TIM PENYUSUN
Penganggung Jawab
ASRIAH,S.Kep.,Ns
Ketua
SAADIAH .z
Programmer Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Lakudo
Sekretaris
SARDIANTO,A.Md.Kep
Pendamping Programmer Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Lakudo
Puji syukur Penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat-Nya sehingga Programer Kesehatan Lingkungan UPTD
Puskesmas Lakudo dapat menyelesaikan Pedoman pelayanan Kesehatan
Lingkungan Tahun 2023.
B. Tujuan Pedoman
1. TujuanUmum
Sebagai acuan tenaga kesehatan lingkungan dalam menyelenggaraan upaya
kesehatan lingkungan.
2. TujuanKhusus
a. Sebagai pedoman dalam melaksanakan konseling di UPTD Puskesmas
Lakudo
b. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan inspeksi kesehatan
lingkungan di UPTD Puskesmas Lakudo
c. Sebagai pedoman dalam tindakan / intervensi kesehatan lingkungan di UPTD
Puskesmas Lakudo
C. Sasaran
1. Penanggung jawab Puskesmas
2. Tenaga Kesehatan Lingkungan
3. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
D. Ruang Lingkup
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas meliputi :
a. Konseling
b. Pemeriksaan kebersihan
c. Pengawasan pembakaran sampah dan IPAL
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas meliputi :
a. Inspeksi Kesehatan lingkungan di Tempat pengelolaaan pangan
(TPP),Tempat fasilitas Umum (TFU), Saranan Air Minum, sanitasi lingkungan
perumahan dan Fasyankes
E. Batasan Operasional
Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan upaya untuk meningkatkan
kesehatan yang dilakukan melalui penyehatan dan peningkatan kualitas
lingkungan.Upaya – upaya kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di UPTD
Puskesmas Lakudo meliputi :
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyakarat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif
dan rehabilitatif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
3. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun
tidak langsung di Puskesmas.
4. Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang berkaitan
dengan kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau berkontribusi
terhadap terjadinya penyakit dan/atau gangguan kesehatan.
F. Landasan Hukum
Beberapa ketentuan perundang - undangan yang diperlukan sebagai dasar
Penyelenggaraan penyelengggaraan Upaya Kesehatan Lingkungan di UPTD
Puskesmas Lakudo adalah sebagai berikut:
1. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang
Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan;
B. Distribusi Ketenagaan
Semua Petugas puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan Kesehatan
Lingkungan mulai di Kepala puskesmas, penanggung jawab UKP, penanggung
jawab UKM, dan seluruh Petugas. Sebagai koordinator dalam penyelenggaraan
kegiatan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas adalah petugas Sanitarian.
Pengaturan dan penjadwalan tenaga puskesmas dalam upaya kesehatan
Lingkungan dilaksanakan lintas program dan dikoordinir oleh Petugas kesehatan
lingkungan sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan.
A. Denah Ruang
J
A
L HALAMAN DEPAN PARKIR
MOBIL
A
N
K
E
KM
R RUANG UGD
A RUANG
REKAM RUANG
W
MEDIS & KIA
A RUANG RUANG LOKET R. KIA
T PROMKES GIZI &
PARKIR KESLING
MOTOR
I RUANG R. POLI 1
Ruang Konseling
L K MEJA Pintu masuk
U KONSE
E R LING
M S
I
A
R Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Lakudo | 7
I
A
R
MEJA GIZI
MEJA
KOMP
UTER
LEMARI
KURSI
APOTEK
POLI UMUM
PULANG
B. StandarFasilitas
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan Lingkungan
UPTD Puskesmas Lakudo memiliki sarana penunjang antara lain :
pelayanan kesehatan Lingkungan Sarana Prasana
Meja
( Dalam Gedung ) Kursi
Konseling Buku panduan
Pengawasan Kebersihan
Buku catatan kegiatan
Set Sanitarian Kit
( Luar Gedung ) Leaflet
Inspeksi Sanitasi Form check
Intervensi / Tindakan
Lux meter
PH meter
Buku catatan kegiatan.
A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Kesehatan Lingkungan yang dilakukan meliputi :
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
1) Konseling dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan
2) Konseling terhadap pasien yang menderita penyakit dan/ataugangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan dilaksanakan
secara terintegrasi dengan pelayananperawatan pengobatan
3) Dalam hal Pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungantidak
memungkinkan untuk menerima Konseling, Konseling, konseling dapat
dilakukan terhadap keluarga yang mendampingi
4) Konseling dapat menggunakan percontohan, media cetak atau
elektronik.
b. Pengawasan kebersihan / sampah / IPAL
1) Kegiatan pengawasan Kebersihan lingkungan Puskesmas
2) Kegiatan pengawasan pembakaran sampah
3) Kegiatan Pengawasan pengolahan air limbah
2. Kegiatan Luar Gedung
a. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
1) Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan
Lingkungan (sanitarian, entomolog dan mikrobiolog) yang membawa
surat tugas dari Kepala Puskesmas dengan rincian tugas yang lengkap.
2) Dalam pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tenaga Kesehatan
Lingkungan sedapat mungkin mengikutsertakan petugas Puskesmas
yang menangani program terkait atau mengajak serta petugas dari
Puskesmas Pembantu, Poskesdes, atau Bidan di desa.
3) Kegiatan meliputi Tempat pengelolaaan pangan (TPP),Tempat fasilitas
Umum (TFU), Saranan Air Minum, sanitasi lingkungan perumahan dan
Fasyankes
b. Intervensi/tindakan kesehatan lingkungan.
Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan,
dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik
dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun social.
B. Strategi / Metode
1. Metode Konseling
a. identifikasi prilaku/kebiasaan;
b. identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c. dugaan penyebab; dan
d. saran dan rencana tindak lanjut
2. Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode sebagai
berikut:
a. pengamatan fisik media lingkungan;
b. pengukuran media lingkungan di tempat;
c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan.
3. Metode Intervensi Kesehatan Lingkungan
a. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
b. Perbaikan dan Pembangunan Sarana
c. Pengembangan Teknologi Tepat Guna
d. Rekayasa Lingkungan
C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
Perencanaan (P1)
1). Membuat Jadwal
2) Persiapan
Menyiapkan ruangan;
Menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan;
c. Pemicuan STBM
Perencanaan (P1)
1) Membuat jadwal Pemicuan STBM
2) Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat surat untuk kegiatan
pertemuan pemicuan STBM
3) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan
lapangan yang diperlukan (Surat tugas,Media Alur Kontaminasi, media
penyuluhan, alat dan bahan untuk pemicuan)
4) Melakukan koordinasi dengan perangkat desa/kelurahan (kepala
desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RW/RT) dan petugas
kesehatan/bidan di desa.
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
1) Melakukan pemicuan STBM keapada masyarakat di tempat yang telah
disepakati
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak,
baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko
yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran
harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan
saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan –
tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan.Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan
kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan.Hal ini dilakukan untuk
meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko
ataudampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan.
Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi
resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
sedang berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan
sudah berjalan sesuai dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau
ketidaksesuaian pelaksanaan dengan perencanaan. sehingga dengan segera
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya
untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan
menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator Kesling
Cetakan closet
Cetakan Buis Beton
Genteng kaca