Anda di halaman 1dari 11

1

MAKALAH
PENETAPAN PRESIDEN NO 3/1960
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Kelompok 5
1. ANNISA PUTRI MAHARANI
2. ALIYAH RAMADHANI
3. RIFYATUL AZIZAH
4. MUTIAH NUR AULIA
VI

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat meyelesaikan tugas makalah yang berjudul
[ PENETAPAN PRESIDEN NO 3 TAHUN 1960 ] ini tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terimah kasih kepada Pak Bahar, selaku guru PPKn yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Sinjai, 08 Agustus 2022

DAFTAR ISI
1
V

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………… I


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………… II

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………….. III


1.1 Menimbang ………………………………………………………………………………………………..
1.2 Mendengar …………………………………………………………………………………………………
1.3 Memutuskan ……………………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………… IV
Penjelasan atas penetapan Presiden Republik Indonesia …………………………………….. 1
Hasil pemilu pertama pada 05 Maret 1960 ………………………………………………………. 2
Pembentukan badan konstituante ………………………………………………………………… 3

BAB III KATA PENUTUP ………..………………………………………………………… V


DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………. VI

3
VI

BAB I PENDAHULUAN

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1960 TENTANG


PEMBAHARUAN SUSUNAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA

Menimbang :

1. Bahwa dalam menjalankan tugas Dewan Perwakilan Rakyat


berdasarkan Penetapan Presiden No. 1 tahun 1959, Dewan
Perwakilan Rakyat sekarang ternyata tidak memenuhi
harapan kami supaya bekerja atas dasar saling membantu
antara Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat sesuai
dengan jiwa dan semangat Undang-undang Dasar 1945.
Demokrasi Terpimpin dan Manifesto Politik Republik
Indonesia tanggal 17 Agustus 1959;
2. Bahwa kerja-sama antara Pemerintah dan Dewan Perwakilan
Rakyat yang tidak memenuhi harapan kami terutama
disebabkan oleh susunan Dewan Perwakilan Rakyat
sekarang, yang didasarkan atas Undang-undang Dasar
Sementara 1950;

3. Bahwa hal yang demikian itu menimbulkan keadaan


ketatanegaraan yang membahayakan persatuan dan
keselamatan Negara, nusa dan bangsa, serta menghambat
lancarnya pembangunan untuk mencapai masyarakat yang
adil dan makmur;

1
V

Mendengar :

Musyawarah Kabinet Kerja pada tanggal 5 Maret 1960

Menetapkan :

Pertama : Penghentian pelaksanaan tugas dan pekerjaan


anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat sekarang.

Kedua : Pembaharuan susunan Dewan Perwakilan Rakyat


berdasarkan Undangundang Dasar 1945 dalam waktu
yang singkat.

Ketiga : Penetapan Presiden ini berlaku mulai tanggal 5


Maret 1960.

Ditetapkan di Bogor
pada tanggal 5 Maret 1960.
Presiden Republik Indonesia.

SOEKARNO.

5
VI

BAB II PEMBAHASAN

PENJELASAN ATAS PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK


INDONESIA tentang PEMBAHARUAN SUSUNAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT.

Penetapan Presiden No. 1 tahun 1959 menetapkan bahwa sementara Dewan


Perwakilan Rakyat belum tersusun menurut Undang-undang sebagaimana
dimaksud dalam pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Dasar, maka Dewan
Perwakilan Rakyat yang dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 7 tahun
1953 menjalankan tugas Dewan Perwakilan Rakyat menurut Undang-Undang
Dasar 1945.

Dalam menunaikan tugasnya sejak tanggal 22 Juli 1959 ternyata bahwa


Dewan Perwakilan Rakyat tidak dapat memenuhi harapan sebagaimana
dinyatakan dalam Amanat Presiden pada tanggal 25 Juli 1959, yaitu supaya
Dewan Perwakilan Rakyat bekerja atas dasar saling membantu antara
Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat, sesuai dengan jiwa dan semangat
Undang-Undang Dasar 1945, Demokrasi Terpimpin dan Manifesto Politik
Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1959.

Keadaan yang demikian itu pada dewasa ini sudah meningkat sehingga
menimbulkan suasana ketatanegaraan yang membahayakan persatuan dan
keselamatan Negara, nusa dan bangsa, serta menghambat lancarnya
pembangunan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.

Berhubung dengan itu dipandang perlu mengeluarkan Penetapan Presiden No.


3 tahun 1960, yang menghentikan pelaksanaan tugas dan pekerjaan anggota-
anggota Dewan Perwakilan Rakyat sekarang dan mengusahakan pembaharuan
susunan Dewan Perwakilan Rakyat berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945
dalam waktu yang singkat.

Dengan penetapan Presiden No. 3 tahun 1960, Dewan Perwakilan Rakyat


sebagaimana termaksud pada pasal 19 dan lain-lain Undang- Undang Dasar
1945 sebagai lembaga tidak dihapuskan. Termasuk Lembaran-Negara No. 24
tahun 1960.

1
V

Hasil pemilu pertama pada 05 Maret 1960


Presiden pertama Republik Indonesia (RI), Sukarno pernah membubarkan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sejarah hari ini (Sahrini) mencatat,
pembubaran DPR hasil Pemilihan Umum (Pemilu) pertama Tahun 1955 itu
terjadi pada 5 Maret 1960 atau tepat 61 tahun silam.

Ada sejumlah peristiwa yang terjadi sebelum akhirnya Sang Proklamator


Kemerdekaan RI itu memutuskan membubarkan DPR hasil Pemilu yang
disebut paling demokratis di Indonesia.

Berawal saat Bung Karno mengeluarkan Dekret Presiden pada 5 Juli 1959.


Hal itu lantaran Badan Konstituante dinilai telah gagal menetapkan konstitusi
baru untuk menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950.

Ramai pula desakan masyarakat untuk kembali menggunakan ideologi dasar


negara UUD 1945, disertai rentetan peristiwa politik lainnya. Dari
situ, Sukarno mengambil sikap untuk menyelamatkan negara.

Dalam 'Dekrit Presiden 5 Juli 1959' yang diambil dari


situs kemendikbud.go.id milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), disebutkan bahwa dekret resmi diumumkan Presiden
Sukarno di Istana Merdeka, Jakarta pada Minggu, 5 Juli 1959 pukul 17.00
WIB.

Dekret inilah yang menjadi keputusan Presiden Sukarno membubarkan


lembaga tertinggi negara Konstituante, hasil pemilihan umum 1955.

Dikutip dari Majalah Tempo: Dekrit Presiden 5 Juli 1959 edisi 19 Mei 2008,
kala itu sedang terjadi perbedaan pandangan ideologi yang menajam
antaranggota Konstituante mengenai dasar negara, apakah berdasarkan
agama atau bukan.

Dekret itu pun mengakhiri perbedaan pandangan dan dianggap oleh sebagian
kalangan sebagai penyelamatan negara. Hanya saja, bukan tanpa masalah.

Keputusan kembali ke Undang-Undang Dasar 1945 itu membajak demokrasi,


karena akhirnya memunculkan Demokrasi Terpimpin. Kekuasaan negara jadi
terpusat dan terpersonifikasi dalam sosok Sukarno.

7
VI

Pembentukan Badan Konstituante

Badan Konstituante sendiri merupakan lembaga negara yang dibentuk lewat


Pemilihan Umum (Pemilu) 1955. Lembaga tersebut dibentuk dengan tujuan
merumuskan undang-undang baru.

Berdasarkan 'Dekrit Presiden: Isi dan Sejarahnya' yang dikutip dari


laman Kompas.com, sejak dimulainya persidangan pada 1956 hingga 1959, Badan
Konstituante nyatanya tidak kunjung berhasil merumuskan UU baru. Kondisi ini
membuat situasi Indonesia memburuk.

Pemberontakan terjadi di berbagai daerah. Mereka tidak mengakui keberadaan


pemerintahan pusat dan membuat sistem pemerintahan sendiri.

Akhirnya pada 22 April 1959, Presiden Sukarno mengadakan sidang lengkap


Konstituante di Bandung. Dalam pidatonya, dia menyebut Badan Konstituante
kurang mengalami kemajuan selama dua tahun lima bulan 12 hari.

Soekarno kemudian mengusulkan penggunaan kembali UUD 1945. Usul tersebut


lantas menimbulkan polemik pro-kontra di kalangan Konstituante.

Dua partai besar yakni Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Partai Komunis
Indonesia (PKI) menerima usulan Sukarno tentang penggunaan kembali UUD
1945. Sementara Partai Masjumi menolak dan menjelaskan adanya kekhawatiran
munculnya dampak buruk dari pelaksanaan Demokrasi Terpimpin dengan
penggunaan UUD 1945.

Beberapa kali telah dilakukan pemungutan suara dalam sidang Konstituante terkait
usulan tersebut. Namun tetap tidak kunjung membuahkan solusi.

Hingga akhirnya, 5 Juli 1959 Presiden Sukarno mengumumkan Dekret Presiden


tentang berlakunya kembali UUD yang dipergunakan pada 1945, saat Indonesia
mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk pertama kalinya

BAB III

1
V

KATA PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari makalah ini, kami menyimpulkan bahwa isi dari
penetapan presiden no. 3 yaitu Pertama : Penghentian pelaksanaan tugas
dan pekerjaan anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat sekarang.
Kedua : Pembaharuan susunan Dewan Perwakilan Rakyat berdasarkan
Undangundang Dasar 1945 dalam waktu yang singkat. Ketiga : Penetapan
Presiden ini berlaku mulai tanggal 5 Maret 1960.

B. KRITIK & SARAN


Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata
sempurna.Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa
sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

9
VI

DAFTAR PUSTAKA

https://www.bphn.go.id
(diunduh pada tanggal 4 Agustus 2022)

https://www.liputan6.com
(diunduh pada tanggal 14 Agustus 2022)

1
V

11

Anda mungkin juga menyukai