Alfitra Frizy Kusuma / 225040201111066 / Agroekoteknologi S
POLA KEMITRAAN PETANI CABAI DENGAN JURAGAN LUAR DESA
(Resume Studi Kasus Kemitraan di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang) Problematika yang sering dialami oleh para petani di Desa Kucur yaitu kekurangan modal dan tabungan terbatas. Ada beberapa solusi pemecahan bagi masalah ini diantaranya yaitu melalui kemitraan dengan lembaga keuangan formal atau bermitra dengan lembaga keuangan non formal. Setiap lembaga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing bagi usaha petani. Para petani di Desa Kucur dominan memilih bermitra dengan juragan dibandingkan mengakses bantuan permodalan perbankan atau lembaga keuangan lainnya untuk mengatasi masalah tersebut. Lokasi Penelitian dilaksanakan di Dusun Sumberbendo Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dengan jumlah sampel sebanyak 27 orang dan1 orang informan yakni Mas RMD yang merupakan anak dari Ibu RST (juragan dari luar desa) yang biasa ikut bekerja bersama Ibu RST ke Desa Kucur. Teknik Pengumplan Data dalam penelitian menggunakan teknik wawancara mendalam (In Depth Interview) untuk mendapatkan data yang lebih terperinci dan mendalam serta memngkinkan sampel dan informan memberikan informasi yang lebih banyak dan detail. Kemitraan di Desa Kucur mulai terjadi pada tahun 2009, pada saat itu Ibu RST masuk ke Desa Kucur sebagai pedagang sayuran yang membeli hasil panen petani di Desa Kucur. Dibantu oleh keberadaan Bapak MSN dalam desa seabgai perantara. Ketekunan Ibu RST dalam membangun kepercayaan dengan para petani di Desa Kucur membuahkan hasil. Pada awalnya, Ibu RST hanya memiliki 3 mitra namun dengan rutinnya kegiatan jual beli hasil panen antara Ibu RST dengan petani membuatnya terkenal di Desa Kucur. Sehingga sampai saat ini Ibu RST memiliki 50 petani mitra di Desa Kucur. Pelaksaan kemitraan antara petani cabai di Desa Kucur dilaksanakan dengan prinsip atas kepercayaan. Ibu RST berperan sebagai juragan yang bertanggung jawab untuk menyediakan seluruh kebutuhan permodalan terutama sarana produksi serta membeli dan memasarkan hasil panen dari petani mitranya. Kemitraan yang dijalankan di Desa Kucur ini tidak dilandaskan kepada Memorandum of Understanding (MOU) yang disepakati secara tertulis antara petani dengan juragan. Kemitraan hanya dilandaskan secara lisan antara petani dan Ibu RST sebagai juragan dan Bapak MSN yang berperan seabgai petani perantara. Mekanisme pelaksanaannya yakni petani dapat langsung mengambil kebutuhan modal usaha tani ke rumah Bapak MSN. Ketika memasuki bulan panen, maka hasil panen akan diambil dari rumah masing-masing petani mitra. Petani akan mendapatkan nota jumlah panen dari hasil timbangan. Petani mitra dan juragan melakukan perhitungan jumlah pendapatan usaha tani dari penjualan hasil panen dengan jumlah pinjaman modal petani mitra setelah masa panen selesai. Pola kemitraan antara Ibu RST sebagai juragan dari luar desa dengan petani mitra di Desa Kucur cenderung mengikuti pola Kerjasama Operasional Agribisnis. Petani mitra berperan menyediakan tenaga kerja dan lahan untuk usaha taninya sendiri. Sementara itu, juragan bertanggung jawab atas penyediaan modal usaha tani berupa sarana produksi dan berperan untuk menjamin pemasaran hasil panen petani. Namun terdapat sedikit perbedan antara pola kemitraan petani cabai di Desa Kucur dan Ibu RST sebagai juragan dari luar desa Kucur dengan pola kemitraan Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA). Perbedaan terdapat pada perantara antara pihak kedua dan pihak kedua. Untuk mempertahankan hubungan baik dengan petani mitra, Ibu RST menjalin hubungan dengan 2 cara. Pertama komunikasi interaktif dengan petani mitra di Desa Kucur. Ibu RST sangat menjunjung prinsip kekeluargaan sehingga hubungan dapat terjalankan dengan baik. Kunjungan aktif dengan maksud silaturahmi membentuk pandangan petani mitra mengeai Ibu RST sebagai sosok yang baik. Mereka tidak merasa diperlakukan sebagai anak buah, melainkan seperti teman dan keluarga sendiri. Selain itu Ibu RST juga mampu menjaga hubungan melalui sistem kerjasama yang baik dengan para petani mitra di Desa Kucur. Selain menyediakan sarana produksi yang konsisten dan adil pada setiap petani mitranya Ibu RST juga tidak memaksa petani mitranya agar dapat membayar pinjaman bilan terjadi gagal panen atau harga jual yang rendah. Ibu RST sekalu mengatakan untuk tidak memikirkan hutang, melainkan Ibu RST mendorong petani mitranya agar dapat tetap fokus melanjutkan usaha taninya. Menurut dari beberapa petani alasan mereka bekerja sama dengan juragan karena keterbatasan modal untuk melangsungkan usaha tani mereka. Petani cenderung tidak mau untuk meminjam modal ke bank karena resikonya tinggi, dengan bekerja sama dengan juragan, petani merasa lebih aman ketika terjadi masa sulit seperti gagal panen atau harga jual murah. Sehingga terdapat tiga alasan petani memilih bermira dengan Ibu RST. Alasan pertama karena sarana produksi yang disedikan oleh Ibu RST sesuai lengkap, mudah di dapatkan dan sesuai dengan kebutuhan. Kedua petani dapat dengan mudah melakukan proses peminjaman modal dengan cepat dan dekat akraen adanya perantara di dalam Desa Kucur yang menghubungan antara petani mitra di Desa Kucur denan Ibu RST sebagai juragan dari luar Desa Kucur.. Ketiga yaitu kesediaan Ibu RST dalam membantu petani yang mengalami masa sulit. Ketika petani mengalami gagal panen atau kemerosotan harga panen, mereka tidak dipaksa untuk membayar modal pinjaman dan mereka masih diberikan pinjaman modal oleh Ibu RST untuk melanjutkan usaha taninya. Total pendapatan usaha tani per hektar petani mitra Ibu RST di Desa Kucur pada musim tanam 2015/ 2016 mencapai Rp35.100.558. Pendapatan Ibu RST untuk 1 Ha tanaman cabai besar dan cabai keriting yang dimitrakan dengan petani mitra di Desa Kucur pada musim tanam 2015/ 2016 mencapai Rp4.912.428. Sementara itu, Bapak MSN sebagai perantara antara Ibu RST dengan petani cabai di Desa Kucur, pendapatan berasal dari usahataninya yang juga dimitrakan dengan Ibu RST, serta dari insentif yang diberikan oleh Ibu RST di akhir musim tanam. Besar insentif yang diberikan mencapai Rp15.000.000, tergantung pendapatan Ibu RST dalam bermitra dengan petani cabai di Desa Kucur setiap musimnya.