Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH STUDI HUKUM ISLAM

MAZHAB MALIKI

Dosen Pengampu : DR. H Hasbullah Ahmad. MA

KELAS : I B ( IAT )

DI SUSUN OLEH:

SADAM HUSEIN (301180047)

KHOZIN NAWAWI ( 301180044)

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2018

1
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Malik bin Anas Al-ashbabi Al-madani lahir pada tahun 93 H dan wafat
pada tanggal 179 H. Ia hidup dimadinah dan tidak pernah kemana-mana kecuali
beribadah haji ke makkah. Pengagum imam malik memutuskan bahwa imam
malik dulu berada dalam kandungan ibunya selama 3 tahun. Tetapi tidak jelas apa
alasannya imam malik semasa hidupnya sebagai pejuang demi agama dan umat
islam seluruhnya. Imam malik dilahirkan pada zaman pemerintahan Al-walid bin
Abdul malik Al-umawi.

B. Rumusan Masalah

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Mahdzab


maliki:

a. Bagaimana biogarafi pendiri mahdzab?

b. Siapa saja pengikut dalam mahdzab?

c. Apa Apa saja sumber-sumber hukumnya?

d. Apa metodologi istinbath hukum?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah

Mazhab Maliki merupakan mazhab fikih dalam Islam yang masih bertahan
hingga hari ini. Dirintis oleh Imam Malik bin Anas (wafat 179 H.) di Madinah.
Pengikutnya menyebar ke Mesir, Tunisia, Maroko hingga Andalusia (Spanyol).

Imam Malik lahir di Madinah pada tahun 93 Hijriyah, di era pemerintahan Dinasti
Umayyah. Beliau mengalami masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz (w. 101
H.) yang membuatnya terkesan. Ketika kekuasaan telah beralih kepada Dinasti
Abbasiyyah, ada yang bertanya apakah rakyat harus membela pemerintah atau
memberontak bersama para pemberontak.

Imam Malik menjawab, "Jika mereka memberontak kepada pemerintah seperti


Umar bin Abdul Aziz, maka bergabunglah dengan pemerintah memerangi
pemberontak. Jika tidak, maka tinggalkan mereka. Allah akan menghukum
penguasa yang lalim dengan oposan yang juga lalim. Kemudian Allah akan
menghukum keduanya."

Abu Zahrah menjelaskan, pada dasarnya, penguasa pada masa Imam Malik, baik
pemerintahan Umayyah maupun Abbasiyyah, sudah melenceng dari garis
kekhalifahan. Kekhalifahan mengatur perpindahan kekuasaan didasarkan kepada
musyawarah yang demokratis.1

Namun, dalam praktiknya yang terjadinya adalah pewarisan kekuasaan dari ayah
ke anak yang mencerminkan sistem monarkhi. Jika tidak demikian, biasanya
perpindahan kekuasan terjadi melalui proses kudeta. Karena itu, Imam Malik
memandang kekuasaan apapun saat itu adalah kekuasaan yang lalim dan
menyimpang dari rel syariah.

Hidup pada dua masa yang penuh gejolak, Imam Malik tetap dapat memperoleh
pendidikan yang baik di kota Madinah.

Madinah menjadi tempat belajar Imam Malik, tak ada yang lain. Sebab, Madinah
telah menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan Islam. Justru orang-orang
dari luar Madinah harus datang ke kota tersebut untuk belajar tentang Islam.

Ketekunan Imam Malik mengantarkannya menjadi ulama kharismatik yang


menarik perhatian banyak orang. Baik dari kota Madinah maupun luar Madinah.

1
Ash. Syurbasi, Dr. Ahmad, Sejarah dan biografi empat madhzab,( Jakarta : 2008) hal 31.

3
Di sinilah Imam Malik mengajarkan ajaran Islam, dasar-dasar hukum dan metode
perumusan hukum Islam.

B. Sejarah Perkembangannya

Ada 3 hal yang membantu perkembangan mazhab Maliki.

1. Pertama, pemikiran Imam Malik terkodifikasi dengan baik.

Imam Malik menulis kitab yang memuat pandangan-pandangan fikihnya.


Salah satunya adalah kitab Al-Muwaththa', yang berisi hadis-hadis Nabi
Muhammad SAW. dan fatwa para sahabatnya yang menjadi dasar fatwa Imam
Malik.

Karena isinya didominasi hadis-hadis Nabi, banyak pihak yang menyebut


Al-Muwaththa' sebagai karya bidang hadis dibanding sebuah karya dalam fikih.
Karya lain Imam Malik adalah kitab Al-Mudawwanah. Kitab ini membuat fatwa-
fatwa Imam Malik yang mencapai kurang lebih 6200 fatwa, yang disusun dengan
sistem berdasar tema-tema fikih seperti yang dikenal saat ini.

Jika kitab-kitab tersebut diamati, dengan mudah kita menemukan jawaban


mengapa mazhab Malik sering dijuluki dengan mazhab Ahlul Atsar atau Ahli
Hadis. Seringkali sebutan ini dibandingkan dengan mazhab Ahlur Ra'yi, yang
merujuk kepada Mazhab Hanafi.

Dalam beberapa abad, mazhab Maliki dan mazhab Hanafi bersaing


memperebutkan pengaruh masyarakat Muslim seperti dapat ditemukan di Afrika
Utara dan Andalusia.

2. Kedua, murid-murid Imam Malik berdedikasi menyebarkan


fatwa dan metode berfikir mazhab. Abu Zahrah dalam buku Tarikh
Al-Madzahib Al-Islamiyyah mencatat di antara murid Imam Malik
yang berjasa menyebarkan mazhabnya ke Mesir adalah Usman bin
Hakam Al-Judzami (w. 163 H.), Abdurrahman bin Al-Qasim (w. 191
H.), dan Abdurrahim bin Khalid (w. 163 H.).

Usman bin Hakam Al-Judzami membawa fikih aliran Maliki ke Mesir.


Usaha menyebarkan Mazhab Maliki dilanjutkan Abdurrahman bin Al-
Qasim. Pada era Abdurrahman bin Al-Qasim, Mazhab Maliki berhasil

4
menggeser dominasi Mazhab Hanafi yang terlebih dahulu
berkembang.2

Pada tahun 200 Hijriah, Mazhab Syafi'i menggeser dominasi Mazhab


Maliki. Sekalipun bersaing dengan Mazhab Syafi'i, pengaruh Mazhab
Maliki masih cukup kuat dibanding Mazhab Hanafi. Keduanya
menjadi dua mazhab yang paling banyak dianut di Mesir.

Al-Maqrizi mencatat kedua mazhab ini selalu menjadi rujukan umat


muslim di Mesir. Ulama kedua mazhab mengisi posisi-posisi penting
dalam kehakiman.

3. Ketiga, keterlibatan penguasa dalam penyebaran mazhab. Hal ini


dapat dipotret dalam perkembangan Mazhab Maliki di wilayah Afrika
Utara, dan Andalusia.

Wailayah Afrika Utara, seperti Tunisia dan sekitarnya pada mulanya


didominasi pengikut Mazhab Hanafi. Belakangan, pengaruhnya
digeser oleh Mazhab Maliki.

Mazhab Maliki mencapai puncak pengaruhnya ketika Al-Mu'izz bin


Badis (w. 454 H.)menguasai Tunisia dan sekitarnya. Keterlibatan
kekuasaan dalam penyebaran Mazhab Maliki juga terjadi di Andalusia.

Abu Zahra mencatat, Yahya bin Yahya Al-Laitsi (w. 234 H.), murid
Imam Malik punya hubungan dekat dengan penguasa Dinasti
Umayyah di Andalusia. Beliau diangkat menjadi hakim berpengaruh.
Pengangkatan hakim baru selalu melalui rekomendasi beliau.

Sampai saat ini, Mazhab Maliki masih mendominasi praktik


keagamaan umat Islam di Afrika Utara dan pantai barat Afrika,
Maroko. Di antara praktik keagamaan yang dipengaruhi Mazhab
Maliki di negeri tersebut adalah penggunaan batu sebagai media
bersuci dan azan tiga kali sebelum salat.

Di setiap masjid hampir selalu ada batu yang disediakan untuk


tayamum, cara mensucikan diri ketika tidak ada air untuk wudu.
Dalam Mazhab Syafi'i, yang banyak dianut masyarakat muslim di
Indonesia, tayamum hanya boleh dengan menggunakan debu.
2
Zuhri, Ir. Muh. Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah,( Jakarta : PT Raja Grafindo persada,1996).

5
Sedangkan dalam Mazhab Maliki mengizinkan tayamum dengan
benda-benda yang berasal dari bumi seperti batu.

Sebelum salat wajib, azan dikumandangkan tiga kali. Praktik ini


termasuk masalah khilafiyah (perbedaan pendapat) bahkan di kalangan
ulama Mazhab Maliki.

Sebagian ulama Mazhab Maliki menggolongkannya dalam amalan


bidah. Sebagian lain membolehkan dengan sejumlah argumen. Salah
satunya, penambahan azan dalam pelaksanaan salat Jumat.
Rujukannya sejarah Islam.

Pada masa Nabi Muhammad, salat Jumat dimulai dengan dua kali
azan. Namun, pada masa Usman bin Affan, ditambahkan satu azan lagi
yang sering disebut "azan ketiga". Selain itu, pada masa Nabi saw.
beliau memerintahkan tiga orang muazin untuk mengumandangkan
azan. Ada kemugkinan ketiganya mengumandangkan azan secara
berurutan atau secara bersamaan. Dengan demikian, praktik semacam
ini telah berlangsung sejak masa Rasulullah saw.

6
C. dasar – dasar mazhab maliki dan perbedaan dengan mazhab lain dalam
penentuan hukum

Mazhab ini berbeda daripada tiga mazhab yang lain kerana terdapat
tambahan kepada sumbernya. Selain menggunakan Al Qur‟an, hadis, ijma‟ dan
qiyas, Imam Maliki juga menggunakan amalan orang Islam Madinah pada
zamannya itu sebagai sumber tambahan. Mengikuti arahan Imam Malik,
merupakan juga amalan orang Madinah dilihat sebagai sunnah yang hidup seakan
memandang Nabi Muhammad berhijrah, tinggal dan wafat di Madinah, dimana
kebanyakan sahabat Nabi tinggal di Madinah. Kesannya, hadits yang dikaji oleh
mazhab ini agak berbeda daripada mazhab yang lain.

a.Dasar-dasar pokok dari Mazhab Maliki yaitu berpegang pada:

1) Al Qur‟an;
2) Sunnah Rasul SAW yang dipandang sah;
3) Ijma‟ Ahl Madinah (kadang menolak hadits yang berlawanan atau tidak
diamalkan oleh para ulama Madinah);
4) Qias (kias / analogi / membandingkan);
5) Istislah. (istilah fikih, yaitu pendapat bahwa sesuatu
Adalah salih karena berfaedah, bijak untuk kepentingan dan keperluan umum)

Mazhab ini banyak penganutnya di Tunisia, Tripoli, Maroko, Aljazair, Mesir Atas
dan beberapa daerah Afrika

b. Sumber-sumber hukum

Imam maliki rohimallah membangun mahdzabnya di atas dua puluh dalil,


Sebagaimana dikutip dari perkataan para ulama mahdzab maliki. Ke dua puluh
dalil tersebut yaitu:

1. Nash Al-Qur‟an
2. Keumuman Al-Qur‟an, Yakni dhohir Al-qur‟an
3. Mafhum Al-Qur‟an, yakni mafhum muwafaqohnya
4. Tambih Al-Qur‟an, yakni memperhatikan „ilat (sebab) suatu ayat seperti
firman Allah, “Karena sesungguhnya semua itu kotor (najis)”.(Al-an‟am:145)3

3
Aga, Nur hadi. Sejarah Fiqih Islam,(Jakarta : 2003) hal 38.

7
. Metodologi Istimbat Hukum Madzhab Imam Maliki

1. Terkenal dengan fiqih hadits

2. Pendiri Imam malik Anas (93-179 H)

3. Metodologi Pengambilan Hukum

• Al-Qur‟an

• Sunnah

• Amal ahli Madinah

• Fatwa Sahabat

• Qiyas

• Mashlah Mursalah

• Istihsan

• Dzara‟i

Pengertian Istinbath (ijtihad) hukum dan macamnya:

Dua macam Ijtihad:

a. Tanqihul manath : penerapan hukum syar‟i pada suatu obyek kasus (ijtihad
dalam penerapan hukum)

b. Tahqiqul manath : Penggalian hukum syar‟i

Syarat-syarat untuk melakukan ijtihad:

Mengetahui makna ayat-ayat ahkam secara bahasa dan syara‟

Mengetahui nasakh mansukh dalam Al-qur‟an dan sunnah

Mengetahui masalah-masalah ijma‟ dan tempat-tempatnya

Mengetahui qiyash dan syaratnya „ilat-„ilat hukum dan cara-cara istimbat dari
teks-teks, maslahat dan pokok-pokok syari‟at

Metodologi Hukum dari masa ke masa:

• Istimbat hukum dari masa nabi SAW

• Istimbat hukum pada masa sahabat

8
• Istimbat hukum pada masa madhzab-mahdzab

• Istimbat hukum di era kontemporer

Ilmu Fiqih Dalam Kehidupan Sehari-hari

Fiqih secara Etimologi adalah berasal dari bahasa arab yang berarti
pemahaman atas sesuatu.Sedangkan menurut Istilah adalah hukum syara'
mengenai perbuatan(manusia)yang diamali dengan praktikal melalui dalil dalil
Al-Qur'an dan Hadits.

Fiqih dalam kehidupan sehari-hari sangat penting bagi umat Islam sebagai
pedoman atau tuntunan bagi orang-orang awan.Selain itu didalam Ilmu Fiqih
banyak dijelaskan secar rinci syar'iat-syari'at didalam Islam.

Didalam kehidupan sehari -hari,Fiqih sangat penting karna separuh dari


kehidupan berasal dari ilmu tersebut,antara lain:4

 Mengenai najis baik ringan atau besar.


 Adab-adab dalam wudhu,buang air DLL.
 Tata cara sholat baik wajib ataupun sunnah.
 Azan&Iqomah.
 Puasa wajib atau sunnah.
 Haji atau Umroh.

Ada 4 mazhab yang terdapat dalam Islam,yaitu:

 Imam Abu Hanifah


 Imam Malik bin Annas
 Imam Muhammad bin Idris
 Imam Ahmad bin Hambal

Sedangkan dasar-dasar atau sumber suatu ilmu Fiqih adalah:

 *Al-Qur'an
 Hadits
 Ijma'
 Qiyas

4
http://diahhasanah1996.blogspot.com/2013/11/ilmu-fiqih-dalam-kehidupan-sehari-hari.html
Di ambil pada tanggal 25 desember 2018

9
BAB III

KESIMPULAN

a.Mazhab Maliki merupakan mazhab fikih dalam Islam yang masih bertahan
hingga hari ini. Dirintis oleh Imam Malik bin Anas (wafat 179 H.) di Madinah.
Pengikutnya menyebar ke Mesir, Tunisia, Maroko hingga Andalusia (Spanyol).

Imam Malik lahir di Madinah pada tahun 93 Hijriyah, di era pemerintahan


Dinasti Umayyah. Beliau mengalami masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz
(w. 101 H.) yang membuatnya terkesan. Ketika kekuasaan telah beralih kepada
Dinasti Abbasiyyah, ada yang bertanya apakah rakyat harus membela pemerintah
atau memberontak bersama para pemberontak.

b. sumber-sumber hukum

Imam maliki rohimallah membangun mahdzabnya di atas dua puluh dalil,


Sebagaimana dikutip dari perkataan para ulama mahdzab maliki. Ke dua puluh
dalil tersebut yaitu:

1. Nash Al-Qur‟an

2. Keumuman Al-Qur‟an, Yakni dhohir Al-qur‟an

3. Mafhum Al-Qur‟an, yakni mafhum muwafaqohnya

4. Tambih Al-Qur‟an, yakni memperhatikan „ilat (sebab) suatu ayat seperti


firman Allah, “Karena sesungguhnya semua itu kotor (najis)”.(Al-an‟am:145)

10
DAFTAR PUSTAKA

Ash. Syurbasi,Dr. Ahmad. Sejarah dan biografi empat madhzab. Jakarta: Amzah,
2008.

Zuhri, Ir. Muh. Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah. Jakarta: PT Raja Grafindo
persada,1996.

Aga, Nur hadi. Sejarah Fiqih Islam. Jakarta: pustaka Al-kautsar, 2003.

11

Anda mungkin juga menyukai