A. Materi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada PMA No. 165 Tahun 2014.
Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 165 Tahun 2014 tentang Pembinaan
Pendidikan Keagamaan Islam pada Perguruan Tinggi dan Madrasah Pendidikan
Tinggi Agama Islam menyebutkan bahwa mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam
harus diajarkan di perguruan tinggi dan madrasah pendidikan tinggi agama Islam.
Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada
mahasiswa tentang sejarah dan kebudayaan Islam dari masa awal hingga
perkembangannya pada masa kini. Beberapa materi yang dapat dibahas dalam
mata kuliah ini meliputi:
1. Pengenalan sejarah Islam mulai dari Nabi Muhammad SAW hingga masa kini.
2. Kajian mengenai peradaban Islam di berbagai negara seperti Arab Saudi, Mesir,
Turki, Iran, dan Indonesia.
3. Pembahasan tentang karya-karya sastra Islam yang memiliki nilai kebudayaan
dan keagamaan yang tinggi, seperti Al-Quran, Hadis, dan karya-karya ulama
61
besar seperti Ibnu Sina, Al-Farabi, dan Ibn Khaldun.
4. Penjelasan tentang perkembangan seni, arsitektur, musik, dan tata cara hidup
di dunia Islam.
5. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia Islam, seperti
matematika, astronomi, kedokteran, dan kimia.
Selain itu, dalam mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam juga ditekankan
pentingnya toleransi dalam beragama serta kemajuan dan keunggulan yang dicapai
oleh peradaban Islam di masa lalu. Hal ini diharapkan dapat membantu mahasiswa
memahami bahwa Islam bukan hanya agama, tetapi juga peradaban yang memiliki
kontribusi besar bagi dunia.
Kurikulum 2013 Madrasah merupakan implemetasi dari Peraturan Menteri
Agama RI Nomer 165 Tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum 2013 Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. Dalam Peraturan Menteri Agama
Nomer 165 Tahun 2014 dikatakan bahwa Struktur kelompok mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab dalam kurikulum Madrasah meliputi: 1)
Al-Qur’an Hadis, 2) Akidah Akhlak, 3) Fikih, 4) Sejarah Kebudayaan Islam (SKI),
dan 5) Bahasa Arab. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling
terkait dan melengkapi. (PMA 165 Tahun 2014).
Secara umum, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan catatan
perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam
beribadah, bermuamalah dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem
kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi oleh akidah. Adapun
tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran Sejarah dan kebudayaan Islam
berdasarkan jenjang MI, MTs, dan MA adalah sebagai berikut:
1. Tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran Sejarah dan kebudayaan Islam MI
Tujuan Ruang Lingkup Materi
a) Membangun kesadaran peserta a) Sejarah masyarakat Arab pra-Islam,
didik tentang pentingnya sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi
mempelajari landasan ajaran, Muhammad saw.
nilai-nilai dan norma-norma b) Dakwah Nabi Muhammad saw.. dan
Islam yang telah dibangun oleh para sahabatnya, yang meliputi
Rasulullah saw. dalam rangka kegigihan dan ketabahannya dalam
mengembangkan kebudayaan berdakwah, kepribadian Nabi
dan peradaban Islam. Muhammad Saw., hijrah Nabi
b) Membangun kesadaran peserta Muhammad saw.. ke Thaif, peristiwa
didik tentang pentingnya waktu Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw.
dan tempat yang merupakan c) Peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw.
ke Yatsrib, keperwiraan Nabi
62
sebuah proses dari masa lampau, Muhammad saw. peristiwa Fathu
masa kini, dan masa depan. Makkah, dan peristiwa akhir hayat
c) Melatih daya kritis peserta didik Rasulullah Saw.
untuk memahami fakta sejarah d) Peristiwa-peristiwa pada masa
secara benar dengan didasarkan Khulafaurrasyidin.
pada pendekatan ilmiah. e) Sejarah perjuangan Walisongo.
d) Menumbuhkan apresiasi dan
penghargaan peserta didik
terhadap peninggalan sejarah
Islam sebagai bukti peradaban
umat Islam di masa lampau.
e) Mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam mengambil
ibrah dari peristiwa-peristiwa
bersejarah (Islam), meneladani
tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan
fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek dan seni, dan
lain-lain untuk mengembangkan
kebudayaan dan peradaban
Islam.
2. Tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran Sejarah dan Kebudayaan Islam MTs
Tujuan Ruang Lingkup Materi
a) Membangun kesadaran peserta a) Memahami sejarah Nabi Muhammad
didik tentang pentingnya saw. periode Makkah.
mempelajari landasan ajaran, b) Memahami sejarah Nabi Muhammad
nilai-nilai dan norma-norma saw. periode Madinah.
Islam yang telah dibangun oleh c) Memahami peradaban Islam pada
Rasulullah saw. dalam rangka masa Khulafaurrasyidin.
mengembangkan kebudayaan d) Perkembangan masyarakat Islam pada
dan peradaban Islam. masa Dinasti Bani Umaiyah.
b) Membangun kesadaran peserta e) Perkembangan masyarakat Islam pada
didik tentang pentingnya waktu masa Dinasti Bani Abbasiyah.
dan tempat yang merupakan f) Perkembangan masyarakat Islam pada
sebuah proses dari masa lampau, masa Dinasti Al Ayyubiyah.
masa kini, dan masa depan. g) Memahami perkembangan Islam di
c) Melatih daya kritis peserta didik Indonesia.
untuk memahami fakta sejarah
63
secara benar dengan didasarkan
pada pendekatan ilmiah.
d) Menumbuhkan apresiasi dan
penghargaan peserta didik
terhadap peninggalan sejarah
Islam sebagai bukti peradaban
umat Islam di masa lampau.
e) Mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam mengambil
ibrah dari peristiwa-peristiwa
bersejarah (Islam), meneladani
tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan
fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek dan seni, dan
lain-lain untuk mengembangkan
kebudayaan dan peradaban
Islam.
3. Tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran Sejarah dan Kebudayaan Islam MA
Tujuan Ruang Lingkup Materi
a) Membangun kesadaran peserta a) Dakwah Nabi Muhammad saw. pada
didik tentang pentingnya periode Makkah dan periode Madinah.
mempelajari landasan ajaran, b) Kepemimpinan umat setelah
nilai-nilai dan norma-norma Rasulullah saw. wafat.
Islam yang telah dibangun oleh c) Perkembangan Islam periode
Rasulullah saw. Dalam rangka klasik/zaman keemasan (pada tahun
mengembangkan kebudayaan 650 M–1250 M).
dan peradaban Islam. d) Perkembangan Islam pada abad
b) Membangun kesadaran peserta pertengahan/zaman kemunduran
didik tentang pentingnya waktu (1250 M–1800 M).
dan tempat yang merupakan e) Perkembangan Islam pada masa
sebuah proses dari masa lampau, modern/zaman kebangkitan (1800-
masa kini, dan masa depan. sekarang).
c) Melatih daya kritis peserta didik f) Perkembangan Islam di Indonesia dan
untuk memahami fakta sejarah di dunia.
secara benar dengan didasarkan
pada pendekatan ilmiah.
d) Menumbuhkan apresiasi dan
penghargaan peserta didik
64
terhadap peninggalan sejarah
Islam sebagai bukti peradaban
umat Islam di masa lampau.
e) Mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam mengambil
ibrah dari peristiwa-peristiwa
bersejarah (Islam), meneladani
tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan
fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek dan seni dan lain-
lain untuk mengembangkan
Kebudayaan dan peradaban
Islam.
67
berasal dari Madinah yang memberikan pertolongan kepada Nabi saat
melakukan hijrah dari Makkah; Khulafaurrasyidin adalah para pemimpin
umat Muslim setelah Nabi Muhammad wafat yang mengikuti petunjuk-
petunjuk Allah dan Nabi-Nya.
c) Prinsip
Komponen ini merupakan hal utama dari mata pelajaran yang berisi hal-
hal utama, pokok dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus,
adagium, postulat, paradigma, teori serta hubungan antar-konsep yang
menggambarkan implikasi sebab akibat. Dalam materi Sejarah Kebudayaan
Islam, terdapat banyak prinsip yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Contoh, hijrah adalah perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk pindah
dari Makkah ke Madinah. Latar belakang turunnya perintah ini adalah
gangguan, siksaan dan perlakuan buruk kepada orang-orang Muslim di
Makkah; untuk melanjutkan dakwah penyebaran agama Islam, Nabi
diperintahkan pindah ke Madinah.
d) Prosedur
Bagian struktur ini berupa langkah-langkah sistematis atau berurutan
dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem atau
peristiwa. Prosedur juga menyangkut materi yang berisi urutan atau jenjang,
yang satu dilakukan setelah yang lainnya. Untuk kasus mata pelajaran
Sejarah Kebudayan Islam, prosedur bisa berupa kronologi atau rentetan satu
peristiwa. Contoh, dakwah Nabi Muhammad ketika masih di Makkah,
pertama, secara rahasia mengajarkan ayat-ayat al-Qur’an di rumah Arqam
dan kedua, terang-terangan dengan membacakan ayat-ayat al-Qur’an di
tempat umum seperti seputar Ka’bah. Contoh lain, langkah-langkah
kebijakan Umar ketika menjadi khalifah.
e) Sikap atau Nilai
Ini merupakan struktur materi afektif yang berisi aspek sikap dan nilai,
misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan
minat belajar dan bekerja, dan sebagainya. Materi ajar yang baik tidak hanya
memuat aspek kognitf dan psikomotor saja, sebagaimana tercermin dari
empat struktur di atas, melainkan juga harus sarat dengan muatan afektif.
Apalagi untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, guru dituntut
untuk menampilkan struktur afektif dari materi ini yang berupa nilai dan
sikap. Contoh, nilai-nilai kejujuran, kerjasama dan saling membantu bisa
ditunjukkan melalui peristiwa terusirnya orang-orang Yahudi dari tanah
Madinah. Mereka terusir bukan karena perbedaan agamanya dengan orang-
orang Muslim melainkan disebabkan oleh hilangnya nilai kerjasama, saling
membantu dan kejujuran di tengah-tengah masyarakat Madinah.
68
Dalam Kurikulum 2013 Materi Nilai / Sikap tidak dibelajarkan, tetapi
dicapai. (Permendikbud, 22 2016). Langkah pengembangan materi ditujukan
untuk menentukan keluasan dan kedalaman materi, sehingga dapat
dijadikan acuan bagi guru dalam merancang pembelajaran, memberi input
kepada peserta didik mengenai pokok-pokok utama keilmuan maupun
mengembangkan alat evaluasi. Materi yang tidak jelas batasannya akan
membuat guru kebingungan menentukan apa saja yang harus diberikan
kepada peserta didik. Akhirnya pembelajaran, menjadi tidak efektif karena
materi yang diberikan terlalu sedikit atau terlalu banyak, bahkan mungkin
tidak esensial.
69
Dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa
pengenalan fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta,
bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Apa yang harus
dikembangkan dari KI-SD ini adalah fakta-fakta sejarah dan konsep- konsep
terkait. Materi ini tidak sampai mencakup prinsip, prosedur dan nilai. Ketiga
struktur materi terakhir ini akan dikembangkan melalui KI-SD berikutnya.
b) Konsistensi
Prinsip ini berarti keajegan. Artinya, adanya keajegan antara bahan ajar
dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Jika kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa ada empat macam, maka materi atau bahan ajar yang
harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Maka materi yang
dikembangkan hanya menyangkut penjelasan yang bisa berupa pemaparan atau
deskripsi bentuk dan jenis adat-istiadat dan kepercayaan yang dianut oleh
masyarakat Arab pra-Islam.
c) Kecukupan
Prinsip ini berarti kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup
memadai dalam membantu peserta didik menguasai Kompetensi Dasar yang
diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika
terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan
keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan KI
dan KD). Maka materi yang dikembangkan adalah perumusan atau
pengambilan pelajaran untuk aspek afektif dari fakta-fakta sejarah yang
diberikan sebelumnya,
Pada Kurikulum 2006 Standar Kompetensi (SK) itu milik/ terhubung
dengan mata pelajaran. Akan tetapi pada Kurikulum 2013 Kompetensi Isi (KI)
itu milik / terhubung dengan kelas. Artinya Kompetensi Inti (KI) pada kelas
tertentu berlaku untuk seluruh mata pelajaran pada kelas yang sama. Oleh sebab
itu, dalam kurikulum 2013, langkah pngembangan materi pembelajaran adalah
sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi hubungan antara KD dari KI 1,2,3 dan 4.
71
faktor keberhasilan dakwah Rasulullah saw. periode
Makkah
72
awwalun
74
8.1.1. Menceritakan Kondisi Ekonomi
Masyarakat Makkah sebelum
Islam
9.1.1. Menceritakan Kondisi
Politik Masyarakat Makkah
sebelum Islam
75
6.3.1. Menganalisis sahabat
yang hijrah Bersama Rasulullah
saw.
7.3.1. Menganalisis Proses hijrah
Rasulullah saw.
8.3.1. Memetakan faktor-faktor
penyebab hijrah Rasulullah saw.
9.3.1. Memetaka Tujuan/tempat
hijrah Rasulullah saw.
10.3.1. Memetakan sahabat yang hijrah
Bersama Rasulullah saw.
11.3.1. Memetakan Proses hijrah
Rasulullah saw.
4. 1.4. Menghayati nilai-nilai positif 1.4.1. Menghayati nilai-nilai positif
yang dimiliki oleh yang dimiliki oleh masyarakat
masyarakat Madinah Madinah.
2.4. Membiasakan hidup tolong 2.4.1. Membiasakan hidup tolong
menolong sebagai menolong sebagai
impelementasi dari impelementasi dari memahami
memahami kondisi kondisi masyarakat Madinah
masyarakat Madinah sebelum Islam.
sebelum Islam 3.4.1. Menganalisis Kondisi Agama
3.4. Memahami kondisi Masyarakat Madinah sebelum
Masyarakat Madinah Islam.
sebelum Islam 4.4.1. Menganalisis Kondisi Sosial
4.4. Menceritakan kondisi Masyarakat Madinah sebelum
masyarakat Madinah Islam
sebelum Islam 5.4.1. Menganalisis Kondisi Ekonomi
Masyarakat Madinah sebelum
Islam
6.4.1. Menganalisis Kondisi Politik
Masyarakat Madinah sebelum
Islam
7.4.1. Menceritakan kondisi Agama
masyarakat Madinah sebelum
Islam
8.4.1. Menceritakan Kondisi Sosial
Masyarakat Madinah sebelum
Islam
9.4.1. Menceritakan Kondisi Ekonomi
76
Masyarakat Madinah sebelum
Islam
10.4.1. Menceritakan Kondisi
Politik Masyarakat Madinah
sebelum Islam
5. 1.5. Menghayati nilai-nilai 1.5.1. Menghayati nilai-nilai
perjuangan dakwah perjuangan dakwah Rasulullah
Rasulullah saw. pada periode saw. pada periode Madinah
Madinah 2.5.1. Membiasakan hidup rukun
2.5. Membiasakan hidup rukun sebagai implemantasi dari
dan tolong menolong sebagai memahami hubungan kaum
implemantasi dari Anshar dan Muhajirin di
memahami hubungan kaum Madinah
Anshar dan Muhajirin di 3.5.1. Membiasakan tolong menolong
Madinah sebagai implemantasi dari
3.5. Memahami subtansi dan memahami hubungan kaum
strategi dakwah Rasulullah Anshar dan Muhajirin di
saw. Periode Madinah Madinah
4.5. Mempresentasikan 4.5.1. Menganalisis subtansi
hubungan antara kaum dakwah Rasulullah saw. periode
Ansor dan Muhajirin Madinah
5.5.1. Menganalisi strategi dakwah
Rasulullah saw periode
Madinah
6.5.1. Mempresentasikan struktur
kaum Anshor di Madinah
7.5.1. Mempresentasikan struktur
kaum Muhajirin di Madinah
8.5.1. Mempresentasikan hubungan
antara kaum Anshor dan
Muhajirin
6. 1.6 Menghayati sikap istiqamah 1.6.1. Menghayati sikap istiqamah
perjuangan as-sabiqunal perjuangan as-sabiqunal awwalun
awwalun dalam berdakwah dalam berdakwah bersama
bersama Rasulullah saw. Rasulullah saw.
2.6 Meneladani sifat mulia dari 2.6.1. Meneladani sifat mulia dari
para sahabat sahabat as- para sahabat sahabat as-
sabiqunal awwalun sabiqunal awwalun
3.6 Memahami sifat/kepribadian 3.6.1. Menganalisis para sahabat yang
dan peran para sahabat as- termasuk as-sabiqunal awwalun
77
sabiqunal awwalun 4.6.1. Menganalisis sifat/kepribadian
4.6 Menceritakan sikap-sikap para sahabat as-sabiqunal
utama dari assabiqunal awwalun
awwalun 5.6.1. Menganalisis peran para
sahabat as- sabiqunal awwalun
6.6.1. Menceritakan sikap utama Abu
Bakar sebagai assabiqunal
awwalun
7.6.1. Menceritakan sikap utama Abu
Bakar sebagai assabiqunal
awwalun
8.6.1. Menceritakan sikap utama
Khadijah sebagai assabiqunal
awwalun
9.6.1. Menceritakan sikap utama Ali
bin aAbi Thalib sebagai
assabiqunal awwalun
10.6.1. Menceritakan sikap utama Zaid
bin Haritsaht sebagai
assabiqunal awwalun.
11.6.1. Menceritakan sikap utama Bilal
bin Rabahsebagai assabiqunal
awwalun.
12.6.1. Menceritakan sikap utama
Ummu Aiman sebagai
assabiqunal awwalun.
7. 1.7. Menghayati nilai-nilai jihad 1.7.1. Menghayati nilai-nilai jihad yang
yang lakukan oleh Rasullah lakukukan oleh Rasullah saw dan
saw dan para sahabat para sahabat dalam Fathu Makkah
dalam Fathu Makkah 2.7.1. Memiliki sikap tangguh sebagai
2.7. Memiliki sikap tangguh dan implementasi dari pemahaman
semangat menegakkan peristiwa Fathu Makkah
kebenaran sebagai 3.7.1. Memiliki sikap semangat
implementasi dari menegakkan kebenaran sebagai
pemahaman peristiwa Fathu implementasi dari pemahaman
Makkah peristiwa Fathu Makkah
3.7. Mengidentifikasi faktor- 4.7.1. Mengidentifikasi Sahabat-sahbat
faktor keberhasilan Fathu yang terlibat dalam Fathu Makkah
Makkah tahun 9 Hijriyah tahun 9 Hijriyah
4.7. Membuat peta konsep 5.7.1. Mengidentifikasi Proses Fathu
mengenai kunci Makkah tahun 9 Hijriyah
78
keberhasilan Fathu Makkah 6.7.1. Mengidentifikasi faktor-faktor
keberhasilan Fathu Makkah tahun
9 Hijriyah
7.7.1. Membuat peta konsep mengenai
kunci keberhasilan Fathu Makkah
80
Makkah sebelum Islam
9.1.1. Menceritakan Kondisi Ekonomi
Masyarakat Makkah sebelum Islam
10.1.1. Menceritakan Kondisi Politik
Masyarakat Makkah sebelum Islam
2. 1.2.1. Meyakini bahwa berdakwah adalah 1. Substansi dakwah
kewajiban setiap muslim Rasulullah saw periode
2.2.1. Memiliki semangat berdakwah sebagai Makkah
implementasi dari pemahaman strategi 2. Strategi dakwah
dakwah Rasulullah saw. di Makkah. Rasulullah saw. periode
3.2.1. Menganalsis substansi dakwah Makkah
Rasulullah saw. periode Makkah 3. Faktor-faktor
4.2.1. Menganalisis strategi dakwah Rasulullah keberhasilan dakwah
saw. periode Makkah Rasulullah saw. periode
5.2.1. Membuat peta konsep mengenai faktor- Makkah
faktor keberhasilan dakwah Rasulullah
saw. periode Makkah
6.2.1. Menyajikan peta konsep mengenai
faktor-faktor keberhasilan dakwah
Rasulullah saw periode Makkah
3. 1.3.1. Menghayati nilai-nilai hijrah yang 1. Faktor-faktor penyebab
dilakukan oleh Rasulullah saw hijrah Rasulullah saw
2.3.1. Menghayati nilai-nilai hijrah yang 2. Tujuan /tempat hijrah
dilakukan oleh para sahabat Rasulullah saw.
3.3.1. Memiliki semangat hijrah ke arah yang 3. Sahabat yang hijrah
lebih baik sebagai implementasi dari Bersama Rasulullah saw
hikmah memahami peristiwa hijrah 4. Proses hijrah Rasulullah
4.3.1. Menganalisis faktor-faktor penyebab saw.
hijrah Rasulullah saw
5.3.1. Menganalisis Tujuan /tempat hijrah
Rasulullah saw
6.3.1. Menganalisis sahabat yang hijrah
Bersama Rasulullah saw
7.3.1. Menganalisis Proses hijrah
Rasulullah saw
8.3.1. Memetakan faktor-faktor penyebab
hijrah Rasulullah saw
9.3.1. Memetakan Tujuan /tempat hijrah
Rasulullah saw
10.3.1. Memetakan sahabat yang hijrah Bersama
81
Rasulullah saw
11.3.1. Memetakan Proses hijrah Rasulullah
saw.
83
2.7.1. Memiliki sikap tangguh sebagai 2. Proses Fathu Makkah
implementasi dari pemahaman peristiwa tahun 9 Hijriyah
Fathu Makkah 3. Faktor-faktor
3.7.1. Memiliki sikap semangat menegakkan keberhasilan Fathu
kebenaran sebagai implementasi dari Makkah tahun 9 Hijriyah
pemahaman peristiwa Fathu Makkah 4. Peta konsep mengenai
4.7.1. Mengidentifikasi Sahabat-sahbat yang kunci keberhasilan Fathu
terlibat dalam Fathu Makkah tahun 9 Makkah
Hijriyah
5.7.1. Mengidentifikasi Proses Fathu Makkah
tahun 9 Hijriyah
6.7.1. Mengidentifikasi faktor-faktor
keberhasilan Fathu Makkah tahun 9
Hijriyah
7.7.1. Membuat peta konsep mengenai kunci
keberhasilan Fathu Makkah
Kompetensi Sikap / Nilai sering disebut sebagai Ranah afektif. Ranah afektif, jika
kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian respon, apresiasi, penilaian dan
internalisasi. Apakah Kompetensi Dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa
memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak
suka, indah tidak indah? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang
harus diajarkan berupa aspek “sikap” atau “nilai”
Langkah Penentuan atau perumusan Nilai atau sikap sebagai hasil dari proses
pembelajaran materi dari Kompetensi Dasar Pengetahun dan Kompetensi Dasar
Ketrampilan adalah dengan cara mengidentifikasi nilai pada Komepetensdi Dasar
Sikap Ketuhanan dan Sikap Sosial. Dari kedua sikap tersebut akan diperoleh Sikap
yang akan muncul sebagai nurturen effect dari Pembelajaran Langsung (direct
Learning) Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Ketrampilan. Karena Sikap
Ketuhanan dan Sosial itu diperoleh dan bukan diajarkan maka ia disebut sebagai
Pembelajaran tidak langsung (Indirect Learning). Dan hasil identifikasi dari
Kompetensi Sikap tersebut akan tampak sebagai berikut.
84
TABEL V RUMUSAN MATERI SIKAP/NILAI
85
saw periode Makkah
86
4. 1.4.1. Menghayati nilai-nilai positif yang dimiliki 1. Nilai-nilai Positif
oleh masyarakat Madinah 2. Hidup Tolong
2.4.1. Membiasakan hidup tolong menolong sebagai menolong
impelementasi dari memahami kondisi
masyarakat Madinah sebelum Islam
3.4.1. Menganalisis Kondisi Agama Masyarakat
Madinah sebelum Islam
4.4.1. Menganalisis Kondisi Sosial Masyarakat
Madinah sebelum Islam
5.4.1. Menganalisis Kondisi Ekonomi Masyarakat
Madinah sebelum Islam
6.4.1. Menganalisis Kondisi Politik Masyarakat
Madinah sebelum Islam
7.4.1. Menceritakan kondisi Agama masyarakat
Madinah sebelum Islam
8.4.1. Menceritakan kondisi Sosial masyarakat
Madinah sebelum Islam
9.4.1. Menceritakan kondisi Ekonomi Masyarakat
Madinah sebelum Islam
10.4.1. Menceritakan kondisi Politik Masyarakat
Madinah sebelum Islam
5. 1.5.1. Menghayati nilai-nilai perjuangan dakwah 1. Nilai-nilai
Rasulullah Saw pada periode Madinah Perjuangan
2.5.1. Membiasakan hidup rukun sebagai 2. Hidup Rukun
implemantasi dari memahami hubungan kaum 3. Tolong Menolong
Anshar dan Muhajirin di Madinah
3.5.1. Membiasakan tolong menolong sebagai
implemantasi dari memahami hubungan kaum
Anshar dan Muhajirin di Madinah
4.5.1. Menganalisis subtansi dakwah Rasulullah saw.
periode Madinah
5.5.1. Menganalisi strategi dakwah Rasulullah saw.
periode Madinah
6.5.1. Mempresentasikan Struktur kaum Anshor di
Madinah
7.5.1. Mempresentasikan kaum Muhajirin di
Madinah
8.5.1. Mempresentasikan hubungan antara kaum
Anshor dan Muhajirin
87
6. 1.6.1. Menghayati sikap istiqamah perjuangan as- 1. Sikap Istiqomah
sabiqunal awwalun dalam berdakwah bersama 2. Meneladani Sikap
Rasulullah saw. Mulia
2.6.1. Meneladani sifat mulia dari para sahabat
sahabat as-sabiqunal awwalun
3.6.1. Menganalisis para sahabat yang termasuk as-
sabiqunal awwalun
4.6.1. Menganalisis sifat/kepribadian para sahabat
as-sabiqunal awwalun
5.6.1. Menganalisis peran para sahabat as-sabiqunal
awwalun
6.6.1. Menceritakan sikap utama Abu Bakar sebagai
assabiqunal awwalun
7.6.1. Menceritakan sikap utama Abu Bakar sebagai
assabiqunal awwalun
8.6.1. Menceritakan sikap utama Khadijah sebagai
assabiqunal awwalun
9.6.1. Menceritakan sikap utama Ali bin aAbi Thalib
sebagai assabiqunal awwalun
10.6.1. Menceritakan sikap utama Zaid bin Haritsah
sebagai assabiqunal awwalun.
11.6.1. Menceritakan sikap utama Bilal bin Rabah
sebagai assabiqunal awwalun.
12.6.1. Menceritakan sikap utama Ummu Aiman
sebagai assabiqunal awwalun.
7. 1.7.1. Menghayati nilai-nilai jihad yang dilakukan 5. Nilai Jihad
oleh Rasulullah Saw dan Para Sahabat dalam 6. Sikap Tangguh
Fathuh Makkah 7. Sikap Semangat
menegakkan
Kebenaran
2.7.1. Memiliki sikap tangguh sebagai
implementasi dari
pemahaman peristiwa
Fathu Makkah
3.7.1. Memiliki sikap semangat menegakkan
kebenaran sebagai implementasi dari
pemahaman peristiwa Fathu Makkah
Mengidentifikasi Sahabat-sahabat yang
terkibat dalam Fathu Makkah tahun 9 Hijriyah
4.7.1. Mengidentifikasi Proses Fathu
5.7.1. Makkah tahun 9 Hijriyah
88
6.7.1. Mengidentifikasi faktor-faktor
Keberhasilan Fathu Makkah tahun 9 Hijriyah
7.7.1. Membuat peta konsep mengenai
kunci keberhasilan Fathu Makkah
8.7.1. Membuat peta konsep mengenai
89
C. Kontekstualisasi Nilai-nilai Moderasi Beragama dalam Materi Pengembangan
Materi Sejarah Kebudayaan Islam pada Kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka
belajar.
Pada Kurikulum 2013, Materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dikembangkan
dengan pendekatan integratif dan holistik yang memadukan antara pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Materi SKI pada Kurikulum 2013 mencakup lima tema besar,
yaitu: (1) Peninggalan Sejarah Islam, (2) Kerajaan Islam dan Perdagangan, (3) Islam di
Indonesia, (4) Masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah, dan (5) Perkembangan Islam di
Dunia.
90
beragama yang bersifat universal, seperti kesederhanaan, keseimbangan, toleransi,
dan kedamaian.
D. Latihan
1. Buatlah peta konsep pengembangan materi SKI !
2. Refleksikan pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran SKI
3. Diskusikanlah dengan kelompok Saudara, berkaitan dengan pengembangan
materi SKI!
E. Referensi Tambahan
1. Jouharotul Alfin, Pengembangan Materi Sejarah Kebudayaan Islam Sebagai Bahan
Ajar Literasi Membaca Di Madrasah Ibtidaiyah, Jurnal Pendidikan Agama Islam
(Journal of Islamic Education Studies) ISSN(e) 2527-4511 | Vol. 7 No. 1 (2019)
| 71-88
2. Isti’anah Abu Bakar, Pengembangan Materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Pada Madrasah Tsanawiyah, jurnal Madrasah, Vol. 4, No.2 2012
3. https://www.youtube.com/watch?v=itq5HpncjHQ
91
ANALISIS MATERI
DENGAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PENDALAMAN MATERI
PPG DALAM JABATAN 2022
Nama : Kelas :
Mahasiswa
NIM : Tema :
Judul Modul :
Sub tema :
Langkah-langkah PBL:
1. Orientasi peserta
didik pada masalah
2. Mengorganisasi
peserta Didik
3. Membimbing
penyelidikan
individu maupun
kelompok
92
4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil
5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
dan hasil pemecahan
masalah
93
ANALISIS MATERI
DENGAN PROJECT BASED LEARNING DALAM PENDALAMAN MATERI
PPG DALAM JABATAN 2022
Nama : Kelas :
Mahasiswa
NIM : Tema :
Judul Modul :
Sub tema :
Mengidentifikasi masalah
Sosial Emosional Anak Usia
Dini
Langkah-langkah PJBL:
1. Pertanyaan Mendasar
2. Mendesain
Perencanaan Produk
94
3. Menyusun Jadwal
Pembuatan
4. Memonitor Keaktifan
dan
Perkembangan Proyek
5. Menguji Hasil
95
6. Evaluasi Pengalaman
Belajar
96
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid Danuri. Pendidikan Akhlak dalam Perspektif Islam. Jakarta: Rajawali Press,
2008
Ahmad, Abdul Athi Muhammad. 1978. Al-Fikru as-Siasiy lil imami Muhammad Abduh.
Mesir: 1978.
Al-Banna, Hasan. t.t Muzakarat ad-Da’wah wa ad-Da’iyah. Kairo: Dar at-Tauzi’ wa an-Nasyr
al-Islamiyyah.
Al-Ahwani, Ahmad Fu`ad. 1955. Al-Tarbiyah al-Islamiyah aw al-Ta’lim fi Ra`y al-Qabisi.
Cairo: Dar Ihya` al-Kutub al-Arabiyah.
Al-Hanafi, Mushthafa Abdullah al-Qasthanthani al-Rumi. 1994. Kasyf al-Zhunun ‘an Asami
alKutub Wa al-Funun, Jilid 5. Beirut: Dar al-Fikr.
Al-Maraghi, Mustafa Kamal. 1996. Para Perintis Zaman Baru Islam. Jakarta: Mizan.
--------------, Abdullah Mustafa. 2001. Fath al-Mubin fi Tabaqat al-Ushuliyyin, terj. Husein
Muhammad. Yogyakarta: LKPSM.
Ali, M. Islamic values: A comprehensive guide for teachers and parents. IBTS Publishers,
2012
Ali, S. Islamic culture: a socio-cultural and historical analysis. Journal of Islamic Studies
and Culture, 1(2), 28-35, 2011
Aliyudin. 2008. Sketsa Dakwah Islam Di Eropa Barat, Jurnal Ilmu Dakwah, 4 (11).
Amin, Ahmad. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2017
Anonim. 1983. Isybiliyah Humsh al-Gharb wa Tuhfah al-Majd, Majalah al-Wa’y al-Islami, Edisi
252, Dzulqaidah 1405. Kuwait.
Arif, Mohammad. 2017. Studi Islam Dalam Dinamika Global, Kediri: STAIN Kediri Press.
Asy’ari, Hasyim. 2018. Renaisans Eropa dan Transmisi Keilmuan Islam ke Eropa. JUSPI:
Jurnal Sejarah Peradaban Islam. 2 (1).
Asy-Syaibany, Abdul Karim. Sejarah Kebudayaan Islam: Suatu Kajian Epistemologis.
Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2012
Asy-Syurbaji, Ahmad Hasan. 1998. Al-Imam asy-Syahid Hasan al-Banna Mujaddid al-Qarn
arRabi’ Asyr al-Hijry. Iskandariyah: Dar ad-Dakwah.
Badri, Yatim. 2003. Sejarah Peradaban Islam. PT: Gravindo Persada.
Baqir, Haidar. 1989. Jejak-jejak sains Islam Dalam Sains Modern. Jurnal Qur’an, edisi Juli
September 1989. Jakarta.
Cerita Masjid Pertama di Australia yang Seperti Gubuk. Online:
https://travel.detik.com/international-destination/d-3232158/cerita-masjid-
pertama-di-australia-yang-sepertigubuk.
Dinasti-Dinasti Islam di Afrika. Online: https://www.republika.co.id/berita/dunia-
islam/islamnusantara/17/12/27/p1m4py313-dinastidinasti-islam-di-afrika.
Esposito, John L. 2002. Ensiklopedia Oxpord, Dunia Islam Modern, Jilid II Bandung: Mizan.
________. 2004. Islam Warna Warni: Ragam Ekspresi Menuju Jalan Lurus. Terj. Arif Maftuhin,
Jakarta: Paramadina.
97
Fauzi, Ihsan Ali Fauzi dan A.E. Priyono. Islam di Dunia Barat dalam Ensiklopedia Tematis
Dunia Islam Jilid VI. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
Nasution, Harun. Islam ditinjau dari berbagai aspeknya. Jakarta: UI Press.
Hamzah, Andi Muhammad. Sejarah Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Ombak. 2016
Hawi, A. 2016. Pengembangan Islam di Afrika Utara dan Peradabannya. Medina-Te: Jurnal
Studi Islam, 14 (1), 61-68. Online:
https://www.jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/
medinate/article/download/1146/965.
Hourani, Albert. Arabic Thought In The Liberal Age 1798-1939. London: Oxford University
Press.
Huda, Choirul. 2013. Pemikiran Ekonomi Bapak Ekonomi Islam; Ibnu Khaldun Volume IV/Edisi
1/Mei 2013. Conomica.
Ibrahim, Q.A. dan Saleh, M.A. 2014. Buku Pintar Sejarah Islam: Jejak Langkah Peradaban Islam
dari Masa Nabi hingga Masa Kini. Terj. Zainal Arifin. Jakarta: Penerbit Zaman
Ikhwanul Khabibi–detikNews, https://news.detik.com/internasional/d-
3236833/sejarahmasuk-dan-berkembangnya-islam-di-australia, Minggu 19
Juni2016,12:15 WIB
Imam Pratio. SEJARAH ISLAM DI AUSTRALIA
https://islam33.wordpress.com/2011/04/08/sejarah-islam-di-australia/, 8 April
2011 )
I.S.M Darsh, 1980. Muslim in Europa, Ta-ha Publisher, London.
Jayanya Islam di Afrika dan Sub Sahara Berkat Jasa Pedagang. Online:
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/dunia/18/04/11/p70qll313-
jayanya-islam-di-afrika-dansub-sahara-berkat-jasa-pedagang.
Jejak Peradaban Islam di Tanah Afrika. Online:
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
digest/17/12/27/p1m49q313-jejak-peradaban-islam-di-tanah-afrika.
John L. Esposito, 2001. Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern Jilid 2. Bandung: Mizan, hlm.
397}
Jorgen S. Nielsen, 1992. Muslim in Western Europe. Edinburgh, h. 12.
Kartono, Kartini. Pembelajaran Sejarah di Era Digital: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Deepublish. 2019
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku Panduan Merdeka Belajar Madrasah:
Kurikulum 2021. Jakarta: Kemdikbud.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi , Kurikulum Merdeka.
Modul Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kurikulum Merdeka.
Jakarta: Kemendikbudristek, 2021
Ketteni, M. Ali. 2005. Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
98
M. Amin Abdullah. Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Peradaban.
Jakarta: Rajawali Pers, 2006
Ma’arif, Ahmad Syafi’i. 1996. Ibnu Khaldun dalam Pandangan Penulis Barat dan Timur.
Jakarta: Gema Insani Press.
Maksum, A., & Mardiah, N. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bumi
Ratu Nuban Lampung Timur. Jurnal Pendidikan Sosiologi, 7(1), 16-26, 2019.
Marniati, Agung Sasongko, 3 Masjid Bersejarah Di Afrika,
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
digest/16/12/13/oi4az1313-3masjid-bersejarah-di-afrika, Selasa 13 Des 2016 16:42
WIB}
Mahdi, Muhsin. 1971. Ibnu Khaldun’s Philosophy of History. Chicago: TheUniversity of
Chicago Press.
Maryam, Siti, (Ed.). 2003. Sejarah Peradaban Islam; dari Masa Klasik Hingga Modern.
Yogyakarta: LESFI.
Marshall G. S. Hodgson, The Venture of Islam, Volume 2: The Expansion of Islam in the
Middle Periods, Chicago: University of Chicago Press, 1974
Mengintip Kehidupan Muslim di Afrika Selatan, Kental dengan Budaya Indonesia.
Online:
https://lifestyle.okezone.com/read/2018/01/05/406/1840857/mengintip-
kehidupanmuslim-di-afrika-selatan-kental-dengan-budaya-indonesia.
Minneapolis: University of Minnesota Press, 1993
Misbah, Muhammad. 2015. Kontribusi Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna Terhadap
Pemikiran Islam Modern, Fikrah, 3 (2).
Mugiyono. Perkembangan Pemikiran dan Peradaban Islam dalam Perspektif Sejarah, JIA/Juni
2013/Th.XIV/ Vol. 1. Nomer 1.
Mulyana, Deddy. 1988. Islam di Amerika; Suka Duka Menegakkan Agama. Bandung: Pustaka.
Munjin. 2009. Muslim Minoritas Dan Wacana Gender Di Australia, Jurnal Studi Gender &
Anak Pusat Studi Gender STAIN Purwokerto, 4 (1).
https://www.republika.co.id/berita/shortlink/34670, Rabu, 27 Februari 2008.
Muslim. 2016. Konfigurasi Pemikiran Al-Qabisi Tentang Pendidikan Islam, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia Potensia: Jurnal Kependidikan
Islam, 2 (2).
Muslim di Australia.
Online:http://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/muslim_di_
australia.html
Najmuddin, Ahmad. Kritik Kurikulum Sejarah: Dari Kewirausahaan Sejarah Menuju
Sejarah Kritis. Jakarta: Prenadamedia Group. 2015
Narulita, S. 2016. Dakwah Interkultural di Australia: Potret Dakwah di 3 Kota: Melbourne,
Canberra dan Sydney. Jurnal Studi Al-Quran, 12 (1), 34-48. Online:
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jsq/article/view/3824.
99
Nasir, Gamal Abdul. 2003. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam Menurut Ibn Sahnun, al-Qabisi
dan Ibn Khaldun. Kuala Lumpur: Cergas.
Nasution, Harun. 1992. Pembaharuan dalam Islam: Sejarah pemikiran dan gerakan, Cet ke II.
Jakarta: PT. Bulan Bintang.
Peradaban Bugis-Makassar ditemukan dalam lukisan kuno Australia. Online:
https://makassar.terkini.id/ peradaban-bugis-makassar-ditemukan-dalam-
lukisan-kuno-australia/
Pramono, M.F. dan Martono, E. 2011. Harmoni Nilai Agama dan Nilai Ilmiah: Belajar
Pengalaman Dunia Islam Dan Eropa.
Jurnal At-Ta’dib, 6(2),205-222.Online:
https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tadib/article/view/556/493.
Putri, R.H. 2016. Sejarah Islam di Inggris yang Terlupakan. Historia. Online:
https://historia.id/agama/articles/sejarah-islam-di-inggris-yang-terlupakan-
6aeL1.
Richard Bulliet, The Case for Islamo-Christian Civilization, New York: Columbia
University Press, 2004
Ruth Vania C, http://www.tribunnews.com/internasional/2015/12/11/inilah-tokoh-
tokoh-muslim-yang-penting-dan-berjasa-di-as?page=all, Minggu, 16
Desember2018}
Saefuddin, Azhar. Sejarah Kebudayaan Islam: Relevansi dan Prospeknya di Indonesia.
Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2016
Setiawan, E., & Susanti, N. Pengembangan Materi Sejarah Islam Berbasis Pendekatan
Saintifik untuk Siswa SMA/MA Kelas XI Semester 1. Jurnal Pendidikan Sejarah,
9(1), 1-11, 2020.
Shihab, M. Quraish. 1994. Studi Kritis Tafsir Al-Manar. Bandung: Pustaka Hidayah.
Shihab, M. Quraish. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Lentera Hati, 2008
Smith, Jane. t.d. "Pola-pola Imigrasi Muslim" dalam Jurnal Kehidupan Muslim di
Amerika.
Sou'yb, Joesoef, Agama-Agama Besar Di Dunia. Jakarta: Al Husna Dzikra, 1996.
101