Anda di halaman 1dari 4

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASJID MELALUI REMAS DENGAN

MEMPERKENALKAN KOPERASI MASJID DAN PENGOLAHAN PASCA PANEN


JAGUNG DI DUSUN TIMUR SAWAH DESA PANDANWANGI KECAMATAN
TEMPEH KABUPATEN LUMAJANG

ABSTRAK

A. PENDAHULUAN
Desa Pandanwangi merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah
Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang yang terletak di ujung selatan baik dari
wilayah Kecamatan Tempeh maupun wilayah Kabupaten Lumajang. Secara geografis
kondisi Desa Pandanwangi terletak di Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang. Desa
yang cukup produktif dan potensi sumber daya alam yang belum banyak tergali terutama
pertanian. Secara administratif, Desa Pandanwangi dibagi menjadi 6 yaitu: Dusun Krajan
I; Dusun Krajan II; Dusun Krajan III; Dusun Timur Sawah; Dusun Tunjungan; dan Dusun
Pemukiman. Batas-batas administratif Desa Pandanwangi sebagai berikut: Sebelah Utara
yaitu Desa Sumberjati dan Desa Tempeh Kidul, Sebelah Selatan yaitu Samudera
Indonesia, Sebelah Barat yaitu Desa Pandanarum, dan Sebelah Timur yaitu Desa Jatirejo
dan Desa Jatimulyo.
Desa Pandanwangi juga merupakan desa dengan jumlah yayasan terbanyak di
Kecamatan Tempeh. Terdapat 8 yayasan aktif di daerah Pandanwangi, diantaranya
Yayasan At-Thohariah, Yayasan As-Sholihah, Yayasan Salafiyah Al-Yasiny, Yayasan Asy-
Syarify, Yayasan Darul Ulum, Yayasan Miftahul Ulum, Yayasan Dliyaul Qur’an dan
Yayasan Anwarul Ahad. Selain itu, di Desa Pandanwangi juga terdapat 6 masjid yang
tersebar di setiap dusun, diantaranya Masjid Al-Amin yang terdapat di Dusun Krajan II,
Masjid Darul Huda yang terdapat di Dusun Krajan III, Masjid Miftahul Ulum yang
terdapat di Dusun Timur Sawah, Masjid At-Taqwa yang terdapat di Dusun Timur Sawah,
Masjid Nurul Jadid yang terdapat di Dusun Tunjungan dan Masjid Al-Muhajirin yang
terdapat di Dusun Pemukiman.
Masjid merupakan tempat terpenting bagi umat islam. Masjid bukan hanya sebagai
tempat ibadah ritual semata, melainkan masjid harus dimaknai dalam berbagai dimensi
kehidupan. Di antaranya, masjid sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, peningkatan
ekonomi umat, seperti penyelenggara baitul mal, unit pelayanan zakat, infaq dan
shodaqah. Oleh karena itu, dalam mengelola masjid harus disadari bahwa masjid
menyimpan potensi umat yang sangat besar jika digunakan secara optimal akan
meningkatkan kesejahteraan umat, sekurang- kurangnya bagi jamaah masjid itu sendiri.
Masjid tetap sebagai tempat penyelenggaraan segala macam ibadah, akan tetapi fungsi
dan peran tersebut tidak selalu optimal. Padahal masjid mempunyai peran strategis
sebagai pusat pembinaan umat dalam upaya melindungi, memberdayakan, mengentas
kemiskinan serta mempersatukan umat demi mewujudkan umał yang berkualitas, moderat
dan toleran (jurnal 6).
Salah satu masjid yang akan menjadi fokus program kerja kami dalam pemberdayaan
masjid adalah Masjid At-Taqwa. Masjid At-Taqwa merupakan salah satu masjid di daerah
Pandanwangi yang berlokasi di Dusun Timur Sawah. Masjid ini berdiri sekitar tahun
1950-an yang sebelumnya bernama Masjid Karang Pilang karena berada di daerah
Karang Pilang pada saat itu. Kemudian pada tahun 1970-an masjid ini direnovasi yang
kemudian berubah nama menjadi Masjid At-Taqwa hingga saat ini. Menurut Abah
Fadlullah selaku ketua takmir masjid At-Taqwa dari tahun 2003 hingga saat ini, Masjid
At-Taqwa pada awalnya hanya sebagai tempat beribadah saja. Namun seiring berjalannya
waktu para tokoh masyarakat menyarankan mendirikan organisasi yang bertujuan untuk
memajukan masjid. Pada tahun 2019 didirikan Remaja Masjid (Remas) untuk mengelola
pengembangan masjid.
Studi tentang pemberdayaan masyarakat telah mengalami perkembangan
yang signifikan seiring berjalannya waktu. Konsep pemberdayaan masyarakat
mulai muncul pada akhir abad ke-20. Secara etimologi, pemberdayaan berasal dari
kata dasar “daya” yang artinya kekuatan dan kemampuan. Dari makna tersebut, maka
pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh daya/ kekuatan/
kemampuan atau proses pemberian daya/ kekuatan/ kemampuan dari pihak yang memiliki
daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya. Menurut aliran modern,
pemberdayaan bertujuan untuk menemukan alternatif-alternatif baru dalam pembangunan
masyarakat. Pada hakikatnya, proses pemberdayaan dapat dipandang sebagai
depowerment dari sistem kekuasaan yang mutlak absolut (intelektual, religius, politik,
ekonomi dan militer). Salah satu upaya untuk melakukan pemberdayaan masjid ini
diperlukan adanya kontribusi Remaja Masjid atau yang biasa disebut REMAS(jurnal 8).
Istilah remaja masjid tidak asing bagi umat islam di Indonesia. Remaja masjid yaitu
organisasi yang mewadahi aktivitas remaja muslim dalam memakmurkan masjid. Remaja
masjid merupakan salah satu alternatif wadah pembinaan remaja yang baik dan
dibutuhkan umat (jurnal 1). Saat ini Remaja Masjid atau dengan sebutan REMAS telah
menjadi wadah lembaga kegiatan yang dilakukan para remaja muslim di lingkungan
Masjid baik di kota maupun di desa. Remaja Masjid perlu menjadikan masjid sebagai
daya tarik, supaya para pemuda-pemuda Islam berniat ke masjid dan mengikuti berbagai
kegiatannya. Dengan aktifnya pemuda di masjid, masjid pun akan terbantu
kemakmurannya. Masyarakat juga sudah semakin lebih bisa menerima kehadiran mereka
dalam memakmurkan Masjid. Disadari bahwa untuk memakmurkan Masjid diperlukan
organisasi yang mampu beraktivitas dengan baik (jurnal 7).
Salah satu ide usaha yang dapat dikembangkan oleh remaja masjid untuk
meningkatkan ekonomi masjid yaitu dapat melalui pengembangan koperasi. Koperasi
merupakan suatu badan usaha yang berbadan hukum dan berasaskan kekeluargaan
dengan mengutamakan rasa persaudaraan kepada anggota seluruhnya. Koperasi pada
umumnya memiliki tujuan untuk memberdayakan anggota koperasi, termasuk koperasi
yang berbasis di masjid, yang khusus diperuntukkan untuk anggota koperasi dan
masyarakat pada umumnya. Usaha-usaha yang dikelola oleh koperasi masjid dapat
memberikan keuntungan ekonomi pada anggota, masyarakat dan masjid (jurnal 5).
Melalui koperasi, aktifitas perekonomian di masjid At-Taqwa bisa berjalan dengan baik,
serta memberikan tempat untuk melakukan berbagai transaksi, sehingga organisasi ini
berdampak positif bagi anggotanya serta masyarakat sekitarnya, sehingga jamaah
disekitar masjid tidak perlu keluar dari area masjid untuk memenuhi kebutuhannya.
Dengan memahami definisi di atas, bisa dipahami bahwa untuk mengupayakan
kemakmuran masjid secara baik, tentu memerlukan dana yang besar. Karena memang
pendanaan masjid melalui kotak amal tidak terlalu banyak, sementara kebutuhan untuk
kemakmuran masjid sendiri membutuhkan dana yang banyak. Oleh karaena itu pengurus
masjid perlu mengupayakan usaha dana guna menopang seluruh kegiatan masjid. Salah
satu program yang kami buat yaitu membuat ide usaha berupa es jagung dan keripik
bayam. Sebagian besar penduduk di desa Pandanwangi bekerja sebagai petani dan
penyuplai buah kelapa muda, pepaya dan pisang. Hasil bumi lainnya yang dapat dijumpai
yaitu jagung dan bayam. Dengan ini kami melakukan pemanfaatan aset alam yang ada di
desa Pandanwangi sekaligus memberdayakan Remaja Masjid untuk meningkatkan
ekonomi masjid.

Anda mungkin juga menyukai