PENDAHULUAN
Gandum dan olahannya seperti tepung terigu merupakan salah satu makanan
berbasis tepung terigu merambah cepat ke berbagai negara. Tepung terigu pada
umumnya masih berupa butiran biji gandum. Lalu diproses dengan pencucian,
terigu yang halus dan berwarna putih (Bogasari, 2011). Tepung terigu adalah
tepung atau bubuk halus yang berasal dari bulir/biji gandum yang dihaluskan,
biasanya digunakan untuk pembuatan mie, kue dan roti. Tepung terigu
mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam
air. Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan
dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu (Aptindo,
2012).
tepung terigu telah mencapai 4,15 juta metric ton, sehingga konsumsi tepung
terigu nasional ditahun 2019 dapat meningkat 6%. Konsumsi tepung terigu yang
terus meningkat diikuti pula oleh meningkatnya angka impor gandum yang
5
merupakan bahan baku pengolahan tepung terigu. Hal ini dapat merugikan karena
mengurangi devisa negara yang cukup besar. Selain itu, tidak semua orang dapat
Salah satu upaya untuk mengurangi konsumsi tepung terigu atau gluten
tanaman semusim yang berarti satu kali tanam, satu kali panen dan tumbuh baik di
sangat rendah kandungan lemak dan kaya serat kasar. Serealia juga kaya vitamin
(vitamin E dan B kompleks ), serta mineral (besi, magnesium, dan seng). Serealia
yang banyak tumbuh di Indonesia adalah padi (beras), jagung, gandum, barley dan
sorgum. Serealia yang tidak mengandung gluten antara lain: beras, sorgum, millet,
Tanaman sorgum telah lama dan banyak dikenal oleh petani Indonesia khususnya
6
bagian timur, sorgum ditanam selama 100-110 hari. Sorgum di Indonesia
memiliki produktivitas tinggi dengan rata-rata 5-7 ton/panen/ha, lebih tinggi dari
pada padi, gandum, dan jagung. Masyarakat Indonesia mengenal sorgum dengan
sorgum juga masih sederhana. Selama ini sorgum digunakan untuk alternatif
pengganti nasi, belum banyak pengolahan dan kreasi sorgum menjadi produk
penepungan sorgum. Tujuan dari penepungan sorgum yaitu dapat dibuat produk
sehingga dapat dikonsumsi sebagai salah satu sumber karbohidrat bebas gluten
(Sumarno, 2013:32).
protein 10%, lemak 3,5% dan mineral yang cukup, memiliki rasa yang hampir
sama dengan beras sehingga tidak asing, budidaya mudah, murah, efisien, dapat
dikembangkan di lahan kering dan sawah, dengan potensi hasil yang tinggi, antara
3-5 ton per hektar (Suarni dan Firmansyah,2005:1). Budidaya sorgum mudah
dilakukan dengan biaya yang relatif murah, dapat ditanam monokultur dan
7
tumpangsari. Selain itu tanaman sorgum lebih resisten terhadap serangan hama
dan penyakit sehingga resiko gagal relatif kecil (Suarni dan Patong, 2002).
polifenol yang memberi warna kusam pada produk dengan rasa agak sepat, tanin
dikenal sebagai antinutrisi karena menghambat proses daya cerna protein dan
karbohidrat dalam tubuh, kandungan pati sorgum rendah dibanding sereal lain,
al, 2013).
pangan. Salah satu produk pangan yang dikenal di Indonesia yaitu snack bar.
Snack bar merupakan makanan ringan berbentuk batangan berbahan dasar serealia
mineral, terutama Fe, serat oligosakarida, dan β-glukan yang termasuk karbohidrat
nonstarch polysaccharides (NSP) (Suarni, 2004). Produk snack bar yang akan
dibuat dengan memanfaatkan tepung sorgum diberi namaa Nexbar (Snack bar
sorgum). Dalam pembuatan snack bar memanfaatkan bahan pangan lokal lain
seperti buah salak yang dipotong kecil-kecil lalu dikeringkan dan kismis yang
Pembuatan snack bar dengan tepung sorgum sudah diteliti oleh Ummi
Rufaizah (2011). Penambahan tepung sorgum pada produk snack bar memberi
8
kontribusi serat dan Fe sebesar 13,92 g (55,68% dari ALG) dan 4,12 mg (15,84%
dari ALG) sehingga produk snack bar dapat diklaim sebagai produk pangan yang
tinggi serat pangan dan sumber zat Fe. Namun dalam penelitian tersebut tidak
menggunakan tepung kedelai, gula palm, salak yang mengandung serat serta tidak
menemukan resep snack bar dengan subtitusi tepung sorgum, mengetahui tingkat
penerimaan masyarakat dan nilai gizi snack bar dengan subtitusi tepung sorgum.
Hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat meningkatkan diversifikasi snack bar
yang bebas gluten untuk mengurangi konsumsi gluten dan impor gandum.
B. Identifikasi Masalah
6. Belum ditemukan resep yang tepat pada pembuatan snack bar tepung
sorgum.
7. Belum diketahui daya terima masyarakat terhadap produk snack bar tepung
sorgum.
9
8. Belum diketahui nilai gizi yang ada dalam kandungan snack bar tepung
sorgum.
C. Batasan Masalah
ini adalah menganalisis dan menemukan resep yang tepat untuk pembuatan snack
terhadap produk snack bar dengan subtitusi tepung sorum, dan menentukan
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana resep yang tepat untuk pembuatan snack bar dari tepung sorgum?
sorgum?
E. Tujuan Penelitian
1. Menemukan resep yang tepat pada produk snack bar dari tepung sorgum.
tepung sorgum.
10
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk snack bar dibuat dari tepung sorgum sebagai bahan dasar
pembuatan untuk menciptakan produk olahan patiseri dengan citarasa yang lebih
inovatif. Produk yang dikembangkan ini diberi nama “Nexbar”. Alasan pemilihan
nama Nexbar karena singkatan dari kata snack dan bar yang ditulis kekinian.
yang digunakan untuk menghilangkan rasa lapar seseorang sementara waktu, dan
berbentuk persegi panjang, ukuran 8,5 cm x 2 cm, warna coklat, mempunyai berat
per kemasan 30 gram menggunakan teknik olah sugar butter method dengan
isian buah salak yang dikeringkan, kismis, dan gula palm dipanggang selama 45-
1. Bagi mahasiswa
olahan makanan.
11
c. Menerapkan ilmu yang telah didapat pada saat perkuliahan tentang
2. Bagi Instansi
3. Bagi Masyarakat
b. Meningkatkan nilai jual bahan lokal berbasis serealia karena diolah menjadi
12