Awal mula dari terciptanya alat transportasi terjadi sejak jaman prasejarah, dimana manusia pada
jaman purbakala mulai menemukan roda untuk memindahkan beban yang berat. Sebelum
ditemukannya roda sekitar 5000 tahun yang lalu, orang berpergian dengan berjalan kaki dan tidak
banyak yang bisa bepergian jauh dari rumahnya. Secara bertahap, manusia belajar menjinakkan dan
mengendarai binatang seperti kuda dan unta, tapi hanya roda yang memudahkan manusia
membawa muatan yang berat pada jalur darat, terutama ketika jalan yang bagus sudah dibangun.
Roda pertama dibuat sekitar tahun 3500 SM di Mesopotamia, daratan di antara Sungai Tigris dan
Eufrat. Roda dibuat dengan memotong batang pohon yang berbentuk bulat dan memasangnya pada
papan kayu untuk membuat gerobak. Jenis roda pertama ini memang kuat, namun terlalu berat
karena terbuat dari kayu pejal dan membuat kendaraan tidak dapat bergerak cepat. Seiring
berkembangnya peradaban, orang-orang romawi membuat roda yang lebih ringan dengan
menghilangkan bagian tengahnya dan sekarang menggantinya dengan jari-jari sehingga kendaraan
dapat bergerak lebih cepat. Saat ini, ban tidak terbuat dari kayu lagi, melainkan terbuat dari
campuran karet dan baja. Pada permukaan ban terdapat alur yang disebut tapak dan berfungsi
mencengkeram permukaan tanah selama roda berputar.
Selain ban, penemuan mesin uap juga merupakan cikal bakal terciptanya alat transportasi. Sebelum
ditemukannya mesin uap, kereta masih menggunakan hewan sebagai tenaga penggeraknya. Mesin
uap ini digunakan untuk menarik kereta, namun jalannya masih sangat lambat. Mesin uap ini terus
mengalami perkembangan, sampai akhirnya ditemukan mesin dengan bahan bakar minyak yang saat
ini banyak digunakan pada kendaraan bermotor.
Transportasi Laut
Pada masa lalu, manusia menggunakan perahu kecil hanya untuk berpergian atau bekerja, seperti
memancing, berlayar ke hilir atau hulu sungai, dan sepanjang pantai. Perahu pertama dibuat dari
bahan sederhana yang mudah ditemukan dan digunakan. Alang-alang diikat rapat untuk membuat
perahu yang kuat dan kedap air. Lalu diciptakannya kano dug-out yang dibuat dengan melubangi
bagian tengah pohon. Ini adalah perahu pertama buatan manusia prasejarah ribuan tahun lalu dan
sekarang masih digunakan di beberapa bagian dunia.
Alat penggerak perahu tradisional adalah dayung yang digerakkan oleh manusia dan juga terkadang
dilengkapi dengan layar yang digerakkan dengan tenaga angin. Seiring penemuan mesin uap, mulai
diciptakan kapal bertenaga uap yang pertama kali beroperasi di Amerika Serikat pada tahun 1787.
Saat ini hampir semua transportasi laut menggunakan mesin berbahan bakar minyak.
Transportasi Udara
Penemuan transportasi udara bermula ketika tecipta rancangan parasut oleh Da Vinci (1485) dan
rancangan balon udara panas oleh Francesco de Lama (1709). Rancangan tersebut kemudian
diwujudkan dengan adanya penemuan balon udara panas dan parasut pada tahun 1783. Kemudian
pada tahun 1853, kapal udara Zeppelin ditemukan oleh Ferdinand Graf von Zeppelin. Penemuan
pesawat udara sendiri terjadi pada tahun 1903 oleh Orville dan Wibur Wright, dan pada tahun 1963
helikopter ditemukan oleh Heinrich Focke di Jerman.
Dari berbagai penemuan penting diatas, lambat laun mulai diciptakan berbagai alat transportasi
mulai dari yang sederhana seperti sepeda sampai yang rumit seperti pesawat dan kapal. Di masa
yang akan datang, tidak diragukan bahwa alat transportasi akan selalu mengalami perkembangan
teknologi, yang tujuannya untuk semakin memudahkan manusia dan semakin ramah lingkungan.
Ruang Seminar
Ruang seminar yang memadai adalah sebuah ruang yang memungkinkan interaksi aktif
selurah peserta seminar. Sebuah meja bundar besar adalah sebuah contoh yang baik. Atau kursi
yang disusun dengan melingkar. Ruangan tentu saja harus cukup tenang dan cukup terang
untuk memberikan iklim yang enak untuk berseminar. Adanya sebuah papan tulis dapat
membantu.
Peserta
Untuk berjalannya sebuah seminar dengan baik, semua peserta adalah bukan kertas
kosong yang menunggu diisi, seperti halnya kuliah. Mereka harus sudah membaca tentang
tema yang akan diseminarkan. Mereka bisa membuat sebuah esei pendek tentang tema yang
diseminarkan. Bila yang diseminarkan adalah sebuah teks, teks tersebut telah dibaca secara
analitis, ditandai, disertai tanggapan dan kritik.
Dengan terlebih dahulu membaca tentang tema yang akan diseminarkan, mereka telah
mengolahnya di dalam kepala mereka. Mereka telah memiliki bayangan akan apa yang
diseminarkan. Kertas di tangan yang berisi ringkasan tema yang diseminarkan menurut
masing-masing peserta, akan memandu mereka nantinya di dalam seminar.
Moderator
Seorang moderator di dalam seminar berbeda dengan seorang lektor di dalam kuliah.
Ia bukanlah seorang yang memberikan pelajaran, melainkan orang yang mengarahkan jalannya
seminar.
Semestinyalah seorang moderator adalah orang yang paling senior dalam tema yang
akan diseminarkan. Ini bukan berarti pendapatnyalah yang paling benar. Senioritas dalam
penguasaan materi semata-mata untuk mengarahkan seminar, karena ia mestinya yang paling
tahu tentang seluk beluk tema yang diseminarkan.
Peran seorang moderator ada dua: mengarahkan (directing) dan memoderasi
(moderating). Dalam mengarahkan, ia menjaga agar seminar tidak melenceng dari tema.
Dengan memoderasi, ia menjaga agar tidak ada satu orang atau satu ide tertentu yang terlalu
mendominasi seminar sehingga seluruh tema seminar tidak tereksplorasi dengan baik.
Sebelum seminar, seorang moderator harus telah membaca tema yang akan
diseminarkan, menyiapkan catatan tentang tema tersebut, menentukan kata-kata kunci, dan
menyusun pertanyaan-pertanyaan kunci yang nantinya akan ditanyakan di dalam seminar. Di
awal seminar ia dapat menuliskan terlebih dahulu poin-poin yang akan didiskusikan atau
menggambarkan sebuah diagram yang mencerminkan ide yang akan didiskusikan.
Seorang moderator yang baik haruslah seorang pendengar dan pembicara yang baik. Ia
mampu menangkap maksud sebuah pembicaraan dan membuatnya lebih jelas. Ia mampu
memparafrasekan sebuah pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang lebih jelas.
Mengingat beratnya tugas seorang moderator, sebaiknya seorang moderator tidak
memimpin sebuah seminar lebih dari satu kali dalam sehari.
Jalannya seminar
Seminar dimulai dengan pengantar singkat dari moderator, dan langsung dilanjutkan
dengan pertanyaan kunci yang dibahas oleh semua peserta secara bergiliran.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya seminar berjalan baik:
1. Seminar adalah sebuah diskusi dua arah. Tidak ada seorang yang lebih mendominasi
pembicaraan. Adalah tugas moderator untuk memperhatikan ini.
2. Seminar bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah jelas ada
jawabannya, lalu mengarah ke pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih dalam dan tidak
jelas jawabannya. Pertanyaan jenis kedualah yang memberikan manfaat terbesar.
Tidaklah banyak pertanyaan yang seperti demikian.
3. Semua pertanyaan dan pernyataan dinyatakan dengan jelas tanpa ambiguitas. Jika
sebuah pertanyaan atau pernyataan belum jelas, moderator harus bisa menunjukkan itu
dan meminta sang pengujar untuk memperjelasnya.
4. Masih berhubungan dengan poin pertama, setiap pertanyaan haruslah jelas sebelum
ditanggapi dengan jawaban. Penanggap berhak meminta penjelasan lebih lanjut atas
pertanyaan sebelum ia menjawab. Tanggapan tentunya juga harus relevan dengan
pernyataan. Moderator juga harus memperhatikan ini.
5. Sebuah pertanyaan bisa dilihat sebagai jembatan kepada pertanyaan lain yang lebih
mendasar. Hanya dengan cara demikian sebuah seminar dapat memberikan manfaat
lebih.
6. Bila ada istilah yang sama, tetapi dipakai dengan arti yang berbeda oleh beberapa
orang, moderator harus menunjukkan itu dan membuat kesepakatan dalam arti apa
istilah itu dipakai sebelum melanjutkan seminar.
7. Etiket harus diperhatikan dalam sebuah seminar, seperti halnya di sebuah meja
makan. Bahasa harus santun dan tidak merendahkan. Moderator terlebih harus
memberikan contoh yang dapat diikuti oleh peserta yang lain. Bukan berarti seminar
tidak bisa dilakukan dengan ringan dan diiringi tawa, namun canda dan tawa dilakukan
dengan wajar dan memberi makna di dalam seminar. Tidak ada yang lebih membantu
untuk mengingat ketimbang ide-ide kreatif yang kadang membangkitkan tawa.
8. Seminar adalah sebuah tempat untuk menggodok ide. Ia bukanlah tempat untuk
membenarkan diri. Setiap orang harus kritis namun menerima bila ada pendapat yang
lebih baik. Di dalam seminar semua orang memiliki posisi yang sama.
9. Sebuah seminar yang baik tidaklah harus menghasilkan sebuah kesimpulan tunggal.
Setiap orang bisa pulang dengan pendapatnya masing-masing. Yang terpenting adalah
mata mereka lebih terbuka, mereka telah melihat ide-ide baru yang sebelumnya tidak
terpikirkan oleh mereka.
Demikianlah sebuah seminar Sokratik sebaiknya dilaksanakan. Dengan seminar seperti
ini, semua peserta dapat mengambil manfaat. Sebuah seminar yang baik seperti ini dapat
memberi manfaat seumur hidup yang mengendap sebagai manfaat terbaik yang dapat diberikan
oleh sebuah pendidikan.