Kak Bias
Kak Bias
A PENDAHULUAN
Upaya pembinaan anak usia sekolah dalam peningkatan kualitas sumber daya
manusia dalam bidang kesehatan salah satunya yaitu melalui Usaha Kesehatan Anak
Sekolah (UKS). Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan prestasi belajar anak sekolah melalui perilaku hidup bersih dan sehat,
menciptakan lingkungan yang sehat serta meningkatkan derajat kesehatan anak sekolah.
Hal ini memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal
dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
B. LATAR BELAKANG
Attack rate tetanus neonatorum pada bayi dari ibu yang tidak mendapatkan
imunisasi tetanus sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup dan case fatality rate antara 30%
sampai 90%. Kekebalan terhadap penyakit ini hanya diperoleh melalui imunisasi tetanus
minimal dua dosis. Perlindungan jangka panjang diperoleh jika mendapatkan imunisasi
tetanus sebanyak 5 dosis (status T5). Untuk mempercepat eliminasi tetanus neonatorum
kurang dari 1/1000 kelahiran hidup di tingkat Kabupaten/Kota dalam 1 tahun sesuai
ketentuan WHO, diperlukan upaya pencapaian status T5 bagi semua WUS. Pemberian
imunisasi DT dan Td pada anak sekolah dasar atau sederajat merupakan rangkaian
upaya mencapai status T5 bagi setiap individu.
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang sangat infeksius.
Tanpa imunisasi, penyakit ini akan menyerang hampir setiap anak. Komplikasi campak
seperti radang paru (pneumonia), berak–berak (diare), radang telinga (otitis media), dan
radang otak (ensefalitis) terutama pada anak dengan gizi buruk dapat menimbulkan cacat
dan kematian. Indonesia merupakan salah satu negara berpenduduk terbesar di dunia
dengan cakupan imunisasi yang masih di bawah 80%, sehingga Indonesia menjadi
negara yang sangat rawan terhadap penyakit campak, seperti yang ditunjukkan oleh data
tahun 2006 bahwa angka kesakitan campak sekitar 1 juta pertahun dengan 30.000
kematian. Kondisi ini menempatkan Indonesia menjadi salah satu dari 47 negara prioritas
yang diidentifikasi oleh WHO dan UNICEF untuk melaksanakan akselerasi dan menjaga
kesinambungan dari reduksi campak.
Pada tahun 2011-2013, Indonesia tercatat sebagai negara kedua dengan kasus
difteri terbanyak di dunia. Berdasarkan data surveilans, pada tahun 2010 dan 2012 terjadi
peningkatan jumlah kasus difteri yang terjadi di beberapa provinsi di Indonesia yang perlu
disikapi secara cepat dan tepat. Untuk memutus rantai penularan penyakit difteri
dilakukan upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi pada bayi dan dilanjutkan
dengan imunisasi pada anak sekolah dasar kelas 1, 2 dan 3. Pelaksanaan kegiatan BIAS
ini dilakukan secara aman melalui prosedur safe injection yang benar.
C. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Memberikan perlindungan jangka panjang bagi anak terhadap penyakit Campak,
Difteri, dan Tetanus termasuk tetanus neonatorum.
2. Tujuan Khusus
2
Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit tetanus selama 25 tahun.
1. Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
2. Rincian Kegiatan
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Monitoring
d. Pencatatan dan pelaporan
1. Persiapan
• Pendataan
Pada setiap awal tahun ajaran petugas Puskesmas meminta data jumlah anak
sekolah tingkat dasar negeri dan swasta kepada Pengawas UPTD Paud dan
DIKDAS tingkat Kecamatan. Data anak kelas 1, 2 dan 3 diperlukan untuk
menghitung kebutuhan logistik
Penjaringan dilakukan terhadap semua anak kelas 1 segera setelah tahun ajaran
baru sekolah dimulai. Melalui surat pemberitahuan edaran dari kepala sekolah,
orang tua siswa kelas 1 diminta untuk mengisi Data Riwayat Imunisasi Anak
1.b. Koordinasi
3
rangka sosialisasi dan kesepakatan jadwal pelaksanaan. Penyebaran informasi
melalui sosialisai atau edaran satu bulan sebelum pelaksanaan BIAS.
Vaksin.
Jenis vaksin yang perlu disiapkan adalah vaksin Campak, DT/Td, dan vaksin
TT/Td, distribusi dan penggunaannya diatur oleh puskesmas.
Alat suntik.
Alat suntik yang diperlukan adalah ADS 0,5 ml dan pengoplos vaksin Campak
adalah ADS 5ml
Safety Box
Adalah kotak tempat pembuangan limbah medis tajam dengan tujuan untuk
keamanan bagi petugas.
2. Pelaksanaan
2.a. Jadwal Pelaksanaan
4
Menyiapkan vaksin dan logistiknya sesuai jumlah sasaran, Untuk menjaga vaksin
agar tetap poten, vaksin yang belum dipakai harus disimpan dalam lemari es di
puskesmas atau puskesmas pembantu dengan suhu antara 20 - 80
Untuk membawa vaksin dan pelarut harus memakai vaccine carrier yang berisi 4
buah cool pack / kotak dingin cair.
2.c. Penyuntikan
Pastikan bahwa vaksin masih dalam kondisi yang baik (belum kadaluarsa, VVM
A atau B)
Untuk memperlancar penyuntikan serta membantu petugas, sebaiknya anak
memegang kartu TT/Td masing-masing dan duduk menurut nomor urut dalam
register imunisasi, anak dipanggil satu persatu untuk dilayani.
Pemberian imunisasi dilakukan pada anak bila ada tanda () pada buku
register.
Tempat penyuntikan adalah lengan atas, sedikit dibawah insertio M.deltoid.
Bersihkan tempat penyuntikan terlebih dahulu cukup dengan kapas dan air
matang.
Dosis yang diperlukan untuk vaksin Campak, DT/Td, maupun TT/Td adalah 0,5
ml.
Vaksin disuntikkan secara intramuskular untuk vaksin DT/Td, TT/Td dan secara
subkutan untuk vaksin campak setelah terlebih dahulu dilakukan aspirasi
untuk memastikan gelembung udara tidak masuk ke pembuluh darah.
Untuk mencegah terjadinya abses dingin, vaksin dalam vial yang belum dibuka
agar dihangatkan dengan cara menggenggamnya dan dikocok kuat agar
merata.
Buang jarum dan semprit ke dalam kotak pembuangan (safety box).
Sisa vaksin yang telah dibuka tidak dapat disimpan lagi, sedang sisa vaksin
dari lapangan dalam botol yang belum dibuka masih dapat disimpan kembali di
dalam lemari es untuk segera dipakai pada pelayanan berikutnya.
5
3. Monitoring
Kegiatan lainya adalah yaitu kerjasama dengan guru dan orang tua murid untuk
pelaporan KIPI/Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.
Tanggal pemberian vaksin harus dicatat pada kolom yang sesuai di Format
Pencatatan Register BIAS dan kartu TT/Td. Pengisian kartu dapat dilakukan setelah
pelayanan selesai sesuai dengan yang tertulis di Format Pencatatan Register BIAS
oleh petugas imunisasi sambil melakukan pengecekan ulang sebelum pemberian
paraf. Kartu TT/Td yang telah diisi disimpan di sekolah. Bila anak lulus sekolah
dasar atau pindah sekolah, kartu TT/Td dikembalikan kepada anak tersebut dengan
pesan agar dijaga dengan baik dan diperlihatkan pada petugas kesehatan bila
diperlukan.
Bagi anak wanita, kartu TT/Td penting untuk diperlihatkan kepada petugas
medis/paramedis di kemudian hari, untuk melengkapi status TT/Td atau pada saat
pemeriksaan kehamilan
F. SASARAN
Sasaran Bias adalah siswa sekolah dasar dan anak usia sekolah dasar kelas 1
sampai dengan kelas 3.
G. JADWAL
6
Td 1 kali Kelas 3 November
Evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah dilakukan sweeping pada sasaran
meliputi sasaran yang mendapatkan imunisasi dibanding jumlah sasaran seluruhnya.
Pelaksanaan kegiatan dan hasilnya disampaikan kepada sekolah dalam pertemuan
evaluasi BIAS dan disampaikan kepada Penanggungjawab UKM.
Laporan BIAS Campak kelas 1 pada bulan September, Laporan BIAS DT/Td kelas 1
sampai kelas 3 pada bulan November. Hasil di Laporkan ke Puskesmas, TP UKS
Kecamatan ,UPTD PAUD dan Dikdas.
Mengetahui
Kepala UPT BLUD Puskesmas Rensing Koordinator Imunisasi