Anda di halaman 1dari 4

Emeritasi pendeta GMIT – Dimulainya estafet pelayanan

baru
Posted on December 16, 2016 by admin
Gereja Masehi Injili di Timor melaksanakan emeritasi kepada 8 orang
pendeta. Mereka adalah : Pdt. Maria Epiphania Bire-Manuain, S.Th, Pdt.
Abraham Duka, S.Th, Pdt. Liberthi Elisabeth Pandie-Dae Panie, Sm.Th, Pdt.
Fredrick Alfred Luase, Sm.Th, Pdt. Agnes Budiati Ina, B.Th, Pdt. Marthen
Benedictus Kian, Pdt. Leeke Muni Sjion-Nisnoni, S.Th, dan Pdt. Gabriel
Amandiz Bria, S.Th.
Emeritasi dilaksanakan dalam sebuah kebaktian pada Minggu, 04 Mei 2014,
di Jemaat Alfa Omega Labat Klasis Kota Kupang dan dipimpin bersama oleh
Pdt. Judith Nunuhitu-Folabesi, M.Si, Pdt. Robert St. Litelnoni dan Pdt.
Marselintje Ay-Touselak, S.Th.
Dalam khotbahnya yang terambil dari Ulangan 31:1-8, Pdt. Judith mengajak
jemaat untuk belajar dari Musa. Belajar tentang ketegaran dan kesetiaannya
untuk tetap menjaga integritas dan kerendahan hati agar kehendak Allah yang
jadi.
Musa saat menyelesaikan tugasnya memberikan pesan pelayanan yakni:
kepada bangsa Israel dan Yosua. Kepada bangsa Israel agar tidak menjadi
khawatir tentang masa depan di mana Israel akan kehilangan pemimpin,
padahal mereka menghadapi perjuangan pembebasan tanah Kanaan. Untuk
itu Musa memperkenalkan Yosua. Bahwa Yosua sudah dipersiapkan Tuhan.
Maka yang harus dilakukan adalah menguatkan hati.
Pesan Musa kepada Yosua, menggambarkan bahwa Musa menolong Yosua
untuk keluar dari kekuatirannya. Persoalannya adalah Israel adalah bangsa
yang besar. Akan tetapi penyertaan Tuhan terhadap Yosua selalu ada maka
yang perlu dilakukan Yosua adalah jangan takut dan gentar tapi menghadapi
segalanya bersama Tuhan.
Selanjutnya Pdt. Judith mengatakan bahwa 8 pendeta yang akan menjalani
emeritasi berada dalam kondisi seperti Yosua. Mereka telah menjadi mentor
yang baik bagi para abdi Allah yang melanjutkan pelayanan.
Tidak ada pensiun dalam pelayanan tapi yang ada yakni estafet pelayanan.
Emeritasi bukan akhir pelayanan tapi jalan baru bagi babak baru kehidupan.
Ibarat pohon dimana daun harus berguguran supaya berganti dan muncul
tunas baru. Tapi yang tumbuh itu tidak jauh dari pohon.
Dalam liturgi kebaktian tersebut, formulir emeritasi dipimpin oleh Pdt. Robert
St. Litelnoni, S.Th, Ketua Sinode GMIT. Pdt. Robert melakukan akta emeritasi
kepada 8 orang pendeta di dalam nama Tuhan, selanjutnya menyerahkan
piagam purnalayan sebagai penghargaan GMIT kepada para pendeta
emeritus.
Selesai kebaktian, Pdt. Maria Epiphania Bire-Manuain memberikan
sambutannya, mewakili pendeta emeritus yang lain. Ia menyatakan
ebenhaezer, sampai di sini, Tuhan telah menolong mereka. Maka kebaktian
emeritasi, bagi mereka, adalah kebaktian syukur yang bernuansa sukacitan
dan bukan dukacitan atau perpisahan. Ia menyatakan syukur kepada Tuhan
yang memanggil mereka untuk melakukan pelayanan dan menyertai
pelayanan mereka yang panjang. Perjalanan yang baginya ada suka, duka,
tawa, tangis, penuh semangat, hilang semangat, pernuh damai dan sekaligus
konflik. Pengalaman yang dinikmati dalam masa indah yang berhasil dilewati
karena anugerah Tuhan.
Hingga memasuki masa baru sebagai pendeta emeritus. Pelayanan ke depan
sebagai pendeta emeritus akan berbeda namun apa yang terjadi adalah hal
yang sudah sepatutnya. Ia berharap akan terus ambil bahagian dalam
melayani gereja Tuhan. Dan Tuhan akan terus menolong.
Ungkapan terima kasih ditujukan kepada seluruh jemaat yang pernah
dilayani, kepada semua MJ, kepada semua pemimpin gereja, kepada
keluarga.
Walikota Kupang, dalam sambutannya, memberikan apresiasi yang besar
kepada ke-8 pendeta yang telah melayani dan turut aktif dalam membangun
warga Kota Kupang. Apalagi tugas tidak berhenti di emeritasi. Pertemuan dan
bantuan kepada warga masyarakat masih akan terus berlangsung demi
membangun Kota. Pada kesempatan itu Walikota Kupang memberikan tanda
kasih kepada 8 pendeta emeritus. Tanda kasih dipersemkan bersama oleh
walikota, Ketua Sinode dan Ketua Majelis Klasis Kota Kupang.
Suara gembala disampaikan oleh Ketua Sinode GMIT, Pdt. Robert Litelnoni.
Secara khusus, Pdt. Bobby, menyapa para emeritus satu persatu, sesuai
dengan pengenalnya kepada mereka. Ia menyatakan bahwa ke-8 pendeta
emeritus, secara langsung maupun tidak langsung, telah menjadi orang-orang
yang mempengaruhi pelayanan.
Pdt. Bobby mengatakan bahwa pensiun hanyalah melepaskan jabatan
organik. Sementara kependetaan berlangsung selamanya. Untuk itu
sekalipun terjadi emeritasi namun 8 orang pendeta emeritus akan tetap
bersama pendeta yang lain. Perjumpaan masih akan terjadi di medan
pelayanan.
Pdt. Bobby kemudian mempersilahkan seluruh MHS dan anggota MS yang
ada untuk berdiri di depan mimbar gereja dan bersama menyatakan salam
serta selamat kepada para pendeta emeritus.
Acara diakhiri dengan foto bersama para emeritus dan keluarga serta Majelis
Sinode dan jemaat.

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore didampingi Sekretaris Daerah
Fahrensy P. Funay, berkesempatan hadir pada Kebaktian Emeritasi lima Pendeta Gereja Masehi Injili di
Timor (GMIT) yang memasuki Masa Purnalayan. Ibadah emeritasi berlangsung di GMIT Jemaat Kota
Baru, ini dipimpin oleh Pdt Mery L. Y. Kolimon sebagai Ketua Sinode GMIT.
Ke-lima Pendeta GMIT yang memasuki Masa Purnalayan yakni Pdt Welmintje Kameli - Maleng, Pdt
Yohanes A. R. Tarully, Pdt Anita Chrismayana Amnifu-Mooy, Pdt Yuliana Magdalena Leba, Pdt Doddy L.
A. Oematan. Prosesi emeritasi bagi ke-5 Pendeta GMIT tersebut ditandai dengan penyerahan piagam
emeritasi kepada para Pendeta yang dinyatakan pensiun dan berstatus Emeritus dalam lingkup GMIT.
Jefri melalui rilis yang diterima mengatakan panggilan menjadi hamba Tuhan merupakan hal mulia dan
proses emeritasi merupakan aturan organisasi yang lumrah dan harus dijalankan. '
“Merupakan suatu tugas mulia memenuhi panggilan Tuhan untuk melayani-Nya dan berada di tengah-
tengah jemaat dengan penuh ketulusan untuk menumbuhkan iman percaya, membimbing dan
membangun visi jemaat sebagai suatu kesatuan, menjadi kehormatan dan kebanggaan tersendiri bagi
pagi para hamba Tuhan. Namun sesuai aturan administrasi organisasi GMIT, maka peristiwa emeritasi
saat ini harus terjadi,” tuturnya.
Ia mengatakan emeritasi bukanlah akhir dari tugas dan pelayanan yang sejati sebagai seorang Kristen
namun tetap melayani Tuhan hingga akhir hayat, karena melayani Tuhan tidak mengenal batas usia.
Ia berharap para emeritus selalu menjadi teladan bagi para pelayan GMIT yang masih aktif bertugas,
bagi jemaat, dan bagi masyarakat dilingkungannya. “Jemaat dan masyarakat tentu masih membutuhkan
pelayanan para emeritus sekalian. Melalui pengalaman, pengabdian dan berbagai hal yang selama ini
para emeritus sekalian kerjakan untuk membawa banyak perubahan dan kemajuan bagi iman jemaat,”
tuturnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada GMIT atas peran serta mendukung pemerintah selama ini.
“Sebagai mitra pemerintah Kota Kupang dalam pembangunan dan pendidikan, GMIT telah banyak
membantu terutama dalam membina karakter, menata sikap dan perilaku hidup jemaat ditengah
kemajukan masyarakat Kota Kupang,” ujarnya.
Bahkan dalam lingkup peran sosial kemasyarakatan, menurutnya, GMIT juga telah banyak berkonstribusi
membantu pemerintah Kota Kupang. Salah satunya diungkapkan yaitu melalui kerjasama untuk
pemenuhan kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat Kota Kupang. Wali Kota berharap kemitraan ini
terus terjalin.
“Tetap berkolaborasi dan saling mendukung terhadap pertumbuhan dan kemajuan baik secara ekonomi
maupun pendidikan jemaat dalam rangka mewujudkan Kota Kupang yang layak huni, cerdas, mandiri
dan sejahtera, serta masyarakat-nya yang memiliki nilai keimanan dan berakhlak mulia,” ujarnya.
Dalam Suara Gembala Pdt Mery L. Y. Kolimon, menyampaikan terima kasih kepada lima Hamba Tuhan
yang memasuki sasa purnalayan. “Selamat mencapai garis akhir dalam melayani jemaat. Saya harap
agar para senior tetap menjadi panutan serta mau menjadi pembimbing bagi pendeta yang masih aktif
termasuk para jemaat,” ujarnya.
Ia berharap para pendeta emeritus dapat menikmati masa senja dan tetap produktif. “Emeritasi bukan
berarti berhenti melayani tapi mari kita terus menjadi pelayan bagi jemaat serta saling menghormati antar
sesama,” katanya..
Sementara, Pdt. Anita Chrismayana Amnifu - Mooy, S.Th, mewakili kelima rekannya pada suara hati
emeritus, menyampaikan permohonan maaf dan permintaan pamit kepada jemaat yang dilayani.
“Saya menyampaikan permohonan maaf yang tulus kepada Jemaat yang telah bersama-sama kami
dalam masa pelayanan kami selama ini, mohon maaf apabila dalam pelayanan kami ada yang kurang
berkenan,” tutur Pendeta yang pensiun pada 30 Mei 2020 lalu dan terakhir melayani di Lembaga
Pemasyarakatan Khusus Anak Kupang, Klasis Kupang Tengah.
“Saya mewakili teman-teman yang memasuki masa purnalayan telah melaksanakan tugas dengan baik,
dan mohon relakan kami,” ujarnya sembari juga menyampaikan terimakasih atas dukungan Pemerintah
Kota Kupang selama ini.
Turut hadir pada Kebaktian Emeritasi lima Pendeta Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) anggota DPD RI
yang juga Ketua TP. PKK Kota Kupang, Ny. Hilda Riwu Kore - Manafe. (Laporan Reporter POS-
KUPANG.COM, Yeni Rachmawati).

Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Saat Hadiri Ibadah Emeritasi 5 Pendeta GMIT,
Walikota Pesan Tetap Layani Tuhan Hingga Akhir
Hayat, https://kupang.tribunnews.com/2020/09/22/saat-hadiri-ibadah-emeritasi-5-pendeta-gmit-walikota-
pesan-tetap-layani-tuhan-hingga-akhir-hayat.
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Ferry Ndoen

Emeritus adalah berhenti dari dinas aktif, biasanya karena usia, tetapi tetap
memegang jabatan atau titelnya, misal profesor emeritus; (2) n seseorang
yang berstatus emeritus. Malaysia (Dewan) ? emeritus (éméritus) bkn
seseorang yg telah bersara tetapi mengekalkan gelarannya sbg suatu
penghormatan: profesor ~.

Emeritasi Pendeta, Sebuah Etape Hidup. Posted on December 20, 2016.


December 29, 2016. by admin. Proses emeritasi adalah bagian dari etape
kehidupan sebagai pendeta. Sebagaimana Yakub menang dalam pergumulan
di Yabok, emeritasi juga merupakan kemenangan sebab peristiwa emeritasi
artinya penambahan gelar baru yakni gelar penghargaan.

Anda mungkin juga menyukai