Anda di halaman 1dari 10

Konsentrasi Larutan

Ditulis oleh Redaksi chem-is-try.org pada 02-05-2009

Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan
pelarut.
Menyatakan konsentrasi larutan ada beberapa macam, di antaranya:

1. FRAKSI MOL

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol
seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

Fraksi mol dilambangkan dengan X.

Contoh:
Suatu larutan terdiri dari 3 mol zat terlarut A den 7 mol zat terlarut B. maka:

XA = nA / (nA + nB) = 3 / (3 + 7) = 0.3

XB = nB /(nA + nB) = 7 / (3 + 7) = 0.7

* XA + XB = 1

2. PERSEN BERAT

Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.

Contoh:
Larutan gula 5% dalam air, artinya: dalam 100 gram larutan terdapat :

- gula = 5/100 x 100 = 5 gram

- air = 100 – 5 = 95 gram

3. MOLALITAS (m)

Molalitas menyatakan mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.

Contoh:
Hitunglah molalitas 4 gram NaOH (Mr = 40) dalam 500 gram air !

- molalitas NaOH = (4/40) / 500 gram air = (0.1 x 2 mol) / 1000 gram air = 0,2 m

4. MOLARITAS (M)

Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.


Contoh:
Berapakah molaritas 9.8 gram H2SO4 (Mr= 98) dalam 250 ml larutan ?

- molaritas H2SO4 = (9.8/98) mol / 0.25 liter = (0.1 x 4) mol / liter = 0.4 M

5. NORMALITAS (N)

Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+.
Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-.

Antara Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan :

N = M x valensi

MOLARITAS,MOLALITAS dan NORMALITAS (KIMIA)


MOLARITAS

Dalam ilmu kimia, molaritas (disingkat M) salah satu ukuran konsentrasi

larutan. Molaritas suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter

larutan. Misalnya 1.0 liter larutan mengandung 0.5 mol senyawa X, maka larutan

ini disebut larutan 0.5 molar (0.5 M). Umumnya konsentrasi larutan berair encer

dinyatakan dalam satuan molar. Keuntungan menggunakan satuan molar adalah

kemudahan perhitungan dalam stoikiometri, karena konsentrasi dinyatakan dalam

jumlah mol (sebanding dengan jumlah partikel yang sebenarnya). Kerugian dari

penggunaan satuan ini adalah ketidaktepatan dalam pengukuran volum. Selain itu,

volum suatu cairan berubah sesuai temperatur, sehingga molaritas larutan dapat

berubah tanpa menambahkan atau mengurangi zat apapun. Selain itu, pada larutan

yang tidak begitu encer, volume molar dari zat itu sendiri merupakan fungsi dari

konsentrasi, sehingga hubungan molaritas-konsentrasi tidaklah linear.

Molaritas Larutan

Larutan : campuran homogen

Larutan terdiri atas zat terlarut (solute) dan


pelarut (solvent).

Ada larutan encer, dan larutan pekat.

Untuk menyatakan kepekatan (konsentrasi)

larutan, salah satunya, digunakan MOLARITAS atau

KEMOLARAN.

atau

M = Molaritas

V = Volume larutan

n = mol

notasi lain :

Keterangan :

M = Molaritas

gram = gram zat terlarut

Mr = Mr zat

terlarut v= volume larutan (dalam

Molalitas (m)

Konsentrasi suatu larutan dapat kiya nyatakan dengan beberapa besaran. Kita

mungkin lebih familiar menggunakan besaran molaritas (M). Selain menggunakan

molaritas, kita dapat menyatakan konsentrasi menggunakan besaran molalitas (m).

Molalitas dinyatakan sebagai jumlah mol suatu zat terlarut di dalam 1000 gram

pelarut. Untuk menghitung molalitas, dapat menggunakan rumus berikut.

dimana:

m = molalitas (molal)

gr = massa zat terlarut

(gram) p = massa pelarut (gram)

Contoh Soal:

12 gram urea (Mr = 60) dilarutkan ke dalam 500 ml air. Tentukan molalitas urea
tersebut!

Jawab:

Tags: kimia molalitas, molalitas, molalitas kimia, molalitas senyawa, molalitas

unsur, molalitas zat

FRAKSI MOL

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah

mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

Fraksi mol dilambangkan dengan X.

Contoh:
Suatu larutan terdiri dari 3 mol zat terlarut A den 7 mol zat terlarut B. maka:

XA = nA / (nA + nB) = 3 / (3 + 7) = 0.3

XB = nB /(nA + nB) = 7 / (3 + 7) = 0.7

* XA + XB = 1

PERSEN BERAT

Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.

Contoh:
Larutan gula 5% dalam air, artinya: dalam 100 gram larutan terdapat :

- gula = 5/100 x 100 = 5 gram

- air = 100 - 5 = 95 gram

MOLALITAS (m)

Molalitas menyatakan mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.

Contoh:
Hitunglah molalitas 4 gram NaOH (Mr = 40) dalam 500 gram air !

- molalitas NaOH = (4/40) / 500 gram air = (0.1 x 2 mol) / 1000 gram air = 0,2

MOLARITAS (M)

Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.


Contoh:
Berapakah molaritas 9.8 gram H2SO4 (Mr= 98) dalam 250 ml larutan ?

- molaritas H2SO4 = (9.8/98) mol / 0.25 liter = (0.1 x 4) mol / liter = 0.4 M

NORMALITAS (N)

Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.

Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+.

Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH -.

Antara Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan :

N = M x valensi

Normalitas

Kata Kunci: gram ekivalen, normalitas zat

Ditulis oleh Zulfikar pada 13-06-2010

Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi yang sudah

memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas

didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara

sederhana gram ekivalen adalah jumlah gram zat untuk mendapat satu muatan.

Sebagai contoh: 1 mol H2SO4 dalam 1 liter larutan, H = 1, S = 32 dan O = 16, kita

dapat tentukan gram ekivalennya. Dalam hal ini kita telah mengenal konsep

ionisasi. 1 mol H2SO4 = 98 gram. (Ingat konsep mol).

Untuk mendapatkan larutan 1 N, maka zat yang dibutuhkan hanya 49 gram

H2SO4 dilarutkan kedalam 1 Liter air, karena dengan 49 gram atau 0.5 molar

sudah dihasilkan satu muatan dari zat-zat yang terionisasi.


Konsentrasi
Definisi konsentrasi adalah banyaknya jumlah zat terlarut (Solut) didalam pelarutnya
(Solvent). Ada banyak pernyataan yang dapat menyatakan konsentrasi. Mari kita
bahas satu per satu.

1. Molaritas (M)

Perhitungan molaritas adalah sebagai berikut:

Satuan dari molaritas yang biasa digunakan adalah mol L -1 atau mmol mL-1 sehingga
dapat dinyatakan dengan satuan M.

2. Molalitas (m)

Perhitungan molalitas adalah sebagai berikut:

Satuan dari molalitas yang biasa digunakan adalah mol kg -1 atau sering dinyatakan
dalam satuan m.

3. Fraksi Mol (X)

Perhitungan fraksi mol adalah sebagai berikut (Zat A didalam pelarut B):

Apabila terdapat 2 zat, maka XB dapat dinyatakan dengan 1 – XA. Karena fraksi mol
menyatakan bagian mol suatu zat per keseluruhan mol dalam suatu zat.

4. Persen Massa Per Massa (%m/m atau %b/b)


Perhitungan persen massa per massa adalah sebagai berikut (Zat A didalam pelarut
B):

5. Persen Volume Per Volume (%v/v)

Perhitungan persen volume per volume adalah sebagai berikut (Zat A didalam
pelarut B):

6. Persen Massa Per Volume (%m/v atau %b/v) atau Densitas (ρ)

Perhitungan densitas adalah sebagai berikut (Zat A didalam pelarut B):

Satuan densitas yang biasa digunakan adalah gram mL-1 atau kg L-1

7. Part Per Million (ppm)

Perhitungan Part Per Million adalah sebagai berikut (Zat A didalam pelarut B):

8. Part Per Billion (ppb)

Perhitungan Part Per Billion adalah sebagai berikut (Zat A didalam pelarut B):

Tambahan:
Untuk PPM dan PPB, “Bagian” yang dimaksud adalah dapat berupa massa atau
volume. Yang terpenting, penyebut dan pembilang harus sama.

9. Normalitas (N)

Normalitas biasa digunakan di bidang Farmasi maupun Kedokteran. Sebelum


membahas normalitas, terlebih dahulu kita harus mengetahui pengertian Ekuivalen.
Ekuivalen adalah satuan yang dinyatakan untuk elektron yang terlibat dalam suatu
spesies.
Jika pada konsep mol, kita mengenal massa, mol, dan massa molar. Maka dalam
pembahasan ini cukup menambahkan kata “Ekuivalen” pada ketiga variabel tersebut.
Di bidang farmasi, gram ekuivalen dikenal dengan “grek”.

Sebagai contoh adalah:


27 gram Magnesium didalam larutannya. Memiliki massa 27 gram, massa ekuivalen
54 gram, massa molar 13, massa molar ekuivalen 26, sebesar 2 mol dan 4 mol
ekuivalen.
Mengapa dapat dinyatakan seperti itu?

Karena apabila direduksi, terdapat 2 elektron yang terlibat.

Mg2+ + 2e- 

Mg.

Normalitas adalah molaritas pada elektron yang terlibat didalam suatu larutan.
Terdapat 3 jenis larutan, yaitu asam, basa, dan garam. Perhitungannya adalah
sebagai berikut:

Untuk Asam:

Acuan normalitas pada larutan asam adalah ion hidrogen (H+).

Asam kuat

H2SO4  2H+ + SO42-


Sehingga apabila diketahui 2 Molar H2SO4, maka Normalitas larutan tersebut adalah
4 N.

Asam Lemah.

CH3COOH <- - -> CH3COO- + H+ Ka = 10-5

Apabila diketahui 0,4 Molar asam asetat, maka Normalitas larutan tersebut adalah 2
x 10-3 N. Karena sesuai dengan perhitungan pH asam lemah, yaitu [H +] = (Ka x
Ma)1/2. Dan acuan normalitas adalah ion hidrogen.

Untuk Basa:

Acuan normalitas pada larutan basa adalah ion hidroksida (OH -). Cara
perhitungannya adalah sama dengan perhitungan asam.

Untuk Garam:

Acuan normalitas adalah elektron.

Sebagai contoh adalah KMnO4 dalam suasana Asam:

MnO4- + 8H+ + 5e-  Mn2+ +

4H2O

Setelah disetarakan ternyata terdapat 5 mol elektron yang terlibat dalam reaksi
redoks ini sehingga apabila terdapat 1 M Kalium permanganat, maka Normalitas
larutan tersebut adalah 5 N. Dan apabila diketahui terdapat 18 gram H2O, maka gram
ekuivalen MnO4- adalah 1,25 grek.

Tambahan:

Hubungan antara Molaritas, Persen Berat per Volume, dan Densitas:


Terdapat m% berat per berat suatu zat S dengan densitas ρ g mL -1. Apabila diketahui
Mr zat tersebut adalah Mr, maka Molaritas:
m% = m gram S didalam 100 gram larutan.

Volume larutan adalah:

Volume Larutan = (100/ ρ) g mL-1 = (1/10 ρ) g L


Mol Solut = (%m/Mr) mol

Sehingga:

Anda mungkin juga menyukai