Anda di halaman 1dari 41

KEGIATAN BELAJAR 4:

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN


SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI
MADRASAH
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Menunjukkan kemampuan dalam pengembangan materi pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam.

Subcapaian Pembelajaran Mata


Kegiatan
Mendiskripsikan Materi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
pada PMA No. 165 Tahun 2014.

Mendikripsikan Pengembangan Materi Pembelajaran Sejarah


Kebudayaan Islam

A. Materi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada PMA No. 165 Tahun 2014.
Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 165 Tahun 2014 tentang Pembinaan
Pendidikan Keagamaan Islam pada Perguruan Tinggi dan Madrasah Pendidikan
Tinggi Agama Islam menyebutkan bahwa mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam
harus diajarkan di perguruan tinggi dan madrasah pendidikan tinggi agama Islam.
Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada
mahasiswa tentang sejarah dan kebudayaan Islam dari masa awal hingga
perkembangannya pada masa kini. Beberapa materi yang dapat dibahas dalam
mata kuliah ini meliputi:
1. Pengenalan sejarah Islam mulai dari Nabi Muhammad SAW hingga masa kini.
2. Kajian mengenai peradaban Islam di berbagai negara seperti Arab Saudi, Mesir,
Turki, Iran, dan Indonesia.
3. Pembahasan tentang karya-karya sastra Islam yang memiliki nilai kebudayaan
dan keagamaan yang tinggi, seperti Al-Quran, Hadis, dan karya-karya ulama

61
besar seperti Ibnu Sina, Al-Farabi, dan Ibn Khaldun.
4. Penjelasan tentang perkembangan seni, arsitektur, musik, dan tata cara hidup
di dunia Islam.
5. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia Islam, seperti
matematika, astronomi, kedokteran, dan kimia.
Selain itu, dalam mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam juga ditekankan
pentingnya toleransi dalam beragama serta kemajuan dan keunggulan yang dicapai
oleh peradaban Islam di masa lalu. Hal ini diharapkan dapat membantu mahasiswa
memahami bahwa Islam bukan hanya agama, tetapi juga peradaban yang memiliki
kontribusi besar bagi dunia.
Kurikulum 2013 Madrasah merupakan implemetasi dari Peraturan Menteri
Agama RI Nomer 165 Tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum 2013 Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. Dalam Peraturan Menteri Agama
Nomer 165 Tahun 2014 dikatakan bahwa Struktur kelompok mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab dalam kurikulum Madrasah meliputi: 1)
Al-Qur’an Hadis, 2) Akidah Akhlak, 3) Fikih, 4) Sejarah Kebudayaan Islam (SKI),
dan 5) Bahasa Arab. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling
terkait dan melengkapi. (PMA 165 Tahun 2014).
Secara umum, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan catatan
perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam
beribadah, bermuamalah dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem
kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi oleh akidah. Adapun
tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran Sejarah dan kebudayaan Islam
berdasarkan jenjang MI, MTs, dan MA adalah sebagai berikut:

1. Tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran Sejarah dan kebudayaan Islam MI
Tujuan Ruang Lingkup Materi
a) Membangun kesadaran peserta a) Sejarah masyarakat Arab pra-Islam,
didik tentang pentingnya sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi
mempelajari landasan ajaran, Muhammad saw.
nilai-nilai dan norma-norma b) Dakwah Nabi Muhammad saw.. dan
Islam yang telah dibangun oleh para sahabatnya, yang meliputi
Rasulullah saw. dalam rangka kegigihan dan ketabahannya dalam
mengembangkan kebudayaan berdakwah, kepribadian Nabi
dan peradaban Islam. Muhammad Saw., hijrah Nabi
b) Membangun kesadaran peserta Muhammad saw.. ke Thaif, peristiwa
didik tentang pentingnya waktu Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw.
dan tempat yang merupakan c) Peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw.
ke Yatsrib, keperwiraan Nabi

62
sebuah proses dari masa lampau, Muhammad saw. peristiwa Fathu
masa kini, dan masa depan. Makkah, dan peristiwa akhir hayat
c) Melatih daya kritis peserta didik Rasulullah Saw.
untuk memahami fakta sejarah d) Peristiwa-peristiwa pada masa
secara benar dengan didasarkan Khulafaurrasyidin.
pada pendekatan ilmiah. e) Sejarah perjuangan Walisongo.
d) Menumbuhkan apresiasi dan
penghargaan peserta didik
terhadap peninggalan sejarah
Islam sebagai bukti peradaban
umat Islam di masa lampau.
e) Mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam mengambil
ibrah dari peristiwa-peristiwa
bersejarah (Islam), meneladani
tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan
fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek dan seni, dan
lain-lain untuk mengembangkan
kebudayaan dan peradaban
Islam.

2. Tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran Sejarah dan Kebudayaan Islam MTs
Tujuan Ruang Lingkup Materi
a) Membangun kesadaran peserta a) Memahami sejarah Nabi Muhammad
didik tentang pentingnya saw. periode Makkah.
mempelajari landasan ajaran, b) Memahami sejarah Nabi Muhammad
nilai-nilai dan norma-norma saw. periode Madinah.
Islam yang telah dibangun oleh c) Memahami peradaban Islam pada
Rasulullah saw. dalam rangka masa Khulafaurrasyidin.
mengembangkan kebudayaan d) Perkembangan masyarakat Islam pada
dan peradaban Islam. masa Dinasti Bani Umaiyah.
b) Membangun kesadaran peserta e) Perkembangan masyarakat Islam pada
didik tentang pentingnya waktu masa Dinasti Bani Abbasiyah.
dan tempat yang merupakan f) Perkembangan masyarakat Islam pada
sebuah proses dari masa lampau, masa Dinasti Al Ayyubiyah.
masa kini, dan masa depan. g) Memahami perkembangan Islam di
c) Melatih daya kritis peserta didik Indonesia.
untuk memahami fakta sejarah

63
secara benar dengan didasarkan
pada pendekatan ilmiah.
d) Menumbuhkan apresiasi dan
penghargaan peserta didik
terhadap peninggalan sejarah
Islam sebagai bukti peradaban
umat Islam di masa lampau.
e) Mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam mengambil
ibrah dari peristiwa-peristiwa
bersejarah (Islam), meneladani
tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan
fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek dan seni, dan
lain-lain untuk mengembangkan
kebudayaan dan peradaban
Islam.

3. Tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran Sejarah dan Kebudayaan Islam MA
Tujuan Ruang Lingkup Materi
a) Membangun kesadaran peserta a) Dakwah Nabi Muhammad saw. pada
didik tentang pentingnya periode Makkah dan periode Madinah.
mempelajari landasan ajaran, b) Kepemimpinan umat setelah
nilai-nilai dan norma-norma Rasulullah saw. wafat.
Islam yang telah dibangun oleh c) Perkembangan Islam periode
Rasulullah saw. Dalam rangka klasik/zaman keemasan (pada tahun
mengembangkan kebudayaan 650 M–1250 M).
dan peradaban Islam. d) Perkembangan Islam pada abad
b) Membangun kesadaran peserta pertengahan/zaman kemunduran
didik tentang pentingnya waktu (1250 M–1800 M).
dan tempat yang merupakan e) Perkembangan Islam pada masa
sebuah proses dari masa lampau, modern/zaman kebangkitan (1800-
masa kini, dan masa depan. sekarang).
c) Melatih daya kritis peserta didik f) Perkembangan Islam di Indonesia dan
untuk memahami fakta sejarah di dunia.
secara benar dengan didasarkan
pada pendekatan ilmiah.
d) Menumbuhkan apresiasi dan
penghargaan peserta didik

64
terhadap peninggalan sejarah
Islam sebagai bukti peradaban
umat Islam di masa lampau.
e) Mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam mengambil
ibrah dari peristiwa-peristiwa
bersejarah (Islam), meneladani
tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan
fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek dan seni dan lain-
lain untuk mengembangkan
Kebudayaan dan peradaban
Islam.

B. Pengembangan Materi Sejarah Kebudayaan Islam


Pengembangan Materi Sejarah Kebudayaan Islam dalam kurikulum Merdeka
dapat dilakukan dengan berbagai metode dan teknik pembelajaran yang menarik dan
efektif. Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam pengembangan materi ini
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Tujuan Pembelajaran
Langkah pertama dalam pengembangan materi Sejarah Kebudayaan Islam adalah
menentukan tujuan pembelajaran yang jelas dan spesifik. Tujuan pembelajaran
harus mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang ingin dicapai oleh
siswa setelah mengikuti pembelajaran.
2. Menyusun Struktur Materi
Setelah menentukan tujuan pembelajaran, langkah berikutnya adalah menyusun
struktur materi. Struktur materi ini meliputi pengenalan, materi inti, dan
penutup. Pengenalan dan penutup harus menarik dan dapat memotivasi siswa,
sedangkan materi inti harus disajikan secara sistematis dan jelas.
3. Memilih Sumber Bacaan
Pemilihan sumber bacaan yang berkualitas dan relevan sangat penting dalam
pengembangan materi Sejarah Kebudayaan Islam. Sumber bacaan dapat berupa
buku-buku teks, jurnal akademis, artikel, video, dan audio yang berkualitas.
4. Menggunakan Metode dan Teknik Pembelajaran yang Efektif
Penggunaan metode dan teknik pembelajaran yang efektif dapat membantu siswa
memahami materi secara lebih baik. Beberapa metode dan teknik pembelajaran
yang dapat digunakan adalah diskusi, presentasi, simulasi, dan game.
5. Menilai Pembelajaran
Langkah terakhir dalam pengembangan materi Sejarah Kebudayaan Islam adalah
65
menilai pembelajaran. Penilaian pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai
cara, seperti tes tulis, tugas proyek, presentasi, dan diskusi.
1. Pengertian Materi Pembelajaran
Secara bahasa ada banyak kata yang dipergunakan untuk menunjuk
materi pelajaran, yaitu materi pokok, materi ajar, materi pembelajaran, maddah,
instrucsional material, bahan pelajaran, isi pelajaran. Secara terminologis, muncul
sejumlah pengertian. Materi Pembelajaran adalah segala sesuatu yang hendak
dipelajari dan dikuasai siswa baik berupa pengetahuan, ketrampilan maupun
sikap melalui kegiatan pembelajaran agar dapat menjadi kompeten. (Nasar, 2006:
19) Materi pembelajaran juga berarti bahan ajar minimal yang harus dipelajari
siswa untuk menguasai Kompetensi Dasar (Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar
dan menengah Departemen Pendidikan Nasional, 2006).
Jika dipergunakan kata bahan ajar, ia menunjuk kepada bahan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Bahan
ajar tersusun atas topik dan sub topik tertentu. Tiap topik atau sub topik
mengandung ide pokok yang relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan.(Nana
Syaodih, 2006) Materi dan pengembangannya harus sesuai dengan rumusan
tujuan, baik Kompetensi Dasar maupun Indikator yang telah dirumuskan.
Penyusunan materi dan unsur materi harus mempertimbangkan dua hal, yaitu
keluasan bahan dan kedalaman bahan.(Nana Sujana, 2003)
Sedang dalam perspektif kompetensi terdiri atas kognisi, afeksi dan
psikomotor. Langkah pengembangan materi ditujukan untuk menentukan
keluasan dan kedalaman materi, sehingga dapat dijadikan acuan bagi guru
dalam merancang pembelajaran, memberi input maupun dalam
mengembangkan alat evaluasi. Materi yang tidak jelas batasannya akan
membuat guru kebingungan menentukan apa saja yang harus diberikan kepada
siswa. Akhirnya pembelajaran menjadi tidak efektif dan efisien karena materi
yang diberikan terlalu sedikit atau terlalu banyak, bahkan mungkin tidak
esensial.(Nasar, 2006).
Secara kategoris, materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi empat,
yaitu fakta, konsep, prinsip/dalil dan prosedur,(Permendikbud 22/2016). Fakta
dapat berupa nama obyek, tempat, nama orang, peristiwa sejarah, komponen
suatu benda. Konsep dapat berupa pengertian, definisi, hakikat, inti. Prinsip
berupa dalil, rumus, paradigma. Prosedur dapat berupa langkah kerja secara
urut. (Nana Sudjana, 2003) materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator pencapaian kompetensi (Permendikbud 22 Th 2016). Dalam
perumusannya, materi yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan harus ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
66
pencapaian kompetensi.(Permendikns 41 Th 2007)
Secara lebih luas, akan tampak dalam kategorisasi sebagai berikut: (M.
Hanafi, 2009)
a) Fakta
Fakta sejarah adalah sesuatu unsur yang dijabarkan secara langsung atau
tidak langsung dari dokumen-dokumen sejarah dan dianggap kredibel
setelah pengujian yang seksama sesuai hukum-hukum metode sejarah. Louis
Gottschalk 1986),
Fakta dapat berupa nama obyek, tempat, nama orang, lambang, peristiwa
peristiwa, kejadian, perubahan masa lampau. Oleh sebab itu, fakta dapat
dikatakan sebagai segala sesuatu yang berwujud kenyataan dan kebenaran.
Fakta, menurut pandangan Contextual Teaching & Learning, adalah hubungan
antara dua obyek; fakta tidak pernah berdiri atau berada dengan sendirinya,
ia mempunyai hubungan dengan fakta atau konsep lain. Fakta- fakta sejarah
meliputi nama-nama orang, peristiwa, tempat atau benda-benda bersejarah
lainnya. Contoh dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah
peristiwa peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad, Hijrah Nabi Muhammad
baik ke Habsyi sebanyak dua kali, Misi ke Thaif, maupun Hijrah Nabi ke
Madinah Al Munawwarah pada tahun 623 Masehi sebagai momentum
perubahan dan keberhasilan dakwah Nabi, kota Mekah, Madinah, perang
Uhud, dan sebagainya.
b) Konsep
Sejarah memang identik dengan kumpulan data dan fakta. Meski begitu,
dalam mata pelajaran sejarah materi pelajaran juga mengandung konsep.
Konsep-konsep dimaksud harus dikuasai oleh peserta didik karena menjadi
indikator akan pemahaman peserta didik atas materi pelajaran. Bahkan ia
menduduki posisi penting untuk dapat menjelaskan unsur lain, baik fakta,
dalil maupun prosedur.
Konsep adalah segala sesuatu berupa pengertian-pengertian baru sebagai
akibat dari proses pemikiran. Konsep dapat berupa pengertian, definisi,
hakikat, inti. Sebagai contoh, jika fakta menunjukaan peristiwa hijrah,
bagaimana prosesnya, siapa yang membantu Nabi dan sebagainya, maka
konsep hijrah berarti pengertian hijrah. Apa yang dimaksud hijrah baik
secara bahasa maupun istilah.
Oleh sebab itu dapat dikatakan, hijrah adalah peristiwa perpindahan Nabi
dari Makkah ke Madinah. Sahabat Nabi adalah teman Nabi, yaitu orang yang
menyertai Nabi Muhammad dalam suka dan duka yang ikut melakukan
dakwah menyebarkan agama Islam, Anshar adalah sahabat Nabi yang

67
berasal dari Madinah yang memberikan pertolongan kepada Nabi saat
melakukan hijrah dari Makkah; Khulafaurrasyidin adalah para pemimpin
umat Muslim setelah Nabi Muhammad wafat yang mengikuti petunjuk-
petunjuk Allah dan Nabi-Nya.
c) Prinsip
Komponen ini merupakan hal utama dari mata pelajaran yang berisi hal-
hal utama, pokok dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus,
adagium, postulat, paradigma, teori serta hubungan antar-konsep yang
menggambarkan implikasi sebab akibat. Dalam materi Sejarah Kebudayaan
Islam, terdapat banyak prinsip yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Contoh, hijrah adalah perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk pindah
dari Makkah ke Madinah. Latar belakang turunnya perintah ini adalah
gangguan, siksaan dan perlakuan buruk kepada orang-orang Muslim di
Makkah; untuk melanjutkan dakwah penyebaran agama Islam, Nabi
diperintahkan pindah ke Madinah.
d) Prosedur
Bagian struktur ini berupa langkah-langkah sistematis atau berurutan
dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem atau
peristiwa. Prosedur juga menyangkut materi yang berisi urutan atau jenjang,
yang satu dilakukan setelah yang lainnya. Untuk kasus mata pelajaran
Sejarah Kebudayan Islam, prosedur bisa berupa kronologi atau rentetan satu
peristiwa. Contoh, dakwah Nabi Muhammad ketika masih di Makkah,
pertama, secara rahasia mengajarkan ayat-ayat al-Qur’an di rumah Arqam
dan kedua, terang-terangan dengan membacakan ayat-ayat al-Qur’an di
tempat umum seperti seputar Ka’bah. Contoh lain, langkah-langkah
kebijakan Umar ketika menjadi khalifah.
e) Sikap atau Nilai
Ini merupakan struktur materi afektif yang berisi aspek sikap dan nilai,
misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan
minat belajar dan bekerja, dan sebagainya. Materi ajar yang baik tidak hanya
memuat aspek kognitf dan psikomotor saja, sebagaimana tercermin dari
empat struktur di atas, melainkan juga harus sarat dengan muatan afektif.
Apalagi untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, guru dituntut
untuk menampilkan struktur afektif dari materi ini yang berupa nilai dan
sikap. Contoh, nilai-nilai kejujuran, kerjasama dan saling membantu bisa
ditunjukkan melalui peristiwa terusirnya orang-orang Yahudi dari tanah
Madinah. Mereka terusir bukan karena perbedaan agamanya dengan orang-
orang Muslim melainkan disebabkan oleh hilangnya nilai kerjasama, saling
membantu dan kejujuran di tengah-tengah masyarakat Madinah.

68
Dalam Kurikulum 2013 Materi Nilai / Sikap tidak dibelajarkan, tetapi
dicapai. (Permendikbud, 22 2016). Langkah pengembangan materi ditujukan
untuk menentukan keluasan dan kedalaman materi, sehingga dapat
dijadikan acuan bagi guru dalam merancang pembelajaran, memberi input
kepada peserta didik mengenai pokok-pokok utama keilmuan maupun
mengembangkan alat evaluasi. Materi yang tidak jelas batasannya akan
membuat guru kebingungan menentukan apa saja yang harus diberikan
kepada peserta didik. Akhirnya pembelajaran, menjadi tidak efektif karena
materi yang diberikan terlalu sedikit atau terlalu banyak, bahkan mungkin
tidak esensial.

2. Konsep Pengembangan Materi Pembelajaran.


Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan
kurikulum. Oleh karena itu, materi pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik
agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh
peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran
hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar, serta tercapainya Indikator.
Materi pembelajaran harus dipilih dan dirancang seoptimal mungkin untuk
membantu peserta didik dalam mencapai standar-standar yang ditentukan. Hal-
hal yang pertu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran
adalah jenis, cakupan, urutan dan perlakuan (treatment) terhadap materi
pembelajaran.
Sebagai upaya mengembangkan materi yang hendak dipelajari bersama antara
pendidik dan peserta didik, berikut ditawarkan model pengembangan materi.
Pengembangan materi perlu dilakukan sampai rinci agar batasan keluasan dan
kedalaman materi menjadi jelas. Deskripsi materi yang rinci selanjutnya dituliskan
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berfungsi sebagai acuan proses
dan isi pembelajaran yang operasional. Semakin rinci deskripsi materi semakin
mudah guru menjalankan proses pembelajaran, karena memiliki rambu-rambu
pembatas keluasan dan kedalaman isi pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang harus pegang oleh guru yang melakukan
pengembangan materi pembelajaran. Prinsip-prinsip antara lain kesesuaian
(relevansi), keajegan (konsistensi) dan kecukupan (adequacy). (M. Hanafi, 2009)
a) Relevansi
Adanya relevansi atau kesesuaian antara materi yang dikembangkan
dengan Standar Isi yang menyangkut Standar Kompetensi dan Kompetensi

69
Dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa
pengenalan fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta,
bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Apa yang harus
dikembangkan dari KI-SD ini adalah fakta-fakta sejarah dan konsep- konsep
terkait. Materi ini tidak sampai mencakup prinsip, prosedur dan nilai. Ketiga
struktur materi terakhir ini akan dikembangkan melalui KI-SD berikutnya.
b) Konsistensi
Prinsip ini berarti keajegan. Artinya, adanya keajegan antara bahan ajar
dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Jika kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa ada empat macam, maka materi atau bahan ajar yang
harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Maka materi yang
dikembangkan hanya menyangkut penjelasan yang bisa berupa pemaparan atau
deskripsi bentuk dan jenis adat-istiadat dan kepercayaan yang dianut oleh
masyarakat Arab pra-Islam.
c) Kecukupan
Prinsip ini berarti kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup
memadai dalam membantu peserta didik menguasai Kompetensi Dasar yang
diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika
terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan
keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan KI
dan KD). Maka materi yang dikembangkan adalah perumusan atau
pengambilan pelajaran untuk aspek afektif dari fakta-fakta sejarah yang
diberikan sebelumnya,
Pada Kurikulum 2006 Standar Kompetensi (SK) itu milik/ terhubung
dengan mata pelajaran. Akan tetapi pada Kurikulum 2013 Kompetensi Isi (KI)
itu milik / terhubung dengan kelas. Artinya Kompetensi Inti (KI) pada kelas
tertentu berlaku untuk seluruh mata pelajaran pada kelas yang sama. Oleh sebab
itu, dalam kurikulum 2013, langkah pngembangan materi pembelajaran adalah
sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi hubungan antara KD dari KI 1,2,3 dan 4.

2) Melakukan Pemetaan berdasar hasil identifikasi Hubungan antar KD

3) Merumuskan Materi Pokok yang akan diajarkan berdasar Hasil Pemetaan


terutama berkaitan dengan KD 3 (Pengetahuan) dan KD 4 (Ketrampilan)
4) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi berdasar Kompetensi
Dasar KI 1,2,3, dan 4.
5) Merumuskan Materi Pembelajaran ( Cakupan/ Uraian Materi Pokok).

6) Merumuskan Nilai / Sikap yang akan dicapai berdasar KD 1 (Ketuhanan)


70
dan KD 2 (Sikap Sosial) Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan
oleh guru dan harus dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau
bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya Kompetensi Dasar.
Berikut ini adalah langkah-langkah pemilihan materi atau bahan ajar
Kurikulum 2013 yang bisa ditempuh.

Pertama, Mengidentifikasi Hubungan antar Kompetensi Dasar


Pada Kurikulum 2013, Kompetensi Dasar sebuah mata pelajaran terdiri atas 4
(empat) kompetensi, Yaitu Kompetensi sikap Ketuhanan, Kompetensi Sikap
sosial, Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Ketrampilan. Sebagaimana
terpapar pada pada Tabel I di atas.

Kedua, Melakukan Pemetaan berdasar hasil identifikasi Hubungan antar KD


Dari Tabel I tersebut yang berisi Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti yang
dirumuskan oleh Pegembang Kurikulum Kemenag Pusat kemudian
dilakukan identifikasi hubungan antar Kompetensi Dasar dari KI yang
berbeda. Hasil identifikasi hubungan antar Kompetensi Dasar dari KI yang
berbeda akan diketemukan Peta sebagai hasil Pemetaan yang didalamnya
sudah berisi KD Sikap, Pengetahuan dan Ketrampilan sebagaimana terlihat
pada Tabel berikut.

TABEL II PEMETAAN HUBUNGAN ANTAR KOMPETENDI DASAR


No. KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
INTI
1. 1,2,3,4 1.1. Meyakini bahwa setiap muslim memiliki kewajiban
berdakwah terhadap masyarakat
2.1. Memiliki semangat melakukan perubahan ke arah yang
baik sebagai impelementasi dari hikmah memahami
kondisi masyarakat Makkah sebelum Islam.
3.1. Memahami kondisi Masyarakat Makkah sebelum Islam
4.1. Menceritakan kondisi masyarakat Makkah sebelum
Islam
2. 1,2,3,4 1.2. Meyakini bahwa berdakwah adalah kewajiban setiap
muslim
2.2. Memiliki semangat berdakwah sebagai implementasi
dari pemahaman strategi dakwah Rasulullah saw. di
Makkah.
3.2. Memahami substansi dan strategi dakwah Rasulullah
saw. periode Makkah
4.2. Menyajikan dalam peta konsep mengenai faktor-

71
faktor keberhasilan dakwah Rasulullah saw. periode
Makkah

3. 1,2,3,4 1.3. Menghayati nilai-nilai hijrah yang dilakukan oleh


Rasulullah saw. dan para sahabat
2.3. Memiliki semangat hijrah ke arah yang lebih baik
sebagai implementasi dari hikmah memahami peristiwa
hijrah
3.3. Menganalisis faktor-faktor penyebab hijrah Rasulullah
saw.
4.3. Memetakan faktor-faktor penyebab hijrahnya Rasulullah
saw.
4. 1,2,3,4 1.4. Menghayati nilai-nilai positif yang dimiliki oleh
masyarakat Madinah
2.4. Membiasakan hidup tolong menolong sebagai
impelementasi dari memahami kondisi masyarakat
Madinah sebelum Islam
3.4. Memahami kondisi Masyarakat Madinah sebelum Islam
4.4. Menceritakan kondisi masyarakat Madinah sebelum
Islam
5. 1,2,3,4 1.5. Menghayati nilai-nilai perjuangan dakwah Rasulullah
saw. pada periode Madinah
2.5. Membiasakan hidup rukun dan tolong menolong
sebagai implemantasi dari memahami hubungan kaum
Anshar dan Muhajirin di Madinah
3.5. Memahami subtansi dan strategi dakwah Rasulullah
saw. periode Madinah
4.5. Mempresentasikan hubungan antara kaum Anshor dan
Muhajirin
6. 1,2,3,4 1.6 Menghayati sikap istiqamah perjuangan as-
sabiqunal awwalun dalam berdakwah bersama
Rasulullah saw.
2.6 Meneladani sifat mulia dari para sahabat sahabat as-
sabiqunal awwalun
3.6 Memahami sifat/kepribadian dan peran para sahabat
as- sabiqunal awwalun
4.6 Menceritakan sikap-sikap utama dari assabiqunal

72
awwalun

7. 1,2,3,4 1.7. Menghayati nilai-nilai jihad yang lakukukan oleh


Rasullah saw dan para sahabat dalam Fathu Makkah
2.7. Memiliki sikap tangguh dan semangat menegakkan
kebenaran sebagai implementasi dari pemahaman
peristiwa Fathu Makkah
3.7. Mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan Fathu
Makkah tahun 9 Hijriyah
4.7. Membuat peta konsep mengenai kunci keberhasilan
Fathu Makkah

Ketiga, Merumuskan Materi Pokok berdasar Hasil Pemetaan


Hasil Pemetaan sebagaimana pada Tabel II akan menjadi penghantar bagi guru
untuk merumuskan materi Pokok. Materi pokok adalah judul -judul materi yang
dapat diperoleh dari Kompetensi Dasar Pengetahuan dan atau Ketrampilan.
Penentuan materi pokok dari Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Kompetensi
Dasar Ketrampilan karena kedua kompetensi itu adalah Kompetensi yang
diajarkan secara langsung (Direct Learning). Sehingga dari kedua kompetensi itu
dapat diperoleh materi Pokok.

Dengan membaca Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Kompetensi Dasar


Keterampilan dari masing-masing Peta, akan diperoleh Materi Pokok sebagai berikut.
TABEL III MATERI POKOK

No. KD Materi Pokok


1. 1.1,2.1.3.1, 4.1 Kondisi Masyarakat Makkah sebelum Islam
2. 12, 2.2,3.2,4.2 Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah saw. periode
Makkah
3. 1.32.33.3.4.3 Faktor-faktor Penyebab Hijrah Rasulullah saw.
4. 1.4 2.43.4.4.4 Kondisi Masyarakat Madinah sebelum Islam
5. 1.5253545 Subtansi dan Strategi Dakwah Rasulullah saw. Periode
Madinah
6. 1.6263646 Sifat/Kepribadian dan Peran para Sahabat as-sabiqunal
awwalun
73
7. 17273747 Faktor-faktor Keberhasilan Fathu Makkah tahun 9 Hijriyah

Keempat, Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi berdasar Kompetensi


Dasar KI 1,2,3, dan 4.
Indikator Pencapai Kompetensi atau Indikator kompetensi adalah perilaku yang
dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian
kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Indikator Pencapaian Kompetensi dirumuskan berdasarkan Kompetensi Dasar.
Hasil Perumusan Indikator pencapaian Kompetensi tampak pada tabel berikut:

TABEL IV RUMUSAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

No. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI
1. 1.1. Meyakini bahwa setiap 1.1.1. Meyakini bahwa setiap muslim
muslim memiliki kewajiban memiliki kewajiban berdakwah
berdakwah terhadap terhadap masyarakat
masyarakat 2.1.1. Memiliki semangat melakukan
2.1. Memiliki semangat melakukan perubahan ke arah yang baik
perubahan ke arah yang baik sebagai impelementasi dari
sebagai impelementasi dari hikmah memahami kondisi
hikmah memahami kondisi masyarakat Makkah sebelum
masyarakat Makkah sebelum Islam.
Islam. 3.1.1. Menganalisis Kondisi Agama
3.1. Memahami kondisi Masyarakat Makkah sebelum
Masyarakat Makkah sebelum Islam
Islam 4.1.1. Menganalisis Kondisi Sosial
4.1. Menceritakan kondisi Masyarakat Makkah sebelum
masyarakat Makkah sebelum Islam
Islam 5.1.1. Menganalisis Kondisi Politik
Masyarakat Makkah sebelum
Islam
6.1.1. Menceritakan kondisi Agama
masyarakat Makkah sebelum
Islam
7.1.1. Menceritakan Kondisi Sosil
Masyarakat Makkah sebelum
Islam

74
8.1.1. Menceritakan Kondisi Ekonomi
Masyarakat Makkah sebelum
Islam
9.1.1. Menceritakan Kondisi
Politik Masyarakat Makkah
sebelum Islam

2. 1.2. Meyakini bahwa berdakwah 1.2.1. Meyakini bahwa berdakwah


adalah kewajiban setiap adalah kewajiban setiap muslim
muslim 2.2.1. Memiliki semangat berdakwah
2.2. Memiliki semangat sebagai implementasi dari
berdakwah sebagai pemahaman strategi dakwah
implementasi dari Rasulullah saw di Makkah.
pemahaman strategi dakwah 3.2.1. Menganalsis substansi dakwah
Rasulullah saw. di Makkah. Rasulullah saw periode Makkah
3.2. Memahami substansi dan 4.2.1. Menganalisis strategi dakwah
strategi dakwah Rasulullah Rasulullah saw. periode
saw. periode Makkah Makkah
4.2. Menyajikan dalam peta 5.2.1. Membuat peta konsep mengenai
konsep mengenai faktor-faktor faktor- faktor keberhasilan
keberhasilan dakwah dakwah Rasulullah saw. periode
Rasulullah saw. periode Makkah
Makkah 6.2.1. Menyajikan peta konsep
mengenai faktor-faktor
keberhasilan dakwah Rasulullah
Saw periode Makkah
3. 1.3. Menghayati nilai-nilai hijrah 1.3.1. Menghayati nilai-nilai hijrah
yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh Rasulullah
Rasulullah saw. dan para saw.
sahabat 2.3.1. Menghayati nilai-nilai hijrah
2.3. Memiliki semangat hijrah ke yang dilakukan oleh para
arah yang lebih baik sebagai sahabat
implementasi dari hikmah 3.3.1. Memiliki semangat hijrah ke
memahami peristiwa hijrah arah yang lebih baik sebagai
3.3. Menganalisis faktor-faktor implementasi dari hikmah
penyebab hijrah Rasulullah memahami peristiwa hijrah
saw. 4.3.1. Menganalisis faktor-faktor
penyebab hijrah Rasulullah saw.
5.3.1. Menganalisis Tujuan /tempat
hijrah Rasulullah saw.

75
6.3.1. Menganalisis sahabat
yang hijrah Bersama Rasulullah
saw.
7.3.1. Menganalisis Proses hijrah
Rasulullah saw.
8.3.1. Memetakan faktor-faktor
penyebab hijrah Rasulullah saw.
9.3.1. Memetaka Tujuan/tempat
hijrah Rasulullah saw.
10.3.1. Memetakan sahabat yang hijrah
Bersama Rasulullah saw.
11.3.1. Memetakan Proses hijrah
Rasulullah saw.
4. 1.4. Menghayati nilai-nilai positif 1.4.1. Menghayati nilai-nilai positif
yang dimiliki oleh yang dimiliki oleh masyarakat
masyarakat Madinah Madinah.
2.4. Membiasakan hidup tolong 2.4.1. Membiasakan hidup tolong
menolong sebagai menolong sebagai
impelementasi dari impelementasi dari memahami
memahami kondisi kondisi masyarakat Madinah
masyarakat Madinah sebelum Islam.
sebelum Islam 3.4.1. Menganalisis Kondisi Agama
3.4. Memahami kondisi Masyarakat Madinah sebelum
Masyarakat Madinah Islam.
sebelum Islam 4.4.1. Menganalisis Kondisi Sosial
4.4. Menceritakan kondisi Masyarakat Madinah sebelum
masyarakat Madinah Islam
sebelum Islam 5.4.1. Menganalisis Kondisi Ekonomi
Masyarakat Madinah sebelum
Islam
6.4.1. Menganalisis Kondisi Politik
Masyarakat Madinah sebelum
Islam
7.4.1. Menceritakan kondisi Agama
masyarakat Madinah sebelum
Islam
8.4.1. Menceritakan Kondisi Sosial
Masyarakat Madinah sebelum
Islam
9.4.1. Menceritakan Kondisi Ekonomi

76
Masyarakat Madinah sebelum
Islam
10.4.1. Menceritakan Kondisi
Politik Masyarakat Madinah
sebelum Islam
5. 1.5. Menghayati nilai-nilai 1.5.1. Menghayati nilai-nilai
perjuangan dakwah perjuangan dakwah Rasulullah
Rasulullah saw. pada periode saw. pada periode Madinah
Madinah 2.5.1. Membiasakan hidup rukun
2.5. Membiasakan hidup rukun sebagai implemantasi dari
dan tolong menolong sebagai memahami hubungan kaum
implemantasi dari Anshar dan Muhajirin di
memahami hubungan kaum Madinah
Anshar dan Muhajirin di 3.5.1. Membiasakan tolong menolong
Madinah sebagai implemantasi dari
3.5. Memahami subtansi dan memahami hubungan kaum
strategi dakwah Rasulullah Anshar dan Muhajirin di
saw. Periode Madinah Madinah
4.5. Mempresentasikan 4.5.1. Menganalisis subtansi
hubungan antara kaum dakwah Rasulullah saw. periode
Ansor dan Muhajirin Madinah
5.5.1. Menganalisi strategi dakwah
Rasulullah saw periode
Madinah
6.5.1. Mempresentasikan struktur
kaum Anshor di Madinah
7.5.1. Mempresentasikan struktur
kaum Muhajirin di Madinah
8.5.1. Mempresentasikan hubungan
antara kaum Anshor dan
Muhajirin
6. 1.6 Menghayati sikap istiqamah 1.6.1. Menghayati sikap istiqamah
perjuangan as-sabiqunal perjuangan as-sabiqunal awwalun
awwalun dalam berdakwah dalam berdakwah bersama
bersama Rasulullah saw. Rasulullah saw.
2.6 Meneladani sifat mulia dari 2.6.1. Meneladani sifat mulia dari
para sahabat sahabat as- para sahabat sahabat as-
sabiqunal awwalun sabiqunal awwalun
3.6 Memahami sifat/kepribadian 3.6.1. Menganalisis para sahabat yang
dan peran para sahabat as- termasuk as-sabiqunal awwalun

77
sabiqunal awwalun 4.6.1. Menganalisis sifat/kepribadian
4.6 Menceritakan sikap-sikap para sahabat as-sabiqunal
utama dari assabiqunal awwalun
awwalun 5.6.1. Menganalisis peran para
sahabat as- sabiqunal awwalun
6.6.1. Menceritakan sikap utama Abu
Bakar sebagai assabiqunal
awwalun
7.6.1. Menceritakan sikap utama Abu
Bakar sebagai assabiqunal
awwalun
8.6.1. Menceritakan sikap utama
Khadijah sebagai assabiqunal
awwalun
9.6.1. Menceritakan sikap utama Ali
bin aAbi Thalib sebagai
assabiqunal awwalun
10.6.1. Menceritakan sikap utama Zaid
bin Haritsaht sebagai
assabiqunal awwalun.
11.6.1. Menceritakan sikap utama Bilal
bin Rabahsebagai assabiqunal
awwalun.
12.6.1. Menceritakan sikap utama
Ummu Aiman sebagai
assabiqunal awwalun.
7. 1.7. Menghayati nilai-nilai jihad 1.7.1. Menghayati nilai-nilai jihad yang
yang lakukan oleh Rasullah lakukukan oleh Rasullah saw dan
saw dan para sahabat para sahabat dalam Fathu Makkah
dalam Fathu Makkah 2.7.1. Memiliki sikap tangguh sebagai
2.7. Memiliki sikap tangguh dan implementasi dari pemahaman
semangat menegakkan peristiwa Fathu Makkah
kebenaran sebagai 3.7.1. Memiliki sikap semangat
implementasi dari menegakkan kebenaran sebagai
pemahaman peristiwa Fathu implementasi dari pemahaman
Makkah peristiwa Fathu Makkah
3.7. Mengidentifikasi faktor- 4.7.1. Mengidentifikasi Sahabat-sahbat
faktor keberhasilan Fathu yang terlibat dalam Fathu Makkah
Makkah tahun 9 Hijriyah tahun 9 Hijriyah
4.7. Membuat peta konsep 5.7.1. Mengidentifikasi Proses Fathu
mengenai kunci Makkah tahun 9 Hijriyah
78
keberhasilan Fathu Makkah 6.7.1. Mengidentifikasi faktor-faktor
keberhasilan Fathu Makkah tahun
9 Hijriyah
7.7.1. Membuat peta konsep mengenai
kunci keberhasilan Fathu Makkah

Kelima, Merumuskan Materi Pembelajaran (Cakupan/ Uraian Materi Pokok).


Setelah Indikator Pencapaian Kompetensi berhasil dirumuskan, maka rumusan
Indikator tersebut menjadi cikal bakal Rumusan Materi Pembelajaran atau Materi
Ajar. Materi pembelajaran merupakan cakupan atau uraian dari Materi Pokok.
Secara Teknis Materi pokok berada dalam Identitas mata pelajaran. Sedang Materi
Pembelajaran merupakan komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Kompetensi Pengetahuan sering juga disebut Ranah Kognitif. Sedang
Kompetensi Ketrampilan disebut sebagai Ranah Psikomotor. Ranah kognitif, jika
kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis dan penilaian. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat
dibagi menjadi empat jenis kalau dihubungkan dengan struktur materi ajar, yaitu:
fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-
nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa, nama bagian atau
komponen suatu benda dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian,
definisi, hakikat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium,
paradigma. Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu
secara urut, misalnya langkah-langkah membuat mind map atau time line. Sedang
Ranah psikomotor, jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak anggota badan
seperti berdiri, rukuk, sujud, duduk bersimpuh, cara melafalkan kata atau kalimat
dan membawakan doa atau qasidah.
Dengan demikian, maka secara Substansi materi Pokok diperoleh terutama dari
Kompetensi Dasar Pengetahuan dan terkadang dari Kompetensi Ketrampilan jika
ada rumusan yang berbeda dengan Kompetensi Pengetahuan. Sedang Materi
Pembelajaran atau Materi Ajar diturunkan dari Indikator pencapaian kompetensi.
Stuktur materi ajar yang tergolong ke dalam ranah ini adalah prinsip, sikap dan
nilai. Apakah Kompetensi Dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa
mengingat nama suatu objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya”
maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah “fakta”. Secara praksis,
bisa dilakukan dengan mengajukan pertenyaan sebagai berikut.
Apakah Kompetensi Dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa
kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu,
mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan
suatu definisi ? Kalau jawabannya “ya” berarti materi yang harus diajarkan adalah
“konsep”.
79
Apakah Kompetensi Dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa
menjelaskan atau melakukan langkah-tangkah atau prosedur secara urut atau
membuat sesuatu? Bila “ya” maka materi yang harus diajarkan adalah “prosedur”.
Apakah Kompetensi Dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa
menentukan hubungan antara beberapa konsep atau menerapkan hubungan
antara berbagai macam konsep? Bila jawabannya “ya”, berarti materi pembelajaran
yang harus diajarkan termasuk dalam kategori “prinsip”.
Apakah Kompetensi Dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa melakukan
perbuatan secara fisik Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang
harus diajarkan adalah aspek “motorik”. Motorik dapat dipilah menjadi 2 (dua),
yaitu apa yang dapat ia buat (produk) dan apa yang dapat ia kerjakan/tampilkan
(performa).
Apakah Kompetensi Dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa melakukan
perbuatan secara fisik? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang
harus diajarkan adalah aspek “motorik”. Motorik dapat dipilah menjadi 2 (dua),
yaitu apa yang dapat ia buat (produk) dan apa yang dapat ia kerjakan/tampilkan
(performa) dan untuk mendapatkan rumusan Materi Pembelajaran tampak pada
Tabel berikut.
TABEL V RUMUSAN MATERI PEMBELAJARAN

No. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI MATERI PEMBELAJARAN


1. 1.1.1. Meyakini bahwa setiap muslim memiliki 1. Kondisi Agama
kewajiban berdakwah terhadap Masyarakat Makkah
masyarakat sebelum Islam
2.1.1. Memiliki semangat melakukan 2. Kondisi Sosial Masyarakat
perubahan ke arah yang baik sebagai Makkah sebelum Islam
impelementasi dari hikmah memahami 3. Kondisi Ekonomi
kondisi masyarakat Makkah sebelum Masyarakat Makkah
Islam. sebelum Islam
3.1.1. Menganalisis Kondisi Agama 4. Kondisi Politik
Masyarakat Makkah sebelum Islam Masyarakat Mekah
4.1.1. Menganalisis Kondisi Sosial Masyarakat sebelum Islam
Makkah sebelum Islam
5.1.1. Menganalisis Kondisi Ekonomi
Masyarakat Makkah sebelum Islam
6.1.1. Menganalisis Kondisi Politik Masyarakat
Makkah sebelum Islam
7.1.1. Menceritakan kondisi Agama
masyarakat Makkah sebelum Islam
8.1.1. Menceritakan Kondisi Sosial Masyarakat

80
Makkah sebelum Islam
9.1.1. Menceritakan Kondisi Ekonomi
Masyarakat Makkah sebelum Islam
10.1.1. Menceritakan Kondisi Politik
Masyarakat Makkah sebelum Islam
2. 1.2.1. Meyakini bahwa berdakwah adalah 1. Substansi dakwah
kewajiban setiap muslim Rasulullah saw periode
2.2.1. Memiliki semangat berdakwah sebagai Makkah
implementasi dari pemahaman strategi 2. Strategi dakwah
dakwah Rasulullah saw. di Makkah. Rasulullah saw. periode
3.2.1. Menganalsis substansi dakwah Makkah
Rasulullah saw. periode Makkah 3. Faktor-faktor
4.2.1. Menganalisis strategi dakwah Rasulullah keberhasilan dakwah
saw. periode Makkah Rasulullah saw. periode
5.2.1. Membuat peta konsep mengenai faktor- Makkah
faktor keberhasilan dakwah Rasulullah
saw. periode Makkah
6.2.1. Menyajikan peta konsep mengenai
faktor-faktor keberhasilan dakwah
Rasulullah saw periode Makkah
3. 1.3.1. Menghayati nilai-nilai hijrah yang 1. Faktor-faktor penyebab
dilakukan oleh Rasulullah saw hijrah Rasulullah saw
2.3.1. Menghayati nilai-nilai hijrah yang 2. Tujuan /tempat hijrah
dilakukan oleh para sahabat Rasulullah saw.
3.3.1. Memiliki semangat hijrah ke arah yang 3. Sahabat yang hijrah
lebih baik sebagai implementasi dari Bersama Rasulullah saw
hikmah memahami peristiwa hijrah 4. Proses hijrah Rasulullah
4.3.1. Menganalisis faktor-faktor penyebab saw.
hijrah Rasulullah saw
5.3.1. Menganalisis Tujuan /tempat hijrah
Rasulullah saw
6.3.1. Menganalisis sahabat yang hijrah
Bersama Rasulullah saw
7.3.1. Menganalisis Proses hijrah
Rasulullah saw
8.3.1. Memetakan faktor-faktor penyebab
hijrah Rasulullah saw
9.3.1. Memetakan Tujuan /tempat hijrah
Rasulullah saw
10.3.1. Memetakan sahabat yang hijrah Bersama

81
Rasulullah saw
11.3.1. Memetakan Proses hijrah Rasulullah
saw.

4. 1.4.1. Menghayati nilai-nilai positif yang 1. Kondisi Agama


dimiliki oleh masyarakat Madinah Masyarakat Madinah
2.4.1. Membiasakan hidup tolong menolong sebelum Islam
sebagai impelementasi dari memahami 2. Kondisi Sosial Masyarakat
kondisi masyarakat Madinah sebelum Madinah sebelum Islam
Islam 3. Kondisi Ekonomi
3.4.1. Menganalisis Kondisi Agama Masyarakat Madinah
sebelum Islam
4. Kondisi Politik Masyarakat
Madinah sebelum Islam
masyarakat Madinah sebelum Islam
4.4.1. Menganalisis Kondisi Sosial
Masyarakat Madinah sebelum Islam
5.4.1. Menganalisis Kondisi Ekonomi
Masyarakat Madinah sebelum Islam
6.4.1. Menganalisis Kondisi Politik
Masyarakat Madinah sebelum Islam
7.4.1. Menceritakan kondisi Agama
masyarakat Madinah sebelum Islam
8.4.1. Menceritakan Kondisi Sosial
Masyarakat Madinah sebelum Islam
9.4.1. Menceritakan Kondisi Ekonomi
Masyarakat Madinah sebelum Islam
10.4.1. Menceritakan Kondisi Politik
Masyarakat Madinah sebelum Islam
5. 1.5.1. Menghayati nilai-nilai perjuangan 1. Subtansi dakwah
dakwah Rasulullah saw pada periode Rasulullah saw periode
Madinah Madinah
2.5.1. Membiasakan hidup rukun sebagai 2. Strategi dakwah
implemantasi dari memahami hubungan Rasulullah saw periode
kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah Madinah
3.5.1. Membiasakan tolong menolong sebagai 3. Struktur kaum Anshor di
implemantasi dari memahami hubungan Madinah
kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah 4. Struktur kaum Muhajirin
4.5.1. Menganalisis subtansi dakwah di Madinah
Rasulullah saw. periode Madinah 5. Hubungan antara kaum
5.5.1. Menganalisi strategi dakwah Rasulullah Anshor dan Muhajirin
82
saw. periode Madinah
6.5.1. Mempresentasikan Struktur kaum
Anshor di Madinah
7.5.1. Mempresentasikan kaum Muhajirin di
Madinah
8.5.1. Mempresentasikan hubungan antara
kaum Anshor dan Muhajirin

6. 1.6.1. Menghayati sikap istiqamah perjuangan 1. Para sahabat yang


as-sabiqunal awwalun dalam berdakwah termasuk
bersama Rasulullah saw assabiqunal awwalun
2.6.1. Meneladani sifat mulia dari para sahabat 2. Sifat/kepribadian para
sahabat as-sabiqunal awwalun sahabat as- sabiqunal
3.6.1. Menganalisis para sahabat yang awwalun
termasuk as-sabiqunal awwalun 3. Peran para sahabat as-
4.6.1. Menganalisis sifat/kepribadian para sabiqunal awwalun
sahabat as-sabiqunal awwalun 4. Sikap utama Abu Bakar
5.6.1. Menganalisis peran para sahabat as- sebagai assabiqunal
sabiqunal awwalun awwalun
6.6.1. Menceritakan sikap utama Abu 5. Sikap utama Abu Bakar
Bakar sebagai assabiqunal awwalun sebagai assabiqunal
7.6.1. Menceritakan sikap utama Abu awwalun
Bakar sebagai assabiqunal awwalun 6. Sikap utama Khadijah
8.6.1. Menceritakan sikap utama Khadijah sebagai assabiqunal
sebagai assabiqunal awwalun awwalun
9.6.1. Menceritakan sikap utama Ali bin aAbi 7. Sikap utama Ali bin Abi
Thalib sebagai assabiqunal awwalun Thalib sebagai assabiqunal
10.6.1. Menceritakan sikap utama Zaid bin awwalun
Haritsaht sebagai assabiqunal awwalun. 8. Sikap utama Zaid bin
11.6.1. Menceritakan sikap utama Bilal bin Haritsaht sebagai
Rabah sebagai assabiqunal awwalun. assabiqunal awwalun.
12.6.1. Menceritakan sikap utama Ummu 9. Sikap utama Bilal bin
Aiman sebagai assabiqunal awwalun. Rabah sebagai assabiqunal
awwalun.
10. Sikap utama Ummu
Aiman sebagai assabiqunal
awwalun.
7. 1.7.1. Menghayati nilai-nilai jihad yang 1. Sahabat-sahbat yang
lakukukan oleh Rasullah saw dan para terlibat dalam Fathu
sahabat dalam Fathu Makkah Makkah tahun 9 Hijriyah

83
2.7.1. Memiliki sikap tangguh sebagai 2. Proses Fathu Makkah
implementasi dari pemahaman peristiwa tahun 9 Hijriyah
Fathu Makkah 3. Faktor-faktor
3.7.1. Memiliki sikap semangat menegakkan keberhasilan Fathu
kebenaran sebagai implementasi dari Makkah tahun 9 Hijriyah
pemahaman peristiwa Fathu Makkah 4. Peta konsep mengenai
4.7.1. Mengidentifikasi Sahabat-sahbat yang kunci keberhasilan Fathu
terlibat dalam Fathu Makkah tahun 9 Makkah
Hijriyah
5.7.1. Mengidentifikasi Proses Fathu Makkah
tahun 9 Hijriyah
6.7.1. Mengidentifikasi faktor-faktor
keberhasilan Fathu Makkah tahun 9
Hijriyah
7.7.1. Membuat peta konsep mengenai kunci
keberhasilan Fathu Makkah

Keenam, Merumuskan Nilai / Sikap yang akan dicapai berdasar KD 1


(Ketuhanan) dan KD 2 (Sikap Sosial)

Kompetensi Sikap / Nilai sering disebut sebagai Ranah afektif. Ranah afektif, jika
kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian respon, apresiasi, penilaian dan
internalisasi. Apakah Kompetensi Dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa
memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak
suka, indah tidak indah? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang
harus diajarkan berupa aspek “sikap” atau “nilai”
Langkah Penentuan atau perumusan Nilai atau sikap sebagai hasil dari proses
pembelajaran materi dari Kompetensi Dasar Pengetahun dan Kompetensi Dasar
Ketrampilan adalah dengan cara mengidentifikasi nilai pada Komepetensdi Dasar
Sikap Ketuhanan dan Sikap Sosial. Dari kedua sikap tersebut akan diperoleh Sikap
yang akan muncul sebagai nurturen effect dari Pembelajaran Langsung (direct
Learning) Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Ketrampilan. Karena Sikap
Ketuhanan dan Sosial itu diperoleh dan bukan diajarkan maka ia disebut sebagai
Pembelajaran tidak langsung (Indirect Learning). Dan hasil identifikasi dari
Kompetensi Sikap tersebut akan tampak sebagai berikut.

84
TABEL V RUMUSAN MATERI SIKAP/NILAI

No. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI MATERI SIKAP/NILAI


PEMBELAJARAN
1. 1.1.1. Meyakini bahwa setiap muslim memiliki
kewajiban berdakwah terhadap masyarakat
2.1.1. Memiliki semangat melakukan perubahan ke
arah yang baik sebagai impelementasi dari
hikmah memahami kondisi masyarakat
Makkah sebelum Islam.
3.1.1. Menganalisis Kondisi Agama Masyarakat
Makkah sebelum Islam
4.1.1. Menganalisis Kondisi Sosial Masyarakat
Makkah sebelum Islam
5.1.1. Menganalisis Kondisi Ekonomi Masyarakat
Makkah sebelum Islam
6.1.1. Menganalisis Kondisi Politik Masyarakat
Makkah sebelum Islam
7.1.1. Menceritakan kondisi Agama masyarakat
Makkah sebelum Islam
8.1.1. Menceritakan Kondisi Sosil Masyarakat
Makkah sebelum Islam
9.1.1. Menceritakan Kondisi Ekonomi Masyarakat
Makkah sebelum Islam
10.1.1. Menceritakan Kondisi Politik Masyarakat
Makkah sebelum Islam
2. 1.2.1 Meyakini bahwa berdakwah adalah kewajiban
setiap muslim
2.2.1 Memiliki semangat berdakwah sebagai
implementasi dari pemahaman strategi
dakwah Rasulullah saw di Makkah.
3.2.1 Menganalsis substansi dakwah Rasulullah saw.
periode Makkah
4.2.1 Menganalisis strategi dakwah Rasulullah saw.
periode Makkah
5.2.1 Membuat peta konsep mengenai faktor-faktor
keberhasilan dakwah Rasulullah saw
periode Makkah
6.2.1 Menyajikan peta konsep mengenai faktor-
faktor keberhasilan dakwah Rasulullah

85
saw periode Makkah

3. 1.3.1 Menghayati nilai-nilai hijrah yang dilakukan 1. Nilai-nilai hijrah


oleh Rasulullah saw. 2. Semangat Hijrah
2.3.1 Menghayati nilai-nilai hijrah yang dilakukan ke arah yang lebih
oleh para sahabat baik.
3.3.1 Memiliki semangat hijrah ke arah yang lebih
baik sebagai implementasi dari hikmah
memahami peristiwa hijrah
4.3.1 Menganalisis faktor-faktor penyebab hijrah
Rasulullah saw.
5.3.1 Menganalisis Tujuan /tempat hijrah Rasulullah
saw
6.3.1 Menganalisis sahabat yang hijrah bersama
Rasulullah saw.
7.3.1 Menganalisis Proses hijrah Rasulullah saw
8.3.1 Memetakan faktor-faktor penyebab hijrah
Rasulullah saw
9.3.1 Memetakan Tujuan /tempat hijrah Rasulullah
saw
10.3.1 Memetakan sahabat yang hijrah Bersama
Rasulullah saw.
11.3.1 Memetakan Proses hijrah Rasulullah Saw

86
4. 1.4.1. Menghayati nilai-nilai positif yang dimiliki 1. Nilai-nilai Positif
oleh masyarakat Madinah 2. Hidup Tolong
2.4.1. Membiasakan hidup tolong menolong sebagai menolong
impelementasi dari memahami kondisi
masyarakat Madinah sebelum Islam
3.4.1. Menganalisis Kondisi Agama Masyarakat
Madinah sebelum Islam
4.4.1. Menganalisis Kondisi Sosial Masyarakat
Madinah sebelum Islam
5.4.1. Menganalisis Kondisi Ekonomi Masyarakat
Madinah sebelum Islam
6.4.1. Menganalisis Kondisi Politik Masyarakat
Madinah sebelum Islam
7.4.1. Menceritakan kondisi Agama masyarakat
Madinah sebelum Islam
8.4.1. Menceritakan kondisi Sosial masyarakat
Madinah sebelum Islam
9.4.1. Menceritakan kondisi Ekonomi Masyarakat
Madinah sebelum Islam
10.4.1. Menceritakan kondisi Politik Masyarakat
Madinah sebelum Islam
5. 1.5.1. Menghayati nilai-nilai perjuangan dakwah 1. Nilai-nilai
Rasulullah Saw pada periode Madinah Perjuangan
2.5.1. Membiasakan hidup rukun sebagai 2. Hidup Rukun
implemantasi dari memahami hubungan kaum 3. Tolong Menolong
Anshar dan Muhajirin di Madinah
3.5.1. Membiasakan tolong menolong sebagai
implemantasi dari memahami hubungan kaum
Anshar dan Muhajirin di Madinah
4.5.1. Menganalisis subtansi dakwah Rasulullah saw.
periode Madinah
5.5.1. Menganalisi strategi dakwah Rasulullah saw.
periode Madinah
6.5.1. Mempresentasikan Struktur kaum Anshor di
Madinah
7.5.1. Mempresentasikan kaum Muhajirin di
Madinah
8.5.1. Mempresentasikan hubungan antara kaum
Anshor dan Muhajirin

87
6. 1.6.1. Menghayati sikap istiqamah perjuangan as- 1. Sikap Istiqomah
sabiqunal awwalun dalam berdakwah bersama 2. Meneladani Sikap
Rasulullah saw. Mulia
2.6.1. Meneladani sifat mulia dari para sahabat
sahabat as-sabiqunal awwalun
3.6.1. Menganalisis para sahabat yang termasuk as-
sabiqunal awwalun
4.6.1. Menganalisis sifat/kepribadian para sahabat
as-sabiqunal awwalun
5.6.1. Menganalisis peran para sahabat as-sabiqunal
awwalun
6.6.1. Menceritakan sikap utama Abu Bakar sebagai
assabiqunal awwalun
7.6.1. Menceritakan sikap utama Abu Bakar sebagai
assabiqunal awwalun
8.6.1. Menceritakan sikap utama Khadijah sebagai
assabiqunal awwalun
9.6.1. Menceritakan sikap utama Ali bin aAbi Thalib
sebagai assabiqunal awwalun
10.6.1. Menceritakan sikap utama Zaid bin Haritsah
sebagai assabiqunal awwalun.
11.6.1. Menceritakan sikap utama Bilal bin Rabah
sebagai assabiqunal awwalun.
12.6.1. Menceritakan sikap utama Ummu Aiman
sebagai assabiqunal awwalun.
7. 1.7.1. Menghayati nilai-nilai jihad yang dilakukan 5. Nilai Jihad
oleh Rasulullah Saw dan Para Sahabat dalam 6. Sikap Tangguh
Fathuh Makkah 7. Sikap Semangat
menegakkan
Kebenaran
2.7.1. Memiliki sikap tangguh sebagai
implementasi dari
pemahaman peristiwa
Fathu Makkah
3.7.1. Memiliki sikap semangat menegakkan
kebenaran sebagai implementasi dari
pemahaman peristiwa Fathu Makkah
Mengidentifikasi Sahabat-sahabat yang
terkibat dalam Fathu Makkah tahun 9 Hijriyah
4.7.1. Mengidentifikasi Proses Fathu
5.7.1. Makkah tahun 9 Hijriyah
88
6.7.1. Mengidentifikasi faktor-faktor
Keberhasilan Fathu Makkah tahun 9 Hijriyah
7.7.1. Membuat peta konsep mengenai
kunci keberhasilan Fathu Makkah
8.7.1. Membuat peta konsep mengenai

Konsep Pengembangan Materi Pembelajaran SKI (Sains, Teknologi, dan Humaniora)


menurut Kurikulum Merdeka didasarkan pada pendekatan kontekstual, interaktif, dan
kreatif. Pendekatan kontekstual mengacu pada penggunaan konteks kehidupan nyata
siswa dalam pembelajaran. Pendekatan interaktif melibatkan siswa aktif dalam proses
pembelajaran dan menekankan pada kolaborasi antara siswa dan guru. Pendekatan
kreatif mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif dalam
mengembangkan ide dan solusi untuk masalah dunia nyata.
Berikutnya langkah pengembangan materi pembelajaran SKI (Sumber Daya dan
Lingkungan, Kependudukan, dan Ketenagakerjaan) menurut Kurikulum Merdeka adalah
sebagai berikut:
1. Analisis kebutuhan peserta didik
Melakukan analisis kebutuhan peserta didik terkait pembelajaran SKI, seperti
tingkat pemahaman, minat, dan tantangan yang dihadapi.
2. Penentuan kompetensi dasar dan indikator
Menentukan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran SKI yang sesuai dengan
kurikulum merdeka.
3. Pengembangan bahan ajar
Merancang bahan ajar yang dapat memenuhi kebutuhan dan memperhatikan variasi
gaya belajar siswa.
4. Pengembangan media pembelajaran
Membuat media pembelajaran yang sesuai dengan bahan ajar dan gaya belajar
siswa, seperti video, gambar, atau animasi.
5. Pengembangan metode pembelajaran
Memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, seperti
pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran kooperatif, atau pembelajaran
langsung.
6. Penilaian pembelajaran
Menentukan jenis penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
kompetensi dasar yang ditetapkan.
7. Evaluasi pembelajaran
Mengevaluasi hasil pembelajaran dan memperbaiki materi pembelajaran untuk
pembelajaran berikutnya.

89
C. Kontekstualisasi Nilai-nilai Moderasi Beragama dalam Materi Pengembangan
Materi Sejarah Kebudayaan Islam pada Kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka
belajar.
Pada Kurikulum 2013, Materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dikembangkan
dengan pendekatan integratif dan holistik yang memadukan antara pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Materi SKI pada Kurikulum 2013 mencakup lima tema besar,
yaitu: (1) Peninggalan Sejarah Islam, (2) Kerajaan Islam dan Perdagangan, (3) Islam di
Indonesia, (4) Masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah, dan (5) Perkembangan Islam di
Dunia.

Pada kurikulum Merdeka Belajar, materi SKI juga diintegrasikan dengan


pembelajaran lintas mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan keterampilan sosial, keterampilan hidup, dan kecakapan abad 21.
Selain itu, kurikulum Merdeka Belajar juga menekankan pada pembelajaran yang
inklusif dan menghargai perbedaan, serta mendorong siswa untuk memiliki sikap
kritis, mandiri, dan berkepribadian.

Kaitannya dengan moderasi, pengembangan materi SKI pada Kurikulum 2013


dan kurikulum Merdeka Belajar dapat menjadi wahana untuk mengembangkan
pemahaman siswa tentang Islam yang moderat dan inklusif. Materi SKI pada
kurikulum tersebut dapat memberikan penekanan pada nilai-nilai Islam yang
mendorong kerukunan, toleransi, saling menghargai, dan saling menghormati antar
umat beragama.

Dalam konteks moderasi, pembelajaran SKI juga dapat memberikan


pemahaman tentang bagaimana Islam mengajarkan nilai-nilai yang sesuai dengan
konteks kekinian, seperti persamaan hak, kesetaraan gender, dan hak asasi manusia.
Selain itu, pembelajaran SKI juga dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana
Islam mempromosikan sikap kritis dan mandiri, sehingga siswa dapat memahami
ajaran Islam secara komprehensif dan mengambil keputusan dengan bijaksana.

Kontekstualisasi nilai-nilai moderasi beragama dalam materi pengembangan


materi Sejarah Kebudayaan Islam pada Kurikulum 2013 dan kurikulum Merdeka
Belajar bertujuan untuk membantu siswa memahami bagaimana agama Islam
berkembang di berbagai zaman dan lingkungan budaya, serta bagaimana nilai-nilai
moderasi dalam Islam dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada Kurikulum 2013, pengembangan materi Sejarah Kebudayaan Islam


mengacu pada empat aspek pembelajaran, yaitu sikap, pengetahuan, keterampilan,
dan nilai. Materi ini memuat berbagai konten, mulai dari perjalanan hidup Nabi
Muhammad saw, masa khulafaur rasyidin, hingga era kejayaan Islam di masa
lampau. Konten-konten tersebut harus diintegrasikan dengan nilai-nilai moderasi

90
beragama yang bersifat universal, seperti kesederhanaan, keseimbangan, toleransi,
dan kedamaian.

Sedangkan pada kurikulum Merdeka Belajar, pengembangan materi Sejarah


Kebudayaan Islam didesain untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam memahami sejarah kebudayaan
Islam. Pada kurikulum ini, materi Sejarah Kebudayaan Islam disusun dengan
pendekatan "learning by doing", di mana siswa diberi kesempatan untuk melakukan
eksplorasi, observasi, dan diskusi terhadap fenomena-fenomena sejarah kebudayaan
Islam. Materi ini juga disesuaikan dengan konteks sosial budaya masyarakat setempat
dan memuat nilai-nilai moderasi beragama yang relevan dengan konteks tersebut.

Dalam kedua kurikulum tersebut, nilai-nilai moderasi beragama


diintegrasikan sebagai bagian dari pembelajaran dan pengembangan karakter siswa.
Diharapkan, melalui pengembangan materi Sejarah Kebudayaan Islam yang
kontekstual, siswa dapat memahami nilai-nilai moderasi beragama secara mendalam
dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

D. Latihan
1. Buatlah peta konsep pengembangan materi SKI !
2. Refleksikan pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran SKI
3. Diskusikanlah dengan kelompok Saudara, berkaitan dengan pengembangan
materi SKI!

E. Referensi Tambahan
1. Jouharotul Alfin, Pengembangan Materi Sejarah Kebudayaan Islam Sebagai Bahan
Ajar Literasi Membaca Di Madrasah Ibtidaiyah, Jurnal Pendidikan Agama Islam
(Journal of Islamic Education Studies) ISSN(e) 2527-4511 | Vol. 7 No. 1 (2019)
| 71-88
2. Isti’anah Abu Bakar, Pengembangan Materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Pada Madrasah Tsanawiyah, jurnal Madrasah, Vol. 4, No.2 2012
3. https://www.youtube.com/watch?v=itq5HpncjHQ

91
ANALISIS MATERI
DENGAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PENDALAMAN MATERI
PPG DALAM JABATAN 2022

Nama : Kelas :
Mahasiswa

NIM : Tema :

Judul Modul :

Sub tema :

Langkah-langkah PBL:

No Sintak/Fase Kegiatan Guru Kegiatan Peserta


Didik

1. Orientasi peserta
didik pada masalah

2. Mengorganisasi
peserta Didik

3. Membimbing
penyelidikan
individu maupun
kelompok

92
4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil

5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
dan hasil pemecahan
masalah

93
ANALISIS MATERI
DENGAN PROJECT BASED LEARNING DALAM PENDALAMAN MATERI
PPG DALAM JABATAN 2022

Nama : Kelas :
Mahasiswa

NIM : Tema :

Judul Modul :

Sub tema :

Mengidentifikasi masalah
Sosial Emosional Anak Usia
Dini

Langkah-langkah PJBL:

No Sintak/Fase Kegiatan Guru Kegiatan Peserta


Didik

1. Pertanyaan Mendasar

2. Mendesain
Perencanaan Produk

94
3. Menyusun Jadwal
Pembuatan

4. Memonitor Keaktifan
dan
Perkembangan Proyek

5. Menguji Hasil

95
6. Evaluasi Pengalaman
Belajar

96
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid Danuri. Pendidikan Akhlak dalam Perspektif Islam. Jakarta: Rajawali Press,
2008
Ahmad, Abdul Athi Muhammad. 1978. Al-Fikru as-Siasiy lil imami Muhammad Abduh.
Mesir: 1978.
Al-Banna, Hasan. t.t Muzakarat ad-Da’wah wa ad-Da’iyah. Kairo: Dar at-Tauzi’ wa an-Nasyr
al-Islamiyyah.
Al-Ahwani, Ahmad Fu`ad. 1955. Al-Tarbiyah al-Islamiyah aw al-Ta’lim fi Ra`y al-Qabisi.
Cairo: Dar Ihya` al-Kutub al-Arabiyah.
Al-Hanafi, Mushthafa Abdullah al-Qasthanthani al-Rumi. 1994. Kasyf al-Zhunun ‘an Asami
alKutub Wa al-Funun, Jilid 5. Beirut: Dar al-Fikr.
Al-Maraghi, Mustafa Kamal. 1996. Para Perintis Zaman Baru Islam. Jakarta: Mizan.
--------------, Abdullah Mustafa. 2001. Fath al-Mubin fi Tabaqat al-Ushuliyyin, terj. Husein
Muhammad. Yogyakarta: LKPSM.
Ali, M. Islamic values: A comprehensive guide for teachers and parents. IBTS Publishers,
2012
Ali, S. Islamic culture: a socio-cultural and historical analysis. Journal of Islamic Studies
and Culture, 1(2), 28-35, 2011
Aliyudin. 2008. Sketsa Dakwah Islam Di Eropa Barat, Jurnal Ilmu Dakwah, 4 (11).
Amin, Ahmad. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2017
Anonim. 1983. Isybiliyah Humsh al-Gharb wa Tuhfah al-Majd, Majalah al-Wa’y al-Islami, Edisi
252, Dzulqaidah 1405. Kuwait.
Arif, Mohammad. 2017. Studi Islam Dalam Dinamika Global, Kediri: STAIN Kediri Press.
Asy’ari, Hasyim. 2018. Renaisans Eropa dan Transmisi Keilmuan Islam ke Eropa. JUSPI:
Jurnal Sejarah Peradaban Islam. 2 (1).
Asy-Syaibany, Abdul Karim. Sejarah Kebudayaan Islam: Suatu Kajian Epistemologis.
Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2012
Asy-Syurbaji, Ahmad Hasan. 1998. Al-Imam asy-Syahid Hasan al-Banna Mujaddid al-Qarn
arRabi’ Asyr al-Hijry. Iskandariyah: Dar ad-Dakwah.
Badri, Yatim. 2003. Sejarah Peradaban Islam. PT: Gravindo Persada.
Baqir, Haidar. 1989. Jejak-jejak sains Islam Dalam Sains Modern. Jurnal Qur’an, edisi Juli
September 1989. Jakarta.
Cerita Masjid Pertama di Australia yang Seperti Gubuk. Online:
https://travel.detik.com/international-destination/d-3232158/cerita-masjid-
pertama-di-australia-yang-sepertigubuk.
Dinasti-Dinasti Islam di Afrika. Online: https://www.republika.co.id/berita/dunia-
islam/islamnusantara/17/12/27/p1m4py313-dinastidinasti-islam-di-afrika.
Esposito, John L. 2002. Ensiklopedia Oxpord, Dunia Islam Modern, Jilid II Bandung: Mizan.
________. 2004. Islam Warna Warni: Ragam Ekspresi Menuju Jalan Lurus. Terj. Arif Maftuhin,
Jakarta: Paramadina.

97
Fauzi, Ihsan Ali Fauzi dan A.E. Priyono. Islam di Dunia Barat dalam Ensiklopedia Tematis
Dunia Islam Jilid VI. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
Nasution, Harun. Islam ditinjau dari berbagai aspeknya. Jakarta: UI Press.
Hamzah, Andi Muhammad. Sejarah Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Ombak. 2016
Hawi, A. 2016. Pengembangan Islam di Afrika Utara dan Peradabannya. Medina-Te: Jurnal
Studi Islam, 14 (1), 61-68. Online:
https://www.jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/
medinate/article/download/1146/965.
Hourani, Albert. Arabic Thought In The Liberal Age 1798-1939. London: Oxford University
Press.
Huda, Choirul. 2013. Pemikiran Ekonomi Bapak Ekonomi Islam; Ibnu Khaldun Volume IV/Edisi
1/Mei 2013. Conomica.
Ibrahim, Q.A. dan Saleh, M.A. 2014. Buku Pintar Sejarah Islam: Jejak Langkah Peradaban Islam
dari Masa Nabi hingga Masa Kini. Terj. Zainal Arifin. Jakarta: Penerbit Zaman
Ikhwanul Khabibi–detikNews, https://news.detik.com/internasional/d-
3236833/sejarahmasuk-dan-berkembangnya-islam-di-australia, Minggu 19
Juni2016,12:15 WIB
Imam Pratio. SEJARAH ISLAM DI AUSTRALIA
https://islam33.wordpress.com/2011/04/08/sejarah-islam-di-australia/, 8 April
2011 )
I.S.M Darsh, 1980. Muslim in Europa, Ta-ha Publisher, London.
Jayanya Islam di Afrika dan Sub Sahara Berkat Jasa Pedagang. Online:
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/dunia/18/04/11/p70qll313-
jayanya-islam-di-afrika-dansub-sahara-berkat-jasa-pedagang.
Jejak Peradaban Islam di Tanah Afrika. Online:
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
digest/17/12/27/p1m49q313-jejak-peradaban-islam-di-tanah-afrika.
John L. Esposito, 2001. Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern Jilid 2. Bandung: Mizan, hlm.
397}
Jorgen S. Nielsen, 1992. Muslim in Western Europe. Edinburgh, h. 12.
Kartono, Kartini. Pembelajaran Sejarah di Era Digital: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Deepublish. 2019
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku Panduan Merdeka Belajar Madrasah:
Kurikulum 2021. Jakarta: Kemdikbud.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi , Kurikulum Merdeka.
Modul Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kurikulum Merdeka.
Jakarta: Kemendikbudristek, 2021
Ketteni, M. Ali. 2005. Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

98
M. Amin Abdullah. Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Peradaban.
Jakarta: Rajawali Pers, 2006
Ma’arif, Ahmad Syafi’i. 1996. Ibnu Khaldun dalam Pandangan Penulis Barat dan Timur.
Jakarta: Gema Insani Press.
Maksum, A., & Mardiah, N. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bumi
Ratu Nuban Lampung Timur. Jurnal Pendidikan Sosiologi, 7(1), 16-26, 2019.
Marniati, Agung Sasongko, 3 Masjid Bersejarah Di Afrika,
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
digest/16/12/13/oi4az1313-3masjid-bersejarah-di-afrika, Selasa 13 Des 2016 16:42
WIB}
Mahdi, Muhsin. 1971. Ibnu Khaldun’s Philosophy of History. Chicago: TheUniversity of
Chicago Press.
Maryam, Siti, (Ed.). 2003. Sejarah Peradaban Islam; dari Masa Klasik Hingga Modern.
Yogyakarta: LESFI.
Marshall G. S. Hodgson, The Venture of Islam, Volume 2: The Expansion of Islam in the
Middle Periods, Chicago: University of Chicago Press, 1974
Mengintip Kehidupan Muslim di Afrika Selatan, Kental dengan Budaya Indonesia.
Online:
https://lifestyle.okezone.com/read/2018/01/05/406/1840857/mengintip-
kehidupanmuslim-di-afrika-selatan-kental-dengan-budaya-indonesia.
Minneapolis: University of Minnesota Press, 1993
Misbah, Muhammad. 2015. Kontribusi Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna Terhadap
Pemikiran Islam Modern, Fikrah, 3 (2).
Mugiyono. Perkembangan Pemikiran dan Peradaban Islam dalam Perspektif Sejarah, JIA/Juni
2013/Th.XIV/ Vol. 1. Nomer 1.
Mulyana, Deddy. 1988. Islam di Amerika; Suka Duka Menegakkan Agama. Bandung: Pustaka.
Munjin. 2009. Muslim Minoritas Dan Wacana Gender Di Australia, Jurnal Studi Gender &
Anak Pusat Studi Gender STAIN Purwokerto, 4 (1).
https://www.republika.co.id/berita/shortlink/34670, Rabu, 27 Februari 2008.
Muslim. 2016. Konfigurasi Pemikiran Al-Qabisi Tentang Pendidikan Islam, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia Potensia: Jurnal Kependidikan
Islam, 2 (2).
Muslim di Australia.
Online:http://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/muslim_di_
australia.html
Najmuddin, Ahmad. Kritik Kurikulum Sejarah: Dari Kewirausahaan Sejarah Menuju
Sejarah Kritis. Jakarta: Prenadamedia Group. 2015
Narulita, S. 2016. Dakwah Interkultural di Australia: Potret Dakwah di 3 Kota: Melbourne,
Canberra dan Sydney. Jurnal Studi Al-Quran, 12 (1), 34-48. Online:
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jsq/article/view/3824.

99
Nasir, Gamal Abdul. 2003. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam Menurut Ibn Sahnun, al-Qabisi
dan Ibn Khaldun. Kuala Lumpur: Cergas.
Nasution, Harun. 1992. Pembaharuan dalam Islam: Sejarah pemikiran dan gerakan, Cet ke II.
Jakarta: PT. Bulan Bintang.
Peradaban Bugis-Makassar ditemukan dalam lukisan kuno Australia. Online:
https://makassar.terkini.id/ peradaban-bugis-makassar-ditemukan-dalam-
lukisan-kuno-australia/
Pramono, M.F. dan Martono, E. 2011. Harmoni Nilai Agama dan Nilai Ilmiah: Belajar
Pengalaman Dunia Islam Dan Eropa.
Jurnal At-Ta’dib, 6(2),205-222.Online:
https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tadib/article/view/556/493.
Putri, R.H. 2016. Sejarah Islam di Inggris yang Terlupakan. Historia. Online:
https://historia.id/agama/articles/sejarah-islam-di-inggris-yang-terlupakan-
6aeL1.
Richard Bulliet, The Case for Islamo-Christian Civilization, New York: Columbia
University Press, 2004
Ruth Vania C, http://www.tribunnews.com/internasional/2015/12/11/inilah-tokoh-
tokoh-muslim-yang-penting-dan-berjasa-di-as?page=all, Minggu, 16
Desember2018}
Saefuddin, Azhar. Sejarah Kebudayaan Islam: Relevansi dan Prospeknya di Indonesia.
Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2016
Setiawan, E., & Susanti, N. Pengembangan Materi Sejarah Islam Berbasis Pendekatan
Saintifik untuk Siswa SMA/MA Kelas XI Semester 1. Jurnal Pendidikan Sejarah,
9(1), 1-11, 2020.
Shihab, M. Quraish. 1994. Studi Kritis Tafsir Al-Manar. Bandung: Pustaka Hidayah.
Shihab, M. Quraish. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Lentera Hati, 2008
Smith, Jane. t.d. "Pola-pola Imigrasi Muslim" dalam Jurnal Kehidupan Muslim di
Amerika.
Sou'yb, Joesoef, Agama-Agama Besar Di Dunia. Jakarta: Al Husna Dzikra, 1996.

Sulaiman, Muhammad. Pengembangan Pembelajaran Sejarah Berbasis Potensi Lokal.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2014
Sulaiman, R. 2014. Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali
Pers.
Sunanto, Musyrifah. 2003. Sejarah Islam Klasik. Jakarta Timur: Penada Media.
Suriana. Dimensi Historis Pendidikan Islam (Masa Pertumbuhan, Perkembangan,
Kejayaan, dan Kemuduran). Jurnal Pionir, 1 (1).
Suwito. 2005. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
-----------, Fauzan. 2008. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Perdana Media
Group.
Syalabi, Ahmad. 1979. Mausu’ah al-Tarikh al-Islami wa al-Hadharah al-Islamiyah, jilid 4. Kairo:
Maktabah al-Mishriyah.
100
Thohir, Ajid. 2009. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Edisi II. Jakarta:
Rajawali Pers.
Tuan Guru dan Masjid Pertama di Afrika Selatan. Online: http://www.pikiran-
rakyat.com/luarnegeri/2010/07/08/117450/tuan-guru-dan-masjid-pertama-di-
afrika-selatan.
Ubadah, Peradaban Islam Di Spanyol dan Pengaruhnya Terhadap Peradaban Barat jurnal.
Hunafa Vol. 5, No. 2, Agustus 2008.
Watt, W. Montgomery 1990. Kejayaan Islam: Kajian kritis dari tokoh orientalis. Yogyakarta:
Tiara Wacana.
Usman, Muhammad Noroddin. 2003. Menanti Detik-detik Kematian Barat. Solo: Era
Intermedia.
Yahya, Harun. Islam; Agama yang Paling Cepat Berkembang di Eropa.Edisi Artikel diakses
dari Internet pada tanggal 18 Mei 2017.
Yatim, Badri. 2000. Sejarah Peradan Islam. Jakarta: Raja Grafindo.
Zainal Abidin Ahmad. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2010
Zarkasy, Hamid Fahmy. Akar Kebudayaan Barat. Jurnal Kalimah. Gontor. Vol. 11, No. 2,
September 2013.

101

Anda mungkin juga menyukai