PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
( UU. NO. 20 TAHUN 2003 ) Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yakni manusia yang beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, dan mempunyai
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sejalan dengan UU diatas rumusan tujuan pendidikan nasional sangatlah relevan dengan
rumusan tujuan Pendidikan agama Islam yaitu membentuk manusia Indonesia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian
dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama, dan ditujukan untuk berkembangnya
kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama
yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Dengan adanya mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam diharapkan para siswa dapat
memahami dengan seksama tentang perjalanan agama islam mulai darisejarah masyarakat Arab
pra-Islam, kelahiran Rosulullah hingga setelah wafatnya Rosulullah, dan
perkembangannya. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat
digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Standar kopentesi lulusan sejarah kebudayaan islam madrasah ibtidaiyah.
2. Tujuan mempelajari sejarah kebudayaan islam di madrasah ibtidaiyah.
3. Ruang lingkup mempelajari sejarah kebudayaan islam
4. SK dan KD sejarah kebudayaan islam
1
BAB II
PEMBAHASAN
KURIKULUM SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
PADA MADRASAH IBTIDAIYAH
A. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Pada Madrasah
Ibtidaiyah.
I. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada
Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
1. Mengenal peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw ke Yasrib
2. Memahami keperwiraan Nabi Muhammad saw
3. Mengenal peristiwa Fathu Makkah
4. mengidentifikasi peristiwa akhir hayat rosululloh saw
5. Mengenal sejarah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq
6. Mengenal sejarah Khalifah umar bin Khattab
7. Mengenal sejarah Khalifah Usman bin Affan
8. Mengenal sejarah khalifah Ali bin Abi talib
9. Mengenal sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah
2
B. Tujuan Sejarah Kebudayaan Islam di MAdrasah Ibtidaiyah.
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran
PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan
para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat
Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, sampai dengan masa
Khulafaurrasyidin. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islammemiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untukmengenal, memahami,
menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat
digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan
ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW
dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
2. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang
merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
3. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar
dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah
Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.
5. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-
peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya
dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
3
Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi :
1. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi
Muhammad SAW.
2. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan dan
ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi Muhammad SAW, hijrah Nabi
Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
3. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan Nabi Muhammad
SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW.
4. Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin.
5. Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing.
4
Kelas III, Semester 2
5
Kelas IV, Semester 2
Kelas V, Semester 1
6
Kelas V, Semester 2
7
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
3. Mengenal sejarah khalifah Utsman bin
3.1 Menceritakan silsilah, kepribadian Utsman bin
Affan Affan dan perjuangannya dalam dakwah Islam
3.2 Menunjukkan contoh-contoh nilai-nilai positif
dari khalifah Utsman bin Affan
3.3 Meneladani nilai-nilai positif dari kekhalifahan
Utsman bin Affan
8
BAB III
ANALISIS
Berdasarkan pembahasan dokumen kurikulum mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
pada Madrasah Ibtidaiyah yang terdiri dari ; standar kompetensi lulusan (SKL), struktur kurikulum
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, tujuan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, ruang
lingkup mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
(KD) mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, maka penulis berupaya untuk menelaah dan
menganalisa sebagian dari komponen-komponen tersebut melalui pendekatan kurikulum KTSP
dan konsep pendidikan Islam sebagai berikut :
A. Materi pembelajaran SKI MI
Materi sejarah kebudayaan Islam biasanya berisi kisah dan peristiwa masa lalu yang
bisa dijadikan teladan untuk masa kini. Dalam SK KD SKI untuk jenjang pendidikan dasar Islam
(MI), mata pelajaran ini diberikan kepada peserta didik mulai kelas 3 sampai kelas 6. Materinya
antara lain kehidupan masyarakat Arab pra-Islam, kisah perjuangan Nabi Muhammad SAW, dan
kisah khulafaurrasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib).
Menurut penulis, beban belajar peserta didik MI sudah sangat berat karena mata
pelajaran yang ada lebih banyak dibanding SD. Apabila beban belajar siswa SD sudah dianggap
terlalu banyak, bagaimana dengan beban belajar siswa MI? Minimal di MI ada tambahan mata
pelajaran Bahasa Arab dan rumpun PAI (Aqidah Akhlak, Fiqh, Quran Hadits, dan SKI). Tentu
saja hal itu akan semakin memberatkan peserta didik MI. Sejarah Kebudayaan Islam dapat
diintegrasikan dalam mata pelajaran quran hadits atau aqidah akhlak. Dengan demikian beban
belajar peserta didik tidak akan terlalu banyak yang kadang melebihi kemampuan fisik dan
psikisnya.
Secara umum Standart Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum
pada dokumen kurikulum mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam telah memenuhi beberapa
unsur yang diharapkan untuk terwujudnya tujuan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
sebagaimana seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Namun menurut pendapat penuis masih ada
9
beberapa hal yang perlu dicermati kembali antara lain dari table Setandar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar diatas, penulis menganalisa pada table Kompetensi Dasar diatas dari kelas III
semester I sampai dengan kelas VI semester II disana terdapat Kata Kerja Oprasional yaitu
(MENCERITAKAN) yang mana Kata Kerja Oprasional ini mulai dari kelas III semester I sampai
dengan kelas VI semester II ditulis sebanyak sebelas kali. Menurut hemat penulis Kata Kerja
Oprasional (MENCERITAKAN) ini secara langsung hanya akan membuat Guru terfokus pada
satu Metode Pembelajaran saja yaitu Metode Ceramah, karena disana diintruksikan dengan Kata
Kerja Oprasional (MENCERITAKAN). Yang mana seharusnya menurut hemat penulis Kata Kerja
Oprasional (MENCERITAKAN) ini dapat menggunakan Kata Kerja Oprasional lainnya yaitu
(MENJELASKAN), sehingga dalam penggunaan atau pemilihan Metode dapat lebih fleksibel atau
tidak kaku.
10
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
1) Pada MI ada tambahan mata pelajaran Bahasa Arab dan rumpun PAI (Aqidah Akhlak,
Fiqh, Quran Hadits, dan SKI). Tentu saja hal itu akan semakin memberatkan peserta
didik MI. Sejarah Kebudayaan Islam dapat diintegrasikan dalam mata pelajaran quran
hadits atau aqidah akhlak. Dengan demikian beban belajar peserta didik tidak akan
terlalu banyak yang kadang melebihi kemampuan fisik dan psikisnya.
2) Didalam table Kompetensi Dasar ada banyak Kata Kerja Oprasional
(MENCERITAKAN) ini secara langsung hanya akan membuat Guru terfokus pada
satu Metode Pembelajaran saja yaitu Metode Ceramah, karena disana diintruksikan
dengan Kata Kerja Oprasional (MENCERITAKAN). Yang mana seharusnya menurut
hemat penulis Kata Kerja Oprasional (MENCERITAKAN) ini dapat menggunakan
Kata Kerja Oprasional lainnya yaitu (MENJELASKAN), sehingga dalam penggunaan
atau pemilihan Metode dapat lebih fleksibel atau tidak kaku.
3) Mengenai materi yang membahas tentang peperangan-peperangan dalam islam ada
kehawatiran dari penulis kepada persepsi peserta didik tentang perkembangan islam
yang tidak terlepas dari peperangan-peperangan. Seperti adanya Isu-isu yang
dihebuskan oleh orang-orang yang benci kepada Islam yang tidak bertanggung jawab
mengatakan Bahwa islam adalah agama yang disebarkan dengan Kekerasan dan
Peperangan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12