PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
sistem struktur rangka pemikul dari bahan kayu, biasa disebut sebagai rumah
kayu, ciri-cirinya yaitu seluruh komponen struktur atap, balok dan kolom serta
tanah. Jika dahulu rumah panggung dikonsep oleh orang orang terdahulu
agar hunian mereka terhindar dari binatang liar, sekarang rumah panggung
dan gempa.
kayu, sehingga dalam tugas besar ini akan memaparkan mengenai tata cara
aman
modern.
Sumbawa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
adalah rumah yang tinggi dan bertiang. Rumah panggung merupakan salah
satu kanstruksi bangunan yang bahan dasar material terbuat dari kayu.
Kayu mempunyai kuat tarik dan kuat tekan relatif tinggi, berat yang
relatif rendah, mempunyai daya tahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan
listrik, dapat dengan mudah untuk dikerjakan, relatif murah, dapat mudah
Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang. Dari
manusia
atau pendukung utama dari atap. Beban-beban atap yang harus diterima
kerja dari kontruksi atap itu sendiri, adapun jenis-jenis penutup atap
sebagai berikut :
c). Reng
kayu yang digunakan sebagai reng yaitu kayu 2x3 dan 3x4 cm.
d). Kasau
e). Gording
tergolong ke dalam jenis beban mati (dead load). Dimensi kayu yang
tahan kayu terhadap dua buah gaya yang bekerja dengan arah yang
diizinkan bila tidak timbul suatu perubahan atau bahaya pada kayu.
notasi Ft (MPa).
j). Kolom
seperti halnya dengan rumah panggung. Jenis pondasi yang digunakan adalah
fondasi Umpak yang berfungsi untuk menahan gaya dari atas (atap) dan agar tiang
kelembaban tanah yag berasal dari bawah tidak merusak Saka (Tiang)
dan Segi n ( Segi 4, Segi 5, dst dimana semakin banyak seginya akan
beban diantaranya :
q = b x h x ........................................................ (2.1)
b
h
dimana :
dimana :
dimana :
Dimana :
dimana :
l = Faktor waktu
Lendutan gording
kusen, adalah :
F = L/200 (balok konstruksi terlindung) .......................... (2.8)
4
Fmaks = 5 x qx x L
384 x E x Iy ...................... (2.9)
4
Fmaks = 1 x Px x L
48 x E x Iy ................... (2.10)
dimana :
q = Beban mati
E = Elastisitas kayu
L = Jarak antar kuda-kuda
P = Beban hidup
komponen yaitu :
Batang tekan
Pu l . fc . P ................................................................. (2.11)
dimana :
l = Faktor waktu
fc = Faktor tahanan tekan sejajar serat
ditentukan dengan :
P = Cp x Pc ....................................................................(2.12)
dimana :
2
Cp = 1 + ac - 1 + ac - ac
2c 2c c ...... (2.13)
dimana :
Ac = Faktor tahanan
dimana :
Batang tarik
Tu l . ft . T ................................................................. (2.15)
dimana :
l = Faktor waktu
dimana :
dimana :
dimana :
adanya tekanan positif, tekanan angin yang bekerja tegak lurus pada
bidang atap, dengan demikian tekanan angin hanya bekerja pada
dimana :
a. Beban segitiga
dimana :
Heq = Tinggi ekivalen
Lx = Panjang bentang
b. Beban trapesium
dimana :
Lx = Panjang bentang
sedemikian sehingga :
dimana :
l = Faktor waktu
Mx = Momen tahanan lentur terkoreksi
dimana :
Sx = Modulus penampang
Dimana :
lima
Ew = Elastisitas lentur
rumus :
dimana :
dimana :
l = Faktor waktu
dimana :
Fv = tahanan geser
b = lebar penampang
d = Tinggi penampang
c. Lendutan balok
W = Beban terfaktor
E = Elastisitas lentur
I = Inersia penampang
diterima oleh kolom adalah beban maksimum dari atap itu sendiri.
sehingga :
Pu < l . fc . P ...................................................................(2.33)
dimana :
l = Faktor waktu
l=
....................................................................(2.34)
min = ........................................................(2.35)
dimana :
l = angka kelangsingan
i
min = jari jari inersia.
P = Cp x Pc ....................................................................(2.36)
dimana :
2
Cp = 1 + ac - 1 + ac - ac
2c 2c c ...... (2.37)
dimana :
sebagai berikut :
.
............................................(2.38)
Dimana :
Tabel. 2.3 Faktor tekuk dan tegangan tekuk yang di perkenankan untuk
batang tertekan
l
Fakt o r Tegangan t ek uk y ang diper k enank an unt uk k ay u dengan
t ekuk k elas k uat
I
kg / cm2
II
kg / cm2
III
kg / cm2
IV
kg / cm2
0 1,0 0 13 0 85 60 45
1 1,0 1 12 9 84 60 45
2 1,0 1 12 8 84 59 45
3 1,0 2 12 7 83 59 44
4 1,0 3 12 6 83 58 44
5 1,0 3 12 6 82 58 44
6 1,0 4 12 5 82 58 43
7 1,0 5 12 4 81 57 43
8 1,0 6 12 3 80 57 43
9 1,0 6 12 2 80 57 43
10 1,0 7 12 1 79 56 42
11 1,0 8 12 0 79 56 42
12 1,0 9 119 78 55 41
13 1,0 9 119 78 55 41
14 1,10 118 77 55 41
15 1,11 117 77 54 41
16 1,12 116 76 54 40
17 1,13 115 75 53 40
18 1,14 114 75 53 40
19 1,15 113 74 52 39
20 1,15 113 74 52 39
21 1,16 112 73 52 39
22 1,17 111 73 51 38
23 1,18 110 72 51 38
24 1,19 10 9 71 50 38
25 1,2 0 10 8 71 50 38
26 1,2 4 10 7 70 50 37
27 1,2 2 10 7 70 49 37
28 1,2 3 10 6 69 49 37
29 1,2 4 10 5 69 48 36
30 1,2 5 10 4 68 48 36
31 1,2 6 10 3 67 48 36
32 1,2 7 10 2 67 47 35
33 1,2 8 10 2 66 47 35
34 1,2 9 10 1 66 47 35
35 1,3 0 10 0 65 46 35
l Faktor tekuk Tegangan tekuk yang diperkenankan untuk kayu dengan kelas
I
kg/cm 2
II
kg/cm 2
III
kg/cm 2
IV
kg/cm 2
76 2,03 64 42 30 22
77 2,05 63 42 29 22
78 2,08 63 41 29 22
79 2,11 62 40 28 21
80 2,14 61 40 28 21
81 2,17 60 39 28 21
82 2,21 59 39 27 20
83 2,24 58 38 27 20
84 2,27 57 37 26 20
85 2,31 56 37 26 20
86 2,34 56 36 26 19
87 2,38 55 36 25 19
88 2,42 54 35 25 19
89 2,46 53 35 24 18
90 2,50 52 34 24 18
91 2,54 51 33 24 18
92 2,58 50 33 23 17
93 2,63 49 32 22 17
94 2,68 49 32 22 17
95 2,73 48 31 22 17
96 2,78 47 31 22 16
97 2,83 46 30 21 16
98 2,88 45 30 21 16
99 2,94 44 29 20 15
100 3,00 43 28 20 15
101 3,07 42 28 20 15
102 3,14 41 27 19 14
103 3,21 41 26 19 14
104 3,28 40 26 18 14
105 3,35 39 25 18 13
106 3,43 38 25 18 13
107 3,50 37 24 17 13
108 3,57 36 24 17 13
109 3,65 36 23 16 12
110 3,73 35 23 16 12
111 3,83 34 22 16 12
112 3,89 33 22 15 12
113 3,97 33 21 15 11
114 4,05 32 21 15 11
115 4,13 32 21 15 11
2.4.Kombinasi beban
dimana :
dimana :
dimana :
W = Beban angin
dimana :
D = Beban mati (berat sendiri gording, berat penutup atap)
W = Beban angin
E = Beban gempa
W = Beban angin
E = Beban gempa
Kayu sebagai bahan bangunan, yang paling penting sekali yang harus
dikenal ialah mengenai sifat - sifat mekanis kayu, faktor - faktor yang
penggunaan kayu ini berbeda sekali dari bahan - bahan lain untuk bangunan.
mengisap air dari udara disekelilingnya, sampai banyaknya air di dalam kayu
kayu atau berat jenis kayu berkisar antara 12 20% dari kayu kering
mutlak. Kayu yang baru ditebang mempunyai kadar air 40% untuk kayu berat
Kehutanan membagi bagi kekuatan kayu Indonesia dalam lima kelas kuat
Sumber : PKKI.(1961).
mekanis untuk mendapatkan modulus elastisitas lentur dilakukan dengan mengikuti standar
pemilahan mekanis yang baku. Berdasarkan kuat acuan lainnya dapat diambil mengikuti
terkoreksi. Nilai faktor koreksi yang digunakan dalam menghitung nilai tahanan
Fb fb fv fc fc// E
Acuan masa layan T 38oC 38oC < T 52oC 52oC < T 65oC
pengukuran berat jenis, maka kuat acuan untuk kayu berserat lurus tanpa cacat
a) Kerapatan p pada kondisi basah (berat dan volum diukur pada kondisi
basah, tetapi kadar airnya sedikit lebih kecil dari 30%) dihitung
Gm = p/[1.000(1+m/100)]
e) Hitung berat jenis pada kadar air 15% (GI5) dengan rumus:
G15 = Gb/(1-0,133Gb)
Tabel 2.10. Estimasi kuat acuan berdasarkan atas berat jenis pada kadar air
sejajar arah serat. Sedangkan kekuatan menahan tarik tegak lurus arah
serat, lebih kecil dari arah tarikan arah sejajar serat. Oleh karena itu kayu
lain kepada jenis kayu, besar penampang kayu, berat badan, lebar
beban kejutan/pukulan.
tekanan sejajar serat maupun tekanan yang tegak lurus serat. Contoh
tekanan tegak lurus serat adalah kayu yang dipakai sebagai bantalan kereta
api. Daya tahan tegak lurus arah serat kayu labih kecil dari daya tahan
adalah:
`
BAB IV
4.1 KESIMPULAN
beban yang bekerja baik beban hidup, beban mati dan beban angin dapat
dihasilkan dimensi kayu dengan ukuran 8/12 cm dengan kuat kayu kelas
II.
sesuai dengan kebutuhan beban yang bekerja yang terlihat pada dimensi
balok dan kolom dari hasil perhitungan beban yang terjadi pada kontruksi
atap dan lantai didapat dimensi balok 8/12 cm dengan klasifikasi kuat
3). Dari hasil perhitungan seluruh beban yang bekerja dapat dihasilkan
kelas II.
4.2 SARAN
1). Dengan adanya Tugas Besar ini, diharapkan sebagai acuan atau referensi
penggunaan kelas kayu serta ukuran kayu agar didapat struktur konstruksi
yang aman.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2000), Tata Cara Perencanaan Struktur Kayu Untuk Bangunan Gedung