Anda di halaman 1dari 12

JURUSAN TEKNIK KIMIA No Dokumen : K3-02

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH No. Revisi :0

Tanggal Terbit : 3 Juli 2023


PROSEDUR PELAKSANAAN
TANGGAP DARURAT Halaman : 1 dari 12

Daftar Isi
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
3. Acuan
4. Tanggung Jawab
5. Tahapan Prosedur
6. Indikator Keberhasilan
7. Rekaman
8. Lampiran

DOKUMEN TERKENDALI
Kebijakan : 1. Dokumen ini tidak diperkenankan untuk diubah, diperbanyak, dikutip,
atau disalin secara keseluruhan maupun sebagian tanpa persetujuan
tertulis dari Pengendali Dokumen;
2. Apabila untuk keperluan tertentu dan dengan persetujuan Pengendali
Dokumen, dokumen ini dapat di photocopy untuk diberikan kepada
pihak lain dengan status Dokumen Tidak Terkendali.

Disiapkan Oleh: Dikaji ulang Oleh: Disahkan Oleh:


Rizka Mulyawan, BS., Dr. Ir. Rozanna Dewi, S.T., Dr. Lukman Hakim, S.T.,
MAdvEng dan Fadhli, S.T M.Sc M.Eng

Pengendali Dokumen Kordinator Program Studi Ketua Jurusan

1. TUJUAN
Prosedur pelaksanaan ini ditetapkan dan dipelihara untuk memberikan pedoman cara
melakukan pencegahan dan penanggulangan kejadian keadaan darurat (kebakaran, gempa
bumi) di tempat kerja.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur pelaksanaan ini diterapkan oleh semua tingkatan organisasi sehingga mampu
melakukan pencegahan dan penanggulangan gempa bumi, kebakaran kecil dan besar, serta
emahami prosedur evakuasi, penyelamatan dan pemulihan keadaan darurat.

Dokumen Keselamatan Kesehatan Kerja


JURUSAN TEKNIK KIMIA No Dokumen : K3-02
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH No. Revisi :0

Tanggal Terbit : 3 Juli 2023


PROSEDUR PELAKSANAAN
TANGGAP DARURAT Halaman : 2 dari 12

3. ACUAN
3.1 ISO 9001:2015, sub klausul 8.2.1.e penetapan persyaratan spesifik untuk tindakan
darurat, bila relevan
3.2 ISO 14001:2015, sub klausul 8.2 kesiagaan dan tanggap darurat
3.3 ISO 45001:2018, sub klausul 8.2 kesiagaan dan tanggap darurat
3.4 SMK3 PP 50/2012, elemen 6.7 (kesiapan untuk menangani keadaan darurat) dan 6.9
(rencana dan pemulihan keadaan darurat)

4. TANGGUNG JAWAB
4.1 Tim pemadam api (fire suppression) bertanggung jawab dalam melakukan pemadaman
api tahap awal dan mencegah kebakaran besar.
4.2 Tim petunjuk arah evakuasi (floor warden) bertanggung jawab dalam menunjuk arah
dan mengevakuasi personil, barang, dan dokumen berharga ke tempat aman.
4.3 Tim penyelamat (first aider) bertanggung jawab dalam menyelamatkan jiwa dan
memberikan P3K pada korban yang cidera.
4.4 Tim pengaman (security) bertanggung jawab menjaga keamanan selama keadaan
darurat.
4.5 Seluruh personil di semua tingkatan organisasi bertanggung jawab dan berwenang
untuk menerapkan prosedur pelaksanaan ini.

5. TAHAPAN PROSEDUR
5.1 Umum
Prosedur tanggap darurat disesuaikan dengan standar prosedur perusahaan untuk
semua insiden potensial dan situasi operasional yang ada termasuk kebakaran,
ledakan, gempa bumi, kecelakaan/cedera/penyakit yang perlu evakuasi medis.
5.2 Situasi Darurat Berpotensi
Beberapa jenis situasi darurat yang mungkin terjadi ditempat kerja diantaranya :
5.2.1. Kebakaran
5.2.2. Gempa bumi
5.2.3. Tsunami
5.2.4. Darurat Medis
5.2.5. Huru – Hara / Gangguan Demonstrasi

5.3 Penanggulangan Kejadian Kebakaran


5.3.1 Setiap personil diharuskan memahami :
a. Identifikasi sumber-sumber yang dapat berisiko menimbulkan kebakaran
b. Pencegahan kebakaran dengan penggunaan alat pemadam api seperti APAR
c. Prosedur evakuasi ketika terjadi kebakaran

Dokumen Keselamatan Kesehatan Kerja


JURUSAN TEKNIK KIMIA No Dokumen : K3-02
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH No. Revisi :0

Tanggal Terbit : 3 Juli 2023


PROSEDUR PELAKSANAAN
TANGGAP DARURAT Halaman : 3 dari 12

5.3.2. Prosedur penanggulangan kebakaran kecil


a. Personil yang pertama kali melihat sumber api mencoba memadamkan api
dengan menggunakan APAR yang tersedia.
b. Bunyikan alarm dengan satu kali durasi pendek untuk memberitahu agar
para personil diharapkan untuk membantu proses pemadaman api.
c. Setelah api padam, segera laporkan kejadian kebakaran kepada penanggung
jawab unit penanggulangan kebakaran.
d. Apabila api belum bisa dipadamkan, segera kerahkan tim pemadam di setiap
lantai untuk memadamkan api dengan menggunakan APAR.
e. Tim penunjuk arah evakuasi dan tim penyelamat menyiapkan kemungkinan
evakuasi dan penyelamatan penghuni serta barang berharga.

5.3.3. Prosedur penanggulangan kebakaran besar


a. Apabila kebakaran semakin membesar dan tidak dapat dipadamkan oleh tim
pemadam, segera bunyikan alarm kebakaran dengan cara membunyikan
alarm satu kali yang panjang sebagai tanda bahwa terjadi kebakaran di
lantainya.
b. Tim penunjuk arah evakuasi melaksanakan evakuasi personil,
menyelamatkan barang dan dokumen berharga.
c. Tim penyelamat melaksanakan pemberian pertolongan pertama pada
korban yang pingsan atau cidera.
d. Tim pengaman melaksanakan pengamanan terhadap lokasi kebakaran agar
tidak dimasuki oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
e. Hubungi dinas pemadam kebakaran terdekat untuk pemadaman kebakaran
besar.
f. Hubungi kantor polisi terdekat untuk pelaksanaan keamanan di lokasi.
g. Hubungi rumah sakit terdekat untuk penyelamatan korban yang
membutuhkan pertolongan medis.

5.3.4. Pelaporan kejadian kebakaran


Semua kejadian kebakaran kecil dan besar dilaporkan kepada
penanggungjawab keadaan darurat dengan memberikan informasi sebagai
berikut:
a. Lokasi dan daerah
b. Nama satuan atau bangunan
c. Nama pelapor
d. Status kebakaran

Dokumen Keselamatan Kesehatan Kerja


JURUSAN TEKNIK KIMIA No Dokumen : K3-02
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH No. Revisi :0

Tanggal Terbit : 3 Juli 2023


PROSEDUR PELAKSANAAN
TANGGAP DARURAT Halaman : 4 dari 12

Sebuah laporan tertulis yang akan disampaikan dalam waktu 24 jam, merinci
penyebab, kondisi, kerusakan dan perkiraan biaya, tindakan perbaikan dan
peralatan pemadam kebakaran yang digunakan.

5.3.5. Prosedur evakuasi kejadian kebakaran


a. Semua penghuni diharap tenang dan jangan panik (ketika mendengar alarm
pada saat kebakaran).
b. Beritahu teman terdekat anda dan lainnya melalui telepon internal, speaker.
c. Jangan membawa barang yang besar dan tinggalkan barang yang tidak perlu
yang dapat mengganggu proses evakuasi.
d. Bila memungkinkan pada saat kejadian kebakaran tutuplah semua pintu dan
jendela untuk membantu memperlambat menjalarnya api.
e. Berjalan cepat, jangan lambat tetapi jangan lari.
f. Jangan menggunakan sepatu hak tinggi ketika evakuasi.
g. Ikuti instruksi tim evakuasi.
h. Apabila terperangkap asap pada saat kejadian kebakaran, bernafaslah
pendek-pendek dan bergeraklah dengan cara merangkak karena udara di
bawah lebih sejuk.
i. Segera keluar dari gedung menuju tangga dengan mengikuti jalur evakuasi
(petunjuk tanda panah yang jelas).
j. Jangan berhenti di tangga dan kembali ke ruangan untuk mengambil barang
tertinggal.
k. Berkumpul ke tempat assembly point (tempat berkumpul) dan lakukan
absensi

5.4 Penanggulangan Kejadian Gempa Bumi


5.4.1. Sebelum terjadi gempa
a. Perhatikan dan mengingat letak pintu dan tangga darurat, bila terjadi gempa
bumi sewaktu – waktu kita sudah tahu tempat aman untuk berlindung.
b. Ketahui cara menggunakan P3K dan perlengkapan pemadam kebakaran.
c. Mencatat dan membawa nomor telepon penting

5.4.2. Saat terjadi gempa


a. Apabila terjadi gempa bumi segera bunyikan alarm dengan cara
membunyikan alarm dua kali dengan durasi pendek sebagai tanda bahwa
terjadi gempa bumi.
b. Jika anda dalam ruangan, usahakan untuk segera keluar gedung menuju ke
tempat aman (assembly area).
Dokumen Keselamatan Kesehatan Kerja
JURUSAN TEKNIK KIMIA No Dokumen : K3-02
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH No. Revisi :0

Tanggal Terbit : 3 Juli 2023


PROSEDUR PELAKSANAAN
TANGGAP DARURAT Halaman : 5 dari 12

c. Jika anda tidak memungkinkan untuk keluar gedung, segera lindungi kepala
dan badan dari reruntuhan bangunan (bila terpaksa berlindung di bawah
meja kokoh dan lainnya). Hindari berdiri disamping jendela kaca, benda yang
berat seperti di belakang rak lemari, papan, atau benda apapun yang berat
untuk menghindari benda jatuh atau menimpa anda.
d. Jika anda berada di luar ruangan, tetaplah tinggal disana sampai gempa
berhenti dan menjauhlah dari bangunan yang memungkinkan dapat roboh,
lampu jalan, tiang dan kabel listrik, pohon.
e. Jika anda di dalam kendaraan, berhenti dan tinggal di kendaraan. Hindari
berhenti didekat atau dibawah bangunan, pohon, jalan layang, dan kabel
listrik.
f. Jika anda berada di daerah pantai, perhatikan pergerakan gelombang air laut.
Jauhi pantai sejauh – jauhnya menuju permukaan yang tinggi untuk
menghindari kemungkinan terjadinya tsunami.
g. Jika anda terjebak dalam puing, janganlah bergerak, menendang debu atau
menyalakan korek. Tutup mulut anda dengan sapu tangan atau pakaian.
Sentuh pipa atau dinding sehingga penyelamat dapat menemukan anda.
Berteriak hanya sebagai pilihan yang terakhir (berteriak dapat menyebabkan
anda menghirup jumlah debu yang berbahaya).

5.4.3. Sesudah terjadi gempa


a. Ketika gempa berhenti, lihat sekeliling untuk memastikan keadaan aman
untuk bergerak, kemudian keluarlah dari gedung. Hindari genangan air,
karena dapat bermuatan listrik.
b. Jangan menggunakan lift. Gunakan tangga biasa untuk keluar gedung.
c. Jangan masuk ke bangunan sesudah terjadi gempa, kemungkinan masih ada
runtuhan – runtuhan.
d. Lakukanlah P3K kepada yang terluka. Minta pertolongan secepatnya bila ada
yang terluka.
e. Api merupakan bahaya yang paling umum setelah terjadi gempa. Carilah Alat
pemadam api dan padamkan api kecil.

Dokumen Keselamatan Kesehatan Kerja


JURUSAN TEKNIK KIMIA No Dokumen : K3-02
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH No. Revisi :0

Tanggal Terbit : 3 Juli 2023


PROSEDUR PELAKSANAAN
TANGGAP DARURAT Halaman : 6 dari 12

5.5 Penanganan Keadaan Darurat Tsunami


Berikut penanganan keadaan darurat tsunami pada pekerjaan yang berada di dekat
pantai.
a. Apabila terjadi gempa dan kemudian air laut surut secara tiba – tiba, segeralah
berlari menjauh dari pantai dan mencari tempat yang lebih tinggi karena
kemungkinan tsunami akan terjadi.
b. Jika gempa terjadi pada malam hari dengan kekuatan yang besar dan aliran listrik
serta saluran telekomunikasi terputus. Segeralah mencari bangunan bertingkat
dan naik keatas.
c. Pemerintah memasang alat pemantau dini tsunami di pantai. Jika terjadi gempa
dan disertai dengan tsunami, maka alat akan membunyikan sirine. Segeralah
menjauh dari pantai dan mencari tempat yang tinggi apabila terdengar suara sirine.

5.6 Penanganan keadaan darurat medis


5.6.1. Penanganan keadaan darurat tergigit ular
a. Jika seseorang digigit, cobalah melihat dan mengingat warna serta bentuk ular
tersebut untuk membantu pengobatan gigitan ular. Jika tidak jangan
memaksakan untuk mengejar ular tersebut.
b. Amankan posisi korban maupun penolong dari lokasi.
c. Jaga agar orang yang digigit tetap diam dan tenang. Hal ini bisa
memperlambat penyebaran racun jika ular tersebut beracun.
d. Tempatkan bagian tubuh yang terkena gigitan lebih rendah tingkatan dari
posisi jantung.
e. Mencari bantuan medis sesegera mungkin dan hubungi layanan medis darurat
setempat.

5.6.2. Penanganan keadaan darurat tergigit dan/atau tercakar monyet


f. Jika seseorang digigit, cobalah melihat dan mengingat warna serta bentuk
monyet tersebut untuk membantu pengobatan gigitan/cakaran monyet. Jika
tidak jangan memaksakan untuk mengejar monyet tersebut.
g. Amankan posisi korban maupun penolong dari lokasi.
h. Jaga agar orang yang digigit/dicakar tetap diam dan tenang. Hal ini bisa
memperlambat penyebaran racun jika beracun.
i. Tempatkan bagian tubuh yang terkena gigitan lebih rendah tingkatan dari
posisi jantung.
j. Mencari bantuan medis sesegera mungkin dan hubungi layanan medis darurat
setempat.

Dokumen Keselamatan Kesehatan Kerja


JURUSAN TEKNIK KIMIA No Dokumen : K3-02
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH No. Revisi :0

Tanggal Terbit : 3 Juli 2023


PROSEDUR PELAKSANAAN
TANGGAP DARURAT Halaman : 7 dari 12

5.6.3. Penanganan Keadaan darurat pada korban tenggelam


a. Pada saat menemukan korban tenggelam, segera berteriak minta tolong
sekuat mungkin untuk menarik perhatian orang lain.
b. Lakukan pertolongan seaman mungkin. Jangan lakukan masuk ke lokasi tanpa
pengaman. Bila tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri sebaiknya carilah
bantuan.
c. Sesudah mendapatkan bantuan, segera selamatkan korban dari air dengan
menggunakan alat bantu / alat angkut (perahu, rakit, papan selancar atau alat
bantu apung).
d. Dekati korban dengan posisi sekitar dua meter dari korban untuk
memperkirakan bagaimana kondisi korban serta situasi dan kondisi disekitar
korban.
e. Untuk korban yang masih sadar :
 Hindari kontak langsung bila korban panik, meronta atau merangkul
penolong, maka penolong harus melakukan teknik defends and release
sampai korban terlihat kelelahan baru kemudian lakukan teknik
penyelamatan. Hal ini dilakukan untuk mencegah penolong menjadi korban
baru.
f. Untuk korban yang tidak sadar :
 Bawa korban ke darat dan letakkan ditempat yang aman
 Mengecek kesadaran korban dengan cara menggoyang – goyangkan tubuh
korban sambil menegur korban.
 Selanjutnya lakukan pertolongan pertama dengan catatan Anda menguasai
teknik ini atau Anda sudah mengikuti pelatihan First Aider. Pertolongan
pertama dengan rumusan sederhana yaitu ABC. A = Airway (jalan nafas), B
= Breathing (bernafas), C = Circulation (sirkulasi, peredaran darah yaitu
jantung dan pembuluh darah)
g. Segera menghangatkan kembali korban dengan melepas pakaian basah dan
dibungkus dengan selimut tebal untuk menceah kehilangan panas tubuh.
h. Selanjutnya korban dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan
pertolongan yang intensif.

5.6.4. Penanganan keadaan darurat tersengat listrik


a. Perhatikan kondisi korban dan sekitarnya, apakah korban masih terhubung
dengan aliran listrik atau tidak. Matikan sumber listrik jika memungkinkan.
Apabila tidak memungkinkan singkirkan sumber listrik dari tubuh korban

Dokumen Keselamatan Kesehatan Kerja


JURUSAN TEKNIK KIMIA No Dokumen : K3-02
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH No. Revisi :0

Tanggal Terbit : 3 Juli 2023


PROSEDUR PELAKSANAAN
TANGGAP DARURAT Halaman : 8 dari 12

menggunakan benda yang tidak menghantarkan listrik seperti kayu, plastik,


atau karet.
b. Jika lokasi tidak aman, pindahkan korban ke tempat lain. Hubungi nomor
darurat rumah sakit terdekat.
c. Periksa pernafasan dan denyut jantungnya. Jika jantung dan nafas korban
terhenti, lakukan tindakan cardio pulmonal resuscitation (CPR), dengan
catatan bisa menguasai teknik ini.
d. Segera bawa korban ke rumah sakit terdekat.

5.6.5. Penanganan keadaan darurat terkena bahan kimia


a. Tetap tenang dan jangan panik
b. Mintalah bantuan rekan yang berada didekat anda
c. Bersihkan bagian yang terkena kontak langsung tersebut (cuci bagian yang
terkena kontak langsung dengan air mengalir)
d. Bila kulit terkena bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar
e. Bawa ke tempat yang cukup oksigen.
f. Hubungi paramedik secepatnya (dokter, rumah sakit) melalui telepon darurat.

5.6.6. Penanganan keadaan darurat kejadian kecelakaan


a. Kecelakaan karena bahan kimia
i. Lakukan penyelamatan kecelakaan sesuai dengan sifat bahan kimia yang
terkena, sesuai dengan MSDS.
ii. Luka karena asam-asam keras seperti : H2SO4 (p), HCl (p), dan asam asetat
glasial, tindakan penyelamatan adalah :
1. Siram dengan larutan soda kue (NaHCO3) 5%.
2. Netralkan dengan larutan amonia (NH4OH) 5%.
3. Siram dengan air mengalir selama 15 menit.
iii. Luka karena basa kuat KOH, NaOH dan amonia cair atau kapur tohor,
tindakan penyelamatannya adalah :
1. Netralkan dengan asam borat 4% atau asam asetat 1%.
2. Siram dengan air mengalir selama 15 menit.
iv. Keracunan bahan kimia, tindakan yang penting :
1. Identitas jenis racun.
2. Bersihkan saluran pernafasan dari kotoran, lendir atau muntahan.
3. Berikan pernafasan buatan.
4. Jika racun tidak diketahui berikan pelunak racun yaitu norit (karbon
aktif), putih telur dan susu.

Dokumen Keselamatan Kesehatan Kerja


JURUSAN TEKNIK KIMIA No Dokumen : K3-02
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH No. Revisi :0

Tanggal Terbit : 3 Juli 2023


PROSEDUR PELAKSANAAN
TANGGAP DARURAT Halaman : 9 dari 12

b. Kecelakaan peralatan
Luka karena barang tajam atau pecahan gelas
1. Bersihkan luka dari debu dan kotoran.
2. Cuci dengan alkohol dan keringkan.
3. Beri larutan yodium tincture.
4. Apabila terjadi luka yang lebih serius maka usahakan pencegahan
pendarahan lebih lanjut dan segera bawa ke rumah sakit terdekat.
c. Kecelakaan akibat bahaya lain
i. Bahaya lain yang dimaksud adalah bahaya yang terjadi selain yang
disebabkan diatas, misalnya terkena bahan-bahan panas pada mata atau
muka.
ii. Apabila bahan panas tersebut berupa asam, tindakannya adalah :
1. Cuci, gunakan air yang mengalir dengan shower.
2. Netralkan dengan larutan natrium bikarbonat 5%.
3. Teteskan minyak mineral.
iii. Apabila bahan panas tersebut berupa basa, tindakannya adalah:
1. Cuci, gunakan air yang mengalir, netralkan dengan asam borat 4%.
2. Teteskan minyak mineral.

5.6 Penanganan keadaan darurat huru – hara / gangguan demonstrasi


Apabila terjadi huru – hara atau gangguan demonstrasi di lokasimaka yang harus
dilakukan dantaranya :
a. Hentikan kegiatan dengan segera jika terjadi huru – hura di lokasi dan rapikan
peralatan kerja
b. Pastikan alat dalam keadaan mati (off) dan semua konektor kabel sudah terlepas
dari sumber listrik.
c. Personil segera mengamankan peralatan dari lokasi huru – hara. Tempatkan di
tempat yang aman.
d. Berkumpul di titik kumpul (assembly point) apabila diperintahkan untuk berkumpul.
e. Melapor kepada petugas penanggung jawab di lokasi

5.7 Sarana dan fasilitas keadaan darurat


a. Sistem proteksi kebakaran aktif seperti alat pemadam api ringan, hidran, detektor,
alarm kebakaran.
b. Sistem proteksi kebakaran pasif seperti jalur evakuasi, lampu emergency exit,
denah evakuasi, titik kumpul (assembly point)

Dokumen Keselamatan Kesehatan Kerja


JURUSAN TEKNIK KIMIA No Dokumen : K3-02
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH No. Revisi :0

Tanggal Terbit : 3 Juli 2023


PROSEDUR PELAKSANAAN
TANGGAP DARURAT Halaman : 10 dari 12

c. Safety shower dan eye wash tersedia di laboratorium. Letak safety shower tidak
lebih dari 10 meter dari setiap titik di laboratorium.
d. Ruang P3K dan peralatan pendukung lainnya seperti tandu, tabung oksigen,
kendaraan pengangkut korban.

5.8 Investigasi dan pelaporan


a. Setiap kejadian darurat harus diinvestigasi dengan teliti untuk mengetahui
penyebab sekaligus juga untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam
proses penanggulangannya.
b. Mengevaluasi setiap kejadian agar dapat diketahui tingkat kesiapan individu,
kondisi, sarana, kelancaran komunikasi dan kecepatan gerak tenaga pendukung
yang diperlukan.
c. Hasil penanggulangan keadaan darurat harus dilaporkan kepada manajemen
sebagai bahan evaluasi untuk peningkatannya.
d. Prosedur pelaporan dapat menggunakan formulir laporan kerusakan akibat
kebakaran dan laporan kejadian kebakaran.

5.9 Sosialisasi dan Verifikasi Kesiagaan Tanggap Darurat


a. Penanggung jawab tim tanggap darurat menyerahkan hasil identifikasi potensi
darurat dan rencana penanganannya ke setiap unit kerja
b. Pengawas setiap unit kerja mensosialisasikan kondisi darurat kepada personil
terkait dan peran serta tanggung jawab masing-masing dalam penanganan kondisi
darurat.
c. Penanggung jawab tim tanggap darurat secara rutin melakukan uji coba prosedur
tanggap darurat yang mungkin dilakukan, melakukan koordinasi dengan pihak
terkait.
d. Penanggung jawab tim tanggap darurat kemudian memverifikasi kesiapan tanggap
darurat terencana dan menyusun laporan status kesiagaan tanggap darurat.

5.10 Simulasi dan inspeksi


a. Sistem tanggap darurat secara berkala harus dilakukan simulasi tanggap darurat
yang menyangkut prosedur, sarana dan kemampuan petugas. Simulasi tanggap
darurat dilakukan secara berkala oleh seluruh personil setiap 1 (satu) tahun sekali.
b. Semua peralatan tanggap darurat di inspeksi secara berkala setiap 3 (tiga) bulan
sekali oleh tim tanggap darurat.

Dokumen Keselamatan Kesehatan Kerja


JURUSAN TEKNIK KIMIA No Dokumen : K3-02
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH No. Revisi :0

Tanggal Terbit : 3 Juli 2023


PROSEDUR PELAKSANAAN
TANGGAP DARURAT Halaman : 11 dari 12

5.11 Tahap pemulihan keadaan darurat


a. Apabila kondisi darurat sudah teratasi, maka P2K3 akan menentukan apakah lokasi
kejadian sudah aman untuk dimasuki kembali dengan mempertimbangkan hasil
pemeriksaan pihak yang berwajib dengan memberikan pengumuman.
b. Investigasi dan evaluasi
1. Departemen umum dan logistik dibantu unit kerja terkait melakukan
identifikasi dan penanganan terhadap kerusakan sarana fisik (peralatan,
bangunan dan lain-lain)
2. Departemen HRD dibantu tim P3K melakukan identifikasi terhadap personil
yang terkena dampak kejadian keadaan darurat.
3. Departemen SM & K3LL melakukan identifikasi terhadap kerusakan lingkungan
yang terjadi di sekitar area kejadian keadaan darurat.
c. Perencanaan perbaikan dan rekonstruksi sarana fisik yang rusak, penanganannya
dilakukan oleh tim yang ditunjuk berdasarkan SK Direksi dan disesuaikan dengan
kebutuhan dan lingkup pekerjaan.
d. Rehabilitasi personil yang terkena dampak kejadian keadaan darurat meliputi:
1. Pengobatan secara medis dilakukan di bawah pengawasan Dokter rumah sakit
rujukan
2. Pengobatan terhadap trauma akan dilakukan di bawah pengawasan
departemen HRD
e. Penanggung jawab penanganan keadaan darurat harus membuat laporan kepada
Manajemen/Direksi tentang pemulihan yang telah dilakukan.

6. INDIKATOR KEBERHASILAN
6.1 Simulasi keadaan darurat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan
6.2 Tidak ada korban atas kejadian keadaan darurat

7. REKAMAN
Seluruh rekaman terkait prosedur pelaksanaan ini dipelihara oleh personil yang berwenang.
Rekaman yang telah dinyatakan kadaluarsa atau sudah tidak berlaku dapat dimusnahkan
oleh personil yang berwenang

Dokumen Keselamatan Kesehatan Kerja


JURUSAN TEKNIK KIMIA No Dokumen : K3-02
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH No. Revisi :0

Tanggal Terbit : 3 Juli 2023


PROSEDUR PELAKSANAAN
TANGGAP DARURAT Halaman : 12 dari 12

8. LAMPIRAN
Prosedur pelaksanaan ini disimpan dalam bentuk berkas dan/atau file dalam komputer
dengan status legalitas yang sama. Adapun formulir/dokumen terkait yang digunakan
dalam prosedur pelaksanaan ini adalah :
8.1 Riwayat perubahan prosedur pelaksanaan
8.2 Laporan kerusakan
8.3 Laporan keadaan darurat
8.4 Pemeriksaan perangkat keadaan darurat
8.5 Absensi kondisi personil
8.6 Kelengkapan keadaan darurat

------- SELESAI -------

Dokumen Keselamatan Kesehatan Kerja

Anda mungkin juga menyukai