Anda di halaman 1dari 10

Omah Tani Sociopreneurship: Strategi Menjaga Stabilitas Harga

Beras Sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Di Desa Bacem


Kecamatan Jepon Kabupaten Blora
Achmad Wayu K, Fais Ahnaf A, Hanifa Wahyu S, Valdino Khosik M,
Tria Kristiani, Nadia Anggraeni

wahyukhoirudin@gmail.com, ahnaffais10@gmail.com,
hanifawahyuset@gmail.com, Marsavaldino@gmail.com,
kristi@students.unnes.ac.id, nadiaanggraeni478@gmail.com
Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Kabupaten Blora yang ber slogan “Blora Mustika”, secara geografis
terletak di antara 111⁰ 16’s/d 111⁰ 338’ Bujur Timur dan diantara 6⁰528’ s/d
7⁰248’ Lintang Selatan. Kabupaten Blora dengan luas 182.058,797 hektar
terdiri atas lahan sawah sebesar 45.948,191 hektar (25, 23 persen) dan
sisanya lahan bukan sawah, sebesar 74, 77 persen (BPS Kab. Blora
Tahun 2018). Luas lahan pertaniaan yang begitu besar, membuat hasil
pertanian juga besar. Padi sawah merupakan komoditas unggulan
tanaman pangan di Kabupaten Blora. Di tahun 2017 produksi padi sekitar
600,319 ribu ton, naik 12,68 persen dibanding tahun sebelumnya. Tetapi
hal ini tidak diimbangi dengan tingkat kesejahteraan para petani kecil
(petani gurem). Tidak adanya akses untuk menjual hasil pertanian,
membuat para petani kecil menjual hasil panennya kepada para tengkulak
dengan harga yang murah. Hal ini tidak sebanding dengan pengeluaran
yang dibutuhkan semasa menanamnya. Sehingga penghasilan yang
minim yang diterima para petani kecil tidak menjamin tingkat
kesejahteraan. Maka perlu adanya usaha untuk meningkatkan
perekonomian para petani kecil dengan memberikan wadah dalam
mengakses penjualan hasil pertanniannya. Omah Tani Sociopreneurship:
Strategi Menjaga Stabilitas Harga Beras Sebagai Upaya Peningkatan
Ekonomi Di Desa Bacem Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Menjadi
solusi yang konkrit untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan
menjaga stabilitas harga beras dengan konsep kewirausahaan sosial agar
masyarakat dapat bersaing dengan dunia luar. Karya tulis ini dibuat
berdasarkan dari berbagai sumber literasi seperti jurnal, makalah, karya
tulis, dan lain sebagainya sebagai keabsahan data dengan menggunkan
metode kualitatif.
Kata Kunci: Kabupaten Blora, Omah Tani, Sociopreneurship
PENDAHULUAN

Letak geografi Indonesia yang strategis membuat negara ini memiliki


julukan sebagai negara agraris. Secara garis besar, negara agraris
merupakan negara yang profesi penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani atau negara yang unggul dalam sektor pertanian. Keadaan
ini pun dibenarkan oleh masyarakat-masyarakat negara lain yakni
dibuktikan dengan adanya pengakuan bangsa barat terhadap kualitas
rempah-rempah yang dihasilkan Indonesia yang kemudian menjadi
sengketa terbesar bagi kemerdekaan Indonesia.

Kabupaten Blora yang ber slogan “Blora Mustika”, secara geografis


terletak di antara 111⁰ 16’s/d 111⁰ 338’ Bujur Timur dan diantara 6⁰528’ s/d
7⁰248’ Lintang Selatan, jarak terjauh dari barat ke timur sepanjang 87 km
dan utara ke selatan sejauh 58 km. Secara administrasi Kabupaten Blora
terletak di ujung paling timur Propinsi Jawa Tengah bersama Kabupaten
Rembang. Kabupaten Blora dengan luas 182.058,797 hektar terdiri atas
lahan sawah sebesar 45.948,191 hektar (25, 23 persen) dan sisanya
lahan bukan sawah, sebesar 74, 77 persen. Menurut luas penggunaan
lahan, lahan terbesar adalah hutan sebesar 49, 66 persen, lahan sawah
sebesar 25, 23 persen dan tegalan sebesar 14, 38 persen (BPS Kab.
Blora Tahun 2018).

Luas lahan pertaniaan yang begitu besar, membuat hasil pertanian


juga besar. Padi sawah merupakan komoditas unggulan tanaman pangan
di Kabupaten Blora. Di tahun 2017 produksi padi sekitar 600,319 ribu ton,
naik 12,68 persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan komoditas
untuk pertanian yang lain yaitu palawija, produksi jagung mengalami
penurunan sebesar 0, 84 persen, berbanding lurus dengan luas panen
yang mengalami penurunan 4,64 persen. Produksi tanaman perkebunan
di Kabupaten Blora hanya perkebunan rakyat. Luas dan produksi tidak
terlalu banyak. Tidak ada perkebunan besar yang dikelola negara atau
swasta berbadan hukum di kabupaten ini.

Di sisi lain, banyaknya produksi padi yang dihasilkan setiap tahunnya,


tetapi tidak di imbangi dengan kesejahteraan petani gurem (petani kecil).
Petani gurem adalah petani yang tidak memiliki luas lahan sebesar 1
Hektar. Kesulita untuk mendapatkan akses penjualan yang
mengguntungkan petani gurem, mebuat petani gurem harus rela menjual
hasil panennya kepada tengkul dengan harga yang lebih murah.
Kemudia tengkulak akan menjualnya dengan harga yang lebih murah, hal
ini tentu saja akan merugikan petani kecil. Padahal kita ketahui bahan-
bahan untuk pertanian seperti: obat, peraatan benih, dll tidak murah. Di
Desa Bacem sendiri, merupakan desa penghasil padi terbanyak di
Kecamatan Jepon. Masalah yang dihadapipun terkait dengan akses
penjualan hasil panen yang sulit.
Berdasarkan permasalahan diatas diperlukan sebuah upaya yang
kongkrit dan tepat sasaran untuk meningkatkan kesejahteraan para petani
gurem. Omah tani sociopreneurship merupakan sebuah gagasan yang
mengkolaborasikan antara petani- petani gurem dalam menentukan harga
beras sebagai strategi untuk menjaga stabilitas harga beras dalam
membantu meningkatkan perekonomian para petani gurem di Desa
Bacem, kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Para petani gurem menjual
hasil panennya kepada omah tani sociopreneurship yang akan mengelola
hasil pertanian, yang kemudian akan dijual sesuai dengan harga yang
telah disepakati sebelumnya bersama dengan petani-petani yang lainnya.

Sociopreneurship dalam bahasa Indonesia yaitu kewirasosialan atau


kewirausahaan yang berbasis sosial dan berorientasi untuk menggerakan
masyarakat dalam meningkatkan kemampuan agar dapat berdaya saing
(Utomo, 2013:3),salah satunya yaitu omah tani. Omah tani
sociopreneurship adalah suatu program yang bertujuan untuk
menstabilkan harga beras, agar terwujud kesejahteraan petani gurem.
Anggota dari omah tani sendiri adalah gabungan dari para petani gurem
yang memiliki latar belakang yang sama terhadap sulitnya mendapatkan
akses penjualan hasil pertanian. Tujuan jangka pendek dari adanya omah
tani adalah untuk membuat brand baru terhadap beras yang dihasilakn
oleh para petani gurem di Desa Bacem Kecamatan Jepon Kabupaten
Blora. Sedangkan jangka panjang dari adanya program ini adalah untuk
membantu pemerintah dalam mengatasi kemiskinan. Karena pada
kenyataan yang sering kita temui, kesejahteraan para petani gurem tidak
diperhatikan. Selain melibatkan petani- petani sebagai mitra, konsep
omah tani tentunya melibatkan pemerintah setempat, Dinas Pertanian
Kabupaten, dan masyarakat sekitar. Hasil keuntungan dari omah tani di
bagi sesuai dengan kesepakatan awal oleh para petani gurem dan
pengelola omah tani yang di manifestastasikan melalui MoU
(Memorandum of Understanding) yang berisi pembagian presentase
keuntungan dan pembagian kerja serta susunan organisasi yang jelas.

METODE PELAKSANAAN

Penelitian ini penelitian deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian


yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami untuk
menghasilkan data deskriptif tentang uraian obyek dengan data berupa
deskripsi kata – kata. Penelitian kulaittaif adalah metode penelitian yang
berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasilnya lebih menekankan
pada makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2016: 9). Penelitian ini
dilakukan di Desa Bacem Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Fokus
penelitian ini adalah strategi untuk menstabilkan harga beras, sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan para petani gurem

Alat dan Teknik Penggumpulan Data atau informasi


Berdasarkan pendekatan yang dipergunakan dalam memperoleh
data, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah: (1)
Teknik Studi Pustaka, studi pustaka yaitu dengan melakukan telaah
pustaka, eksplorasi, dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti
berbagai jurnal, artikel, karya tulis ilmiah, dan sumber-sumber lain yang
berkaitan dengan karya tulis ini; (2) Dokumentasi, dilakukan dengan
mencatat data mengenai kesejahteraan petani meliputi tingkat
pendapatan para petani gurem di Desa Puledagel Kecamatan Jepon
Kabupaten Blora. Dengan menggunakan alat berupa daftar cek; (3)
Observasi, dilakukan dengan mengamati aktivitas warga desa Puledagel,
Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, yang betujuan untuk mengetahui
gambaran umum dan masalah yang ada di Desa tersebut.
Teknik Pengelolaan / Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan kebersamaan yang saling
menjalin antara langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Menurut Miles dan Huberman (2009) yaitu:

Bagan 3.3 Teknik Pengelolaan/ Analisis Data

Dalam proses analisis, data yang diperoleh diorganisasi untuk


direduksi, diklasifikasi menurut analisis dominan, taksonomi, dan
komponensial, kemudian dideskripsikan dan di interpretasikan sampai
memperoleh kesimpulan yang menyeluruh. Hal ini bertujuan untuk
penyelesaian masalah yang tuntas.

ii
PEMBAHASAN
Konsep omah tani sociopreneurship: strategi menjaga
stabilitas harga beras sebagai upaya peningkatan ekonomi di Desa
Puledagel Kecamatan Jepon Kabupaten Blora
Omah tani merupakan sebuah wadah yang didirikan untuk para
petani kecil (Petani gurem) sebagai upaya menaksimalkan hasil panen
serta menjaga harga hasil produksi padi di desa puledagel kecamatan
jepon kabupaten blora dengan konsep sociopreneurship.

Bagan 4.1 Konsep Omah Tani Sociopreneurship

Dalam bagan diatas dapat disimpulkan bahwasannya konsep


Omah Tani Sociopreneurship memiliki lima (5) program yang memiliki
tujuan dan pencapaian. Program pertama yaitu sosialisasi kreatif, dimana
bentuk sosialisasi ini berupa rembug tani, yang pesertanya terdiri dari
pemerintah desa, petani kecil, mahasiswa, serta masyarakat setempat.
Selanjutnya program yang kedua adalah pendirian Omah Tani, sebagai
wadah untuk para petani kecil, Omah Tani memiliki 3 kegiatan utama yang
di sebut sebagai Ruang yaitu ruang kaweruh (pengetahuan) yang berisi
kegiatan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam produksi
padi berupa pelatihan peningkatan mutu produksi padi, ruang makaryo
(kerjasama) yang berisi kegiatan tentang menegement hasil produksi padi
dan ruang sesambetan (relasi) yang berisi kegiatan tentang kerjasama
Omah tani dengan pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan Omah tani ini.
Sumber dana kegiatan ini yaitu dari kas dari para petani kecil yang
tergabung dalam Omah Tani, dan dana desa sebagai Program BUMDES.
Prorgam yang ketiga adalah sociopreneurship dalam omah tani
merupakan oranisasi berbentuk komunitas. Sociopreunership Omah tani
mencangkup 4 element utama yaitu: social value, civil society, economic
activity, innovation. Social value yang terkandung dalam omah tani yaitu
para petani kecil memiliki wadah untuk menciptakan bisnis berbasis
komunitas dalam upaya memaksimalkan hasil pertanian padi, Civil Society
yaitu Harga beras akan stabil dan petani petani
kecil dapat memaksimalkan hasil panen, serta menghindari pengepul beras yang
membeli beras relatif lebih murah daripada harga pasar kepada petani petani
kecil. Economic activity yang terkandung dalam Omah tani yaitu menciptakan
merek (brand) beras tersendiri dengan mutu yang terjamin dari pelatihan yang
telah diperoleh dari ruang kaweruh Omah Tani. Inovation yaitu beras yang di
kemas lebih menarik untuk meningkatkan minat pembeli, dan membuat beras
tetap tahan lama.
Prorgam keempat yaitu ekonomi kreatif dalam omah tani. Sebagai upaya
unutk menciptakan brand/ merek beras baru yang memiliki kemasan lebih
menarik, mempunyai relasi untuk mendistribusikan hasil pertanian petani kecil
yang tergabung dalam omah tani di Desa Puledagel Kecamatan Jepon
Kabupaten Blora. Sehingga hal ini dapat membantu menstabilitaskan harga hasil
pertanian. Proram terakhir adalah penjalinan relasi. Dengan penjalinan relasi,
dapat memudahkan dalam pendistribusian produk- produk pertanian. Sedangkan
pihak- pihak yang terlibat dalam hal ini adalah Dinas Pertanian dan Ketahanan
pangan Kab. Blora, Pemerintah Desa setempat, para civitas akademika
perguruan tinggi, dan para petani kecil.

Pengimplementasi omah tani sociopreneurship: strategi menjaga


stabilitas harga beras sebagai upaya peningkatan ekonomi di Desa
Puledagel Kecamatan Jepon Kabupaten Blora
Terdapat beberapa tahapan dalam proses pengimplementasian Omah
Tani sociopreneurship.

1. Pengimplementasian
Program Sosialisasi
Pengimple Kreatif
mentasian 2. Pengimplementasian
Omah Tani Omah Tani
3. Sociopreneurship
4. Ekonomi Kreatif
5. Penjalinan relasi

Bagan 4.2 Pengimplementasian Omah Tani Sociopreneeurship

Dari bagan diatas dapat dijelaskan dalam tahap pertama


pengimplementasian adalah perencanaan. Dalam proses perencanaan Omah
tani yaitu melakukan kajian dan peninjauan terhadap ppermasalahan-
permasalahan yang di alami oleh petani kecil serta dilakukan juga kajian
mengenai potensi di desa Puledagel, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora
dengan menggunakan metode analisis SWOT (Kekuatan, kelemahan,
Kesempatan dan Tantangan). Dengan analisis SWOT tersebut kita dapat
merencanakan program sesuai dengan solusi permasalahan dan potensi yang
ada pada masyarakat. Untuk tahapan perencanaan di butuhkan kerjasama
dengan kepala desa, sebagian masyarakat dan mahasiswa.
Dalam pelaksanaan Omah Tani terdapat empat pelaksanaan yaitu:
1. Implementasi Program sosialisasi Kreatif. Implementasi dari kegiatan ini adalah
Pengajuan kerjasama dengan pemerintah desa, untuk meminta ijin dan
pembuatan forum rembug tani, Dinas pertanian dan keamanan pangan sebagai
narasumber sosialisasi, mengajak kerjasama masyarakat yang menjadi
stackholder dari petani kecil. Selanjutnya menyiapkan Bahan sosialisasi yang di
sampaikan. Petani kecil diberi pengetahuan dan pelatihan mengenai
peningkatan mutu pangan (padi) serta di diskusikan bersama mahasiswa
tentang gagasan dan konsep dari omah tani. Dalam proses diskusi mengenai
oamh tani inilah yang nanti menjadi dasar dari pendirian omah tani di desa
Puledagel, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora.
2. Pengimplementasian Omah Tani. Tahap awal dalam pengimplementasian omah
tani yaitu dengan berdiskusi antara para petani kecil dengan mahasiswa terkait
dengan konsep dan pelaksanaan omah tani, kemudian survey Lapangan,
penemuan masalah, pembahasan Solusi, dan pendirian Omah Tani.
3. Sociopreneurship. Dalam pengimplementasian sociopreneurship ada bebrapa
langkah yaitu survey lapangan, penemuan masalah, perjanjian kerjasama dan
kemitraan, dan pelatihan
4. Ekonomi Kreatif. Ekonomi kreatif yang di terapkan pada Omah tani yaitu dalam
strategi pemasaran dengan kemasan dan merek yang menarik, dimana petani
kecil bisa mendapat keuntungan yang stabil. Ada beberapa tahapan dalam
ekonomi kreatif yang meliputi persiapan, proses Produksi, uji kelayakan, labeling
dan Pengemasan, serta Pemasaran.
5. Penjalinan relasi. Dibutuhkan untuk sarana dan prasarana dalam
berlangsungnya kerjasama antara masyarakat, kedudukan pemerintah, Dinas
Perdagangan dan Industri, BPOM sebagai pendukung dan pendamping dalam
proses kerjasama tersebut.

Tahap terakhir dalam pengimplementasian Omah Tani adalah evaluasi


terkait dengan program omah tani. Guna memperbaiki serta meningkatkan
kinerja dari Omah tani sehingga bisa menghasilkan keuntungan yang lebih besar
dan memiliki relasi yang cukup luas.
KESIMPULAN
1. Omah tani sociopreneurship merupakan gagasan baru yang ditawarkan sebagai
upaya untuk menstabilkan harga beras. Petani kecil tidak perlu menjual lagi ke
tengkulak, yang biasanya hasil pertanian dijual dengan harga murah. Sehingga
dapat mewujudkan kesejahteraan petani kecil. Omah tani Sociopreneurship
sebagai suatu konsep pemberdayaan para petani kecil yang mengkolaborasikan
dan melibatkan beberapa elemen, yaitu Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kab. Blora, Pemerintah Desa Puledagel, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora,
civitas akademika perguruan tinggi, serta para petani kecil (gurem).
2. Ada beberapa konsep dalam omah tani sociopreneurshhip yaang meliputi
program sosialisasi kreatif, pendirian omah tani, sociopreneurship, ekonomi
kreatif, dan penjalinan relasi serta mitra kerja. Selanjutkan dalam
pengimplementasian omah tani sociopreneurship terdapat beberapa tahapan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan yang terdiri dari tahap
pengimplementasian program sosialisasi kretaif, pengimplementasian omah tani,
sociopreneurship, ekonomi kreatif, dan implementasi program kerja sama.
Kemudian tahap terakhir yaitu evaluasi pelaksanaan. Adanya program ini
diharapkan para petani kecil tidak lagi menjual hasil pertaniannya kepada
tengkulah, hasil panen dapat dijual di omah tani. Petani kecil tidak dirugikan
dengan adanya harga yang murah.

SARAN
1. Program ini harus dibangun atas kesadaran bersama untuk meningkatan
kesejahteraan masyarakat terutama para petani kecil. Kemudian perlu adanya
perjanjian resmi terhadap pihak-pihak yang berkerjasama agar program Omah
Tani Sociopreneurship dapat berkelanjutan.
2. Bagi pemerintah dapat digunakan sebagai acuan dalam menetapkan kebijakan
Pemerintah di bidang Pertanian dalam menentukan stabilitas harga hasil
pertanian.
DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, hari, dkk. 2015. Peran program pengembangan usaha agribisnis perdesaan
terhadap kinerja gapoktan dan pendapatan usahatani padi di kabupaten
subang. Jurnal pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian vol. 18,
no.1, maret 2015: 1-10
Huberman, Michaael, dan Miles. 2009. Analisis Data Kulaitatif. Jakarta: UI Press
Masturin. 2015. Model Pemberdayaan Masyarakat Dengan Pendekatan Sosial
Entrepreneurship. Jurnal Iain salatiga. Vol 9, hal 159-182
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Utomo, Human Santoso. 2012. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendekatan
Sociopreneurship. UPN veteran Yogyakarta
Wafiana, Mufita. 2018. Omah Damen Sociopreneurship: Pemanfaatan Jerami Padi
Menjadi Pupuk Organik dan Media Produksi Jamur sebagai Upaya Mengurangi
Angka Kemiskinan serta Meningkatkan Kesejahteraan Buruh Tani.

Anda mungkin juga menyukai