Anda di halaman 1dari 6

BAB 2.

SISTEM PENGONTROLAN CNC


Pengontrolan CNC dapat disebut sebagai salah satu point-to-point system (sistem
dari titik ke titik) atau a continous path system (sistem perjalanan secara kontinyu).
Pengontrolan point-to-point (PTP) menggerakkan tool ke titik program, secara umum di
dalam pergerakan yang cepat tanpa menyinggung benda kerja. Jika titik program telah
tercapai, permesinan akan dijalankan pada sumbu Z.
Sistem PTP dapat juga disebut sebagai sistem posisi karena penempatan tool
path dari sistem ini secara umum tidak dapat dikontrol. Tergantung pada tipe
pengontrolan, gerakan tool PTP (gambar) dapat dilaksanakan dengan satu diantara tiga
cara, yaitu :
 Axial path (gambar 1.1a)
 45o line path (gambar 1.1b)
 Linear path (gambar 1.1c)

Gambar 1.1. PTP tool path

Sistem PTP adalah jenis yang sering dipakai dalam mesin drilling, punch presses,
spot welders dimana membutuhkan penempatan posisi di dalam bagan XY di dalam
mode penggerakan yang cepat ketika menjalankan mesin ke sumbu Z (lihat gambar 1.4).
Sistem pengontrolan PTP ini lebih murah dan mudah dalam pengontrolan struktur
pergerakan. Juga mudah untuk dikendalikan.

Gambar 1.2. Pengaplikasian dari Sistem PTP

25
Sistem kontrol path secara kontinui juga disebut dengan contouring system
(sistem pembayangan). Sistem contoiuring ini mampu mensinkronisasikan dua atau lebih
penggerak aksial untuk menghasilkan sebuah jejak (path) perintah. Tergantung dari tipe
pengontrolan, sistem contouring ini dapat merupakan satu dari empat tipe-tipe ini yaitu :
2-D contouring, 2½-D contouring, 3-D contouring, dan 4-D contouring.

2.1 Pengontrolan Countouring

2.1.1 Pengontrolal Contouring 2-D

Sistem contouring 2-D mengimplementasikan tool path linier dan tool path
lingkaran di dalam dua bidang sumbu (XY) (pada gambar 1.3). Sumbu ketiga (Z)
terkontrol secara bebas dari dua sumbu lain. Pembayangan (contouring) dapat
diimplementasikan hanya pada satu bidang saja, yaitu pada bidang XY (di dalam sistem
2D). Dengan kata lain, sistem contouring 2-D dapat mensinkronisasikan pemakanan
hanya di dalam dua sumbu secara serentak atau bersamaan. Di dalam praktek,
pemakanan kedalaman yang diinginkan di dalam sumbu Z harus sudah dibuat sebelum
pembayangan (contouring) di dalam bidang XY.

Gambar 1.3. Sistem Contouring 2-D

2.1.2 Pengontrolan Contouring 2½-D

Di dalam sistem contouring 2½-D, dua dari tiga sumbu dapat terkontrol secara
serentak atau bersamaan. Dengan demikin, pembayangan (contouring) dapat
diimplementasikan baik di dalam sumbu XY, sumbu ZX, atau sumbu YZ. Di dalam
praktek, pemakanan dapat dikerjakan dalam satu dari ketiga sumbu, kemudian diikuti
dengan contouring di dalam bidang dua sumbu. Gambar 1.4. menunjukkan contouring di
dalam bidang ZX dan bidang YZ.

26
Gambar 1.4. Sistem Contouring 2½-D

2.1.3 Pengontrolan contouring 3-D

Sistem contouring 3-D mampu mesinkronisasikan tiga sumbu secara bersama-an


untuk menghasilkan tool path lingkaran di dalam ruang 3-D. Sistem ini dapat digunakan
untuk menghasilkan permukaan 3-D seperti ditunjukkan pada gambar 1.5.

Gambar 1.5. Sistem Contouring 3-D

2.1.4 Pengontrolan contouring 4-D

Beberapa kontrol melengkapi kontrol aksial tambahan untuk sistem kontrol 3 aksial
yang teratur. Secara umum kontrol aksial yang keempat adalah sumbu putar, dimana
digunakan untuk mengindeks tabel putar (rotary). Gambar 1.6. menunjukkan contoh
contouring 4-D.

Gambar 1.6. Sistem Contouring 4-D

27
2.2 Sistem Drive CNC

Sistem perjalanan CNC dapat berupa tipe open loop (loop terbuka) atau tipe close
loop (loop tertutup). Perbedan utama diantara kesua sistem bergantung kepada apakah
sistem itu memiliki feedback loop (loop umpan balik) untuk meyakinkan keakurasian dari
sistem performansinya.

2.2.1 Sistem Loop Terbuka (Close Loop System)

Di dalam sistem pengendali (drive) loop terbuka tidak menggunakan loop umpan
balik (feedback loop). Peran motor penggerak pada kontrol perintah dari unit kontrol
mesin/machine control unit (MCU). Sistem cuma mengasumsikan meja mesin akan
mencapai posisi target. Tiada jalan lain bagi MCU untuk mengetahui aktual performansi
dari sistem. Sistem loop terbuka sangat sensitif untuk memuatkan tahanan. Posisi dan
kecepatan kesalahan (error) dapat muncul ketika tahanan pemotongan yang berat saling
bertemu. Gambar 2.1. menunjukkan sistem pengendali CNC dari loop terbuka. Sistem
pengendali loop terbuka seringkali digunakan di dalam sistem PTP dimana tool pemotong
tidak menyinggung dengan benda kerja saat pengambilan posisi. Sistem ini juga
digunakan di dalam mesin pemotong beban ringan. Sistem terbuka lebih murah, tetapi
cenderung memberikan perlawanan terhadap beban ketika proses permesinan.

Gambar 2.1. Sistem pengendali loop terbuka

28
2.2.2 Sistem Loop Tertutup (Closed Loop System)

Dengan sistem pengendali loop tertutup, sub-sistem umpan balik (feedback sub-
systems) digunakan untuk mengawasi pengeluaran (output) aktual dan mengoreksi
perbedaan terjadi antara sistem performansi yang diinginkan dan sistem performansi
yang aktual. Sub-sistem umpan balik dapat dibedakan, yaitu tipe analog atau tipe digital.
Sistem analog mengukur variasi fisik seperti posisi dan kecepatan dalam level tegangan.
Tachometers biasa digunakan untuk mengukur kecepatan, ketika memutuskan untuk
pemosisian.

Gambar 2.2. Sistem Closed Loop (Loop Tertutup) tipe Analog

Ada dua macam loop umpan balik di sistem pengendali CNC. Loop posisi dan loop
kecepatan (gambar 2.2). Loop posisi adalah bagian luar loop yang terdiri dari komparator,
sirkuit amplifier, dan resolver interface. Di dalam pengoperasian, komparator menerima
sinyal referensi dari kontrol CNC dan posisi kesalahan yang ada. Komparator
menghasilkan sinyal kesalahan dan memberikan sinyal kepada amplifier menggerakkan
servo motor untuk mengoreksi kesalahan.

Gambar 2.3. Sistem Closed Loop (Loop Tertutup) tipe digital

29
Velocity Loop (loop kecepatan) adalah sub loop dari posisi loop. Terdiri dari
komparator, sirkuit amplifier, tachometer terikat oleh leadscrew atau servo motor, dan
tachometer interface.
Digital feedback systems (sistem umpan balik digital) digunakan seperti digital
tranduser posisi untuk mengukur (gambar 2.3). Encoder adalah digital tranduser posisi
yang populer. Counter up-down (naik-turun) dan converter digital-to-analog digunakan
pada komparator dan amplifier. Loop kecepatan di dalam sistem digital feedback sama
seperti yang terdapat pada sistem feedback analog.

30

Anda mungkin juga menyukai