Anda di halaman 1dari 5

MAN 3 Palembang

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN ( RPL )


KONSELING INDIVIDU

1. Nama : BP
2. Kelas/Semester VIII
3. Hari, Tanggal : Senin, 24 Febuari 2023
4. Pertemuan Ke- 1
5. Waktu : 1x45
6. Tempat : Ruang BK
7. Materi /Topik Bahasan : Nilai Prestasi Yang Rendah
8. Deskripsi Masalah : BP adalah anak yang memiliki prestasi belajar
yang rendah, hal ini karena BP memiliki
penglihatan yang rendah atau disibut dengan low
vision. Low Vison sendiri adalah salah satu jenis
dari tunanetra dimana anak masih dapat melihat
hanya saja ketajaman penglihatannya kurang dari
6/21 sampai persepsi cahaya. Artinya dia bisa
melihat namun hanya bisa melihat pada jarak
tertentu saja.

MAN 3 Palembang, 24 Febuari 2023


Mengetahui

Guru BK
LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN
KONSELING INDIVIDU
1. Nama Konseli : BP
2. Kelas VIII
3. Rumusan Masalah : Mengapa memiliki nilai prestasi yang rendah?
4. Tujuan Layanan : a. Mengetahui mengapa peserta didik memiliki nilai
prestasi yang rendah
b. Memberikan layanan konseling individu agar
peserta didik dapat memecahkan masalahnya sendiri
5. Pendekatan yang di Gunakan : Behavioristik
6. Pelaksanaan Konseling

TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU

Pembukaan 1. Salam 5’
2. Menanyakan kabar
3. Memberi tahu kontrak
layanan (kesepakatan
layanan)
Kegiatan 1. Pada kegiatan inti ini konselor 30’
inti melakukan pendekatan behavioristic
dengan teknik reward. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui bagaimana respon
konseli terhadap stimulus yang diberikan.
2. Konselor memberikan latihan fungsi dan
stimulasi pada pengelihatan serta
memberikan informasi dan pelatihan
pada penggunaanalat bantu penglihatan.
3. Memberikan metode belajar dengan
braile atau membesarkan huruf pada
tulisan.
Penutup 1. Merencanakan konseling berikutnya bila 5’
diperlukan
2. konselor memberi kesimpulan materi
3. Evaluasi : Refleksi hasil , peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah
disiapkan tentang rencana apa yang akan
diambil dari masalah yang dihadapi.

1. Rencana Penilaian :
a. Laiseg
Penilaian proses : Antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
layanan
1) Penilaian hasil : (Understanding) Pemahaman peserta didik
terhadap Low vision
(Comportable) Perasaan yang dialami peserta
didik setelah menerima layanan
konseling.
(Action) Rencana tindakan yang akan diambil
peserta didik setelah menerima layanan ini.
b. Laijapen : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam
waktu 1 minggu sampai 1 Bulan ).
c. Laijapan : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam
waktu 1 semester sampai 1 tahun ). Peserta
didik dapat menetapkan pilihan sesuai bakat dan
minatnya

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Instrumen penilaian

MAN 3 Palembang, 24 Febuari 2023


Mengetahui

Guru BK
Lampiran :1. Uraian Materi

A. Pengertian Tunanetra
Menurut Somantri anak tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan penglihatan,
baik sebagian atau menyeluruh yang menyebabkan proses penerimaan informasi kurang
optimal. Gangguan penglihatan atau kebutaan karena kerusakan/kelainan pada mata
seseorang, menyebabkan kemampuan indera penglihatan seseorang tidak dapat berfungsi
dengan baik atau bahkan tidak dapat berfungsi sama sekali. Penyebab kerusakan/kelainan itu
bisa terjadi saat di dalam kandungan dan bisa juga terjadi setelah lahir. Karena tunanetra
memiliki keterbatasan dalam hal penglihatan, maka dalam proses pembelajarannya lebih
menekankan pada alat indera yang lain yaitu indera perabaan dan pendengaran.
Menurut Somantri (2012: 66), yaitu:Dikatakan tunanetra bila ketajaman penglihatannya
kurang dari 6/21. Artinya, berdasarkan tes, anak hanya mampu membaca huruf pada jarak 6
meter yang oleh orang awas/normal dapat dibaca pada jarak 21 meter yang diukur dengan
tessnellen card.Berdasarkan acuan tersebut, anak tunanetra dikelompokan menjadi 2 macam,
yaitu:
1. Buta jika anak tidak mampu menerima rangsangan cahaya dari luar (visusnya = 0).
2. Low vision jika anak masih mampu menerima rangsang cahaya dari luar, tetapi
ketajamannya lebih dari 6/21, atau jika anak hanya mampu membacaheadline pada suarat
kabar.
Low vision menurut Badan Kesehatan Dunia adalah turunnya fungsi penglihatan
seseorang secara permanen dan tidak dapat diperbaiki dengan bantuan kacamata/ alat bantu
optik standar. Pasien dengan low vision mengalami penurunan penglihatan yang bervariasi,
mulai kurang dari 30% sampai hanya mampu melihat cahaya dan/atau disertai dengan
lapangan pandang yang sempit. Kondisi ini tidak menghalangi penderita low vision untuk
dapat beraktivitas, namun tentu saja diperlukan metode alat bantu melihat yang tepat untuk
memaksimalkan fungsi penglihatan yang masih bisa dipertahankan.
B. Cara Mengatasi Hambatan Low Vision Secara Assesment dan Fungsional

1. Menentukan penglihatan terbaik dengan kaca mata/kaca pembesar untuk jarak dekat dan
teleskop untuk jarak jauh atau dengan alat bantu eletronik
2. Menentukan alat bantu non optik yang dibutuhkan seperti pencahayaan, kepekaan kontras
dan posisi melihat
3. Menentukan media belajar yang dibutuhkan seperti huruf teks yang diperbesar, Braille
atau kombinasi
4. Latihan penggunaan alat bantu penglihatan
5. Latihan penglihatan efektif pada bayi, pra sekolah dan usia sekolah.
6. Evaluasi latihan dan folow up secara berkala
Lampiran : 2 Instrumen Penilaian

LEMBAR REFLEKSI DIRI


Pilihlah dengan cara mencentang ( √ ) jawaban “YA” apabila anda setuju dan jawaban
“TIDAK” apabila anda tidak setuju

REFLEKSI YA TIDAK

Konseli merasa aktif dalam sesi konseling √


Konseli terbuka terhadap masalah yang dihadapi √
Konseli mengatahui permasalahan yang dihadapi √
Konseli mampu menemukan pemecahan masalah

yang diahadapi
Konseli bersedia mengikuti konseling lanjutan bila

diperlukan

Anda mungkin juga menyukai