Anda di halaman 1dari 5

KARYA TULIS SEMINAR MANAJEMEN KEUANGAN

Analisis Pengaruh Financial Technology Peer To Peer Lending Dan Digital Payment
Terhadap Kinerja Perbankan Di Indonesia (Studi PT Bank Central Asia Tbk.

Tahun 2018-2022)

Disusun Oleh :

HUSNA I’ZATY

NIM 2111070307

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA

(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)

PERBANAS JAKARTA

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

2023
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Perkembangan teknologi di era globalisasi 4.0 saat ini menunjukan bahwa setiap orang
maupun kumpulan suatu organisasi dan perusahaan dituntut untuk memanfaaatkan kondisi
tersebut salah satunya adalah sektor perbankan yang dituntut untuk menggunakan teknologi
yang akan berdampak pada profitabilitas perbankan dapat di tingkatkan. Pemanfaatan
teknologi bertujuan dalam rangka efesiensi kinerja perusahaan yang dapat mengurangi biaya
operasional dengan cara sentralisasi dan otomatisasi.
Industri teknologi finansial merupakan suatu bentuk layanan jasa keuangan yang
berkembang dikalangan milenial. Terjadi fenomena di Indonesia yang masyarakatnya
memiliki potensi besar dalam menggunakan layanan teknologi finansial ini. Data APJII
(Asosiasi Peyelenggara Jasa Internet Indonesia) melakukan survey kepada penduduk
Indonesia bawah diperoleh hasil survey tahun 2018 pengguna internet mencapai 171,17 juta
orang dari total populasi penduduk di Indonesia yaitu 164,16 juta orang atau sekitar 64,8%
prosentase peduduk yang mengakses internet setiap harinya.
Bank adalah lembaga keuanga penghimpun dana masyarakat dan juga penyedia layanan
jasa keuangan bagi masyarakat. Memiliki program dalam bentuk simpanan maupun kredit
yang bertujuan meningkatkan kesejateraan masyarakat pengguna perbankan (Siuwandy,
2020). Sejalan dengan perkembangan internet yang pesat, bank menawarkan gaya hidup
modern melalui kemudahan akses jasa perbankan lewat e-banking (SMS banking, phone
banking, mobile banking, dan internet banking). Dengan menggunakan e-banking, nasabah
dapat melakukan transaksi keuangan dimapaun dan kapanpun.
Dibawah ini merupakan grafik pertumbuhan volume transaksi melalui e-banking periode
Menurut BI (2018) dalam “Mengenal Financial Teknologi” Financial technology
(FinTech) merupakan inovasi kombinasi antara jasa keuangan dengan teknologi yang
mengubah model bisnis dari konvensional menjadi moderat, yang pada mulanya dalam
aktivitas transaksi harus bertatap muka dan membawa sejumlah uang tunai, maka sekarang
dengan adanya inovasi FinTech dapat dapat dilakukan dalam hitungan detik saja.
Bank swasta pertama di Indonesia yang memperkenalkan program M-Banking yang
dikenal dengan Mobile Banking BCA atau mBCA adalah PT Bank Central Asia Tbk. Pada 12
November 2012, BCA meluncurkan aplikasi mobile banking. Program m-BCA diperkenalkan
oleh PT Bank Central Asia Tbk, dan segera setelah itu, bank-bank lain mulai meluncurkan
program untuk meningkatkan layanan mereka. Peran utama PT Bank Central Asia Tbk
melayani masyarakat sebagai bank yang menangani pembayaran serta penghimpunan dan
penyaluran dana masyarakat. PT Bank Central Asia Tbk menawarkan berbagai macam
barang dan jasa termasuk produk tabungan, produk pinjaman, layanan elektronik, produk
kartu kredit BCA, remittance, dan banyak lagi pengembangan produk baru untuk
memaksimalkan fungsionalitasnya, menumbuhkan jumlah nasabah, dan mendongkrak Bank
BCA profitabilitas.
Mobile banking diharapkan dapat meningkatkan selera nasabah untuk bertransaksi dan
berdampak pada hasil keuangan BCA. Perbandingan antara kinerja profitabilitas dan laba per
saham sebelum dan sesudah pemasangan M-banking dilakukan untuk mengetahui pengaruh
M-banking terhadap kinerja profitabilitas dan laba per saham PT Bank Central Asia Tbk.
Beberapa komponen analisis kinerja profitabilitas akan diperiksa, antara lain rasio
pengembalian aset (ROA) dan pengembalian ekuitas (ROE).

II. Tujuan Penulisan dan Fenomena yang ada saat ini


Untuk mengetahui apakah kerjasama antara FinTech (P2P Lending dan Digital Payment)
dengan Bank BCA berpengaruh terhadap profitabilitas bank ditinjau dari rasio pengembalian
aset (ROA) dan pengembalian ekuitas (ROE).

III. HIPOTESIS

P2P Lending (X1) H1

H3 Return on Equity (ROE) /


Return On Asset (ROA)
(Y)

Digital Payment (X2)


H2

IV. Teori yang akan digunakan


Perbankan Indonesia
Era digitalisasi dan perkembangan teknologi di Indonesia memberikan perubahan pada
perbankan Indonesia. Bank adalah suatu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat, memiliki beberapa produk berbankan dan jasa-jasa
lainnya untuk disalurkan kembali dan diterima kembali oleh masyarakat. Lembaga perbankan
di Indonesia merupakan inti dari pada sistem keuangan Indonesia. Menjadi salah satu agen
pembangunan, sebagai interaksi antara pihak pemodal, para pengusaha dan pihak lainnya.
Menjadi pendorong berkembangnya perekonomian (Sofyan, 2016)
Perkembangan perbankan Indonesia pada masa kini adalah ikut serta dalam perubahan
kearah digitalisasi dan teknologi. Yang diwujudkan dalam program-program dan juga
produk-produk perbankan yang terstandarisasi dengan sistem dan teknologi. Sehingga
memudahkan seluruh nasabah pengguna jasa perbankan
Teknologi Financial atau Fintech
Konsep teknologi finansial diartikan adalah merubah dari konvensional menjadi moderat,
yaitu penggabungan dari jasa keuangan dan perkembangan teknologi yang ada. Dalam hal ini
prinsip transaksi yang awalnya harus dilakukan secara langsung atau tatap muka, dapat
dilakukan secara jarak jauh, hal tersebut disampaikan oleh Bank Indonesia. Selanjutnya Bank
dunia menjelaskan bahwa fintech merupakan perusahaan-perusahaan yang hadir
menggunakan teknologi dan jasa keuangan dalam pembentukan jasajasa keuangan yang lebih
canggih dan mudah diakses oleh nasabah.
Bank BCA dan Digitalisasinya
Bank BCA Merupakan salah satu bank yang terbesar dan banyak memiliki nasabah di
Indonesia. Dalam hal tersebut Bank BCA senantiasa memberikan sikap pada munculnya hal-
hal baru salah satunya adalah adanya era digitalisasi dan juga teknologi beberapa produk
diluncurkan oleh Bank BCA. Diantaranya adalah fokus Bank BCA memberikan preferensi
terhadap layanan digital seperti layanan internet banking, mobile banking BCA, Flazz BCA,
e-wallet Sakuku, hingga solusi perbankan terkini, melalui fitur antara lain VIRA BCA,
Webchat BCA, OneKlik BCA, QRku, Keyboard BCA, dan Buka Rekening Online. Selain itu
akuisisi Bank BCA terhadap Bank Royal, menjadi salah satu gerakan Bank BCA untuk
melakukan digitalisasi khusus, bahwa direncakan Bank Royal akan menjadi Bank Digital
segmen kredit digital (artiel bank bca, 2019).
V. Data dan Metodologi Penelitian
A. Jenis dan Sumber Data
1) Jenis : Penelitian Deskriptif dengan Teknik Analisis Kuantitatif
2) Sumber Data : sumber data sekunder, dimana mencakup data dari artikel, buku, dan
jurnal ilmiah yang telah sesuai dengan topik, termasuk jenis pembayaran digital yang
digunakan oleh BCA serta Return on Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA).

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1) Pengambilan Data Bank Central Asia dan Otoritas Jasa Keuangan
2) Teknik Pengumpulan Data = Mengumpulkan data penggunaan fintech pembayaran
digital dan kinerja keuangan perbankan Bank BCA.
3) Periode waktu dari akhit tahun 2018-2022

C. Metode Analisis Data


Metode Analisis Data : Analisis Regresi Berganda
Menganalisi hubungan antara varibael dependen dan independen dengan bantuan *Program
Eviews* dengan rumus :
Y t =a+ b1 X 1+ b2 X 2+ e t

Dimana:
Y = Return On Equity
a = Konstanta
b1 = Koefisien fintech P2P Lending
b2 = Koefisien fintech Digital Payment
X1 = Variabel fintech P2P Lending
X2 = Variabel fintech Digital Payment
E = Standar Eror
t = 1,2,3,…. 10 (time series 2018-2022)
 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
 Uji Statistik Parsial (Uji-t)
 Uji Asumsi Klasik
 Uji Multikolinieritas
 Uji Heteroskedastisitas
 Uji Autokorelasi

VI. METODOLOGI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai