TANI DI KOTA
(Studi Deskriptif Di Jalan Lingkar Lau
Dah,Kelurahan Padang Mas,Kecamatan
Kabanjahe, Kab.Karo)
Oleh
Ribel Hutapea
100901043
Latar Belakang
Berbicara tentang buruh tani harian lepas maka yang terlintas dalam benak orang
adalah orang-orang yang bekerja pada sektor pertanian yang bersifat harian. Mereka
bekerja seharian di kebun atau ladang majikannya dan mengharapkan upah yang dia
dapatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Upah yang mereka dapatkan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Kehidupan perekonomian
mereka dari hari ke hari begitu-begitu saja karena hanya menggantungkan sumber
perekonomiannya dari upah yang mereka dapatkan sebagai buruh di ladang atau
kebun orang. Hal ini menyebabkan buruh tani ini identik dengan kemiskinan. Dimana,
kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang atau kelompok orang hidup
lebih rendah dari kondisi hidup layak sebagai manusia yang disebabkan karena
ketidakmampuannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam hal ini, buruh tani identik dengan kemiskinan dan untuk mengatasinya, buruh
tani ini harus memiliki alternatif lain dalam rangka mensejahterakan hidupnya. Jika
dikaji lebih mendalam, indikator kemiskinan yang beraneka ragam dihasilkan melalui
tiga pendekatan, yaitu:
- Pendekatan pendapatan,
- Pendekatan konsumsi, dan
- Pendekatan multi aspek.
Di
Dengan adanya kepala aron ini, para buruh tani ini cukup terbantu untuk
mendapatkan pekerjaan. Jika ada lowongan, kepala aron ini akan
menghubungi anggotanya untuk bekerja atau sebaliknya aron ini yang
bertanya kepada kepala buruh ini mengenai ada tidaknya lowongan. Pada
umumnya, para buruh tani ini tidak memilih-milih pekerjaan maupun
lokasi di daerah mana mereka bekerja. Asal ada lowongan mereka akan
mengambilnya.
Meskipun demikian, bukan berarti semua aron atau buruh tani ini selalu
mendapatkan pekerjaan. Hal ini disebabkan jumlah mereka yang semakin
besar serta semakin rendahnya permintaan terhadap tenaga kerja
terutama di saat musim kemarau maupun di saat libur anak sekolah
dimana para petani memberdayakan anak sekolah untuk bekerja di
ladangnya. Belum lagi semenjak terjadinya bencana erupsi gunung
Sinabung membawa dampak yang cukup signifikan bagi para buruh tani
ini dimana permintaan akan kebutuhan tenaga kerja turun drastis. Hal ini
disebabkan para petani yang memiliki lahan di sekitar lereng gunung
tersebut otomatis tidak membutuhkan tenaga kerja karena lahan
pertanian mereka tidak bisa dikelola lagi. Bahkan sebaliknya, para
pengungsi itu banyak yang beralih profesi dari petani menjadi buruh tani
dan hal ini mengakibatkan permintaan tenaga kerja menurun drastis
sementara jumlah tenaga kerja semakin meningkat. Padahal sebelum
bencana terjadi, para buruh tani sering mendapatkan tawaran kerja di
ladang/kebun para petani di sekitar gunung Sinabung tersebut.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
Tujuan Penelitian
Setiap
Defenisi Konsep
Strategi diartikan sebagai rencana atau langkah tindakan yang dilakukan buruh tani dalam
upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
Buruh tani yaitu seseorang atau kelompok orang yang bekerja di ladang/kebun orang lain
untuk mendapatkan upah dari pemilik lahan tersebut.
Bertahan hidup adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok
seperti sandang, pangan, papan dan kesehatan.
Kota yaitu suatu daerah terbangun yang didominasi jenis penggunaan tanah nonpertanian
dengan jumlah penduduk dan intensitas penggunaan ruang yang cukup tinggi.
Upah adalah penerimaan sebagai imbalan dari majikan/pengusaha kepada pekerja atas
pekerjaan yang telah dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang, yang ditetapkan
menurut suatu perjanjian dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara
majikan/pengusaha dan pekerja.
Kepala buruh yaitu kepala buruh tani yang berperan sebagai perantara buruh tani dengan
majikan untuk dipekerjakan di kebun/ladang pemilik lahan.
Majikan ialah pemilik lahan/petani yang mempekerjakan buruh dengan memberikan upah
sebagai imbalan atas jasanya.
Kemiskinan yaitu proses menurunnya daya dukung terhadap hidup seseorang atau kelompok
orang, sehingga pada gilirannya individu atau kelompok tersebut tidak mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya dan tidak pula mampu mencapai taraf kehidupan yang dianggap layak
sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.
Tinjauan Pustaka
Metode Penelitian
Jenis
Data Sekunder
Interpretasi
Terima
Kasih