Anda di halaman 1dari 16

ISSN 1858-3202

JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

ANALISIS KAPABILITAS APARAT PENGAWASAN INTERNAL PEMERINTAH (APIP)


MENGGUNAKAN STANDART INTERNAL AUDIT CAPABILITY MODEL (IA-CM)
(STUDI KASUS PADA INSPEKTORAT KOTA TEBING TINGGI)
PERIODE 2017-2018

Muhammad Fahmi
Program Studi : S-1 Akuntansi STIE IBBI Medan

Delvi Ratna Sari


Program Studi : S-1 Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Abstrak / Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat Kapabilitas Aparat Pengawasan Internal


Pemerintah (APIP) pada inspektorat Kota Tebing Tinggi dengan menggunakan standart yang berlaku
universal diseluruh dunia yaitu Internal Audit Capability Model (IA-CM) yang di bentuk oleh Auditor
Sektor Publik Dunia yaitu The Institude of Internal Auditor, elemen-elemen internal audit yang
mempengaruhi ketertinggalan Kapabilitas APIP dan strategi untuk meningkatkan Kapabilitas APIP
Inspektorat Kota Tebing Tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif. Dalam
hal menganalisis data penelitian penulis melakukan teknik pengumpulan data Observasi, dokumentasi
dan wawancara. Sedangkan teknik analisi data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan penilaian Kapabilitas APIP menggunakan standart Internal
Audit Capability Model (IA-CM) menunjukkan bahwa Inspektorat Kota Tebing Tinggi berada pada
level 3 dengan catatan perbaikan (Integrated). Dari 6 elemen internal audit sesuai Standart IA-CM, 4
elemen yaitu elemen “Peran dan Layanan APIP (Service and Role of Internal Auditing)”,
“Pengelolaan Sumber Daya Manusia (People Management)”, “Budaya dan Hubungan Organisasi
(Organization Relationship and Culture)” dan elemen “Struktur Tata Kelola (Governance Structure)”
sudah mencapai level 3 sedangkan 2 elemen lain nya yaitu elemen “Paktik Profesional (Profesional
Practice)” dan elemen ” Akuntabilitas dan Manajemen Kinerja (Performance Management and
Accountability)” masih mencapai level 2. Dari 6 elemen tersebut diketahui elemen yang
mempengaruhi ketertinggalan Kapabilitas APIP pada Inspektorat Kota Tebing Tinggi adalah elemen
yang masih berada pada level 2

Kata Kunci :Tingkat Kapabilitas Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP), Internal
Audit Capbility Model (IA-CM).

1
Volume 29 No.1 Juni 2018
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

This study aims to analyze the level of the Capability of Government Internal Supervisory
Apparatus (APIP) at the Inspectorate of Tebing Tinggi City by using the universal universal standard
that is Internal Audit Capability Model (IA-CM) formulated by the World Public Sector Auditor, The
Institude of Internal Auditor , internal audit elements that affect the lag of APIP Capability and
strategies to improve APIP Capability Inspektorat Kota Tebing Tinggi. This research uses descriptive
research approach. In terms of analyzing research data the authors perform Observation data
collection techniques, documentation and interviews. While the data analysis technique used is
descriptive analysis method. Based on the results of the study based on the APIP capability assessment
using the standard Internal Audit Capability Model (IA-CM) indicates that the Inspectorate Kota
Tebing Tinggi is at level 3 with an improved record (Integrated). Of the 6 internal audit elements
according to Standards IA-CM, the 4 elements are "Service and Role of Internal Auditing", "People
Management," "Culture and Organizational Relations (Organization Relationship and Culture) "and
the element of" Governance Structure "has reached level 3 while the other 2 elements are"
Professional Practice "and the" Performance Management and Accountability "element still reaches
the level 2. Of the 6 elements are known elements affecting the lag of APIP Capability at City
Inspectorate Tebing Tinggi is an element that is still at level 2

Keywords :Level of Capability of Aparat Pengawasan Internal Pemerintah(APIP), Internal Audit


Capability Model (IA-CM).

2
Volume 29 No.1 Juni 2018
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

1. PENDAHULUAN dalam rangka memberikan keyakinan yang


Dalam Konferensi Nasional Aparat memadai bahwa kegiatan telah dilaksakan
Pengawasan Intern Pemerintah, Peserta KN secara efektif dan efesien dalam mewujudkan
APIP menyatakan saat ini di Indonesia (Good Government) tata pemerintahan yang
terdapat permasalahan Nasional kualitas baik.
Laporan Keuangan Pemerintah belum baik, Seiring dengan berkembangnya auditor
efesiensi dan efektifitas pengelolaan Keuangan sektor publik di dunia, The Institute of Internal
Negara belum optimal dan masih tingginya AuditorResearch Foundation (IIARF) selaku
praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme organisasi profesi auditor intern dunia
(KKN), maka peran Aparat Pengawasan Intern mengembangkan kerangka kerja yang dikenal
Pemerintah (APIP) yang efektif merupakan dengan Internal Audit Capability Model
salah satu tonggak paling penting dalam upaya (IACM). IACM mengidentifikasi aspek-aspek
mewujudkan pemerintah dengan tata kelola fundamental yang dibutuhkan bagi
yang baik (good governanceI) dan pemerintah pengembangan audit intern yang efektif yang
yang bersih (good government). Peran APIP mencakup elemen-elemen yang diperlukan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 audit internal yang efektif di Sektor Publik.
tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Adapun elemen-elemen audit internal tersebut
Intern Pemerintah pasal 11 yakni : a). adalah :
Memberikankeyakinan yang memadai atas a. Peran dan Layanan APIP (Service and
ketaatan,kehematan, efisiensi, dan efektivitas Role of Internal Auditing)
pencapaiantujuan penyelenggaraan tugas dan b. Pengelolaan SDM (People Management)
fungsi InstansiPemerintah;b).memberikan c. Praktik Profesionnal (Profesional
peringatan dini dan meningkatkanefektivitas Practice)
manajemen risiko dalampenyelenggaraantugas d. Akuntabilitas dan Manajemen Kinerja
dan fungsi Instansi Pemerintah; danc). (Performance Management and
memelihara dan meningkatkan kualitas tata Accountability)
kelolapenyelenggaraan tugas dan fungsi e. Budaya dan Hubungan Organisasi
InstansiPemerintah. (Organization Relationship and Culture)
Peran yang efektif dari Aparat f. Struktur Tata Kelola (Governance
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Structure)
diharapkan dapat menjamin agar BPKP dalam PK BPKP Nomor 6 Tahun
penyelenggaraan urusan pemerintah daerah 2015 tentang Grand Design Peningkatan
dilaksanakan secara tertib, efesien dan efektif Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern
sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan Pemerintah 2015-2019 dan Peraturan Kepala
perundang-undangan dan juga dapat BPKP Nomor 16 Tahun 2015 tentang Teknis
mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih Peingkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan
dan berwibawa, bebas dari penyimpangan dan Intern Pemerintah mengadopsi kerangka kerja
IACM tersebut sebagai dasar penilaian
penyalahgunaan kekuasaan serta praktik- Kapabilitas Aparat Pengawasan Internal
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Pemerintah (APIP) di Indonesia.
Elieser (2016). Pemerintah melalui Rencana
Dalam Pasal 47 PP Nomor 60 Tahun Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2008 dinyatakan bahwa pihak yang (RPJMN) 2015-2019 menargetkan kapabilitas
mnejalankan pengawasan Intern atas APIP di tahun 2019 berada pada level 3 dari
penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi skor level 1-5 sesuai kriteria penilaian
pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan internasional menggunakan konsep penilaian
negara adalah Aparat Pengawasan Intern IA-CM. Sementara itu kondisi tingkat
Pemerintah (APIP). Dalam melaksanakan kapabilitas APIP saat ini sebagian besar
tugasnya APIP melaksanakan kegiatan (85,23%) masih berada pada level 1
pengawasan berupa audit, reviu, evaluasi, Berdasarkan publikasi BPKP tahun 2014
pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya hasil penelitian tingkat kapabilitas APIP

3
Volume 29 No.1 Juni 2018
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

terdapat 474 APIP K/L/D per 31 Desember kapabilitas APIP (Aparat Pengawasan Internal
2014, sebanyak 404 unit APIP atau 85,23% Pemerintah) tidak dapat mewujudkan
berada pada level 1, 69 unit APIP atau 14,56% pemerintahan yang baik, bersih dan
unit APIP berada pada level 2 dan baru satu berwibawa, bebas dari penyimpangan dan
unit APIP atau 0,21% yang berada pada level penyalahgunaan kekuasaan serta praktik-
3. praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)”.

Tabel 1.1Kondisi dan Target Peningkatan Rumusan Masalah


Kapabilitas APIP Dalam melaksanakan penelitian penulis
Kondisi s.d 2014 Target Tahunan Level 2 Target Tahunan Level 3 merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana tingkat kapabilitas APIP pada
Unit APIP Level Level Level s.d
Jumlah 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Inspektorat Kota Tebing Tinggi dengan
1 2 3 2024 mengacu pada standart IA-CM?
K/L 66 19 1 86 3 18 13 17 8 4 13 16 19 17 86 b. Pada elemen manakah yang
mempengaruhi ketertinggalan APIP yang
Provinsi 28 6 34 1 4 7 10 2 2 2 6 7 9 34 tidak dapat mencapai target?
Kab/Kota 310 44 354 32 24 28 22 25 10 30 40 32 16 354 c. Bagaimana strategi yang dilakukan untuk
Jumlah 404 69 1 474 36 46 48 49 35 16 45 62 80 42 474 meningkatan kapabilitas APIP yang
belum maksimal?
Sumber : Grand Design Kapabilitas APIP 2015-2019
Tujuan Penelitian
Masih rendanya tingkat level Kapabilitas
Berdasarkan perumusan masalah tersebut,
Aparat Pengawasan Internal Pemerintah
penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai
(APIP) menunjukkan bahwa kualitas Auditor
berikut:
Internal Pemerintah masih belum optimal
a. Menganalisis tingkat Kapabilitas APIP
dalam melaksanakan tugasnya dalam bentuk
pada Inspektorat Kota Tebing Tinggi
pengawasan yang berupa audit, reviu,
dengan mengacu pada standart IA-CM.
pemantauan dan evaluasi hingga tidak dapat
b. Menganalisis elemen yang mempengaruhi
mewujudkan tata pemerintah yang baik sesuai
ketertinggalan Kapabilitas APIP Pada
tujuan organisasi.
Inspektorat Tebing Tinggi.
PP 192 tahun 2014 tentang BPKP pasal 3
c. Mengetahui strategi yang dilakukan untuk
huruf J dalam melaksanakan tugasnya BPKP
meningkatan kapabilitas APIP yang
melaksanakan fungsi “Pembinaan Kapabilitas
belum maksimal.
Pengdendalian Intern Pemerintah dan sertifikat
Jabatan Fungsional Auditor” maka dalam
Kegunaan Penelitian
penelitian ini akan menganalisi kapabilitas
Penelitian ini diharapkan dapat
APIP berdasarkan standart Internal Audit
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
Capability Model (IACM) yang menyatakan
berkepentingan :
elemen-elemen kapabilitas APIP sebagai dasar
a. Bagi peneliti, penelitian untuk
penilaian tingkat level kapabilitas APIP.
memberikan wawasan penulis dalam hal
Berdasarkan latar belakang dan uraian ini,
Audit Internal Pemerintah khususnya
maka penelitian ini mengambil judul“Analisis
peningkatan Kapabilitas APIP
Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern
berdasarkan IA-CM.
Pemerintah (APIP) dengan menggunakan
b. Bagi Inspektorat Kota Tebing Tinggi,
Standart Internal Audit Capability Model
dengan penelitian ini dapat dijadikan
(IA-CM) (Studi Kasus pada Inspektorat
masukan oleh Inspektorat dalam upaya
Kota Tebing Tinggi)”.
peningkatan Kapabilitas APIP.
c. Bagi Akademis dan Peneliti lain nya,
Identifikasi Masalah
penelitian ini dapat menjadi bahan
Berdasarkan latar belakang masalah, maka
referensi untuk melakukan penelitian
dengan ini permasalahan yang diperoleh
lebih kanjut tentang Kapabilitas APIP.
adalah “Masih rendahnya tingkat level

4
Volume 29 No.1 Juni 2018
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya


2. TINJAUAN LITERATUR secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan
Audit Internal rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan
Evaluasi adalah suatu proses untuk ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas
Internal Audit adalah agen yang paling “pas” penyelenggaraan pemerintahan diperlukan
untuk mewujudkan Internal Control, Risk untuk mendorong terwujudnya good
Management dan Good Corporate Governance governance dan clean government dan
yang pastinya akan memberikan Nilai Tambah mendukung penyelenggaraan pemerintahan
bagi SDM dan Perusahaan (Valery G. Kumaat, yang efektif, efisien, transparan, akuntabel
2010, Hal. 35) serta bersih dan bebas dari praktik korupsi,
The Institute of Internal Auditors kolusi, dan nepotisme”.
Research Foundation (IIARF) menjelaskan Dalam Standart Audit Aparat Pengawasan
bahwa Internal Audit menyatakan tujuan Internal Pemerintah mengatakan pengawasan
mendasar, sifat, dan ruang lingkup audit Internal adalah
internal yang di uraikan sebagai berikut : “Seluruh proses kegiatanaudit, reviu, evaluasi,
“Audit internal adalah kegiatan assurance dan pemantauan, dan kegiatanpengawasan lain
konsultasi independen yang bertujuan untuk terhadap penyelenggaraan tugasdan fungsi
menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi dalam rangka
organisasi. Ini membantu organisasi mencapai memberikankeyakinan yang memadai bahwa
tujuannya dengan membawa pendekatan kegiatan telahdilaksanakan sesuai dengan
sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi tolok ukur yang telahditetapkan secara efektif
dan meningkatkan efektivitas proses dan efisien untukkepentingan pimpinan dalam
manajemen, pengendalian, dan tata kelola mewujudkan tatakepemerintahan yang baik”.
risiko”. Dalam PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP
Menurut American Accounting mengatakana Aparat Pengawasan Intern
Association dalam buku auditing oleh Guy, Pemerintah (APIP)adalah Instansi Pemerintah
dkk (2005), mendifinisikan bahwa yang mempunyai tugas pokok dan fungsi
“Audit Internal adalah proses sistematis yang melakukan pengawasan, dan terdiri atas:
secara obyektif memperoleh dan a. Badan Pengawasan Keuangan dan
mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan Pembangunan (BPKP) yang bertanggung
kejadian-kejadian ekonomis untuk jawab kepada Presiden;
meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi b. Inspektorat Jenderal (Itjen)/Inspektorat
ini dengan kreteria yang ditetapkan ke Utama (Ittama)/Inspektorat yang
pengguna yang berkepentingan”. bertanggung jawab kepada Menteri/Kepala
Lembaga Pemerintah Non Departemen
Aparat Pengawasana Internal Pemerintah (LPND);
(APIP) c. Inspektorat Pemerintah Provinsi yang
Sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 bertanggung jawab kepada Gubernur, dan;
huruf g pada PP 60 Nomor 60 tahun 2008 d. Inspektorat Pemerintah Kabupaten/Kota
sekurang-kurangnya perwujudan peran aparat yang bertanggung jawab kepada
pengawasan internpemerintah yang Bupati/Walikota.
efektifmemelihara dan meningkatkan kualitas Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 60
tata kelolapenyelenggaraan tugas dan fungsi tahun 2008 dalam pasal 48 ayat 2
InstansiPemerintah. mengemukakan bahwa APIP melakukan
Standart Audit Aparat Pengawasan pengawasan intern melalui :
Internal Pemerintah mendefinisikan 1. Audit adalah proses identifikasi masalah,
“Pengawasan internal pemerintah merupakan analisis, dan evaluasi bukti yang
fungsi manajemen yang penting dalam dilakukan secara independen, obyektif
penyelenggaraan pemerintahan. Melalui dan profesional berdasarkan standar audit,
pengawasan intern dapat diketahui apakah untuk menilai kebenaran, kecermatan,
suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan

5
Volume 29 No.1 Juni 2018
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

keandalan informasi pelaksanaan tugas 3. Audit dengan tujuan tertentu


dan fungsi instansi yaitu audit yang bertujuan untuk
pemerintah.Berdasarkan pasal 50 pada memberikan simpulan atas suatu hal yang
Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun diaudit. Yang termasuk dalam kategori ini
2008 tentang SPIP audit yang dimaksud adalah audit investigatif, audit terhadap
merupakan : a). Audit kinerja yaitu audit masalah yang menjadi fokus perhatian
atas pengelolaankeuangan negara dan pimpinan organisasi dan audit yang
pelaksanaan tugas dan fungsiInstansi bersifat khas.
Pemerintah yang terdiri atas
aspekkehematan, efisiensi, dan Perwujudan Peran APIP yang Efektif
efektivitas; dan b). Audit dengan tujuan Perwujudan Peran APIP yang efektif
tertentu mencakup audit yang tidak berdasarkan PP Republik Indonesia Nomor 60
termasuk dalam auditkinerja. Audit Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
dengan tujuan tertentu antara lain audit Internal Pemerintah sekurang-kurangnya harus
investigatif, audit ataspenyelenggaraan :
SPIP, dan auditatas hal-hal lain di bidang 1) memberikan keyakinan yang memadai
keuangan. atas ketaatan,kehematan, efisiensi, dan
2. Reviu adalah penelaahan ulang bukti- efektivitas pencapaiantujuan
bukti suatu kegiatan untuk memastikan penyelenggaraan tugas dan fungsi
bahwa kegiatan tersebut telah InstansiPemerintah;
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, 2) memberikan peringatan dini dan
standar, rencana, atau norma yang telah meningkatkanefektivitas manajemen
ditetapkan. risiko dalam penyelenggaraantugas dan
3. Pemantauan adalah proses penilaian fungsi Instansi Pemerintah; dan
kemajuan suatu program/kegiatan dalam 3) memelihara dan meningkatkan kualitas
mencapai tujuan yang telah ditetapkan tata kelolapenyelenggaraan tugas dan
4. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan fungsiInstansiPemerintah.
membandingkan hasil/prestasi suatu
kegiatan dengan standar, rencana, atau Peningkatan Kapabilitas APIP
norma yang telah ditetapkan, dan Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2014)
menentukan faktor-faktor yang yang di uraikan oleh Yudhi Setiawan (2015)
mempengaruhi keberhasilan atau Kapabilitas adalah “Kapabilitas, artinya juga
kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai sama dengan komperensi, yaitu kemampuan,
tujuan. namun pemaknaan kapabilitas tidak sebatas
Kegiatan utama APIP meliputi audit, memiliki keterampilan (skill) saja namun lebih
reviu, pemantauan, evaluasi, dan kegiatan dari itu, yaitu lebih paham secara mendetail
pengawasan lainnya berupa sosialisasi, sehingga benar-benar menguasai
asistensi dan konsultansi.Kegiatan audit yang kemampuanya dari titik kelemahan hingga
dapat dilakukan oleh APIP pada dasarnya cara mengatasinya”.
dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis audit Dalam Lampiran 1 PK BPKP tentang
berikut iniberdasarkan : Pedoman teknis Peningkatan Kapabilitas APIP
1. Audit atas laporan keuangan mengatakan Kapabilitas APIP adalah
yang bertujuan untuk memberikan opini kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas
atas kewajaran penyajian laporan pengawasan yang harus dimiliki APIP agar
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi dapat mewujudkan peran APIP secara efektif,
yang diterima umum. yang terdiri dari tiga unsur yang saling terkait
2. Audit kinerja yaitu kapasitas, kewenangan dan kompetensi
yang bertujuan untuk memberikan sumber daya manusia (SDM). Proses
simpulan dan rekomendasi atas peningkatan APIP dilakukan dengan empat
pengelolaan instansi pemerintah secara tahapan yaitu :
ekonomis, efisien dan efektif. 1. Tahap Penilaian Mandiri

6
Volume 29 No.1 Juni 2018
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

2. Tahap Penjaminan Kualitas oleh BPKP 3. Mengidentifikasi kesenjangan tidak bisa


3. Tahap Peningkatan Kapabilitas APIP signifi antara persyaratan dan
berdasarkan identifikasi area yang adakemampuan audit internaldan bekerja
memerlukan perbaiksn yang diperoleh untuk mengembangkan tingkat yang
pada tahap 1 sesuai kemampuan audit internal
4. Tahap Pemantauan Pelaksanaan Tahap pertama dalam peningkatan
Peningkatan Kapabilitas. kapabilitas APIP adalah pelaksanaan Penilaian
Metode yang digunakan dalam menilai Mandiri (self assessment) untuk mengetahui
kapabilitas APIP adalah dengan penilaian tingkat kapabilitasnya pada saat penilaian
mandiri oleh APIP yang bersangkutan. tersebut dilakukan. Kerangka Pikir peniliaian
Penilaian Mandiri (Self Assesement) adalah mandiri yang diterapkan di Indonesia mengacu
kegiatan yang dilakukan dalam rangka menilai kepada Internal Audit Capability Model
efektivitas APIP yang tercermin dari level (IACM) yang dikembangkan oleh The Insttitue
kapabilitasnya dengan mengacu pada praktik Of Internal Auditor (IIA) yang telah dilakukan
tata kelola yang baik dan berlaku secara penyesuaian, sehingga lebih mudah dipahami
universal di seluruh dunia melalui penilaian dalam pelaksanaannya.
elemen-elemen yang tercantum dalam Internal Pelaksanaan penilaian mandiri pada level
Audit Capability Model (IACM). (Sumber : tertentu mencakup penilaian terhadap 6
Peraturan Kepala BPKP tentang Pedoman elemen, yang meliputi :
Teknis Monitoring Tingkat Kapabilitas Aparat 1. Peran dan Layanan APIP (Service and
Pengawasan Intern Pemerintah). Role of Internal Auditing)
2. Pengelolaan SDM (People Management)
Internal Audit Capability Model (IA-CM) 3. Praktik Profesionnal (Profesional
PP nomor 60 Tahun 2008 menyatakan Practice)
The Institute of Internat Auditor(IIA) 4. Akuntabilitas dan Manajemen Kinerja
Reasearch Foundation menyatakan tentang IA- (Performance Management and
CM merupakan : Accountability)
“IA-CM adalah kerangka yang 5. Budaya dan Hubungan Organisasi
mengidentifikasi dasar-dasar yang diperlukan (Organization Relationship and Culture)
untukaudit internal yang efektif di sektor 6. Struktur Tata Kelola (Governance
publik. Ini menggambarkan evolusipath untuk Structure)
organisasi sektor publik untuk mengikuti
dalam mengembangkan efektifaudit internal Elemen – Elemen Audit Internal
untuk memenuhi kebutuhan tata kelola Adapun elemen-elemen Audit Internal
organisasi dan guru besarharapan sional. IA- yang dikembangkan oleh The Institute of
CM menunjukkan langkah-langkah dalam Internal Auditor (IIA) Research Foundation
maju dari tingkatdari audit internal yang khas yang kemudian di adopsi oleh BPKP dalam
dari organisasi kurang mapan untuk yang PK BPKP tentang Pedoman teknis
kuat,efektif, kemampuan audit internal Peningkatan Kapabilitas APIP adalah :
umumnya terkait dengan lebih matangdan 1) Peran dan Layanan APIP (Service and
organisasi yang kompleks”. Role of Internal Auditing)
IA-CM oleh The Instituted of Internal Peran APIP adalah memberikan
Auditor (IIA) Reasearch Foundation berfungsi penilaian yang independen dan objektif
untuk : dalam rangka membantu organisasi untuk
1. Menentukan persyaratan audit internal mencapai tujuan dan memperbaiki operasi
sesuai dengan sifat, kompleksitas, dan dan mengembangkan manajemen ke arah
terkaitrisiko operasinya. yang lebih baik.
2. Menilai ada kemampuan audit internal Jenis layanan yang diberikan APIP
terhadap persyaratan yang telah pada umumnya didasarkan pada
ditentukan. kebutuhan organisasi, kewenangan, ruang
lingkup dan kapasitas APIP. Layanan

7
Volume 29 No.1 Juni 2018
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

mencakup kegaiatan pemberian jasa Internal APIP dalam organisasi


penjamin (assurance) yang terdiri dari sebagaimana terlihat pada struktur
audit, reviu dan evaluasi dimana kegiatan organisasi dan manajemen internal.
audit antara lain dapata berupa audit atas Melihat apakah hubungan APIP dengan
transaksi, kepatuhan kinerja dan value for pimpinan unit lain di K/L/P dimana APIP
money audit, dan pemberian saran tersebut berada terjalin dengan baik.
(Advisory Service) yang mencakup 6) Struktur Tata Kelola (Governance
kegiatan pelatihan reviu pengembangan Structure)
sistem, penilaian mandiri atas Penilaian ini untuk menilai apakah
pengendalian (control self assessment), APIP telah memiliki kebijakan dan proses
dan pemberian nasihat lain (tanpa yang memadai untuk memberikan otoritas
mengambil alih tugas dan tanggung jawab yang diperlukan, dukungan dan sumber
manajemen). daya untuk pelaksanaan pengawasan
2) Pengelolaan Sumber Daya Manusia intern serta hubungan pelaporan secara
(People Management) administratif dan fungsional sebagai sara
Manajemen SDM merupakan suatu terjaminnya independensi dan
proses mulai dari merekrut, Objektivitas APIP
menempatkan, mengembangkan
kompetensi dan karir SDM, memberikan Level Kapabilitas APIP
insentif, sampai dengan menciptakan Didalam model IACM yang
lingkungan kerja yang kondusif yang dikembangkan oleh The Institute of Internal
memungkinkan pegawai untuk Auditor (IIA) Research Foundation, penilaian
memberikan kemampuan terbaik mereka kapabilitas APIP dibagi menjadi lima level
secara optimal. kapabilitas, yaitu Level1(Initial), Level 2
3) Paktik Profesional (Profesional Practice) (Infrastructure), Level 3 (Integrated), Level 4
Penilaian pada elemen Paktik (Managed),danLevel 5 (Optimizing).
Profesional mencakup penilaian terhadap Kondisi audit internal pada setiap level
kapasitas APIP yang mencakup IA-CM menurut The Institute of Internal
kebijakan, proses dan prakti-praktik yang Auditor (IIA) Research Foundation adalah
memungkinkan APIP bekerja secara sebagai berikut:
efektif dengan melihat keselarasan antara MoA
kebijakan, proses dan prakti-praktik APIP
dengan perioritas dan strategi pengelolaan Level 5
unit audit internal telah menjadi unit yang terus belajarbaik dari dalam
resiko dari K/L/P dimana APIP itu maupun dari luar organisasi untuk perbaikan yangberkelanjutan Optimizin
berada. g
audit internal telah mengintegrasikan semua informasi
4) Akuntabilitas dan Manajemen Kinerja dariseluruh organisasi untuk meningkatkan tata kelola Level 4
(Performance Management and danmanajemen risiko management) Managed
Accountability)
manajemen audit internal dan praktik profesional Level 3
Hal yang dinilai adalah kegiatan dan telahditerapkan secara serentak Integrated
upaya APIP dalam menyediakan
infoemasi kinerja yang dibutuhkan, baik telah memiliki prosedur dan praktik audit Level 2
internalyang tetap (berkelanjutan) dan berulang Infrastrukt
informasi kinerja keuangan maupun non
keuangan, dalam mengelola, ur
belum ada praktik yang tetap atau berulang Level 1
melaksanakan, dan mengendalikan dan masihbergantung pada kinerja individu
Initial
opersional APIP dan
mempetanggungjawabkan kinerja dan
hasil yang diperoleh APIP.
5) Budaya dan Hubungan Organisasi Gambar 1.1 Level Internal Auditor
(Organization Relationship and Culture) Capability Model (IACM)
Penilaian ini bertujuan untuk
meyakinkan bahwa budaya dan hubungan

8
Volume 29 No.1 Juni 2018
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

1. Level 1 (Initial) dari luar organisasi untuk perbaikan


Pada organisasi APIP yang mencapai level berkelanjutan.
1, dalam pelaksanaan pengawasannya belum APIP kapabilitas level 5, “Telah menjadi
atau tidak ada praktik yang tetap atau berulang agen perubahan”.
dan masihbergantung pada kinerja individu
Auditor yang dimiliki. Area Proses Kunci (Key Process Area/KPA)
APIP kapabilitas level 1, “Belum dapat Dalam rangka peningkatan mandiri (self
memberikan jaminan atas proses tata kelola improvement) kapabilitas, APIP harus
sesuai peraturan dan mencegah korupsi”. menguasai (mastering) dan melembagakan
(Institutionalizing) KPA. APIP dapat
2. Level 2 (Infrastructure) dikatakan memilik kapabilitas level tertentu
Pada organisasi APIP yang mencapai ketika APIP telah menguasai dan
level 1, dalam pelaksanaan pengawasannya melembagakan semua KPA level tersebut.
proses audit dilakukan secara tetap, rutin dan Penguasaan KPA adalah output dan
berulang, sudah membangun infrastruktur, outcome untuk tiap-tiap KPA yang
namun baru sebagian yang telah selaras ditargetkan. Langkah ini dilakukan dengan
dengan standart audit. melaksanakan aktivitas esensial/kegiatan
APIP kapabilitas level 2, “Telah mampu penting dalam rangka mencapai tujuan yang
memberikan keyakinan yang memadai bahwa telah dirumuskan.
proses sesuai peraturan, mampu mendeteksi Jumlah KPA setiap level dapat di lihat
terjadinya korupsi”. pada tabel sebagai berikut :

3. Level 3 (Integrated) Tabel 1.2 Jumlah KPA setiap Level


Pada organisasi APIP yang mencapai
level 3, dalam pelaksanaan pengawasannya
praktik profesional dan audit internal telah
diterapkan secara serentak dan telah selaras
dengan standar.
APIP kapabilitas level 3, “Telah mampu
menilai efesiensi, efektivitas dan keekonomian
suatu program atau kegiatan dan mampu
memberikan konsultasi pada tata kelola,
menejemen resiko dan pengendalian intern”.

4. Level 4 (Managed)
Pada organisasi APIP yang mencapai
level 4, dalam pelaksanaan pengawasannya
unit audit internal telah mengintergrasikan
semua informasi di seluruh organisasi untuk
memperbaiki tata kelola dan manajemen
resiko.
APIP kapabilitas level 4, “Telah mampu
memberikan assurance sacara keseluruhan
atas tata kelola, manejemen resiko dan
pengendalian intern”.

5. Level 5 (Optimizing)
Pada organisasi APIP yang mencapai
level 5, dalam pelaksanaan pengawasannya
unit audit internal telah menunjukkan unit
yang terus belajar, baik dari dalam maupun

9
Volume 29 No.1 Juni 2018
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

yang menggambarkan tahap-tahap kegiatan


3. KERANGKA BERFIKIR pengawasan intern yang dilaksanakan unit
APIP tealh efektif sesuai dengan pemenughan
Peningkatan Level Kapabilitas pernyataan-pernyataan dari setiap KPA pada
APIP
setiap elemen.
Lalu melalui hasil Penilaian Kapabilitas
APIP yang telah menyatakan level APIP maka
Elemen – Elemen Internal Audit diuraikan lah upaya atau strategi oleh APIP
Sektor Publik Inspektorat Kota Tebing Tinggi untuk
menanggulangi level APIP yang telah/belum
mencapai target atau strategi untuk tahap
Level Internal Audit Capability Model peningkatan kapabilitas APIP.
(IA-CM)
4. METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan yang dilakukan yaitu
Upaya / Strategi pendekatan deskriptif. Menurut Sugiyono
meningkatkan Level (2006, hal. 11) pendekatandeskriptif adalah
Kapabilitas APIP sesuai target pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variablemandiri, baik satu variabel atau
Gambar 1.2 Kerangka Konseptual lebih (independent) tanpa
membuatperbandingan, atau menghubungkan
Peningkatan Level Kapabilitas APIP dengan variabel lain”
adalah upaya memperkuat,
meningkatkan,mengembangkan kelembagaan, Adapun variabel yang akan diamati dalam
tata laksana/proses bisnis/manajemendan penelitian ini yaitu :
sumber daya manusia APIP agar dapat 1. Aparat Pengawasan Internal Pemerintah
melaksanakan peran danfungsi APIP yang (APIP)
efektif. Badan Pengawasan Keuangan dan Aparat Pengawasan Intern
Pembangunan mengadopsi standart Internal Pemerintah (APIP) adalah instansi
Audit Capability Model (IA-CM) yang di pemerintah yangdibentuk dengan tugas
kembangkan oleh The Instituted of Internal melaksanakan pengawasan intern
Auditor (IIA) sebagai acuan penilaian (internal audit) dilingkungan pemerintah
Kapabilitas APIP di Indonesia. IA-CM menilai pusat dan/atau pemerintah daerah,
kapabilitas Internal Auditor menggunakan 6 2. IA-CM (Internal Audit Capability Model)
elemen yaitu : 1).Peran dan Layanan APIP; 2) Internal Audit Capability Model
Pengelolaan Sumber Daya; 3) Paktik (IACM), yaitu suatukerangka kerja yang
Profesional; 4) Akuntabilitas dan Manajemen mengindentifikasi aspek-aspek
Kinerja; 5) Budaya dan Hubungan Organisasi; fundamental yangdibutuhkan untuk
6) Struktur Tata Kelola.Yang dalam 6 elemen pengawasan intern yang efektif di sektor
tersebut terdapat 41 KPA yang meliputi 240 publik. IACM menunjukkan
Pernyataan yang akan dipenuhi oleh APIP. langkahlangkahuntuk maju dari tingkat
Setelah 240 pernyataan tersebut di isi oleh pengawasan intern yang kurang kuat
APIP maka akan diperoleh Level berdasarkan menujukondisi yang kuat dan efektif
terpenuhi atau tidaknya pernyataan-pernyataan terkait dengan organisasi yang lebih
setiap elemen, lalu setelah diperoleh level matang.
setiap elemen-elemen tersebut kemudia dari
level-level elemen tersebut akan diperoleh 3. Level Kapabilitas Aparat Pengawasan
pula Level APIP berdasarkan level-level Internal Pemerintah
elemen. Menilai tingkat kemampuan APIP
Lalu dari level setiap elemen maka dapat untuk melaksanakan tugas-tugas
di simpulkan lah level kapabilitas suatu APIP pengawasan yang harus dimiliki APIP

10
Volume 29 No.1 Juni 2018
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

agar dapat mewujudkan peran APIP Berdasarkan hasil analisis data


secara efektif, yaitu :Level 1 (Initial), berdasarkan pemenuhan Key Procces Area
Level 2 (Infrastructure), Level 3 (KPA) pada setiap elemen, ditampilkan
(Integrated), Level 4 (Managed), Level 5 simpulan perolehan keseluruhan setiap
(Optimizing). elemen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
Dalam penelitian ini, peneliti :
menggunakan jenis data kualitatif. Yaitu data Tabel 1.3 Capaian Level Setiap Elemen
Capaian
yang merupakan bentuk bukan angka, No Elemen Key Procces Area Level
Pernyataan Capaian
Level
Nomor (%)
melainkan narasi deskriptif. 1. Audit Ketaatan 2 100.00
Elemen
Peran dan Layanan
Sumber data penelitan merupakan data 1
APIP
2. Audit Kinerja 3 1-5 100.00 3
3. Layanan Konsultasi 3 100.00
sekunder yaitu data yang biasanya berbentuk 1. Identifikasi dan rekrutmen SDM
2 100.00
dokumen-dokumendan data primer yaitu data yang Kompeten
2. Pengembangan profesi Individu 2 100.00
yang langsung dikumpulkanoleh peneliti dari 2 Pengelolaan SDM
3. Koordinasi tim 3
6-8
100.00
3
4. Pegawai yang berkualifikasi
sumber pertamanya dari hasilpengumpulan profesional
3 100.00
5. Membangun tim dan
data mentahnya yang dilakukan oleh peneliti kompetensinya
3 100.00

sendiri (Suryabrata 2015, hal. 39). 1. Perencanaan Pengawasan


berdasarkan prioritas manajemeen
2 100.00

Teknik yang digunakan dalam 3 Praktik Profesionnal


2. Kerangka Kerja Praktik Profesional
2 9-13 100.00 2
dan Pengawasannya
pengumpulan data adalahTeknik wawancara, 3. Perencanaan audit berbasis resiko 3 75.00
Observasi dan Teknik dokumentasi. 4. Kualitas Kerangka Kerja Manajemen
1. Perencanaan Kegiatan APIP
3
2
64.28
100.00
Adapun teknik analisis data yang Akuntabilitas dan
2. Anggaran Operasional Kegiatan APIP 2 100.00
4 3. Pelaporan Manajemen APIP 3 14-21 100.00 2
digunakan dalam penelitian ini adalahdengan Manajemen Kinerja
4. Informasi Biaya 3 60.00

menggunakan metode dekskriptif, yaitu 5. Pengukuran Kinerja


1. Pengelolaan Organisasi APIP
3
2
87.50
100.00
dengan cara menentukan datayang akan 5
Budaya dan 2. Komponen manajemen tim yang
3
22-24
100.00
3
integral
digunakan, mengumpulkan data yang telah Hubungan Organisasi
3. Koordinasi dengan pihak lain yang
3 100.00
memberikan saran dan penjaminan
ditentukan, kemudian menganalisis data 1. Hubungan Pelaporan telah 2 100.00
sertadibandingkan dengan teori-teori, 2. Akses Penuh terhadap Informasi
Organisasi, Aset dan SDM
2 100.00
6 Struktur Tata Kelola 25-29 3
kemudian diambil suatu 3. Mekanisme Pendanaan 3 100.00
4. Pengawasan Manajemen terhadap
kesimpulandanselanjutnya memberikan saran Kegiatan APIP
3 100.00

Capaian tingkat Kapabilitas unit APIP


5. HASIL PENELITIAN Inspektorat Kota Tebing Tinggi dari hasil
Deskripsi Data penilaian 6 elemen sesuai standart IA-CM
Pengumpulan data dengan memperoleh adalah sebagai berikut :
data primer yaitu data yang diperoleh secara
langsung dari objek penelitian dengan cara Tabel 1.4 Capaian Tingkat Level
observasi dan dokumentasi dengan Kapabilitas APIP
memperoleh formuir isian Kapabilitas APIP Elemen Level
yang bersumber dari Lampiran 1 PK BPKP l Peran dan Layanan APIP 3
Nomor 16 Tahun 2015 tentang Pedoman ll Pengelolaan SDM 3
Teknis Peningkatan Kapabilitas Aparat lll Praktik Profesionnal 2
Pengawasan Internal Pemerintah. Dari Akuntabilitas dan Manajemen
formulir isian tersebut akan diketahui Key lV 2
Kinerja
Procces Area (KPA) yang telah dipenuhi oleh Budaya dan Hubungan
Inspektorat Kota Tebing Tinggi untuk di nilai V 3
Organisasi
berdasarkan elemen-elemen Internal Audit Vl Struktur Tata Kelola 3
Capability Model (IA-CM) hingga di peroleh
Simpulan Level 3dcp*
level untuk setiap elemen yang kemudian di
analisis untuk memperoleh level per unit APIP Keterangan: * = dengan catatan perbaikan
Inspektorat Kota Tebing Tinggi. (dcp)

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa


Hasil Analisis Data
4 elemen yaitu elemen “Peran dan Layanan
APIP”, “Pengelolaan SDM”, “Budaya dan

11
Volume 29 No.1 Juni 2018
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

Hubungan Organisasi” dan “Struktur Tata keekonomian suatu program atau kegiatan dan
Kelola” sudah mencapai “Level 3” sedangkan mampu memberikan konsultasi pada tata
elemen “Praktik Profesional” dan elemen kelola, menejemen resiko dan pengendalian
“Akuntabilitas dan Manejemn Kinerja” masih intern”.
mencapai “Level 2”. Karena elemen yang
memiliki level terendah kurang dari 3, yaitu Elemen yang mempengaruhi
elemen “Praktik Profesional” dan elemen ketertinggalan Kapabilitas APIP Pada
“Akuntabilitas dan Manejemn Kinerja” yang Inspektorat Tebing Tinggi
berada pada Level 2, maka Level Kapabilitas Dari hasil penilaian kapabilitas APIP
Unit APIP dinyatakan pada satu tingkat di atas Inspektorat Kota Tebing Tinggi melalui 6
dari level paling rendah tersebut dengan elemen menggukana Standart IA-CM
“catatan perbaikan”. Sehingga dapat menyatakan unit APIP Inspektorat Kota
disimpulkan tingkat Level Kapabilitas Unit Tebing Tinggi berada pada level 3 dengan
APIP Inspektorat Kota Tebing Tinggi adalah catatan perbaikan, yang berarti masih ada
satu tingkat di atas level yang paling rendah elemen yang belum terpenuhi untuk dapat
dengan tambahan “catatan perbaikan” yaitu mencapai Level 3 penuh. Adapun elemen-
“Level 3 dengan catatan perbaikan” elemen yang mempengaruhi ketertinggalan
(Integrated). kapabilitas APIP mencapai level 3 adalah
sebagai berikut :
6. PEMBAHASAN a. Elemen Praktik Profesional
Tingkat Kapabilitas APIP pada Inspektorat (Profesional Practice)
Kota Tebing Tinggi Dengan Mengacu pada Pada elemen Praktik Profesional untuk
Standart IA-CM mencapai level 3 terdapat total 4 KPA yang
harus terpenuhi. Dari total 4 KPA, hanya 2
Berdasarkan penilaian kapabilitas pada
KPA yang terpenuhi yaitu KPA “Perencanaan
Inspektorat Kota Tebing Tinggi melalui Pengawasan berdasarkan prioritas
elemen-elemen StandartInternal Audit
manajemeen” dan “Kerangka Kerja Praktik
Capability Model (IA-CM), dapat disimpulkan
Profesional dan Pengawasannya”. Sedangkan
bahwa tingkat kapabilitas Inspektorat Kota
2 KPA lain nya yaitu KPA “Perencanaan audit
Tebing Tinggi berada pada level 3 dengan berbasis resiko” masih terpenuhi hingga 75%
catatan perbaikan (Integrated). Inspektorat
dan KPA “Kualitas Kerangka Kerja
Kota Tebing Tinggi belum mencapai level 3
Manajemen” masih terpenuhi mencapai
penuh karena masih terdapat 2 elemen yang 64,28%. Adapun penjelasan KPA yang
berada pada level 2 yaitu elemen “Praktik terpenuhi adalah sebagai berikut :
Profesional” dan elemen “Akuntabilitas dan
1) KPA : Perencanaan audit berbasis resiko
Manejemn Kinerja”. Perlu adanya langkah- InspektoratKota Tebing Tinggi
langkah perbaikan yang harus dilakukan
belum mengidentifikasi alternatif
Inspektorat Kota Tebing Tinggi untuk
penanganan risiko yang dilakukan oleh
mencapai level 3 yang kemudian akan di bahas
manajemen dan penanganan tambahan
pada sub 3 di bagian strategi untuk
yang diperlukan untuk merespons risiko.
meningkatan kapabilitas APIP yang belum
2) KPA : Kualitas Kerangka Kerja
maksimal.
Manajemen
Berada pada level 3 dengan catatan Inspektur Kota Tebing Tinggi untuk
perbaikan (Integrated) maka dapat dikatakan belummenerapkan upaya menjaga
bahwa APIP Inspektorat Kota Tebing Tinggi
kualitas kegiatan pengawasan sesuai
dalam pelaksanaan pengawasannya praktik
dengan pedoman telaah sejawat yang
profesional dan audit internal telah diterapkan telah ditetapkan dalam rangka penjaminan
secara serentak dan telah selaras dengan
kegiatan pengawasan yang telah
standar yang ditentukan. Suatu APIP yang
dilaksanakan.
sudah mencapai pada level 3 berarti “Telah
mampu menilai efesiensi, efektivitas dan

12
Volume 29 No.1 Juni 2018
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

b. Elemen Akuntabilitas keseluruhan elemen hingga memperoleh level


danManajemenKinerja (Performance 3 penuh. Yaitu elemen Praktik Profesional
Management and Accountability) (Profesional Practice) dan Akuntabilitas
Pada elemein Akuntabilitas danManajemenKinerja (Performance
danManajemenKinerja untuk mencapai level 3 Management and Accountability) yang masih
terdapat total 5 KPA yang harus terpenuhi. berada pada level 2, sehingga dengan
Dari total 5 KPA, hanya 3 KPA yang memaksimalkan pemenuhan KPA pada 2
terpenuhi yaitu KPA “Perencanaan Kegiatan elemen tersebut hingga level 3 unit APIP
APIP”, “Anggaran Operasional Kegiatan Inspektorat Kota Tebing Tinggi dapat
APIP” dan “Pelaporan Manajemen APIP”. menduduki level 3 penuh.
Sedangkan 2 KPA lain nya yaitu KPA
“Informasi Biaya” masih terpenuhi hingga 7. KESIMPUAN DAN SARAN
60% dan KPA “Pengukuran Kinerja” masih Kesimpulan
terpenuhi mencapai 87,50%. Adapun Berdasarkan Hasil Penelitian dan
penjelasan KPA yang terpenuhi adalah sebagai Pembahasan yang telah di uraikan pada bab
berikut : sebelumnya terkait Tingkat Kapabilitas Aparat
1) KPA : Informasi Biaya Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
InspektoratKota Tebing Tinggi menggunakan Standart Internal Audit
belum melakukan analisis varian biaya. Capability Model (IA-CM) pada Inspektorat
analisis varian biaya dilakukan untuk Kota Tebing Tinggi maka dapat disimpulkan
memantau biaya secara berkala dan hal-hal sebagai berikut :
memastikan bahwa anggaran dan 1. Tingkat Kapabilitas unit Aparat
realisasinya masih relevan dan memadai Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
untuk melaksanakan kegiatan Inspektorat Kota Tebing Tinggi berada
pengawasan yang telah direncanakan pada level 3 dengan catatan perbaikan
secara efektif, efisien dan ekonomis. (Integrated).
2) KPA : Pengukuran Kinerja 2. Dalam penilaian kapabilitas melalui 6
Inspektur Kota Tebing Tinggi untuk elemen sesuai Standart IA-CM, 4 elemen
belummenerapkan mekanisme yaitu elemen “Peran dan Layanan APIP
pengumpulan data belum di atur secara (Service and Role of Internal Auditing)”,
formal. “Pengelolaan Sumber Daya Manusia
(People Management)”, “Budaya dan
Strategi yang dilakukan untuk Hubungan Organisasi (Organization
meningkatan kapabilitas APIP yang belum Relationship and Culture)” dan elemen
maksimal “Struktur Tata Kelola (Governance
Structure)” sudah mencapai level 3
Untuk mewujudkan instruksi Presiden sedangkan 2 elemen lain nya yaitu elemen
Republik Indonesia kepada kepala BPKP, “Paktik Profesional (Profesional Practice)”
sebagaiman tercatum dalam RPJMN 2015- dan elemen ” Akuntabilitas dan Manajemen
2019 ditargetkan kapabilitas APIP K/L/P Kinerja (Performance Management and
sebanyak 85% di level 3 pada Tahun 2019, Accountability)” masih mencapai level 2.
melihat pencapaian Inspektorat Kota Tebing 3. Berdasarkan hasil penilaian yang
Tinggi pada tahun 2017 yang hampir menyatakan berada pada level 3 dengan
maksimal hingga menempati level 3 dengan catatan perbaikan berarti unit APIP
catatan perbaikan maka strategi yang d Inspektorat Kota Tebing Tinggi dalam
butuhkan dalam meningkatkan kapabilitas pelaksanaan pengawasannya praktik
APIP hanya dengan memperbaiki pemenuhan profesional dan audit internal telah
KPA pada elemen yang belum terpenuhi. diterapkan secara serentak dan telah selaras
Yaitu dengan menerapkan KPA yang dengan standar yang ditentukan walaupun
masih dalam proses implementasi untuk dapat belum sepenuhnya dikarenakan belum
memenuhi hingga mencapai 100% pencapaian terpenuhinya 2 elemen yang belum

13
Volume 29 No.1 Juni 2018
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

diterapkan sepenuhnya dalam unit


organisasi APIP. DAFTAR PUSTAKA

Saran
Berdasarkan hasil penelitian penulis Angga Rahmana. 2016. Analisis Kapabilitas
mengenai Kapabilotas APIP di Inspektorat Aparat Pengawasan Internal APIP
Kota Tebing Tinngi, penulis mengemukakan menggunakan Internal Audit
saran sebagai berikut : Capability Model (IA-CM) Studi
1. Untuk elemen yang belum terpenuhi di Kasus pada Inspektorat Kota
akibatkan oleh beberapa KPA yang belum Medan, Medan : Skripsi
di diterapkan yaitu dalam 1) KPA :
Perencanaan audit berbasis resiko, Agoes, Sukrisno. 2012 Auditing, Edisi
Inspektorat belum belum mengidentifikasi Keempat, Jakarta : Salemba Empat
alternatif penanganan risiko yang dilakukan
oleh manajemen dan penanganan tambahan Aprialiana, Mutia Silvi. 2015. Analisis
yang diperlukan untuk merespons risiko; 2) Struktur Pengendalian Intern Atas
KPA : Kualitas Kerangka Kerja Penerimaan Kas Dari Penjualan
Manajemen, Inspektorat belum Tunai Pada Pt Sinar Bearindo
menerapkan upaya menjaga kualitas Sentosa Palembang. : skripsi
kegiatan pengawasan sesuai dengan
pedoman telaah sejawat yang telah Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia,
ditetapkan dalam rangka penjaminan 2013. Standar Audit Intern
kegiatan pengawasan yang telah Pemerintah Indonesia, Asosiasi
dilaksanakan ; 3) KPA : Informasi Biaya, Auditor Intern Pemerintah
belum melakukan analisis varian biaya dan Indonesia, Jakarta.
pada 4) KPA : Pengukuran Kinerja, _______ 2014. Kode Etik Auditor Intern
Inspektorat belummenerapkan mekanisme Pemerintah Indonesia, Asosiasi
pengumpulan data belum di atur secara AuditorIntern Pemerintah
formal. Maka disarankan untuk 4 KPA Indonesia, Jakarta.
yang belum di terapkan segera di terapkan
agar dapat memenuhi syarat mencapai level Arens, A Alvin, Elder, Randal J., Beasley
3 penuh. Mark S. 2008. Auditing dan Jasa
2. Inspektorat Kota Tebing Tinggi agar Assurance. Edisi Kedua Belas.
mengembangkan strategi atau Jakarta: Erlangga. Penerjemah :
rencanaperbaikan yang terarah secara Herman Wibowo.
berkelanjutan untuk
meningkatkankapabilitasnya pada area-area Asward, Ismalia dan Lina. 2015. Pengaruh
yang berdasarkan hasil penelitian Mekanisme Corporate Governance
masihmemerlukan perbaikan. Dengan terhadap Manajemen Laba dengan
tingkat kapabilitas yang Pendekatan Conditionalevenue
memadai,diharapkan Inspektorat Kota Model. Jurnal Mnajemen
Tebing Tinggi dapat memberikan penilaian Teknologi. Di unduh 03 Januari
yangindependen dan objektif atas 2018.
efektivitas tata kelola di http://dx.doi.org/10126945/jmt.201
lingkunganpemerintahan Kota Tebing 4.14.1.2
Tinggi, sehingga akan mendorong
peningkatanefektivitas instansi pemerintah Boynton, William C., Johnson, Raymond N. &
di lingkungan tersebut. Kell, Walter G. 2002.
ModernAuditing.Edisi Ketujuh.
Jilid I. Jakarta: Erlangga

14
Volume 29 No.1 Juni 2018
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

Cadbury, S. A. (2002). Corporate governance: indonesia.org/dokumen/Pedoman-


an international view. Oxford: Good-Public-Governance.pdf
Oxford University Press
Kumaat, Valery G. 2010 Internal Audit,
Dan M Guy, et al. Penerjemah: Paul A. Rajoe, Jakarta : Erlangga
dkk. 2003. Edisi 5. Auditing Jilid
ke-2. Jakarta: Erlangga. Ade Sanjaya (2015). Landasan Teori,
Desyana, Diana. 2017. Analisis Pelaksanaan “Pengertian Good Governance
Sistem Pelaporan Definisi Prinsip Menurut Para
PajakElektronik(E-Spt) Spt Ahli”.
Tahunan MelaluiE-Filing Pada http://www.landasanteori.com/201
Kpp PratamaPematangsiantar 5/10/pengertian-good-governance-
:skripsi definisi.html. Diakses pada 20
Desember 2017.
Eliser Yohanes dkk. 2016. Peran Aparat
Pengawasan Internal Pemerintah Lasmaya, S.Mia dan Karmila. 2011. Pengaruh
(APIP) dalam Penyelenggaraan Audit Internal Terhadap Efektifitas
Pemerintahan Daerah di Kabupaten Pengelolaan Penerimaan Kas Pada
Bulungan. Jurnal Adinistrasi. Di Pt Bhanda Ghara Reksa Bandung.
unduh 28 November 2017. Vol. Jurnal Ekonomi, Bisnis &
4(1):65-78 Entrepreneurship. ISSN 2443-0633

Eviyanti, et al. 2011. Peranan Audit Internal Mulyadi. 2010. Auditing. Edisi
Dalam Mengatasi Risiko Penjualan Keenam. Jakarta: Salemba
Secara Kredit Pada PT. Thamrin Empat
Brothers Palembang. Jurnal
Akuntansi. Di unduh 09 Januari Nita Safitri. 2017, Analisis Kapabilitas Aparat
2018. Pengawasan Intern Pemerintah
(APIP) Pemerintah Magelang
Internal Audit Capability Model (IA-CM) for
(Studi Kasus Pemerintah
The Public Sector Overview.
Magelang), Yogyakarta : tesis
Diakses pada 16 Desember 2017.
https://na.theiia.org/iiarf/Public%2 Nurmala, Ningsih dan Yuswar Effendy, 2015
0Documents/Internal%20Audit%2 Akuntansi Sektor Publik, Medan :
0Capability%20Model%20IA- Perdana Publishing
CM%20for%20the%20Public%20
Sector%20Overview.pdf Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah Rakornas APIP,
Jo Janse Van Rensbug. 2014. Internal Audit BPKP(http://www.bpkp.go.id/kont
en/2338/rakorn)
Capability (The South African
Public Sector), Afrika Selatan : Republik Indonesia .Peraturan menteri Negara
Student Paper Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor PER/05/M.PAN/03/2008
Komite Nasional Kebijakan Governance. tentang Standart Audit Aparat
2008. Pedoman Umum Good
Pengawasan Intern Pemerintah
Public Governance Indonesia. Di
unduh pada 09 Januari 2015. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No
http://www.knkg- 192 tahun 2014 tentang Badan

15
Volume 29 No.1 Juni 2018
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI

Pengawasan Keuangan dan Wahyubroto, Antonius M dan Ronny H.M.


Pembangunan Pasal 2 2017. Implementasi Prinsip-Prinsip
Good Corporate Governance Pada
_______ Nomor 60 Tahun 2008 tentang Perusahaan Di Kota Gresik. Jurnal
SistemPengendalian Intern Manajemen Bisnis. AGORA Vol.
Pemerintah (SPIP). 5, No. 3, (2017)

Republik Indonesia. Peraturan Kepala BPKP Yudhi Setiawan. 2015, Evaluasi Kapabilitas
Tahun 2015 tentang Pedoman APIP menggunakan Internal Audit
Teknis Monitoring Tingkat Capability Model (IA-CM) sebagai
Kapabilitas Aparat Pengawasan Pengawasan Intern yang Efektif
Intern Pemerintah (Studi Kasus pada Auditor Internal
Inspektorat Kota Palembang),
Sadikin, Dikdik. 2016 Peningkatan Palembang :Skripsi
Kapabilitas Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah, Bogor :
Pusdiklatwas BPKP

Sawyer, Lawrence B, dkk 2005, Audit


Internal, Edisi Lima, Buku Satu,
Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif


Kualitatif Dan R&D. Bandung :
Alfabeta

Sumadi Suryabrata, (2015). Metodologi


Penelitian (Edisi 2). Jakarta:
PT.RajaGrafindo Persada

The Institute Of Internal Auditor. Definition


of Internal Auditor. Diakses pada
24 December 2017.
https://na.theiia.org/standards-
guidance/mandatory
guidance/Pages/Definition-of-
Internal-Auditing.aspx

Tommy Indra Heriyanto. 2016. Analisis


Kapabilitas APIP berdasarkan
Standart IA-CM Pada Pemerintah
Kota Padang Panjang, Padang :
Skripsi

Vera Neldy. 2016. Analisis Peningkatan


Kapabilitas APIP dengan
menggunakan IA-CM pada
Inspektorat Kabupaten Solok,
Solok : Skripsi

16
Volume 29 No.1 Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai