun titik maupun garis dalam kepadatan
tertentu, dan dapat pula dihadirkan dengan mempertemukan potongan hasil
goresan satu garis atau lebih (Kusrianto, 2007,hlm. 30).
Di dalam pengolahan objek/bidang akan terjadi perubahan wujud sesuai
dengan selera maupun latar belakang perupanya. Perubahan tersebut anatara lain
stilasi, distorsi, transformasi dan disformasi.
2.2.1.4 Tekstur
Tekstur adalah unsur seni rupa yang menunjukkan karakteristik
permukaan bahan, yang sengaja dibuat dalam susunan untuk mencapai bentuk
rupa. Tekstur tebagi kedalam dua jenis, yakni tekstur alami dan tekstur buatan.
Tekstur alami terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia. Contohnya batu,
pasir, kayu, dan sebagainya. Tekstur buatan merupakan tekstur yang sengaja
dibuat melalui keterampilan manusia untuk menampilkan permukaan benda atau
bidang yang memiliki kesan visual nyata.
2.2.1.5 Warna
Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan
perupanya dalam berkumunikasi. Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan
tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan
benda
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang warna, salah satunya adalah
teori dari David Brewster yang dikenal dengan teori warna Brewater. Pada buku
Color yang ditulis Edwards (2004), warna dibagi menjadi empat kelompok:
a) Warna Primer
Warna primer merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran
dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer di
antaranya adalah warna merah, biru, dan Kuning.

Gambar 2.19 Warna Primer


(Sumber: www.edupaint.com/warna/)

b) Warna Sekunder
Warna Sekunder merupakan hasil percampuran warna-warna primer
dengan porsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah
dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah
campuran merah dan biru.

Gambar 2.20 Warna Sekunder


(Sumber: www.edupaint.com/warna/)

c) Warna Tersier
Warna tersier merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah
satu warna sekunder, Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari
pencampuran warna kuning dan jingga, hijau kekuningan merupakan campuran
dari warna hijiau dengan kuning, dan begitu selanjutnya sehingga mendapatkan
warna-warna seperti hijau kebiruan, ungu kebiruan, ungu kemerahan , dan jingga
kemerahan.

Gambar 2.21 Warna Primer, Tersier dan Sekunder


(Sumber: edupaint.com/warna/)

5) Warna Panas dan Dingin


Pengelompokan warna panas dan dingin menurut Sanyoto (2009) adalah
sebagai berikut.
Warna yang termasuk ke dalam warna panas yaitu : kuning kehijauan,
kuning, jingga kekuningan, jingga, jingga kemerahan, dan merah. Warna
panas memberikan kesan semangat, kuat dan aktif. Sedangkan warna
yang termasuk warna dingin diantaranya: ungu kemerahan, ungu, ungu
kebiruan, biru, hijau kebiruan, dan hijau. Warna dingin memberikan
kesan tenang, kalem, dan pasif. (hlm.36).
Gambar 2.22 Warna Panas Dan Dingin
(Sumber: www.arsitur.com/2019)

Menurut Kusrianto (2007, hlm.49), warna juga memiliki perbedaan pada


sistem computer atau digital. Menurutnya, “Warna dalam sistem computer sangat
berbeda. Anda tidak hanya menemui warna-warna sebagimana yang anda temui
pada dunia nyata, tetapi sistem warna digital akan mampu memberikan nuansa
warna yang lebih luas lagi yang berjumlah hingga jutaan.” Kusrianto juga
menuturkan bahwa dalam gambar berbasis bitmap dan vector dikenal dua tipe
warna utama, yakni Additive Color dan Substractive Color.
a) Warna Additive (RGB)
Warna Additive dibuat bersummber pada sinar. Pesawat televise maupun
komputer menggunakan sistem ini. Sumber sinar di kedua alat tersebut difilter
dengan komponen warna merah, hijau, dan biru (red,green,blue). Ketiga warna itu
selanjutnya akan menghasilkan spectrum warna yang dapat kita lihat, baik melalui
jenis monitor atau TV Cathode Ray Tube (CRT) maupun Liquid Cristal Display
( LCD) (Kustrianto, 2007, hlm.49).

Gambar 2.23 Color Slider RGB pada Program Clip Studio paint
(Sumber :Dokumentasi Penulis)
Kombinasi antara tiga komponen warna merah, hijau, dan biru yang
dimaksimalkan intensitasnya akan menghasilkan warna putih. Sebaliknya apabila
3 komponen warna tersebut dikombinasikan dengan intensitas minimal, maka
akan dihasilkan warna hitam. Secara teori, pengaturan variasi dari 3 warna tadi
akan memproduksi jutaan warna virtual yang berbeda. Namun secara fakta,
kemampuan menampilkan jumlah warn yang dihasilkan oleh kombinasi tersebut
tergantung pada keterbatasn peralatan yang dimiliki monitor atau TV itu. Konsep
Additive Color ini disebut dengan istilah RGB (red,green,blue), populer
digunakan pada program pengolahan gambar seperti Adobe Photooshop, Manga
Studio, CorelDraw, dan lain-lain. Singkatnya, warna RGB digunakan untuk
gambar yang akan digunakan sebagai display di layar monitor, proyektor,
Smartphone, TV dan lain-lain (Kusrianto, 2007, hlm 49-50).
b) Warna Substractive
Warna Substactive secara umum bisa dikatakan sebagai warna yang terlihat
karena adanya cahaya. Dengan kata lain, warna yang tertangkap mata bukan
merupakan sumber cahaya yang di pancarkan oleh permukaan benda berwarna itu.
Beberapa contoh model warna substractive diantaranya:
1) Model Warna CMYK
CMYK adalah singkatan dari 4 komponen warna yakni cyan (biru muda),
magenta (merah), yellow (kuning), dan black (hitam). Warna-warna tersebut jga
digunakan dalam proses pencetakan offset maupun printer komputer. Dari
keempat warna tersebut, pengguna dapat menggunkan masa presentase masing-
masing warna, misalnya cyan 10% (warna biru muda), cyan 20% (biru agak tua),
hingga cyan 100% (biru 100%). Dapat juga digunakan pencampuran anatara biru
10% dengan kuning 10% hingga menjadi hiaju muda (Kusrianto, 2007, hlm.50).

Gambar 2.24 Color Slider CMYK pada Program Clip Studio paint
(Sumber :Dokumentasi Penulis)
2) Model Warna HLS
Model warna HLS mendefinisikan warna menggunakan komponen hue,
lightness, dan saturnation. Hue menyatakan nilai dari pigmen warna dan diukur
dalam satuan derajat (degree) dari 0 hingga 359. Lighnees atau brightnees
menyatakan nilai putih yang terkandung dalam warna tersebut, yang dinyatakan
dalam presentase dari 0 sampai 100 (semakin tinggi nilai, semakin cerah
warnanya). Sedangkan Saturnation menyatakan ketajaman atau kepudaran warna
yang diukur dalam presentase dari 0% (pudar) sampai 100% (tajam) (Kusrianto,
2007, hlm.57).

Gambar 2.25 Color Slider HLS pada Program Clip Studio paint
(Sumber :Dokumentasi Penulis)

2.2.2 Prinsip Seni Rupa


Dalam membuat karya visual seperti drawing diperlukan pemahaman
tentang prinsip yang mendasarinya. Sanyoto (2009, hlm, 171) dalam buku
“Nirman. Dasar-dasar Seni Rupa dan Desain” dan Kusrianto dalam “Pengantar
Desain komuniikasii Visual” menyusun prinsip dasar seni rupa sebagai berikut.
2.2.2.1 Komposisi (Composition)
Komposisi merupakan kegiatan menyusun elemen-elemen guna
memperoleh struktur artistik dan estetik serta ukuran tepat dalam gambar.
Menurut Loomis dalam “Creative Illustration” (1947, hlm.31-32) ada beberapa
konsep komposisi diantaranya:
a) b) c)
Gambar 2.26 a) Komposisi Garis, b) Komposisi Huruf, dan c) Komposisi Geometris
(Sumber: Creative Illustration 1947 hlm. 31-33)

1) Komposisi garis
Komposisi ini menggunakan garis sebagai acuan dasar dalam merangkai
objek gambar. Garis ynag digunakan biasanya garis lengkung karena sifatnya
plastis dan tidak kaku.
2) Komposisi Huruf
Komposisi ini berdasarkan bentuk dasar huruf atau bisa juga simbol tanda
baca.
3) Komposisi Geometris
Pengaturan komposisi yang diinginkan mengacu pada rancangan
komposisi bentuk-bentuk geometris seperti lingkaran, kotak, segitiga dan lain-
lain. Biasanya bagi pemula cara ini sangat mudah untuk di aplikasikan.
2.2.2.2 Irama (Rhythm)
“Suatu susunan raut yang berulang yang berarti kedudukannya berubah
akan melahirkan irama, dan pengulangan-pengulangan tersebut akan membentuk
garis semu dengan gerak tertentu” (Sanyoto, 2009, hlm.228).
Irama dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1) Irama Repetisi, yaitu susunan dengan gerak garis semu yang berulang
yang cenderung sejajar.
2) Irama Trnasisi, yaitu susunan dengan gerak garis senu berulang dengan
perubahan-perubahan dekat.
3) Irama Oposisi, yaitu susunan dengan gerak garis semua berulang yang
saling bertentangan, berpotongan, dengan perubahan kedudukan secara
bebas keberbagai tempat pada satu runag, sehingga diperoleh susunan
yang kontras.
2.2.2.3 Kesatuan (Unity)
“Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada
keselarasan dan unsur-unsur yang disusun, baik dalam wujudnya maupun
kaitanyya dengan ide yang melandasinya” (Kusrianto, 2007, hlm.35).
Untuk mencapai prinsip kesatuan, ada beberapa cara yang umum, yakni
menentukan dominasi yang tepat, dominasi yang tepat, dominan pada ukuran,
dominan pada warna, dominan pada penempatan, ukuran sebagai daya Tarik,
menyatukan arah, dan menyatukan bentuk,
2.2.2.4 Dominasi (Dominition)
“Dominasi dalam karya seni bisa disebit penjajag atau yang menguasai.
Namun dominasi bisa juga disebut keunngulan, keistimewaan, keunikan,
keganjilan, kelainan/penyimpangan (anomaly)” (Sanyoto, 2009, hlm.247).
Dominasi digunakan sebagai daya tari. Karena unggul, istimewa unik,
ganjil maka akan menarik dan menjadi pusat perhatian.
2.2.2.5 Keseimbangan (Balance)
“Sebuah karya dikatakan seimbang manakala di semua bagian pada karya
bebannya sama, sehingga pada gilirian akan membawa rasa tenang dan enak
dilihat” (Sanyoto, 2009, hlm.259).
3) Keseimbangan simestris, yaitu keseimbangan antara ruang sebelah
kiri dan ruang sebelah kanan sama persis, baik dalam bentuk rautnya,
besaran ukurannya, arahnya, warnanya, maupun teksturnya.
4) Keseimbangan tersembunyi, disebut juga keseimbangan asimetri yaitu
keseimbangan antara ruang sebelah kiri dan sebelah kanan meskipun
keduanya tidak memiliki besaran dan raut yang sama.
2.2.2.6 Proporsi (Proportion)
Proporsi adalah perbandingan ukuran antara bagian dan antara bagian
dengan keseluruhan. Prinsip komposisi tersebut menekankan pada ukuran dari
suatu unsur yang akan disusun dan sejaug mana ukuran itu menunjang
keharmosisan tampilan suatu desain (Kusrianto, 2007, hlm. 43).

2.3 LANDASAN EMPIRIS

Anda mungkin juga menyukai