Anda di halaman 1dari 10

SISTEM STRUKTUR KAYU

PA D A B A N G U N A N B E R L A N TA I R E N D A H
KELOMPOK 1

Anggota kelompok :
190406040 AZRANINGTIAS SYAHPUTRI
190406041 AIDA MAYASEVA
190406042 RAFIKA DEWI
190406043 IQLIMA NABILA KHAIRUNNISA
BANGUNAN BERTINGKAT/BERLANTAI RENDAH

Bangunan bertingkat pada umumnya


dibagi menjadi dua, bangunan
bertingkat rendah dan bangunan
bertingkat tinggi. Pembagian ini
dibedakan berdasarkan persyaratan
teknis struktur bangunan.

Bangunan berlantai dua termasuk bangunan


bertingkat rendah.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan
dalam merencanakan bangunan bertingkat
rendah ini, yaitu : kesesuaian ruang dan fungsi,
kekuatan struktur, keamanan dan keselamatan
bangunan, kenyamanan bangunan dan
sebagainya.
KOMPONEN STRUKTUR

Komponen struktur dalam membangun


bangunan berlatai rendah/berlantai dua dibagi
menjadi bagian-bagian lebih kecil yang disebut
dengan elemen struktur yaitu; elemen rangka
atap, rangka utama, dan pondasi.

Sebuah bangunan dua lantai dapat mengunakan


alternative system struktur kayu, baja, dan
beton bertulang.
KELEBIHAN MATERIAL KAYU SEBAGAI
STRUKTUR BANGUNAN
• Mudah dalam pengerjaan karena bisa dibuat atau dibentuk
sesuai keinginan, serta mudah untuk dipaku, dibaut atau
direkatkan
• Proses dan durasi pengerjaannya lebih cepat karena banyak
tukang lokal yang mengusainya
• Mudah didapat, karena merupakan sumber daya alam yang
masih banyak tersedia dan bisa didaur ulang lagi dengan
cara reboisasi
• Lebih ekonomis karena harganya relatif murah
dibandingkan dengan bahan bangunan lainnya
• Kekuatan kayu cukup tinggi dengan bobot yang ringan,
bahkan kayu solid akan awet dan tahan lama
• Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia cukup baik
• Kayu merupakan isolator termal alami yang sangat efektif
dalam mengisolasi dingin dan panas, serta merupakan
penyerap kebisingan yang juga baik
• Jenis kayu tertentu mempunyai tekstur dan serat kayu yang
indah sehingga mempunyai nilai lebih untuk dijadikan
elemen dekorasi
• Lebih aman dan fleksibel jika terjadi gempa bumi sehingga
rumah yang terbuat dari kayu akan tetap pada kondisi
aslinya, tidak mudah retak, dan tidak mudah bergeser
KEKURANGAN MATERIAL KAYU
SEBAGAI STRUKTUR BANGUNAN
• Karena kayu berasal dari alam,
maka ia bersifat kurang seragam
atau homogen
• Terdapat cacat bawaan dan cacat
alam, seperti mata kayu dan
pecah-pecah
• Kayu mudah terbakar, terutama
dalam kondisi kering
• Mudah terpengaruh oleh iklim
• Kelembaban yang tinggi dapat
menyebabkan kerusakan pada
kayu
• Mudah terserang rayap dan jamur.
Khususnya pada atap, beban hidup
dapat termasuk beban yang berasal dari
air hujan (SNI 03-1727-1989).
PEMBEBANAN Beban hidup yang bekerja pada
Jenis Pembebanan bangunan ini disesuaikan dengan
rencana fungsi bangunan tersebut.
Dalam merencanakan struktur bangunan
Beban hidup untuk bangunan ini terdiri
bertingkat, digunakan struktur yang mampu
dari: a. Beban atap . . . . . . . . . . . . . . . . .
mendukung berat sendiri, beban angin, beban
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 100
hidup maupun beban khusus yang bekerja
kg/m2 b. Beban tangga dan
pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban
bordes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
tersebut adalah :
. . . . . . 200 kg/m2 c. Beban lantai . . . . .
................................
. . . . . 250 kg/m
1. Beban Mati (qD) Beban mati adalah berat
semua bagian dari suatu gedung yang bersifat
tetap, termasuk segala unsur tambahan,
penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta
peralatan tetap yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari gedung.
3. Beban Angin (W) Beban Angin adalah
semua beban yang bekerja pada gedung atau
bagian gedung yang disebabkan oleh selisih
dalam tekanan udara.

4. Beban Gempa (E) Tugas Akhir Perencanaan


Struktur Gedung Laboratorium 4 4 Beban
gempa adalah semua beban statik equivalen
yang bekerja pada gedung atau bagian gedung
yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah
akibat gempa itu (SNI 03-1727-1989)
Pembebanan yang terjadi
Sistem struktur bangunan berlantai rendah pada intinya
bekerja menyalurkan beban bangunan sehingga menjaga
bangunan tetap berdiri, dan membentuk ruang fungsi.
Beban-beban yang terjadi pada bangunan berasal dari berat
struktur (berat sendiri, beban mati: 1, 2, 3) dan berat fungsi
(beban berguna, berat hidup: 4) di dalamnya serta akibat
pengaruh gaya luar seperti gempa dan badai (8). Berat
struktur dihitung dari semua elemen struktur dari atap
sampai pondasi.
Beban-beban itu disalurkan dari atas ke bawah, mulai dari
elemen rangka atap, rangka utama atap, pelat lantai, rangka
utama kolom balok atau dinding pemikul, dan sampai pada
pondasi (6), dan diteruskan ke dalam tanah (7). Kolom
balok meneruskan gaya menurut arah garis dan dinding
menurut arah bidangnya.
SISTEM STRUKTUR KAYU

Anda mungkin juga menyukai